Kasus 2
Nama Peserta: dr. Rizka Ayu Intany
Nama Pendamping: dr. Nurwan Saputra
Nama Wahana: RSUD Sukadana Lampung Timur
Topic: Gagal Jantung Kongestif
Tanggal kasus: 26 April 2013
Nama pasien: Ny. U
Tanggal presentasi: 23 Mei 2013
Tempat presentasi: Aula RSUD Sukadana
Objektif presentasi
Keilmuan
Ketrampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostic
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonates Bayi
Anak
Riset
Kasus
Audit
bahasan
Cara
Pustaka
Diskusi
Presentasi
Pos
membahas
Data Pasien
Nama: Ny. U
Nama
dan diskusi
Nomor
Telp
Klinik
Data Utama Untuk Bahan Diskusi
1.Diagnosis / Gambaran klinis:
077392
Registrasi
Terdaftar
Sejak
Gagal Jantung Kongestif / Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1
minggu yang lalu dan dirasakan memberat sejak 2 hari yang lalu. Sesak nafas dirasakan
seperti tertindih beban berat dan berlangsung terus menerus. Sesak nafas dirasakan oleh
pasien semakin memberat terutama saat pasien melakukan aktivitas ringan seperti
berjalan ke kamar mandi serta saat tiduran terlentang terlalu lama. Sesak nafas
berkurang bila pasien beristirahat dengan posisi setengah duduk. Pasien menggunakan
3 bantal saat tidur dan pada malam hari, pasien terbangun dari tidurnya karena mimpi
buruk disertai sesak nafas. Pasien juga mengeluhkan batuk yang disertai dahak berbuih
dan berwarna jambon.
Pasien mengatakan sejak 5 tahun yang lalu mengeluh dadanya berdebar debar,
keluhan terjadi perlahan dan berlangsung terus menerus.
Pasien juga mengaluh cepat lelah dan badan terasa lemas sejak 2 tahun yang lalu.
Ujung jari tangan dan kaki pasien terasa dingin dan berwarna kebiruan. Bibir dan lidah
pasien juga berwarna kebiruan.
Sejak 1 tahun yang lalu, pasien mengatakan kedua kakinya bengkak dan bertambah
berat saat berjalan. Keluhan ini timbul secara perlahan lahan. Pada kedua kakinya
yang bengkak tersebut, bila dilakukan penekanan maka akan timbul cekungan yang
membutuhkan beberapa waktu untuk kembali. Keluhan bengkak berkurang bila pasien
tidur dengan mengganjal kedua kakinya dengan bantal.
Sejak 5 bulan yang lalu, pasien mengeluh perutnya bertambah besar. Keluhan
tersebut dirasakan pasien secara perlahan lahan yang semakin lama semakin
membesar seperti ada cairan di dalam perutnya. Bila pasien berbaring, pasien
merasakan perutnya melebar ke samping seperti perut kodok dan bila pasien berdiri,
pasien merasa perutnya turun ke bawah.
2. Riwayat Pengobatan: pengobatan darah tinggi (hipertensi) sejak 10 tahun lalu
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit:
-
Semarang.
2010. http://eprints.undip.ac.id/24037/1/Andreas_Christian_Widjaja.pdf
3. Widjaja AC. Uji Diagnostik Pemeriksaan Kadar D-dimer Plasma Pada Diagnosis Stroke
Iskemik. UNDIP.
2010. http://eprints.undip.ac.id/24037/1/Andreas_Christian_Widjaja.pdf
Semarang.
(1 januari
2012)
4. Sabiston. Buku Ajar Bedah Bagian 2. EGC. Jakarta. 1994.hal:579-80.
5. Mardjono M & Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta.2010:
290-91.
6. Rismanto. Gambaran Faktor-Faktor Risiko Penderita Stroke Di Instalasi Rawat Jalan
Rsud
Prof.
Dr.
Margono
Soekarjo
Purwokerto
Tahun
2006.FKM
UNDIP.Semarang.2006.http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=3745.
7. Madiyono B & Suherman SK. Pencegahan Stroke & Serangan Jantung Pada Usia
Muda. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2003.hal:3-11.
8. Ritarwan K.Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap Outcome Penderita Stroke YangDirawat Di
Rsup H. Adam Malik Medan.FK USU.medan.2003.
9. Utami IM.Gambaran Faktor - Faktor Risiko Yang Terdapat Pada Penderita Stroke Di
Rsud
Kabupaten
Kudus.FK
UNDIP.Semarang.2002.http://eprints.undip.ac.id/4021/1/2042.pdf
10. Sudoyo AW. Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. Jakarta. 2006.
11. Price SA & Wilson LM. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit jilid
2.EGC. Jakarta. 2006: 1110-19
12. Lamsudin R. Algoritma Stroke Gajah Mada Penyusunan Dan Validasi Untuk
Membedakan Stroke Perdarahan Intraserebral Dengan Stroke Iskemik Akut Atau Stroke
Infark. FKUGM. Yogyakarta. 1996.
13. Yayasan
Stroke
Indonesia. Stroke
2011.http://www.yastroki.or.id/read.php?id=250
Hasil Pembelajaran :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Non
Hemoragik.
Jakarta.
Subjektif
Perempuan, 65 tahun, Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu yang
lalu dan dirasakan memberat sejak 2 hari yang lalu. Sesak nafas dirasakan oleh pasien
semakin memberat terutama saat pasien melakukan aktivitas ringan. Sesak nafas
berkurang bila pasien beristirahat dengan posisi setengah duduk. Pasien menggunakan 3
bantal saat tidur dan pada malam hari, pasien terbangun dari tidurnya karena sesak nafas.
Pasien juga mengeluhkan batuk yang disertai dahak berbuih dan berwarna jambon.
Pasien juga mengaluh cepat lelah dan badan terasa lemas sejak 2 tahun yang lalu. Ujung
jari tangan dan kaki pasien terasa dingin dan berwarna kebiruan. Bibir dan lidah pasien
Objektif
A.
Kepala
S : 36,5oC
: Tidak ada.
B. Pemeriksaan Mulut
: sianosis (+)
Mukosa
: Tidak anemis
Lidah
: sianosis (+)
JVP
Trakhea
C. Pemeriksaan Leher
: Meningkat, 5 + 3 cmH2O
: Deviasi trakea (-)
D. Pemeriksaan Thoraks :
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas
Superior
Inferior
Assesment
Gagal Jantung Kongestif /CHF (Congestive Heart Failure)
-
Diagnosis etiologi
: Hipertensi grade II
Diagnosis anatomi
: LVH
Kriteria Minor :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Diagnosis
minor.
Edema eksremitas
Batuk malam hari
Dispnea deffort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
Takikardi(>120/menit)
gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria major dan 2 kriteria
Pada diagnosis anatomi adanya LVH ditunjukan dari pemeriksaan fisik pada batas kiri
bawah jantung terletak di SIC VI 2 jari lateral LMCS yang berhubungan akibat peningkatan
beban jantung karna hipertensi kronik.
Klasifikasi menurut New York Heart Association (NYHA), merupakan pedoman
untuk pengklasifikasian penyakit gagal jantung kongestif berdasarkan tingkat aktivitas
fisik, antara lain:
NYHA class I, penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik
serta tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung seperti cepat lelah, sesak
Plan
Diagnosis
Pengobatan
Non Farmakologis
-
Pendidikan
Konsultasi