Anda di halaman 1dari 67

Hepatitis akut merupakan peradangan

Hati secara akut.


Umumnya disebabkan oleh virus
hepatitis
Infeksi
Virus : hepatotropik (A G), Epstein
Barr, Cytomegalovirus
Bakteri : S.typhosa, M.tuberculosis
Protozoa : Toxoplasma
Parasit : amoeba
Non infeksi
Autoimun
Infiltrasi (keganasan)
Toksik (obat a.l tuberkulostatika,
sitostatika, parasetamol,
antikonvulsan)
Metabolik (gangguan metabolik KH,
lemak, protein)

Hepatitis viral akut


merupakan urutan
pertama dari berbagai
penyakit hati di seluruh
dunia
1-2 juta kematian setiap
tahunnya.

Hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari


kasus-kasus hepatitis akut
Hepatitis C (15,5%-46,4%)
Hepatitis B (6,4%-25,9%)
Hepatitis D, walaupun infeksi hepatitis ini erat
hubungannya dengan infeksi hepatitis B, di Asia
Tenggara dan Cina infeksi hepatitis D tidak biasa
dijumpai pada daerah dimana prevalensi HBsAg
sangat tinggi.
Hepatitis E (HEV) dan Hepatitis G (HGV)

Berat 1200-1500g
Terdiri dari lobus
kanan dan kiri
Aliran darah
rangkap
dari -A.Hepatika
-V.Porta

Fungsi keseluruhan
Mengatur
keseimbangan
cairan dan elektrolit
Mengatur volume
darah
Alat saringan (filter)
Pusat Metabolisme
Proses Detoksifikasi

Fungsi sel-sel hati :


Fungsi sel epitel
Fungsi sel kupfer

Proses Detoksifikasi
Pusat Metabolisme
Metabolisme
- Reduksi
pigmen empedu
- Oksidasi
Metabolisme
- Hidrolisa
Kolesterol
- konjugasi
Metabolisme asam
empedu
Metabolisme protein
Metabolisme
kabohidrat

RETIKULOENDOTELIAL SYSTEM
Katabolisme Hb hem + globin
Hem biliverdin bilirubin I (indirek) tidak larut dalam air larut
dalam lemak
Diikat albumin
HATI
Dikonjugasi oleh UDP glukoronil
transferase bilirubin gllukoronid /II
(bilirubin direct) larut dalam air

SIRKULASI ENTERO HEPATIK


(70mg)

GINJAL
Sterkobilinogen yang
diabsorpsi(<5%)
urobilinogendioksidasi
dalam urin

URIN
urobilin

USUS
Bilirubin direct oleh bantuan kumankuman usus sterkobilinogen
diabsorpsi sedikit lalu sisanya
dikeluarkan melalui feses

FESES
sterkobilin

Hati

Kantong Empedu

Empedu
Mengemulsikan Lemak
Kanalikulus Biliaris
dipekatkan
Duktus Hepatosit

Duktus cysticus

Komponen empedu
Air
Garam empedu
Bilirubin II (pigmen empedu)
Kolesterol
Lesitin
Prostaglandin

Fosfatase
meningkat pada
kerusakan sel hepar
Serum 5nucleotidase
menghidrolisa
Nukleotida posisi 5
dari pentosa
Transaminase
-SGOT
-SGPT

LDH (lactic
dyhidrogenase)
banyak di jaringan.
Indeks relatif
insensitifkelainan
hepatoseluler
Serum Glucose 6
fosfatase hanya
terdapat pada hati

Hampir semua kasus hepatitis virus


akut disebabkan oleh salah satu dari
lima jenis virus yaitu: virus hepatitis A
(HAV), virus hepatitis B (HBV), virus
hepatitis C (HCV), virus hepatitis D
(HDV) ,virus hepatitis E (HEV) dan virus
hepatitis G (HGV)
Semua jenis virus tersebut
memperlihatkan kesamaan dalam
perjalanan penyakitnya.

PERJALANAN ILMIAH HEPATITIS

Virus HAV

Fecal oral

Virus masuk hepatosit

Adanya reaksi imun


destruksi sel-sel hati
(jejas pada hati)
Obstruksi saluran empedu
dan cedera hepatosit

Ikterus

Makanan / minuman yg mengandung HAV

Tertelan

keluar bersama tinja melalui sal. empedu


Diabsorbsi kedalam pembuluh darah
Hati

berduplikasi menulari hepatosit lainnya

Difagositosis oleh hepatosit


hepatitis A
Genom dari HAV memproduksi protein

Membentuk capsid virus

Tiap capsid mengandung RNA virus

Gejala Prodormal

Ikterus

Malaise,anoreksia,demam,
nyeri diabdomen
kuadran kanan atas

Warna urin bertambah gelap


Warna feses memucat

Sembuh
Tambahan :
- Hampir semua HAv dapat sembuh

Kerusakan sel
hatirespon dari
antigen virus
Respon immune

HBsAg dan anti HBs


HBcAg dan anti HBc
HBeAg dan anti HBe

Faktor resiko
terbesar perinatal
thdp HBsAg ibu
positif
penularan tinggi bila
ibu HBeAg +

Marker

Significance

HBsAg

Indicates infection with HBV

HBcAg

Non Detectable in serumn only in


liver tissue

HBeAg

Indicates active HBV infection,


HBV replication

AntiHBs

Indicates clinical recovery from


HBV infection

Anti HBc

Indicates active HBV infection


(acute and chronic)

IgM anti HBc

Early index of acute HBV


infection

Anti HBe

Seroconversion indicates
resolution in most case

HBV DNA

Indicates HBV replication

Hepatitis
Ckronis tp
resiko untuk
kronis < dari
hepatitisB
Gejala klinis
Ringan
Adanya anti HVC
dan aktivitas
enzim amino
transferase

Etiologi dan transmisi


Patogenesis
Gejala klinis
Pemeriksaaan lab

ETIOLOGI

Hepatitis C virus:
- RNA
- Flavivirus (bersamasama dgn hep. G,
yellow fever, dengue)

TRANSMISI
1.
Transfusi darah ( sblm
ada penapisan donor
darah oleh PMI)
2.
Sporadik (diket),
Berhubungan dgn:
- sos-ek
- pendidikan
- perilaku seks
beresiko
3. Ibu ke anak
4. tindakan-tindakan medis
(endoskopi, perawatan
gigi, dialisis, operasi)

VIRUS

Lepaskan radikal O2

apoptosis

Prot core
Berinteraksi dgn inti sel

Aktivasi sel Th
MEKANISME
IMUN

fibrosis

Maktifkan sel T sitotoksik


Mediator2 inflamasi
(TNF, TGF-1)

proliferasi
miofibroblas

Tekan regulasi imunologik

Aktivasi sel2 stelata

Sirosis hati

6 bulan

Hep C akut

Hep C kronik
Seringkali asimtomatik

malaise
mual

Asupan alkohol
ikterus

Dipengaruhi
Faktor resiko

Koinfeksi dgn HIV/


Hep. B
Jenis kelamin laki-laki

Usia tua

infeksi pada hati, karena virus hepatitis D hanya


menunjukkan gejala penyakit bila diikuti oleh inf. Hep. B

Penggunaan jarum Pelayan kesehatan


suntik steril
dan pekerja sosial
Homoseksual
Anak yg lahir dr
ibu pengidap
Pasien
Hemodialisa
hepatitis (jarang)
Sex yang aman =
dewasa> anak2

Hepatitis D virus
Group:Group VII (dsDNA-RT)
Family:Hepadnaviridae
Genus:Orthohepadnavirus
Species:Hepatitis D virus
RNA virus (delta virus) hanya
menyerang sel hati yang terinfeksi
HBV
Penularankontak darah dan sexual
Gejala symptomatis HBV
Infeksi HBV yang diikuti dgn infeksi
HDV biasanya berlanjut kronis
Infeksi HDV (+) HBVko-infeksi
sbbkan inf kronis pd 5% pasien
Infeksi HDV pada pasien dgn HBsAg+
superinfeksi
sbbkan inf kronis pd 80-90% pasien

Masa inkubasi: 21-45 hari tp dpt > singkat pd


kasus superinfeksi
HDV dapat bereplikasi di hepatosit, tapi
membutuhkan HBsAg untuk melakukan
propagation
Efek sitotoksik HDV
Imun
Kematian sel

Gejala:
lelah
demam
Nafsu makan hilang
Mual, muntah

90% asimptomatik

Tanda:
Scleral icterus
Nyeri perut, sering du
kuadran kanan atas
Encephalopathy
(jarang)
Petechia (jarang)
Urin gelap (bwarna
teh)

CIRI-CIRI

HAV

HBV

HCV

HDV

HEV

Kelas Virus

Picorna

Hepadna

Flaviviridae

Satelite

Calice like

Genom

RNA

DNA

RNA

RNA

RNA

Inkubasi

15-45 hari (r :
30 hari)

30-180 hari (r:6069hari)

15-160 hari (r:


50 hari)

30-180 hari (6090 hari)

14-60 hari (r : 40
hari)

Preferensi umur

Anak, dewasa
muda

Dewasa muda,
bayi, anak kecil

Semua umur

Dewasa muda,
bayi , anak kecil

Dewasa muda
20-40thn

Penularan
- Oral-fecal
- Percutaneus
- Perinatal
- Seksual

+++
Tidak biasa
+/-

+++
+++
++

+++
+/+/-

+++
+
++

+++
-

Klinis
- Keparahan
- Fulminan
kronik
- Karier
- Kanker
- Prognosis

Ringan
0.1%
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik sekali

Kadang2 berat
0.1-1%
Kadang2 (1-10%),
Neonatus (90%)
+
> Umur > buruk

Sedang
0.1%
Umum 50%
0.5-1.0 %
+
Sedang

Kadang2 berat
5-20%
Umum
Bervariasi (10+/Akut baik,
kronik buruk

Ringan
1-2 %
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Baik

Profilaksis

IG
Vaksin tidak
reaktif

HBIG
Vaksin
rekombinan

Tidak ada

Vaksin HBV
( karier HBV)

Tidak diketahui

Terapi

Tidak ada

Efektif dengan
interferon 40%

Interferon
efektif 50%

Tidak diketehui

Tidak ada

Anamnesa
Identitas
Keluhan utama
Riwayat perjalanan
penyakit sekarang
Riwayat penyakit
terdahulu
Faktor lingkungan

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Gejala klinik
Pemeriksaan klinik
Pemeriksaan
laboratorium

GAMBARAN KLINIK

Stadium prodromal

Stadium ikterik

Masa inkubasi bervariasi :


Gejala konstitusional : anoreksia, nausea, vomitus, malaise, artralgia,
mialgia, sakit kepala, fotofobia, faringitis, batuk & pilek
Demam pada hepatitis E
Urin yang gelap dan feses yang berwarna lempung (clay)
Gejala prodromal konstitusional menghilang
Penurunan berat badan ( 2,5-5 kg)
Hepatomegali ( Permukaan rata, pinggir tajam, Nyeri tekan +)
Splenomegali dan adenopati servikal ditemukan pada 10-20 % pasien
Mata dan kulit menjadi kuning (ikterus)

Stadium penyembuhan

Gejala konstitusional menghilang


Ikterik menghilang
Lama fasenya 2-12 minggu
Hepatomegali masih ditemukan

Pem. tinja dengan indikasispesifik HVA


USG
BIOPSI
urin :

kuning pekat
bilirubin +
urobinogen +

darah :

Bilirubin total meningkat


SGPT dan SGOT meningkat (> 400 i.u)
Protrombin time memanjang
Tes serologi permulaan untuk HAV-IgM dan HbsAg
Albumin
Protein total

Cara mengukur :
- Imunodifusiradial (Ouchterlony)
- Counterimmuno Electrophoresis (CIEP)
- Passive Hemaglutination (PHA)
- Reverse Passive Hemaglutination
(RPHA)
- Enzyme Immuno Assay (EIA/ELISA)
- Radio Immuno Assay (RIA)

HBsAg
Ag

Lap permukaan virus

HBeAg
Lap inti
HBsAg

Virus Marker
Anti-HBs

Ab

Anti-HBe

Anti-Hbc

HBsAg :
- Hepatitis B Surface Antigen
- (+) pada masa inkubasi
- Menetap selama ada gejala klinik
- Hilang setelah 3 Bulan
- Menetap sampai lebih dari 6 bulan
kronik/carrier
Anti-HBs :
- (-) selama fase akut
- (+) pada fase penyembuhan setelah HBsAg (-)
bertahan seumur hidup
Window Period HBsAg sudah (-), tetapi anti-HBs
masih (-)/belum terdeteksi

HBcAg :
- Hepatitis B Core
Antigen
- Hanya terdapat di
dalam nucleus hati
- Menggambarkan
replikasi HBV
- (-) dalam darah

Anti-HBc :
- Pada fase akut,
setelah HBsAg
menetap lama
- Pada fase reaktifitas
HBV akan timbul
IgM dan IgG-anti HBc
- Fase penyembuhan
IgG-anti HBc (+)
- IgM-anti HBc (+)
HBV akut window
period
- IgM-anti HBc menetap
>6 bulan kronik

HBeAg :
- Hepatitis B-e
Antigen
- Sering ditemukan
bersama dengan
titer HBsAg
- Replikasi HBV
- HBeAg lebih cepat
hilang dibanding
HBsAg
- Jika menetap >10
minggu kronik

Anti-HBe :
- Terdeteksi pada
akhir fase akut,
setelah HBeAg (-)
terminasi infeksi
HBV

Pemeriksaan

Hepatitis Kronik
Persisten

Hepatitis Kronik
Aktif

SGOT

Meningkat 4-5 kali


Normal

Meningkat lebih dari


10 kali Normal

SGPT

Meningkat 4-5 kali


Normal

Meningkat lebih dari


10 kali Normal

-GT

ALP

Normal

Protrombin Time

Normal

Memanjang

Bilirubin

Normal

Normal/Sedikit
meningkat

IgM

Sedikit meningkat

Meningkat

IgG

Normal

Sangat meningkat

BSP

< 12 %

> 20 %

As. Empedu

Antigen HDV positif > 20%


HDV RNA positif > 90%
Anti HDV Ig M & IgG +
Antigen antibodi A HDV +
kronik
Anti-HB core IgM
positive, kecuali pada
superinfeksi anti
HB core Ig M
Enzim hati

Biopsi hepatitis

Ikterus fisiologis
Penyakit
hemolitik
Respon pada
neonatus

Bila dehidrasi berat makanan per oral


tidak mungkin dilakukanrawat inap
Diet
Antiemetik bila muntah
Vit K bila PT memanjang

1.
2.

Supportif
Pemantauan gejala
penyakit 6 bulan
untuk mencegah
kekronisan
Dirawat bila
dehidrasi berat dan
kesulitan makan per
oral

Supportif
Mencegah kronisitas
Antivirus (rekombinasi
interferon)
Periksa ulang anti HCV

Hepatitis A jarang
Hepatitis B Ca Hepatoseluler
Sirosis Hepatis
Glomerulonephritis
Membranosa
Hepatitis C Sirosis

Umum Perbaikan higiene makanan


Perbaikan higiene Lingkungan
Khusus Imunisasi Pasif
- Profilaksis pra paparan
- Profilaksis pasca paparan

Imunisasi Aktif

Usia

Dosis
antigen

Volume per
dosis

Jumlah

Jadwal

2-18
TAHUN

720 ELU

0,5

2 kali

Bulan ke
0,6-12

>19 tahun

1440 ELU

1,0

2 kali

Bulan ke
0,6-12

Umum

Khusus

Horisontal
Vertikal
Imunisasi pasif
Imunisasi aktif

Status ibu

Imunisasi

Dosis

Jadwal

Keterangan

Pengidap

Aktif

Engerix B :10 mg (0,5 ml)


HBVax-II : 5 mg (0,5 ml)

0,16 bulan

12 jam pertama

Pasif

HBIg :100 U (0,5ml)

0 bulan

12 jam pertama

Bukan
pengidap

Aktif

Engerix B :10 mg (0,5 ml)


HBVax-II : 2,5 mg (0,25 ml)

0,16 bulan

Segera setelah lahir


atau secepatnya
dalam 6 bulan
pertama

Tidak
diketahui

Aktif

Engerix B :10 mg (0,5 ml)


HBVax-II : 5 mg (0,5 ml)

0,16 bulan

Segera setelah lahir

Penyaringan terhadap donor darah dan


organ
Mencegah kontak fisik paparan terhdp
HCV
Vaksin belum tersedia

Komplikasi:

Therapi:

Infeksi HDV akut


Terapi supportive
Infeksi HDV Kronik
Seperti inf. HBV
interferon-alfa
Antiviral :
lamivudine,
adevofir
Transplan hati

Hepatitis aktif kronik


Hepatitis fulminan

Pencegahan:

Vaksinasi Hep B

HBV-HDV coinfection
Profilaksis pre/post exposure
(hepatitis B immune globulin
or vaccine)

Hindari bahan-bahan berbahaya yg dpt


mjd sarana penularan

Orang dengan inf akut HDV biasanya


membaik dlm 2-3 mg. Px enzim hati N
kembali dlm 16 mg
10% penderita menjadi inf kronik
hepatitis

Rawat Jalan, pada pasien dengan mual dan


anoreksia berat
Mempertahankan asupan kalori & cairan yg
adekuat

Porsi sarapan yang cukup besar


Menghindari konsumsi alkohol

Pembatasan aktivitas sehari-hari


Pengobatan

Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis


A, E & D
Pemberian interferon alfa pada hepatitis C akut
Lamivudin atau adefovir pada hepatitis B akut
Obat-obat yang tidak perlu harus dihentikan

Vaksin HAV yang


dilemahkan

Efektitifitas 94-100%
Antibodi protektif terbentuk
dalam 15 hari
Aman, toleransi baik
Efektifitas proteksi 20-50
tahun
ES : nyeri di tempat
penyuntikkan

Dosis & jadwal vaksin HAV

> 19 tahun: 2 dosis of


HAVRIX ( 1440 Unit Elisa )
dengan interval 6-12 bulan
Anak > 2 tahun : 3 dosis
HAVRIX ( 360 Unit Elisa ),
0,1 , dan 6-12 bulan atau 2
dosis HAVRIX, 0, 6-12
bulan

Indikasi vaksinasi

Pengunjung beresiko tinggi


Homoseksual/biseksual
IVDU
Anak & dewasa muda pada
daerah yang pernah
mengalami kejadian luar
biasa luas
Pekerja laboratorium
Pramusaji
Pekerja pada pembuangan
air

Keberhasilan vaksin HAV pada pasca


paparan belum jelas
Dosis & jadwal pemberian
immunoglobulin :

Dosis 0,02 ml/kg, suntikan pada daerah deltoid


sesegera mungkin setelah paparan
Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan
Indikasi : kontak erat dan kontak dalam rumah
tangga dengan infeksi HAV akut

Vaksin rekombinan ragi

Mengandung HBsAg

Menginduksi anti HBsAg>>

Efektifitas 85-95%

ES : nyeri sementara pada


tempat suntikan dan
demam ringan dan singkat

Peran imunoterapi untuk


pasien hepatitis B kronik
sedang dalam penelitian
Dosis dan jadwal vaksinasi
HBV: Pemberian IM
( deltoid ), diulang pada 1
dan 6 bulan kemudian

Indikasi

Imunisasi universal untuk bayi


baru lahir
Grup resiko tinggi :

Pasangan & anggota keluarga


yg kontak dgn karrier H.B
Pekerja kesehatan dan pekerja
yang terpapar darah
IVDU
Homoseksual dan biseksual
pria
Individu dgn banyak pasangan
seksual
Resipien transfusi darah
Pasien hemodialisis
Sesama narapidana
Individu dgn p`yakit hati yg
sudah ada

Kontak seksual dengan individu hepatitis akut :

Neonatus dari ibu yang mengidap HBsAg positif :

Segera
Dosis 0,04 0,07 mL/kg HBIG
Waktu :

Saat atau hari yang sama

Vaksin kedua dan ketiga diberikan 1 dan 6 bulan


kemudian
Setengah mL HBIG 12 jam setelah lahir di bagian
anterolateral otot paha atas
Vaksin HBV dengan dosis 5-10 ug diberikan dalam waktu 12
jam pada sisi lain. Diulang pada 1 dan 6 bulan

Efektifitas perlindungan melampaui 95 %

Kemunculan IgG anti HEV pada kontak


dengan pasien hepatitis E dapat
bersifat proteksi, akan tetapi
efektifitas dari immunoglobulin yang
mengandung anti HEV masih belum
jelas.
Vaksin HEV sedang dalam penelitian
klinis pada daerah endemik

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai