Anda di halaman 1dari 18

TEKN.

PEMANFAATAN
BATUBARA

Pada kegiatan eksplorasi batubara, kita selalu menginginkan utk


mendapatkan lapisan batubara yang tebal. Dalam bentuk lapisan
menerus dgn ketebalan yang sama kesemua arah dan kualitas
batubaranya baik.

Sebagai catatan, hasil pengamatan pada singkapan batubara yang


diperoleh dilapangan, dikombinasikan dengan hasil pemboran eksplorasi,
akan dapat diketahui berbagai macam bentuk lapisan batubara yang ada
diantara lapisan batuan sedimen.

Untuk hal tesebut, dalam melakukan interpretasi geologi yang berkaitan


dalam usaha memahami bentuk lapisan batubara, di anjurkan
memadukan semua data geologi yang diperoleh pada saat melakukan
pemetaan permukaan (surface) dan pemetaan bawah permukaan (sub
surface).

Makin banyak data yang diperoleh dari hasil pemboran inti, interpretasi
geologi akan mendekati keadaan sebenarnya.

Bentuk ini dicirikan oleh lapisan batubara


dan
lapisan
batuan
sedimen
yang
menutupinya melengkung kearah atas
yang diakibatkan oleh besarnya gaya
kompresi
Akibat pelengkungan itu batubara terlihat
terpecah2, akibatnya batubara mejadi
kurang kompak.
Pengaruh air hujan, yang selanjutnya
menjadi airtanah, akan mengakibatkan
sebagian dari butiran batuan sedimen
yang terletak di atasnya, bersama airtanah
akan masuk di antara rekahan lapisan
batubara,
Kejadian
tsb
saat
dl
tambang
mengakibatkan
batubara
mengalami
pengotoran (terkontaminasi) dlm bentuk
butiran2
batuan
sedimen
sebagai
kontaminan anorganik, sehingga batubara
menjadi tidak bersih dan hal tersebut tidak
diinginkan apabila batubara tsb akan
dipergunakan sebagai bahan bakar

Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan


yang menipis di bagian tengah. Pada
umumnya bagian bawah (dasar) dari
lapisan batubara merupakan batuan
yang plastis misalnya batulempung
sedang di atas lapisan batubara secara
setempat ditutupi oleh batupasir yang
secara lateral merupakan pengisian
suatu alur. Sangat dimungkinkan,
bentuk pinch ini bukan merupakan
penampakan
tunggal,
melainkan
merupakan
penampakan
yang
berulang-ulang. Ukuran bentuk pinch
bervariasi dari beberapa meter sampai
puluhan
meter.
Dalam
proses
penambangan batubara, batupasir
yang mengisi pada alur-alur tersebut
tidak
terhindarkan
ikut
tergali,
sehingga
keberadaan
fragmenfragmen batupasir tersebut juga
dianggap sebagai pengotor anorganik.
Keberadaan
pengotor
ini
tidak
diinginkan apabila batubara tersebut
akan dimanfaatkan sebagai bahan
bakar

Bentuk ini terjadi apabila di antara


dua bagian lapisan batubara
terdapat urat lempung ataupun
pasir.

Bentuk ini terjadi apabila pada satu


seri lapisan batubara mengalami
patahan, kemudian pada bidang
patahan yang merupakan rekahan
terbuka terisi oleh material
lempung ataupun pasir.

Apabila batubaranya ditambang,


bentukan Clay Vein ini dipastikan
ikut tertambang dan merupakan
pengotor anorganik (mineral
matter) yang tidak diharapkan.
Pengotor ini harus dihilangkan
apabila batubara tersebut akan
dikonsumsi sebagai bahan bakar.

Bentuk ini terjadi apabila di daerah di


mana batubara semula terbentuk suatu
kulminasi sehingga lapisan batubara
seperti
terintrusi.
Sangat
dimungkinkan lapisan batubara pada
bagian
yang
terintrusi
menjadi
menipis atau hampir hilang sama sekali.

Bentukan intrusi mempunyai ukuran


dari beberapa meter sampai puluhan
meter. Data hasil pemboran inti pada
saat eksplorasi akan banyak membantu
dalam menentukan dimensi bentukan
tersebut.
Apabila
bentukan
intrusi
tersebut merupakan batuan beku, pada
saat
proses
penambangan
dapat
dihindarkan, tetapi apabila bentukan
tersebut merupakan tubuh batupasir,
dalam proses penambangan sangat
dimungkinkan ikut tergali.

Oleh
sebab
itu
ketelitian
dalam
perencanaan
penambangan
sangat
diperlukan,
agar
fragmen-fragmen
intrusi tersebut dalam batubara yang
dihasilkan dari kegiatan penambangan
dapat dikurangi sehingga keberadaan
pengotor anorganik tersebut jumlahnya
dapat diperkecil.

Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana


deposit batubara mengalami beberapa seri
patahan.
Apabila
hal
ini
terjadi,
akan
mempersulit dalam melakukan perhitungan
cadangan batubara. Hal ini disebabkan telah
terjadi pergeseran perlapisan batubara ke
arah vertikal.

Dalam melaksanakan eksplorasi batubara di


daerah yang memperlihatkan banyak gejala
patahan, diperlukan tingkat ketelitian yang
tinggi, tidak dibenarkan hanya berpedoman
pada hasil pemetaan geologi permukaan saja.
Oleh sebab itu, di samping kegiatan pemboran
inti, akan lebih baik bila ditunjang oleh data
hasil penelitian geofisika.

Dengan demikian rekonstruksi perjalanan


lapisan
batubara
dapat
diikuti
dengan
bantuan hasil interpretasi dari data geofisika.
Apabila
patahan-patahan
secara
seri
didapatkan, keadaan batubara pada daerah
patahan
akan
ikut
hancur.
Akibatnya
keberadaan
kontaminan
anorganik
pada
batubara tidak terhindarkan. Makin banyak
patahan
yang
terjadi
pada
satu
seri
sedimentasi endapan batubara, makin banyak
kontaminan anorganik yang terikut pada
batubara pada saat ditambang

Bentuk ini terjadi apabila di daerah


endapan batubara, mengalami proses
tektonik hingga terbentuk perlipatan.
Perlipatan tersebut dimungkinkan masih
dalam
bentuk
sederhana,
misalnya
bentuk antiklin atau bentuk sinklin, atau
sudah merupakan kombinasi dari kedua
bentuk tersebut. Lapisan batubara bentuk
fold, memberi petunjuk awal pada kita
bahwa batubara yang terdapat di daerah
tersebut
telah
mengalami
proses
coalification
relatif
lebih
sempurna,
akibatnya
batubara
yang
diperoleh
kualitasnya relatif lebih baik. Sering sekali
terjadi, lapisan batubara bentuk fold
berasosiasi dengan lapisan batubara
berbentuk
fault.
Dalam
melakukan
eksplorasi batubara di daerah yang
banyak perlipatan dan patahan, kegiatan
pemboran inti perlu mendapat prioritas
utama agar ahli geologi mampu membuat
rekonstruksi
struktur
dalam
usaha
menghitung jumlah cadangan batubara

1.

SECARA UMUM

Anthracite
Bituminous Coal
Sub Bituminus Coal
Lignit
Peat (gambut)

Penggolongannya menekankan pada kandungan relatif antara


unsur C dan H2O yang terdapat dalam batubara.
Pada Anthracite, Kandungan C relatif tinggi dibanding dgn
H2O
Pada Bituminous dan Peat, kandungan unsur C relatif rendah
dibanding H2O
Pada Bituminous, kandungan unsur C relatif lbh rendah di
bandingkan dengan unsur C pada Anthracite.
Sebaliknya kandungan H2O pada Bituminous relatif lbh tinggi
dibanding dengan kandungan H2O pada Anthracite

A. Jenis Anthracite
Warna hitam, sangat mengkilat,
kompak; kandungan karbon sangat
tinggi; nilai kalor sangat tinggi;
kandungan air ,abu dan sulfur
sangat sedikit.
B. Jenis Bituminous
Warna hitam mengkilat, kurang
kompak, kandungan karbon relatif
tingg; nilai kalor tinggi; kandungan
air, abu dan sulfur sedikit.
C. Jenis Lignite
Warna
hitam,
sangat
rapuh;
kandungan karbon sedikit; nilai
kalor rendah; kandungan air tinggi;
kandungan
abu
banyak;
kandungan sulfur banyak

2. BERDASARKAN ATAS NILAI KALOR

Batubara Tingkat Tinggi (high rank) meliputi meta anthracite, anthracite, semi anthracite

Batubara tingkat menengah (moderate rank), meliputi Low volatile bituminous coal, high
volatile coal

Batubara tingkat rendah (low rank), meliputi sub bituminous coal, lignite

Penggolongan tersebut diatas lebih ditekankan pada nilai kalor yang dihasilkan, selain tetap
memperhatikan kandungan unsur C dan jumlah volatile matter yang terdapat
didalamnya.

Seperti pada penggolongan yang pertama, apabila batubara dipakai dalam industri, akan
dipilih batubara tingkat tinggi, karena akan menghasilkan panas yang cukup tinggi.

Batubara yang diperoleh dari hasil penambangan pasti mengandung bahan


pengotor (impurities).

Pada saat terbentuknya batubara selalu bercampur dengan mineral penyusun


batuan yang selalu terdapat bersamaan selama proses sedimentasi, baik
sebagai mineral anorganik ataupun sebagai bahan organik

Selain itu, selama berlangsung proses coalification terbentuk unsur S yang


tidak dapat dihindarkan, termasuk keberadaan pengotor dalam batubara hasil
penambangan dalam jumlah besar yang selalu menggunakan alat-alat berat

1.

Inherent Impurities

Merupakan pengotor bawaan yang terdapat dalam batubara


Batubara yang sudah dicuci (washing) dan dikecilkan ukuran butirnya/diremuk
(crushing) sehingga dihasilkan ukuran tertentu, ketika dibakar habis masih
memberikan sisa abu
Pengotor bawaan ini terjadi bersama2 pada waktu proses pembentukan
batubara (masih berupa gelly)
Pengotornya dapat berupa gipsum (CaSO42H2O), inhidrit (CaSO4), pirit
( FeS2), silika (SiO2), dapat juga berbentuk tulang2 binatang
Pengotor bawaan ini tidak mungkin dihilangkan sama sekali, tetapi dapat
dikurangi dengan melakukan pembersihan, yang biasa dikenal dengan
teknologi batubara bersih.

2. External Impurities
Merupakan pengotor yang berasal dari luar, timbul pada saat proses
penambangan, antara lain terbawanya tanah yang berasal dari lapisan penutup
(OB)
Mutu batubara mempunyai peranan penting dalam memilih peralatan yang akan
dipergunakan dan pemeliharaan alat, sehingga dalam penentuan mutu/kualitas
batubara maka hal yang perlu diperhatikan diantaranya : Heating value,
moisture content, ash content, sulfur content, volatile matter, fixed carbon, dll.

1. Heating Value

Dinyatakan dalam kkal/kg, banyaknya jumlah kalori yang dihasilkan oleh


batubara tiap satuan berat (dlm kilogram)

Dikenal nilai kalor net (net calorific value/low heating calorific value), yaitu nilai
kalor hasil pembakaran di mana semua air (H2O) dihitung dalam keadaan gas.

Nilai kalor gross (grosses calorific value dan high heating value) yaitu nilai
kalor hasil pembakaran dimana semua air (H2O) dihitung dalam keadaan cair

Semakin tinggi nilai HV, makin lambat jalannya batubara yang akan
diumpankan sebagai bahan bakar setiap jamnya, sehingga kecepatan umpan
batubara (coal feeder)perlu disesuaikan

2. Moisture Content (kandungan lengas)

Jumlah lengas dalam batubara akan mempengaruhi penggunaan udara primer.

Batubara dengan kandungan lengas tinggi akan memerlukan lebih banyak udara
primer untuk mengeringkan batubara tersebut agar suhu batubara pada saat
keluar dari gilingan (mill) tetap, sehingga hasil produksi industri dapat dijamin
kualitasnya.

Lengas batubara ditentukan oleh jumlah kandungan air yang terdapat dalam
batubara baik kandungan air internal (air senyawa/unsur), maupun kandungan
air eksternal (air mekanika).

Kandungan air internal air yang terikat secara kimiawi


jenis air ini sulit utk dilepaskan/dihilangkan, tetapi dapat dikurangi dengan cara
memperkecil ukuran butir batubara
Kandungan air eksternal
air yang menempel pada permukaan butir
batubara
makin luas butir batubara , makin luas jumlah permukaan butir secara
keseluruhan, sehingga makin banyak pula air yang menempel

3. Ash Conten (kandungan Abu)

Komposisi batubara bersifat heterogen, terdiri dari unsur organik (dari


tumbuh2an), dan senyawa anorganik yg merupakan hasil rombakan yang ada
disekitarnya, bercampur selama proses transportasi, sedimentasi dan proses
pembatubaraan.
Apabila batubara dibakar, senyawa anorganik yang ada diubah menjadi senyawa
oksida yang berukuran butir halus dalam bentuk abu
Abu hasil pembakaran tersebut dikenal sebagai ash content (kandungan abu)
Impurities yang terdapat dlm batubara berperan sangat penting pada
kandungan abu batubara.
Apabila batubara ini dipakai utk PLTU, abu yang ada akan terpisah menjadi abu
dasar (20%) yang terkumpul didasar tungku dan abu terbang (80%) yg akan
keluar melalui cerobong asap.
Sedang apabila batubara dipergunakan sebagai bahan bakar dalam industri
semen, abu (dlm bentuk padatan) bercampur dgn klinker, dan akan
mempegaruhi kualitas semen yang dihasilkan.
Semakin tinggi kandungan abu dan tergantung pada komposisinya, akan
mempengaruhi tingkat pengotoran udara apabila abu sampai terlepas ke
atmosfer, menyebabkan pula terjadi keausan dan korosi pada peralatan yang
dilaluinya.

4. Sulfur Konten (kandungan belerang)

Belerang dlm bentuk senyawa anorganik dalam dijumpai pada mineral pirit
(FeS2 bentuk kristal kubus), markasit (FeS2 bentuk kristal orthorombik), atau
dalam bentuk sulfat

Belerang organik terbentuk selama terjadinya proses coalification, dapat


dioksidasi membentuk sulfat.

Keberadaan sulfur dalam batubara akan berpengaruh terhadap tingkat korosi,


dan juga berpengaruh pada efektifitas peralatan penangkapan abu.
(electrostatic precipitator)

Anda mungkin juga menyukai