1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
RISKI PURNOMO
SITI HARTINA
SUMA AGUSTINA
TESSA LONIKA LIMBONG
ULIA ZOLANDA
YULI TUNTUN UNTARI
ZELPI OKTAPIANI
KELAS:3 AKUNTASI 4
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan
rahmat-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
makalah
yang
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar..
Daftar Isi
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah.
1.3.
PEMBAHASAN
2.1.
2.2
Karakteristik UMKM .
2.3
Asas-Asas UMKM..
2.4
2.5
2.6
Kriteria UMKM
10
2.7
11
2.8
11
PENUTUP
3.1.Kesimpulan.
13
3.2.Saran...
13
BAB I
3
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional,usaha mikro kecil dan menengah
atau yang sering diistilahkan dengan UMKM,sangat berperan penting.Karena dengan
UMKM ini dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi
nasional.
UMKM adalah salah satu penyokong perekonomian terutama pada golongan
masyarakat menengah dan bawah.Oleh karena itu diharapkan pemerintah harus ikut
membantu perkembangan UMKM di negara ini.Banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh
UMKM di Indonesia ini,terutama dari segi pendanaan(finansial).Pemerintah harus mampu
menciptakan suatu sistem peminjaman yang tidak berbelit-belit terhadap UMKM,dan
tentunya dalam pelaksanaannya harus selalu diawasi.
Karena peran UMKM yang sangat penting tersebut,maka kita sebagai mahasiswa
memang selayaknya harus paham tentang seluk beluk mengenai UMKM di negeri ini,agar
kita juga dapat membantu terciptanya UMKM yang mandiri.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Sedangkan manfaat yang didapatkan pembaca setelah membaca makalah ini,adalah agar
lebih mengetahui dan memahami tentang konsep UMKM dan turut serta berpartisipasi dalam
pencapaian keberhasilan UMKM,karena UMKM ini juga berkontribusi dalam perekonomian
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Usaha Mikro dan Kecil Menegah(UMKM)
Berdasarkan
pengertian UMKM:
1. Usaha Mikro
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
2. Usaha Kecil
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan ataubadan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
2. Karakteristik UMKM
UMKM memiliki karakteristik yang cukup berbeda dengan usaha besar lain,yakni
sebagai berikut:
Sebagian besar UMKM dimiliki oleh perseorangan.
Modal relati kecil.
Keuangan perusahaan menjadi satu dengan keuangn pemilik(prinsip akuntansi
Selain
belum dianut)
Sering terjadi transaksi dengan pemilik.
hal-hal
diatas,UMKM
juga
memiliki
karakteristik
khusus
yang
membedakannya dengan jenis usaha besar, termasuk karakteristik yang membedakan usaha
mikro, usaha kecil, dan usaha menengah sendiri. Berdasarkan data BPS (2006) yang dikutip
oleh Tambunan (2009) dalam buku UMKM di Indonesia, diketahui bahwa dari segi tenaga
kerja, lebih dari sepertiga (sekitar 34,5 persen) UMKM dikelola oleh tenaga kerja berusia di
atas 45 tahun, dan hanya sekitar 5,2 persen pengusaha UMKM yang berumur di bawah 25
tahun.
Tambunan (2000) seperti dikutip oleh Sulistyastuti (2004) mengungkapkan bahwa
tenaga kerja yang diperlukan oleh industri kecil tidak menuntut pendidikan formal yang
6
tinggi. Sebagian besar tenaga kerja yang diperlukan oleh industri ini didasarkan atas
pengalaman (learning by doing) yang terkait dengan faktor historis (path dependence).
Tulisan lanjutan Tambunan (2009) mengenai UMKM mengungkapkan bahwa struktur
pengusaha menurut tingkat pendidikan formal memberi kesan adanya hubungan positif antara
tingkat pendidikan rata-rata pengusaha dengan skala usaha. Artinya, semakin besar skala
usaha, yang umumnya berasosiasi positif dengan tingkat kompleksitas usaha yang
memerlukan keterampilan tinggi dan wawasan bisnis yang lebih luas, semakin banyak
pengusaha dengan pendidikan formal tersier.
Mengacu pada data BPS (2006) yang dikutip Tambunan (2009) diketahui bahwa
sebagian besar pengusaha UMKM mengungkapkan alasan kegiatan usaha yang mereka
lakukan adalah latar belakang ekonomi. Artinya usaha ini dilakukan sebagai upaya untuk
memperoleh perbaikan penghasilan dan atau merupakan startegi untuk bertahan hidup. Hal
ini didukung dengan kondisi tingkat pendidikan pengusaha yang mayoritas tergolong rendah.
Usaha ini dilakukan dengan alasan tidak ada lagi jenis pekerjaan lain yang dapat dilakukan
dengan tingkat pendidikan formal yang tergolong rendah. Beberapa pengusaha juga
menjalankan usaha dengan mempertimbangkan prospek usaha ke depan, seperti adanya
peluang dan pangsa pasar yang aman dan besar. Namun, sebagian lainnya mengungkapkan
latar belakang keturunan, artinya meneruskan usaha warisan keluarga.
Data BPS (2006) yang dikutip oleh Tambunan (2009) juga menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki banyak UMKM, namun tidak seluruh UMKM ini berbadan hukum.
Justru sebagian besar UMKM yang ada, yakni sekitar 95,1 persen dari jumlah unit usaha
tidak berbadan hukum. Hal ini dapat diterima dengan alasan kebanyakan UMKM memiliki
modal yang sangat minim dan terbentur berbagai birokrasi dan persyaratan yang rumit dan
kompleks untuk mendapatkan pelayanan dalam pengembangan usahanya.
Menurut Sulistyastuti (2004), yang juga menjadi karakteristik UMKM adalah
pemakaian bahan baku lokal. Keberadaan UMKM seringkali terkait dengan tingginya
intensitas pemakaian bahan baku lokal, misalnya UMKM kerajinan meubel ukiran khas
Jepara, batik asal Pekalongan dan berbagai komoditas lokal unggulan lain yang dijadikan
bahan baku dalam usaha.
3. Asas-Asas UMKM
Berdasarkan Pasal 2 beserta penjelasannya pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang asas-asas (UMKM) di antaranya:
Asas kekeluargaan,
Yaitu asas yang melandasi upaya pemberdayaan UMKM sebagai bagian dari
perekonomian nasional yang yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi
ekonomi
dengan
prinsip
kebersamaan,
efisiensi
berkeadilan,
berkelanjutan,
UMKM
dengan
kompetensi UMKM.
Peningkatan daya saing UMKM.
Penyelenggaraan perencanaan,pelaksanaan,dan pengendalian secara terpadu.
5. Tujuan Pemberdayaan UMKM
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM,pada Bab II,Pasal 5,tujuan
pemberdayaan UMKM,adalah:
Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan.
Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang
6. Kriteria UMKM
Berdasarkan Pasal 6 beserta penjelasannya,UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM,kriteria
UMKM adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha Mikro
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000.- (lima puluh juta
juta rupiah)
2. Kriteria Usaha Kecil
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000.-(lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000.-(lima ratus juta rupiah) tidak
rupiah)
3. Kriteria Usaha Menengah
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000.-(lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000.-(sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau
Yang dimaksud dengan kekayaan bersih adalah hasil pengurangan total nilai kekayaan
usaha (asset) dengan total nilai kewajiban,tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.Yang dimaksud dengan hasil penjualan tahunan adalah hasil penjualan bersih (netto)
yang berasal dari penjualan barang dan jasa dalam satu tahun buku.
7.
Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, UMKM member berbagai jenis kontribusi,
antara lain sebagai berikut:
a.Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional; Pembentukan Investasi
Nasional menurut harga berlaku:
1. Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 461,10 triliunatau 52,99% dari total
investasi nasional sebesar Rp 870,17 triliun.
2. Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp 179,27 triliun atau
sebesar 38,88% menjadi Rp 640,38 triliun.
b. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional ; PDB Nasional
menurut harga berlaku:
1. Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku tercatat
sebesar Rp 2.105,14 triliun atau sebesar 56,23%.
2. Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku tercatat
sebesar Rp 2.609,36 triliun atau sebesar 55,56%.
10
c.Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional; pada tahun 2008, UMKM
mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.207 orang atau 97,04% dari total penyerapan
tenaga kerja, jumlah ini meningkat sebesar 2,43%.
d. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional; pada tahun 2008 kontribusi
UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalami
peningkatan sebesar Rp 40,75 triliun atau 28, 49%.
8. Tantangan yang dihadapi UMKM
Beberapa tantangan yang dihadapi UMKM saat ini antara lain:
1.Modal terbatas, akses ke lembaga keuangan sulit.
2.Kualitas sumber daya manusia yang rendah.
3.Manajemen yang masih kurang efektif dan efisien.
4.Tidak ada standar produk.
5.Tidak ada pengendalian.
6.Akses pasar terbatas
7.Kemampuan bekerjasama dengan usaha besar rendah
8.Penguasaan teknologi rendah
9.Pengetahuan ekspor rendah
10.Aspek hukum
11.Pengelolaan keuangan belum baik
11
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya,maka dapat disimpulkan bahwa yang
dikategorikan sebagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menurut UU yang berlaku
terbagi menjadi 3 jenis yaitu usaha mikro,usaha kecil dan usaha menengah.Dimana ketiga
jenis usaha tersebut umumnya memiliki karakteristik yang sama yaitu:
Sebagian besar UMKM dimiliki oleh perseorangan.
Modal relatif kecil.
Keuangan perusahaan menjadi satu dengan keuangan pemilik(prinsip akuntansi belum
dianut)
Sering terjadi transaksi dengan pemilik
Dalam pelaksanaanya,kegiatan UMKM diharapkan berdasarkan asas-asas yang telah
ditentukan dalam UU yaitu:
berkeadilan;berkelanjutan;berwawasan
lingkungan;kemandirian;keseimbangan
kemajuan;
dan kesatuan ekonomi nasional. Salah satu tujuan pemberdayaan UMKM adalah
menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri.Sedangkan prinsip pemberdayaan UMKM yang dianggap paling penting adalah
penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan
berkarya
12
BANGUNAN_PEREKONOMIAN_INDONESIA
http://yogyamerah.blogspot.co.id/2012/11/definisi-umkm-contoh-umkm-terdapat.html
www.bps.go.id.
UU No 20 Tahun 2008 Tentang UMKM
Dr.Tambunan TH Tulus.UMKM Di Indonesia.2009.Jakarta:Ghalia Indonesia.
13