Anda di halaman 1dari 2

Bagian Ilmu Faal

Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia

HAND OUT NF 1

ELEKTROFISIOLOGI

Sel peka-rangsang, antara lain termasuk sel saraf, sel otot rangka dan sel otot jantung, mudah
memberikan respons dalam bentuk kegiatan listrik. Kegiatan listrik sel ini dimungkinkan karena
terdapat berbagai ion di ekstrasel dan intrasel yang berbeda kadarnya. Ion-ion itu dapat keluar
masuk sel melalui saluran-ion (ion channel) baik secara pasif maupun aktif. Perpindahan ion secara
aktif dapat terjadi karena pompa Na-K. Perubahan jumlah ion yang berpindah tersebut
dimungkinkan karena sifat membran sel yang dapat berubah-ubah tingkat permiabilitasnya.
Dalam keadaan "istirahat" terlihat adanya beda potensial antara bagian membran ekstrasel dan
intrasel.Perbedaan potensial antara bagian membran ekstrasel dan intrasel disebut sebagai potensial
membran istirahat (resting mebrane potential). Bagian intrasel membran menunjukkan potesial yang
lebih negatif, yang berkisar antara - 20 mV hingga - 100 mV. Selama tidak ada rangsang atau
perubahan keadaan lingkungan, potensial membran istirahat ini dalam keadaan mantap (steady).
Pada perangsangan, baik mekanik, termik, listrik maupun pemberian zat kimia, akan menimbulkan
perubahan pada potensial membran. Perubahan itu dapat mengarah menurunnya nilai potensial
membran, yaitu beda potensial antara bagian ekstrasel dan intrasel menurun. Dengan kata lain
kenegatifan intrasel menurun, hal ini disebut sebagai depolarisasi (hypopolarisasi). Dalam hal ini
potensial membran yang dalam "istirahat" sebesar - 70 mV dapat berubah menjadi - 60 mV.
Sebaliknya perubahan dapat juga terjadi ke arah meningkatnya beda potensial intrasel dan ekstrasel.
Hal ini disebut sebagai hiperpolarisasi.
Bila diberikan rangsang yang cukup kuat maka depolarisasi yang terjadi dapat mencapai ambang
letup (firing level), dan selanjutnya terjadi perubahan potensial yang sangat drastis. Selanjutnya akan
kembali lagi ke potensial semula seperti waktu istirahat. Proses terakhir ini disebut sebagai proses
repolarisasi. Keseluruhan perubahan potensial membran secara drastis itu disebut sebagai potensial
aksi. Potensial aksi tersebut akan dihantarkan sepanjang sel, dan disebut sebagai impuls.
Perubahan potensial membran tersebut disebabkan oleh perpindahan ion-ion dari ektrasel ke intrasel
maupun sebaliknya. Hal ini dimungkinkan karena struktur membran yang dapat berfungsi sebagai
kapasitor, dua lapis protein di bagian paling luar dan paling dalam serta 2 lapis lipid di antaranya.
Selain itu membran mempunyai saluran-ion (ion channel) yang beragam sifatnya. Pada dasarnya
fungsi saluran-ion sama meskipun terdapat pada sel yang berbeda dalam tubuh. Perpindahan ion
melalui saluran-ion berlangsung secara pasif, dalam arti tidak memerlukan penggunaan energi hasil
metabolisme. Arah dan kesetimbangan perpindahan ion ini tidak ditentukan oleh saluran ion itu
sendiri, tetapi ditentukan oleh tenaga elektrokimia pada membran.
Saluran-ion menyeleksi jenis ion yang menembus membran. Hampir setiap saluran-ion membedakan
kation dan anion yang dapat melewati membran. Ada beberapa saluran ion yang tidak terlalu selektif,
yang dapat melewatkan ion Na+, K+, Ca++ dan Mg++. Namun kebanyakan sebagai saluran yang
selektif, hanya dapat dilalui oleh satu jenis ion Na+, K+ atau Ca++. Sampai saat ini diketahui bahwa
ion Cl- dapat menembus membran melalui semua jenis saluran-ion yang selektif itu.
Saluran-ion dapat berfungsi sebagai tahanan (resistor) dan ada yang berfungsi sebagai pengarah arus
(rectifier). Saluran-ion ada yang dapat tertutup karena "tersumbat" oleh molekul besar yang
1

menutupi mulut saluran. Pada beberapa jenis saluran tertentu, ion Mg++ dan Ca++ dapat menutupi
saluran-ion (channel blocker).
Pembukaan dan penutupan saluran-ion, termasuk kecepatan serta lama (durasi) proses itu,
dipengaruhi antara lain oleh kekuatan regangan pada cytoskeleton, oleh ligand yang "melekat" pada
saluran-ion, oleh proses fosforilase serta oleh perubahan potensial transmembran (pada voltagegated channel). Proses pembukaan dan pemutupan saluran-ion tersebut mirip dengan proses yang
berpola gagal atau tuntas (all or none).
Dengan mengetahui fungsi dan sifat berbagai saluran-ion serta kaitannya dengan pengaruh
perpindahan ion terhadap amplitudo dan bentuk potensial aksi, antara lain durasi plateau pada
potensial aksi otot jantung, maka dapat dipahami pola kerja obat yang mempengaruhi fungsi saluranion itu terhadap kerja organ. Pada saat ini telah banyak obat yang dikembangkan yang bersifat
calcium antagonist atau calcium entry blockade dan telah diungkapkan mekanisme kerjanya
terhadap saluran-ion.
Bila potensial aksi telah terjadi, maka potensial aksi tersebut akan dihantarkan ke seluruh permukaan
sel. Potensial aksi yang dihantarkan itu disebut sebagai impuls. Kecepatan hantar impuls dipengaruhi
oleh beberapa hal antara lain konstata ruang (space constant), konstanta waktu (time constant).
Kecepatan hantar sel saraf sekitar 100 m/det, sedangkan otot jantung sekitar 1 m/det.
Impuls dari suatu neuron dapat diteruskan ke neuron yang lain melalui sinaps. Di sinaps dapat pula
terjadi penghambatan (inhibisi) impuls dari neuron prasinaps ke neuron pasca-sinaps. Neurotrasmitor yang dilepas oleh neuron prasinaps dapat menimbulkan excitatory postsynaptic potential
(EPSP) atau inhibitory postsynaptic potential (IPSP) pada neuron pasca-sinaps. EPSP yang cukup
besar dapat menimbulkan potensial aksi di neuron pasca-sinaps. Dengan demikian akan terdapat
penghantaran impuls dari neuron prasinaps ke neuron pasca-sinpas. Apabila terbangkit IPSP, maka
impuls dari prasinaps akan dihambat (inhibisi) karena neuron pasca-sinaps dalam keadaan
hiperpolarisasi.
Bacaan Tambahan:
Ganong, W.F.; Review of Medical Physiology, 15th. ed., Appleton & Lange, 1991, ch. 1; 2; 3; 4
Guyton, A.C.; Text Book of Physiology, 8th. ed., W.B. Saunders, Philadelphia, 1991, ch. 4; 5; 45;
46.
Kandel, E.R.; Principles of Neural Science, 3rd ed, Elsevier, 1991, Part II Ch. 5, 8.
---oOo---

*hosasui
sas/fkui/1995

Anda mungkin juga menyukai