Pendahuluan
Pembangunan kesehatan merupaka bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya
antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin
sejak anak masih di dalam kandungan agar anak mencapai tumbuh kembang optimal baik
fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan
potensi genetik. Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita (bawah lima tahun) lebih
plastis. Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya,
otak balta lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak
balita lebih peka terhadap lingkungan, terutama lingkungan yang tidak mendukung
seperti asupan gizi yang tidak adekwat, kurang stimulasi serta tidak mendapat pelayanan
kesehatan yang memadai. Oleh karena itu, masa lima tahun pertama kehidupan
merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat
pendek serta tidak dapat diulang, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan
(Golden period), jendela kesempatan (window of opportunity) dan masa kritis
(critical period)
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya mas remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan
dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan ada bertambahnya struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara
serta sosialisasi dan kemandirian
Pembinaan tumbuh kembang anak pada masa kritis secara komprehensif dan
berkualitas diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita. Melakukan stimulasi yang memadai artinya
merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsug secara optimal sesuai dengan umur
anak.
untuk memperbaiki
penyimpangan tumbuh kembang pada seorang anak agar tumbuh kembangnya kembali
normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.
Kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita
yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya)
dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan, sosial), akan meningkatkan kualitas
tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal.
Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatnya
status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian anak
berkembang secara optimal.
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tubuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka
intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu
dalam membuat rencana tindakan/itervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan
ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya aka lebih sulit
dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan
di tingkat puskesmas dan jaringannya, yaitu:
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status
gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
2
0 bulan
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12 bulan
15 bulan
18 bulan
21 bulan
24 bulan
30 bulan
36 bulan
42 bulan
48 bulan
54 bulan
60 bulan
66 bulan
72 bulan
Keterangan:
BB/TB : Berat badan terhadap Tinggi Badan
LK
CHAT
GPPH
TDD
TDL
: Lingkaran Kepala
Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang dapat berubah sewaktu-waktu yaitu pada:
Kasus rujukan.
Ada kecurigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh.
Ada keluhan anakmempunyai masalah tumbuh kembang.
1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Tujuan pengukuran berat badan terhadap tinggi badan adalah untuk menentukan status
gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuai
dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dan penilaian BB/TB
dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
1) Pengukuran Berat Badan/BB:
Tingkat Pelayanan
Pelaksana
Orang tua
Kader Kesehatan, BKB, TPA
Petugas pusat PADU terlatih
Guru TK terlatih
Buku KIA
Puskesmas
Dokter
Bidan
Perawat
KPSP
TDL
TDD
KPSP
TDL
TDD
Keterangan
Buku KIA
KPSP
TDL
TDD
BKB
TPA
Pusat PADU
TK
: Taman Kanak-kanak
10
- Risiko rendah menderita autis: bila jawaban Tidak pada pertanyaa A7 dan
B4.
- Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban Tidak jumlahnya 3
atau lebih untuk pertayaa A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.
- Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2, dan 3.
Intervensi
- Bila
anak berisiko
menderita
autis
atau
kemungkinan
ada
gangguan
Intervensi
- Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk konsultasi dan penanganan
lebih lanjut.
- Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang
1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaa kepada orang-orang terdekat dengan anak
(orang tua, pengasuh, nenek, guru, dsb).
Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
Tujuan intervensi dini perkembangan anak adalah untuk mengoreksi, memperbaiki, dan
mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang tepat untuk
melakukan intervansi dini penyimpangan perkembangan anak adalah sesegera mungkin
ketika usia anak masih dibawah lima tahun.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan anak adalah tindakan tertentu pada anak
yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya.
Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak
yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian anak. Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan
terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan
evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.
Ajari orang tua cara melakukan intervensi sesuai dengan masalah/penyimpangan yang
ditemukan pada anak tersebut. Misalnya anak mempunyai masalah/penyimpangan gerak
kasar, maka yang diintervensi adalah gerak kasarnya. Beri petunjuk kepada orang tua dan
keluarga untuk mengintervensi anak sesering meungkin, penuh kesabaran dan kasih
saying, bervariasi dan sambil bermain dengan anak agar ia tidak bosan. Intervensi pada
anak dilakukan setiap hari sekitar 34 jam, selama 2 minggu. Bila anak terlihat senang
dan tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak menolak atau rewel,
intervensi dihentikan dahulu, dilanjutkan apabila anak sudah dapat diintervensi lagi.
Minta orang tua atau keluarga datang kembali/kontrol 2 minggu kemudian untuk
dilakukan evaluasi hasil intervensi dan melihat apakah ada kemajuan/perkembangan atau
tidak.
12