8105133178
Meity Isanti
8105133183
Mutia Muthmaina
8105133189
Syifa Ashimah
8105133208
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta
Jakarta
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu dengan
lancar. Makalah ini merupakan hasil telaah pustaka dan analisis laporan keuangan perusahaan
semen periode 2010-2012.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yaitu:
1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk menyelesaiakan
karya tulis ini,
2. Ibu Ati Sumiati, SPd.MSi selaku dosen mata kuliah Manajemen Keuangan,
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada kami, serta
berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan semua.
Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap
karya tulis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak khususnya mahasiswa UniversitasNegeri
Jakarta.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1 Landasan Teori
2.2 Deskripsi Perusahaan..............................................................................
2.2.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk...........................................
2.2.2 PT Holcim Indonesia Tbk...............................................................
2.2.3 PT Semen Gresik (Persero) Tbk....................................................
2.3 Tabel Rasio Laporan Keuangan............................................................
2.4 Interpretasi Rasio...................................................................................
2.4.1Cross Section....................................................................................
1. Likuiditas Perusahaan (Liquidity)..........................................
2. Rasio Aktifitas (Activity Ratio).............................................
3. Keputusan Pendanaan (Leverage/Financing).........................
4. Pengembalian Atas Ekuitas ( Profitability).............................
2.4.2 Time Series.........................................................................
1. Likuiditas Perusahaan (Liquidity)..........................................
2. Rasio Aktifitas (Activity Ratio).............................................
3. Keputusan Pendanaan (Leverage/Financing).........................
4. Pengembalian Atas Ekuitas ( Profitability).............................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
3.1 Simpulan...............................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kerangka konseptual (Conceptual Framework) menyatakan bahwa laporan
keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Untuk pengambilan keputusan
ekonomi, para pelaku bisnis membutuhkan informasi mengenai kondisi dan kinerja keuangan
perusahaan. Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan
tujuan dan kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik analisis yang
didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu cara yang dapat
diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah analisis rasio keuangan.
Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan melakukan analisa terhadap rasiorasio keuangan yang menggambarkan hubungan diantara perkiraan-perkiraan laporan
keuangan. Analisis rasio berorientasi dengan masa depan yang berarti bahwa dengan analisis
rasio dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan (Forcasting) keadaan keuangan serta
hasil usaha di masa yang akan datang.
Oleh karena itu analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, dan pihak
pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan perusahaan yang juga
bermanfaat untuk memprediksi laba/rugi perusahaan di masa yang akan datang. Bagi para
investor rasio keuangan dapat digunakan untuk membuat keputusan apakah akan membeli
kepemilikan suatu perusahaan serta menilai kondisi perusahaan saat ini dan untuk
mengetahui prospeknya dimasa akan datang. Selain itu rasio keuangan juga dapat digunakan
untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar hutangnya.
Mengingat pentingnya kegiatan menganalisis laporan keuangan menggunakan analisis
rasio, maka perlu ada nya praktek langsung untuk menganalisis laporan keuangan suatu
perusahaan. Ada pun sebagai bahan untuk analisis rasio keuangan, penulis
memilih
perusahaan semen karena perusahaan semen merupakan salah satu perusahaan manufaktur
yang sudah cukup besar.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kerangka konseptual (Conceptual Framework) menyatakan bahwa laporan
keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Untuk pengambilan keputusan
ekonomi, para pelaku bisnis membutuhkan informasi mengenai kondisi dan kinerja keuangan
perusahaan. Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan
tujuan dan kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik analisis yang
didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu cara yang dapat
diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah analisis rasio keuangan.
Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan melakukan analisa terhadap rasiorasio keuangan yang menggambarkan hubungan diantara perkiraan-perkiraan laporan
keuangan. Analisis rasio berorientasi dengan masa depan yang berarti bahwa dengan analisis
rasio dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan (Forcasting) keadaan keuangan serta
hasil usaha di masa yang akan datang.
Oleh karena itu analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, dan pihak
pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan perusahaan yang juga
bermanfaat untuk memprediksi laba/rugi perusahaan di masa yang akan datang. Bagi para
investor rasio keuangan dapat digunakan untuk membuat keputusan apakah akan membeli
kepemilikan suatu perusahaan serta menilai kondisi perusahaan saat ini dan untuk
mengetahui prospeknya dimasa akan datang. Selain itu rasio keuangan juga dapat digunakan
untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar hutangnya.
Mengingat pentingnya kegiatan menganalisis laporan keuangan menggunakan analisis
rasio, maka perlu ada nya praktek langsung untuk menganalisis laporan keuangan suatu
perusahaan. Ada pun sebagai bahan untuk analisis rasio keuangan, penulis
memilih
perusahaan semen karena perusahaan semen merupakan salah satu perusahaan manufaktur
yang sudah cukup besar.
Dari alasan ketertarikan terhadap perusahaan di atas, diharapkan nantinya diketahui
apakah kinerja perusahaan sudah cukup baik atau kurang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum menganalisa laporan keuangan, sebaiknya kita mengetahui prosedurprosedur analisis laporan keuangan terlebih dahulu. Prosedur-prosedur analisis terebut
dijelaskan oleh Dwi Prastowo D (1995:32) sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
beberapa
tahun,
analis
dapat
mempelajari
komposisi
Aktiva Lancar
Rasio Lancar =
Utang Lancar
Persediaan
merupakan
unsur
aktiva
lancar
yang
tingkat
Total Utang
Rasio Utang =
Total Aktiva
EBIT
Rasio Laba terhadap Beban Bunga =
Beban Bunga
Rasio ini dihitung dengan membagi Harga Pokok Penjualan dengan Rata-rata
Persediaan. Sedangkan untuk menghitung periode rata-rata persediaan dihitung
dengan membagi jumlah hari dalam setahunnya, dianggap 360 hari, dengan
perputaran persediaan. Satu tahun dapat diasumsikan 360 hari atau 365 hari, kedua
angka ini digunakan dalam lingkup keuangan dan perbedaannya tidak akan
mempengaruhi
keputusan yang dihasilkan.
360 hari
Periode Rata-rata Persediaan =
Perputaran Persediaan
Perputaran ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagang diganti
atau dijual dalam suatu periode. Apabila perputaran persediaan barang itu cepat,
maka tidak ada masalah bagi perusahaan. Sebaliknya, apabila perputaran
persediaan barang lambat, hal ini akan mengganggu kelangsungan hidup
perusahaan. Karena untuk menyimpan barang tersebut akan memerlukan berbagai
macam biaya dan kerugian yang mungkin timbul, misalnya biaya sewa gedung,
biaya pemeliharaan, biaya bunga, biaya kebakaran, dan lain-lain.
Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover Ratio).
Rasio ini dihitung dengan membagi Penjualan dengan rata-rata Piutang Usaha.
tinggi, maka
Penjualan
Rasio Perputaran Piutang =
Rata-rata Piutang Usaha
360 hari
Periode Rata-rata Piutang Usaha =
Perputaran Piutang Usaha
Apabila perusahaanmenunjukkan
perputaranpiutangsemakin
jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran
tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan.
Rasio profitabilitas yang umum digunakan:
Laba Bersih
Rasio Marjin Laba Bersih =
Penjualan
EBIT
Basic Earning Power
=
Total Aktiva
Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets Ratio). ROA
sering disamakan dengan ROI (Return on Investment).
Rasio ini dihitung dengan membagi Laba Bersih dengan Total Aktiva. Rasio
ini menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh
kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Laba Bersih
ROI =
Total Aktiva
Rasio ini dihitung dengan membagi Laba Bersih dengan Ekuitas. Rasio ini
memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara
efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik
modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.
Laba Bersih
ROE =
Ekuitas
tambang dan jaringan logistik lengkap yang mencakup pula gudang dan silo. Produknya
dijual di 9.000 toko bangunan di seluruh Indonesia.
Perusahaan yang berkantor pusat di l. Gatot Subroto No. 38, Jakarta, Indonesia ini
merupakan satu-satunya produsen yang menyediakan produk dan layanan terintegrasi yang
meliputi 10 jenis semen, beton dan agregat, bahkan kini sedang mengembangkan usaha
waralaba yang unik, yakni Solusi Rumah, yang menawarkan solusi perbaikan dan
pembangunan rumah dengan biaya terjangkau dengan dukungan lebih dari 14.700 ahli
bangunan binaan Holcim, waralaba yang hingga 2012 telah mencapai 433 gerai, dan staf
penjualan via telepon yang jumlahnya terus bertambah.
Perusahaan yang memiliki visi untuk menyediakan solusi berkelanjutan untuk
membangun masa depan masyarakat Indonesia ini memiliki misi untuk membangun
perusahaan yang memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan dengan
menyediakan solusi pembangunan sesuai prinsip berkelanjutan bagi setiap segmen pelanggan
tertentu, memperhatikan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan, dan membina
kemampuan sumber daya manusia, berinovasi dan membangun jaringan yang kuat.
ANALISIS
Current Ratio
LIQUIDITY
RATIO
Acid Test
Ratio
TAHUN
PT HOLCIM
INDONESIA
Tbk
INDOCEMENT
TUNGGAL
PRAKARSA Tbk
PT SEMEN
GRESIK
(PERSERO)
Tbk
RATA-RATA
INDUSTRI
2010
1,662
5,554
2,918
3,378
2011
1,466
6,985
2,647
3,699
2012
1,405
6,035
1,696
3,045
2010
1,293
4,589
2,273
2,718
2011
1,127
6,086
1,952
3,055
2012
0,963
5,427
1,226
2,539
TAHUN
PT HOLCIM
INDONESIA
Tbk
INDOCEMENT
TUNGGAL
PRAKARSA Tbk
PT SEMEN
GRESIK
(PERSERO)
Tbk
RATA-RATA
INDUSTRI
2010
4,499
4,307
4,639
4,482
2011
8,191
5,629
4,431
6,084
2012
8,244
6,135
4,508
6,296
2010
10,557
8,628
8,356
9,180
2011
11,787
7,277
8,958
9,340
2012
11,141
7,043
7,947
8,711
2010
34,575
42,304
43,680
40,186
2011
30,967
50,160
40,747
40,625
2012
32,761
51,821
45,928
43,503
2010
0,755
1,417
1,746
1,306
2. Activity Ratio
ANALISIS
Inventories
Turnover
Account
Receivable
Turnover
Average
Collection
Period
ACTIVITY
RATIO
Fixed Asset
Turnover
Asset
Turnover
2011
0,913
1,772
1,363
1,350
2012
0,940
2,115
1,068
1,374
2010
0,571
0,726
0,922
0,740
2011
0,687
0,765
0,833
0,762
2012
0,741
0,760
0,737
0,746
TAHUN
PT HOLCIM
INDONESIA
Tbk
INDOCEMENT
TUNGGAL
PRAKARSA Tbk
PT SEMEN
GRESIK
(PERSERO)
Tbk
RATA-RATA
INDUSTRI
2010
2011
0,346
0,313
1,512
0,133
0,220
0,257
0,693
0,234
3.Leverage Ratio
ANALISIS
LAVERAGE
RATIO
Debt Ratio
Debt to Equity
Ratio
Times Interest
Earned
2012
0,308
0,147
0,317
0,257
2010
0,529
1,775
0,282
0,862
2011
0,455
0,154
0,345
0,318
2012
0,446
0,172
0,463
0,360
2010
4,931
304,441
99,169
136,180
2011
18,624
237,020
149,213
134,952
2012
11,946
345,835
35,913
131,231
TAHUN
PT HOLCIM
INDONESIA
Tbk
INDOCEMENT
TUNGGAL
PRAKARSA Tbk
PT SEMEN
GRESIK
(PERSERO)
Tbk
RATA-RATA
INDUSTRI
2010
0,079
0,210
0,235
0,175
2011
0,097
0,198
0,201
0,166
2012
0,111
0,209
0,185
0,169
2010
0,121
0,247
0,301
0,223
2011
0,141
0,229
0,271
0,214
2012
0,160
0,245
0,271
0,226
2010
0,139
0,290
0,255
0,228
2011
0,141
0,259
0,242
0,214
2012
0,150
0,275
0,251
0,226
4. Profibility
5.
ANALISIS
ROA
ROE
PROFITABILITY
Net Profit
Margin
EPS
2010
108,000
876,050
613,000
532,350
2011
139,000
977,100
662,000
592,700
2012
176,000
1293,150
817,000
762,050
8.000
6.000
HOLCIM
INDOCEMENT
4.000
GRESIK
RATA-RATA
INDUSTRI
2.000
0.000
2010
2011
2012
HOLCIM
4.000
INDOCEMENT
3.000
GRESIK
2.000
RATA-RATA
INDUSTRI
1.000
0.000
2010
2011
2012
mengalami fluktuasi. Rata-rata industri tertinggi dari ketiga perusahaan tersebut ada pada
tahun 2011, dan terendah pada tahun 2012.
Dilihat dari diagram tersebut, yang memiliki kemampuan terbesar dalam melunasi
hutangnya dengan aktiva lancarnya tanpa menggunakan persediaan adalah PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. Dapat dibuktikan dengan angka rasio cepatnya yaitu: pada tahun 2010
sebesar 4,307 ; pada tahun 2011 sebesar 5,629 ; pada tahun 2012 sebesar 6,135. Nilai rasio
cepat ini juga melebihi dari rata-rata industri.
HOLCIM
INDOCEMENT
SEMEN GRESIK
RATA-RATA
INDUSTRI
2011
2012
14.000
12.000
HOLCIM
10.000
8.000
INDOCEMENT
6.000
SEMEN GRESIK
4.000
RATA-RATA
INDUSTRI
2.000
0.000
2010
2011
2012
Perputaran Piutang Usaha adalah Usaha untuk mengukur seberapa sering piutang
usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan
mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang
disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit
netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang. Perputaran Persediaan
adalah adalah ukuran seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu
periode. Periode dapat dalam masa tahunan ataupun bulanan. Berdasarkan grafik diatas, ratarata industri perputaran piutang usaha dari ketiga perusahaan tersebut (PT. Holcim Indonesia
Tbk., PT. Indocement Tunggal Prakasa., PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.) yaitu: pada tahun
2010 sebesar 9,1803, pada tahun 2011 sebesar 9,3403, pada tahun 2012 sebesar 8,7106. Dari
data diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata industri setiap tahunnya mengalami fluktuasi.
Rata-rata industri tertinggi dari ketiga perusahaan tersebut ada pada tahun 2011, dan terendah
pada tahun 2012.
40.000
INDOCEMENT
30.000
SEMEN GRESIK
20.000
RATA-RATA
INDUSTRI
10.000
0.000
2010
2011
2012
1.500
INDOCEMENT
SEMEN GRESIK
1.000
RATA-RATA
INDUSTRI
0.500
0.000
2010
2011
2012
1.000
0.800
HOLCIM
0.600
INDOCEMENT
0.400
GRESIK
0.200
RATA-RATA
INDUSTRI
0.000
2010
2011
2012
HOLCIM
1.000
INDOCEMENT
0.800
SEMEN GRESIK
0.600
RATA-RATA
INDUSTRI
0.400
0.200
0.000
2010
2011
2012
Rasio hutang menunjukkan berapa banyak hutang yang digunakan untuk membiayai
aset-aset perusahaan. Berdasarkan grafik diatas, rata-rata industri rasio hutang dari ketiga
perusahaan tersebut (PT. Holcim Indonesia Tbk., PT. Indocement Tunggal Prakasa., PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk.) yaitu: pada tahun 2010 sebesar 0,6927, pada tahun 2011
sebesar 0,2342, pada tahun 2012 sebesar 0,2571. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata industri setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Rata-rata industri tertinggi dari ketiga
perusahaan tersebut ada pada tahun 2010, dan terendah pada tahun 2011.
HOLCIM
INDOCEMENT
1.000
SEMEN GRESIK
RATA-RATA
INDUSTRI
0.500
0.000
2010
2011
2012
HOLCIM
250.000
INDOCEMENT
200.000
SEMEN GRESIK
150.000
RATA-RATA
INDUSTRI
100.000
50.000
0.000
2010
2011
2012
0.150
INDOCEMENT
SEMEN GRESIK
0.100
RATA-RATA
INDUSTRI
0.050
0.000
2010
2011
2012
B. Return On Equity
0.350
0.300
0.250
HOLCIM
0.200
INDOCEMENT
0.150
SEMEN GRESIK
0.100
RATA-RATA
INDUSTRI
0.050
0.000
2010
2011
2012
HOLCIM
0.200
INDOCEMENT
0.150
SEMEN GRESIK
0.100
RATA-RATA
INDUSTRI
0.050
0.000
2010
2011
2012
Margin laba bersih mengukur perolehan laba bersih atas investasi pada setiap Rp. 1
penjualan. Berdasarkan grafik diatas, rata-rata industri Net Profit Margin dari ketiga
perusahaan tersebut (PT. Holcim Indonesia Tbk., PT. Indocement Tunggal Prakasa., PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk.) yaitu: pada tahun 2010 sebesar 0,2278, pada tahun 2011
sebesar 0,2141, pada tahun 2012 sebesar 0,2255. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata industri setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Rata-rata industri tertinggi dari ketiga
perusahaan tersebut ada pada tahun 2010, dan terendah pada tahun 2011.
D. Pendapatan Per Saham
1400
1200
1000
HOLCIM
800
INDOCEMENT
600
GRESIK
400
RATA-RATA
INDUSTRI
200
0
2010
2011
2012
2011
2012
mempunyai kemampuan yang lebih kecil untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo atau
kurang liquid dari tahun sebelumnya.
b. Rasio Cepat
2011
2012
penurunan rasio cepat berarti PT Holcim Indonesia ini mempunyai kemampuan yang lebih
kecil (lama) untuk memenuhi kewajiban atau kurang liquid dari tahun sebelumnya.
2. Rasio Aktifitas
a. Perputaran Persediaan
2011
2012
2011
2012
Perputaran Piutang Usaha adalah Usaha untuk mengukur seberapa sering piutang
usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan
mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang
disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit
netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang.
Pada tahun 2010, Perputaran Piutang usaha PT Holcim Indonesia adalah 7,30 kali/
tahun. Hal ini berarti bahwa dalam setahun PT Holcim Indonesia mampu merubah piutang
menjadi kas sebanyak 7,30 kali/tahun atau setiap 50 hari.
Pada tahun 2011, perputaran piutang usaha PT Holcim Indonesia menurun dari 7,30
kali/tahun menjadi 5,12 kali/tahun. Penurunan ini disebabkan menurunnya jumlah penjualan
kredit, hal ini menandakan bahwa penurunan perputaran piutang pada tahun ini menandakan
bahwa PT Holcim Indonesia memiliki kemampuan merubah piutang menjadi kas tidak lebih
baik dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu setiap 71 hari.
Pada tahun 2012, perputaran piutang usaha PT Holcim Indonesia meningkat dari 5,12
kali/tahun menjadi 5,86 kali/tahun. Penurunan ini disebabkan meningkatnya penjualan kredit,
hal ini menyebabkan kemampuan PT Holcim Indonesia dalam merubah piutang usaha
menjadi kas menurun atau setiap 62 hari.
HOLCIM
2011
2012
2011
2012
2011
2012
2011
2012
Rasio hutang menunjukkan berapa banyak hutang yang digunakan untuk membiayai
aset-asetperusahaan. Berdasarkan Annual PT Holcim Indonesia periode 2010 - 2012 per 31
Desember. Pada tahun 2010, terlihat bahwa sebanyak Rp 4,1 triliun hutang perusahaan
digunakan untuk membiayai total aktiva sebesar Rp 6,5 triliun, atau dapat disimpulkan
bahwa, PT Holcim Indonesia membiayai 63% aset perusahaan denganhutang, sedangkan
37% aset dibiayai dari ekuitas pemegang saham.
Pada tahun 2011, terjadi penaikanbaik pada total hutang maupun total aktiva, total
hutang dari Rp 4,1 triliun menjadi Rp 5,2 triliun dan total aktiva dari Rp 6,5triliun menjadi
Rp 8,3 triliun. Menjadikanpendanaan aktiva PT Holcim Indonesia, mengalami kesamaan
tingkat rasio berkisar 63% PT. Mayora Indah Tbk membiayai 63% aset perusahaan
denganhutang, sedangkan 37% aset dibiayai dari ekuitas pemegang saham.
Pada tahun 2012, peningkatan baik pada total hutang maupun total aset, namun mengalami
penurunan rasio PT Holcim Indonesia,Tbk dari 63% menjadi 59%, dimana sebanyak Rp 5,7
triliun total hutang dari total aset sebanyak Rp 9,7triliun. PT Holcim Indonesia membiayai
59% aset perusahaan denganhutang sedangkan 61% aset dibiayai dari ekuitas pemegang
saham
b. Rasio Hutang terhadap Modal
2011
2012
Rasio utang terhadap modal menunjukan perbandingan antara hutang yang digunakan
untuk membiayai aset perusahaan dengan total modal sendirinya. Pada tahun 2011, terlihat
bahwa sebanyak Rp 4,1 triliuntotal hutang perusahaan dan total ekuitassebesar Rp 2,4 triliun,
sehingga mendapatkan jumlah ratio sebesar 172 % atau dapat disimpulkan bahwa PT Holcim
Indonesia, menggunakan hutang sebesar 172 % dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan .
Pada tahun 2011, terjadi penaikanbaik pada total hutang maupun total ekuitas, total
hutang dari Rp 4,1 triliun menjadi Rp 5,2 triliun dan total ekuitas dari Rp 2,4triliun menjadi
Rp 3,0 triliun. Menjadikan PT Holcim Indonesia , hampir mengalami kesamaan tingkat rasio
berkisar 172% menjadi 171%, artinya dimana PT Holcim Indonesia menggunakan hutang
sebesar 171 % dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan .
Pada tahun 2012, peningkatan kembali terjadi baik pada total hutang maupun total
ekuitas, namun kembali mengalami penurunan rasio PT Holcim Indonesia dari 171% menjadi
147%, dimana sebanyak Rp 5,7 triliun total hutang dari total aset sebanyak Rp3,9triliun. PT
Holcim Indonesia Tbkmenggunakan hutang sebesar 147 % dari modal sendiri yang dimiliki
perusahaan.
c. Rasio Laba terhadap Beban Bunga
2011
2012
Pada tahun 2011, terlihat perubahan negatif, walaupun baik laba operasi maupun
bebanbunga mencatat kenaikan dari Rp 757 milyar menjadi Rp 1,1 triliun pada EBIT dan dari
Rp 123 milyar menjadi Rp 223 milyar padabeban bunga yang mengakibatkan rasio laba
terhadap beban bunga menurun dari 6,12 kali menjadi 5,18 kali. Rasio tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa PT Holcim Indonesia, pada tahun 2011 memiliki EBIT sebesar 5,18
kali beban bunga.
Pada tahun 2012, meskipunEBIT naik dari Rp 1,1 triliun menjadi Rp 1,3 triliundan
beban bunga juga naik dari Rp 223 milyar menjadi Rp 256 milyar. Walaupun mengalami
penaikan dari nominalnya, tingkatrasio laba terhadap beban bunga turun dari 5,18 kali
menjadi 5,08 kali. Sehingga banyaknya laba yang dimiliki PT Holcim Indonesia adalah 5,08
kali besar beban bunga pada tahun tersebut.
4. Pengembalian Atas Ekuitas
a. Pengembalian Atas Asset
2011
2012
Tingkat pengembalian atas asset menunjukkan indikator jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh
perusahaan yang diukur dengan membandingkan laba bersih setelah pajak (Earning After Tax) yang
dihasilkan dengan total aktiva.
Pada tahun 2010 PT Holcim Indonesia mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 483
miliar dengan total aktiva berjumlah Rp. 6,5 Triliun. Hal ini menghasilkan rasio pengembalian asset
sebesar 0,07
Pada tahun 2011 PT Holcim Indonesia mencatat laba bersih setelah pajak dari sebesar Rp. 744
miliar dengan total aktiva Rp. 8,3 Triliun. Terjadi peningkatan antara laba bersih setelah pajak dan
total aktiva. Peningkatan ini mempengaruhi rasio pengembalian yang meningkat menjadi 0,09
Pada tahun 2012 PT Holcim Indonesia mencatat laba bersih setelah pajak dari sebesar Rp. 1
Triliun dengan total aktiva sebesar Rp. 9,7 Triliun. Terjadi peningkatan antara laba bersih setelah
pajak dan total aktiva. Peningkatan ini mempengaruhi rasio pengembalian yang meningkat menjadi
0,11. Peningkatan rasio pengembalian atas asset ini menyebabkan semakin baik pula tingkat
pengembalian atas asset yang di gunakan
2011
2012
menjadi Rp 744 milyar. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa pada tahun 2010 setiap Rp 1 modal
sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp 24,27 yang tersedia bagi pemegang saham.
Pada tahun 2012, kembali terjadi perubahan yang positif namun tidak cukup signifikan,
tingkat pengembalian ekuitas naik dari 24,27% menjadi 26,87%. Hal ini disebabkan karena kenaikan
laba bersih yang diperoleh dari Rp 744 milyar pada tahun 2012 menjadi Rp 1 Triliun dan peningkatan
total ekuitas pemegang saham biasa dari Rp 3 Triliun menjadi Rp 3,9 Triliun. Persentase ini
menandakan bahwa pada tahun 2013, setiap Rp 1 modal biasa menghasilkan pendapatan bersih
sebesar Rp 26,87% yang tersedia bagi pemegang saham.
2011
2012
Marjin Laba Operasi adalah variabel penting dalam memahami profitabilitas operasi perusahaan.
Margin laba bersih menunjukkan pendapatan yang diperoleh perusahaan dengan cara membandingan
laba bersih atas investasi pada setiap Rp.1 penjualan. Marjin Laba Operasi menunjukkan keefektifan
manajemen dalam mengelola laporan keuangan perusahaan yang diukur dengan membandingkan laba
usaha terhadap penjualan.
Pada tahun 2010 Margin laba operasi yang dihasilkan oleh PT Holcim Indonesia
menunjukkan nilai sebesar 0,05. Dengan laba operasi berjumlah 483 miliar dan penjualan sejumlah
9,4 Triliun.
Pada tahun 2011 terjadi peningkatan pada margin laba operasi yang dihasilkan oleh PT
Mayora Indah sebesar 0,02 dengan nilai 0,05 menjadi 0,07. Hal ini disebabkan karena terjadi
peningkatan laba bersih sejumlah 744 milyar dan penjualan sebesar 10,5 Triliun pada akhir tahun
pembukuan.
Pada tahun 2012 terjadi peningkatan lagi pada margin laba operasi yang dihasilkan oleh PT
Mayora Indah sebesar 0,02 dengan nilai margin sebesar 0,07 pada tahun 2012 menjadi 0,09 pada
tahun 2013. Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan yang seimbang pada laba bersih menjadi 1 Triliun
dan peningkatan pada penjualan menjadi 12 Triliun. Dengan meningkatnya NPM maka penghasilan
perusahaan semakin besar dan efektifitas manajemen perusahaan semakin baik.
2011
2012
Earning per share adalah variable penting yang digunakan para investor untuk menghitung
berapa jumlah pendapatan yang akan diterima apabila memiliki per lembar saham pada suatu
perusahaan. Yang dihitung dengan cara membagi pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham
dengan jumlah saham yang beredar
Pada tahun 2011 perusahan memilik laba per saham sebesar 614 kemudian meningkat tiap
tahunnya. Pada tahun 2012 laba per saham PT Holcim Indonesia Tbk sebsar 952 kemudian meningkat
lagi pada tahun 2013 sebesar 1165 per saham. Ini menunjukkan tiap tahun nilai laba per saham
semakin meningkat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk kinerja dan posisi keuangan berdasarkan perhitungan rasio selama tahun 2010,
2012 dan 2013 pada PT Holcim Indonesia Tbk, adalah sebagai berikut;
Pada Rasio Likuiditas, dilihat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 secara umum kondisi
keuangan PT. Mayora Indah Tbk dalam keadaan baik, yang menandakan bahwa perusahaan dalam hal
ini mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Pada Rasio Aktivitas, dilihat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 secara umum dalam keadaan
baik, karena PT. Holcim Indonesia Tbk mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara
efektif dan efisien.
Pada Rasio Manajemen utang, dilihat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat dikatakan
dalam keadaan baik, karena penggunaan utang untuk membiayai kegiatan operasional PT. Holcim
Indonesia Tbk serta dalam pelunasan kewajibannya dapat dilakukan dengan baik olehPT Holcim
Indonesia Tbk.
Pada Rasio Profitabilitas, dilihat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat dikatakan dalam
keadaan fluktuasi tetapi tidak menurunkan profit perusahaan secara signifikan.
3.2 Saran
Dilihat dari posisi perusahaan keuangan perusahaannya, PT Holcim Indonesia Tbk
masih bisa meningkatkan kinerjanya agar posisi perusahaan dapat berada dalam kondisi
aman. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain dengan :
Melakukan Manajemen Aset dengan baik, seperti manajemen kas, persediaan dan
piutang dagang untuk mendapatkan hasil yang baik sekaligus dapat mengendalikan
resiko.
Menjaga agar tidak ketinggalan dalam penambahan teknologi, seperti mesinmesin untuk
produksi.
Melakukan hubungan kerja sama yang baik dengan bank dengan melakukan manajemen
utang yang lebih baik.
LAMPIRAN
Perhitungan Rasio
1. PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk
Data yang digunakan dalam membuat perhitungan rasio adalah sebagai berikut;
KETERANGAN
LIQUIDITY RATIO
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Persediaan
ACTIVITY RATIO
Piutang Usaha
Penjualan
HPP
Total Aktiva
Aktiva Tetap Bersih
LAVERAGE RATIO
Total Hutang
Total Ekuitas
Beban Bunga
Laba Operasi (EBIT)
PROFITABILITY
Laba Bersih (EAT)
Rp
10.314.573
Rp
1.476.597
Rp
1.470.305
Rp
14.597.400
Rp
2.418.762
Rp
1.470.305
Rp
1.290.898
Rp
11.137.805
Rp
5.597.042
Rp
15.346.145
Rp
7.861.338
Rp
1.908.525
Rp
13.887.892
Rp
7.473.669
Rp
18.151.331
Rp
7.836.758
Rp
2.454.818
Rp
17.290.337
Rp
9.020.338
Rp
22.755.160
Rp
8.175.760
Rp
23.207.893
Rp
13.077.390
Rp
13.955
Rp
4.248.475
Rp
2.417.380
Rp
15.733.951
Rp
19.864
Rp
4.708.156
Rp
3.336.422
Rp
19.418.738
Rp
18.042
Rp
6.239.550
Rp
3.224.941
Rp
3.601.516
Rp
4.763.388
Tbk
Data yang digunakan dalam membuat perhitungan rasio adalah sebagai berikut;
KETERANGAN
LIQUIDITY RATIO
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Persediaan
ACTIVITY RATIO
Piutang Usaha
Penjualan
Rp
2.468.172
Rp
1.683.799
Rp
570.459
Rp
2.186.797
Rp
1.556.875
Rp
687.087
Rp
564.622
Rp
5.960.589
Rp
638.343
Rp
7.523.964
Rp
808.791
Rp
9.011.076
2 PT.
Holcim
Indonesia,
HPP
Total Aktiva
Aktiva Tetap Bersih
LAVERAGE RATIO
Total Hutang
Total Ekuitas
Beban Bunga
Laba Operasi (EBIT)
PROFITABILITY
Laba Bersih (EAT)
Rp
2.249.357
Rp
10.437.249
Rp
7.893.251
Rp
4.672.435
Rp
10.950.501
Rp
8.238.252
Rp
5.664.231
Rp
12.168.517
Rp
9.588.783
Rp
3.611.246
Rp
6.822.608
Rp
232.820
Rp
1.147.957
Rp
3.423.241
Rp
7.527.260
Rp
82.328
Rp
1.533.257
Rp
3.750.461
Rp
8.418.056
Rp
156.767
Rp
1.872.712
Rp
828.422
Rp
1.063.560
Rp
1.350.791
KETERANGAN
LIQUIDITY RATIO
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Persediaan
ACTIVITY RATIO
Piutang Usaha
Penjualan
Rp
7.646.144
Rp
2.889.137
Rp
2.006.660
Rp
8.231.297
Rp
4.852.204
Rp
2.284.905
Rp
1.716.582
Rp
14.344.188
Rp
1.828.477
Rp
16.378.793
Rp
2.466.060
Rp
19.598.247
HPP
Total Aktiva
Aktiva Tetap Bersih
LAVERAGE RATIO
Total Hutang
Total Ekuitas
Beban Bunga
Laba Operasi (EBIT)
PROFITABILITY
Laba Bersih (EAT)
Rp
7.534.079
Rp
15.562.998
Rp
8.217.131
Rp
8.891.867
Rp
19.661.602
Rp
12.015.457
Rp
10.300.666
Rp
26.579.083
Rp
18.347.786
Rp
3.423.246
Rp
12.139.752
Rp
47.622
Rp
4.722.623
Rp
5.046.505
Rp
14.615.096
Rp
34.112
Rp
5.089.952
Rp
8.414.229
Rp
18.164.854
Rp
175.074
Rp
6.287.454
Rp
3.656.621
Rp
3.960.604
Rp
4.926.639
Keterangan :
Rasio dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel dengan memasukkan rumus sesuai yang tertera
di landasan teori sehingga menghasilkan perhitungan rasion seperti yang di bawah ini;
ANALISIS
Current Ratio
LIQUIDITY
RATIO
Acid Test Ratio
ACTIVITY RATIO
Inventories
Turnover
Account
Receivable
Turnover
Average
Collection
Period
TAHUN
PT HOLCIM
INDONESIA
Tbk
INDOCEMENT
TUNGGAL
PRAKARSA Tbk
PT SEMEN
GRESIK
(PERSERO)
Tbk
RATA-RATA
INDUSTRI
2010
1,662
5,554
2,918
3,378
2011
1,466
6,985
2,647
3,699
2012
1,405
6,035
1,696
3,045
2010
1,293
4,589
2,273
2,718
2011
1,127
6,086
1,952
3,055
2012
0,963
5,427
1,226
2,539
2010
4,499
4,307
4,639
4,482
2011
8,191
5,629
4,431
6,084
2012
8,244
6,135
4,508
6,296
2010
10,557
8,628
8,356
9,180
2011
11,787
7,277
8,958
9,340
2012
11,141
7,043
7,947
8,711
2010
34,575
42,304
43,680
40,186
2011
2012
30,967
32,761
50,160
51,821
40,747
45,928
40,625
43,503
Fixed Asset
Turnover
Asset Turnover
Debt Ratio
LAVERAGE
RATIO
Debt to Equity
Ratio
Times Interest
Earned
ROA
ROE
PROFITABILITY
Net Profit
Margin
EPS
2010
0,755
1,417
1,746
1,306
2011
0,913
1,772
1,363
1,350
2012
0,940
2,115
1,068
1,374
2010
0,571
0,726
0,922
0,740
2011
0,687
0,765
0,833
0,762
2012
0,741
0,760
0,737
0,746
2010
0,346
1,512
0,220
0,693
2011
0,313
0,133
0,257
0,234
2012
0,308
0,147
0,317
0,257
2010
0,529
1,775
0,282
0,862
2011
0,455
0,154
0,345
0,318
2012
0,446
0,172
0,463
0,360
2010
4,931
304,441
99,169
136,180
2011
18,624
237,020
149,213
134,952
2012
11,946
345,835
35,913
131,231
2010
0,079
0,210
0,235
0,175
2011
0,097
0,198
0,201
0,166
2012
0,111
0,209
0,185
0,169
2010
0,121
0,247
0,301
0,223
2011
0,141
0,229
0,271
0,214
2012
0,160
0,245
0,271
0,226
2010
0,139
0,290
0,255
0,228
2011
0,141
0,259
0,242
0,214
2012
0,150
0,275
0,251
0,226
2010
108,000
876,050
613,000
532,350
2011
139,000
977,100
662,000
592,700
2012
176,000
1293,150
817,000
762,050
DAFTAR PUSTAKA