Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM SISTEM VIDEO

PERCOBAAN KETIGA
PATTERN GENERATOR

KELAS III C
Kelompok 4
1. Inike Aprilia Putri

(1331130070)

2. Joananda Bayu Wicaksana

(1331130045)

3. Lailatul Fadilla Afrilia

(1331130074)

4. M. Ryza Alfie

(1331130086)

5. Neo Rinekso Adi Nugroho

(1331130075)

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
TAHUN PELAJARAN 2015-2016
PERCOBAAN 3
PATTERN GENERATOR

1.

Tujuan
1.1 Mengenal pola-pola dasar pada Pattern Generator.
1.2 Mengukur video komposit dan tegangan standart pada masing-masing
pola.
1.3 Mengukur gelombang termodulasi pada modulator video (RF).
1.4 Mengukur IF video.

2.

Peralatan yang Digunakan


1 Pattern Generator sinyal TV, LODESTAR CPG-1367A
1 Oscilloscope 40 MHz dan passive probe
1 Power Supply
1 Kabel penghubung BNC - BNC 75
1 Kabel penghubung BNC - RCA 75
1 Konektor T-BNC

3.

Diagram Rangkaian

4.

Dasar Teori
Sumber pola gambar (pattern generator) sangat pada teknik video
(televisi) untuk maksud pengaturan atau pencarian kesalahan. Ada berbagai
macam pola gambar dengan berbagai macam keperluannya. Dari begitu
banyak pola gambar yang ada, ada beberapa pola gambar yang umum
digunakan kegunaannya tidak amat spesifik.
Macam-macam Pola Gambar dan Kegunaannya yakni :
a. Bintik-bintik (Dot)
Untuk memeriksa dan mengatur konvergensi statis di tengah layar
dengan kecerahan yang rendah. Hal ini harus dikerjakan sesuai petunjuk
pembuat pesawat televisi.
b. Kotak-kotak (crosshach)
Pola kotak-kotak dengan garis horisontal dan garis vertikal dengan
warna latar belakang hitam dan warna garis putih.
1. Untuk memeriksa dan mengatur konvergensi dinamik horisontal dan
vertikal dan konvergensi sudut.

2. Dengan linieritas pembelokan (defleksi) horisontal dan vertikal yang


benar, garis putih horisontal harus berbentuk segi empat sama sisi. Jika
tidak,

maka

pesawat

dapat

diperiksa

kebenaran

tanggapan

amplitudonya. Garis putih vertikal seharusnya lebarnya 200 ns. Jika


garis ini tidak tajam dan terlihat lebih rendah intensitasnya dibanding
garis horisontalnya, dimungkinkan tanggapan amplitudo penerima tidak
cukup. Jika garis vertikal terlihat ganda, rangkaian penerima mungkin
bergetar.
3. Untuk pemeriksaan pengoreksi pin-cushion pesawat penerima. Dengan
konvergensi yang benar, segi empat di sudut layar harus kira-kira sama
dengan segi empat di tengah layar pada jarak penglihatan normal.
c. Putih (white)
Pola ini berisi sinyal 100% putih (tanpa informasi warna) dengan
burst bergantian.
1. Gambar untuk kecerahan yang konstan pada seluruh layar (tida ada
hum, dll.)
2. Tabung gambar warna untuk pengaturan putih yang baik (white-D).
3. Pembatasan dari arus tembakan pada tabung gambar warna.
4. Untuk recorder video pola ini sangat ideal untuk pengaturan arus
penulisan (rekam) luminansi. Pola ini dapat pula untuk mengatur
demodulator FM (pengaturan level putih).
d. Balok Warna (color)
Balok warna (color bar) terdiri dari 8 balok warna vertikal standart
dan sebuah balok referensi horisontal. Balok 8 warna disusun dalam urutan
penyusutan luminan. Dari kiri ke kanan balok warna itu adalah putih D,
kuning, cyan, hijau, magenta, merah, biru, dan hitam. Pola ini digunakan
untuk menset kontrol operasi pesawat penerima pada posisi yang benar.
Balok horisontal (level putih) pada bagian bawah pola ini digunakan
sebagai standart saat mengatur amplitudo sinyal beda warna dengan
hubungan dengan sinyal luminan dalam tabung gambar. Sinyal dapat
digunakan untuk pengaturan ulang amplitudo sinyal dari rangkaian
demodulator dan matrik, sebagai keluarannya dapat dibandingkan dengan
balok referensi. Selain kegunaan di atas, pola ini dapat digunakan untuk
memeriksa penampilan warna secara keseluruhan. Jadi dapat pula
digunakan pemeriksaan dan pengaturan pada penerima atau VCR :
1. Pemeriksaan pengunci burst.
2. Pemeriksaan AGC warna dan pemati warna.

3. Pemeriksaan rangkaian reaktansi dari regenerator subcarrier.


4. Pemeriksaan sinkronisasi dari regenerator subcarrier.
5. Pemeriksaan rangkaian pengenal (identification) PAL.
e. Sinyal Sinkronisasi
Sinyal sinkronisasi adalah suatu sinyal yang selalu diberikan secara
periodik dan tetap, berfungsi untuk mengemudikan jalannya scaning raster
disetiap pesawat televisi sehingga pembentukan sinyal video menjadi
gambar akan tetap dan tepat susunannya sama dengan posisi semula di
bidang raste kamera (produksi gambar), maka dari itu sinyal sinkronisasi
selalu disertakan bersama dengan sinyal video kemanapun dikirimnya.
Untuk pembentukan raster dengan sistem scanning ini maka
diperlukan dua macam sinkronisasi yaitu:
1. Sinyal sinkronisasi horizontal yaitu untuk scanning horizontal yang
diberikan pada setiap retrace horizontal.
2. Sinyal sinkronisasi vertikal yaitu untuk scanning vertikal yang
diberikan pada setiap retrace vertikal.

Sinyal video yang dilengkapi dengan sinyal-sinyal sinkronisasi


disebut dengan sinyal video komplit (Composite Video Signa/CVSl),
sedangkan untuk sinyal video berwarna disebut Color Composite Video
Signal (CCVS). Karena pada sinyal video tersebut telah ditambahkan
sinyal-sinyal informasi warna, yaitu sinyal Burst dan sinyal Color Sub
Carrier.
5.

Prosedur Percobaan
1. Set-up peralatan seperti pada gambar di bawah ini.

2. Hubungkan Patern Generator dengan catu daya 8, 5 V, kemudian


hidupkan instrumen.
3. Saklar output pada Pattern Generator letakkan pada VIDEO dan amati
bentuk gelombang untuk setiap pola.
4. Amati dan gambar sinyal sinkronisasi dan pengosongan horisontal,
pengosongan vertikal,

serambi depan dan belakang, dan informasi

gambar masing-masing pola.


5. Gambar bentuk gelombang dan tentukan tegangannya.
6. Saklar output pada Pattern Generator letakkan pada IF dan amati bentuk
gelombang untuk setiap pola dan ukur frekuensinya.
7. Gambar bentuk gelombang tersebut dan tentukan tegangannya.
8. Gambar sinyal untuk satu frame (gambar diam) pada video komposit,
tentukan level dan periodanya.
6.

Data Hasil Percobaan


Hasil Pengukuran Video

TEST
POINT

TV

OUTPUT PADA VIDEO

DOTS

Pada Gambar ini menunjukkan hasil pola DOTS, dengan nilai

tegangan adalah :
Scale : Volt/div = 1 Volt ; Time/div = 25 us
Amplitude Information : 0,4 div
Volt value = amplitudo x v/div = 0,4 div x 1 volt/div = 0,4 volt

CROSS
HACH

Pada Gambar ini menunjukkan hasil pola Cross Hatch, dengan nilai
tegangan adalah :
Scale : Volt/div = 2 Volt ; Time/div = 50 us
Amplitude Information : 2 div + 0,3 div = 2 . (0,5) + 0,3 (0,5) = 1,0
+0,15 = 1,15 div
Volt value : Amplitudo x Volt value = 1,15 x 2 volt/div = 2,30 volt

VERT
LINE

Pada Gambar ini menunjukkan hasil pola Vertikal Lines, dengan nilai
tegangan adalah :
Scale : Volt/div = 2 Volt ; Time/div = 50 us
Amplitude Information : 1 div + 0,4 div = 1 (0,5)div + 0,4 div = 0,9
div
Volt value = Amplitudo x volt/div = 0,9 div x 2 volt/div = 1,8 volt

HORIZ
LINE

Pada Gambar ini menunjukkan hasil pola Horizontal Lines, dengan


nilai tegangan adalah :
Scale : Volt/div = 2 Volt ; Time/div = 25 us
Amplitude Information : 2 div = 2 (0,5) div = 1,0 div
Volt value = Amplitudo x volt/div = 1,0 div x 2 volt/div = 2,0 volt

RASTER

Pada Gambar ini menunjukkan hasil pola Raster, dengan nilai


tegangan adalah :
Scale : Volt/div = 2 Volt ; Time/div = 25 us
Amplitude Information : 2 div + 0,1 div = 2 (0,5) div + 0,1 div = 10,0
div + 0,1 div =10,1 div
Tegangan = Amplitudo x volt/div = 10,1 div x 2 volt/div = 20,2 volt

COLOR

Pada Gambar ini menunjukkan hasil pola Color, dengan nilai tegangan
adalah :
Scale : Volt/div = 2 Volt ; Time/div = 0,5 us
Amplitude Information : 1 div + 0,4 div = 1 (0,5)div + 0,4 div = 0,9
div
Tegangan = Amplitudo x volt/div = 0,9 div x 2 volt/div = 1,8 volt

7. Analisa Percobaan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan didaptkan hasil untuk
setiap pola memiliki nilai tegangan seperti pada table hasil percobaan di atas.
Analisa untuk setiap pola adalah sebagai berikut :

Pola DOTS
putih

hita
m

Dari hasil praktikum , pada osiloskop diketahui sampel


sejumlah 2 sinyal sebagai contoh. Puncak sinyal merupakan sinyal
komposit dan sinyal yang berupa garis horizontal adalah sinyal
pengosongan. Yang mana puncak sinyal akan menghasilkan
berwarna putih pada tampilan layar televisi. Sedangkan sinyal yang
berupa garis horizontal akan menghasilkan warna hitam pada layar.
Pada pola dots, frame yang bekerja adalah gabungan dari
frame yang bekerja pada pola vertical line dan horizontal line,
namun hanya frame tertentu yang bekerja.
Dalam sistem televisi, Indonesia menggunakan Sistem Standar
Televisi PAL B yaitu 625 garis.
Garis dalam layar televisi ini dibagi dua yaitu garis ganjil dan garis
genap.
Maka, dapat dihitung :
625garis/2 = 312,5 garis

312,5 garis tersebut menunjukan masing-masing jumlah garis


genap dan garis ganjil.
Untuk menentukan awal garis genap dan garis ganjil, maka
perhitungannya adalah
Jumlah garis genap atau ganjil : 312,5
Jumlah titik atau dots dalam layar televisi : 13 dots
Jadi, 312,5 : 13 = 24 angka 24 adalah awal garis genap
Maka awal garis ganjil adalah dari angka 23
Urutan garis genap : 24, 48, 72, 96, 120, 144, 168, 192, 216, 240,
264, 288, 312
Urutan garis ganjil : 23, 47, 71, 95, 119, 143, 167, 191, 215, 239,
263, 287, 311

Pola Cross Hatch


Putih
Titik Putih
Hitam

2
1

6
5

10

17

1
5

1
3

12 1

19
1
6

18

Dari hasil praktikum , pada osiloskop diketahui sampel sejumlah 3


sinyal sebagai contoh. Puncak sinyal merupakan sinyal komposit

dan sinyal yang berupa garis horizontal adalah sinyal pengosongan.


Yang mana puncak sinyal akan menghasilkan garis berwarna putih
pada tampilan layar televisi. Sedangkan sinyal yang berupa garis
horizontal akan menghasilkan warna hitam pada layar.
Pada Periode Pola Cross Hatch frame yang berkerja adalah
gabungan dari frame horizontal line dan vertical line. Yaitu pada
frame 33,65,95,131,165,195 dan 227 yang membentuk warna putih
pada televisi untuk garis horizontal dan pada frame genap 32, 64,
94, 132, 164, 194, dan 226 yang membentuk warna putih untuk
garis vertical. Garis untuk vertikal dan horizontal berwarna putih
dan dominan belakang berwarna hitam.

Pola Horizontal Line dan Vertikal Line

Putih
Hitam

Dari hasil praktikum , pada osiloskop diketahui sampel sejumlah 3


sinyal sebagai contoh. Puncak sinyal merupakan sinyal komposit
dan sinyal yang berupa garis horizontal adalah sinyal pengosongan.
Yang mana puncak sinyal akan menghasilkan garis vertikal
berwarna putih pada tampilan layar televisi. Sedangkan sinyal yang
berupa garis horizontal akan menghasilkan warna hitam pada layar.
Untuk vertikal lines, frame yang bekerja adalah pada frame yang
bernomor genap yaitu 312 : 17 = 18 yang membentuk warna putih
pada televisi. Urutan garis genap : 18, 36, 54, 72, 90, 108, 126,
144, 162, 170, 188, 206, 224, 242, 260, 278, 296, 314. Urutan garis
ganjil : 17, 35, 53, 71, 89, 107, 125, 143, 161, 169, 187, 205, 223,
241, 259, 277, 295,313.
Pada Vertikal Lines, jumlah garis vertical berwarna putih yang
tampil pada layar televisi adalah 17. Hal ini menunjukkan bahwa
sebenarnya terdapat 17 puncak sinyal.

Putih
Hita
m

Dari hasil praktikum , pada osiloskop diketahui sampel sejumlah 9


sinyal dot (.) sebagai contoh. Sinyal yang berbentuk dot (.)
merupakan sinyal pengosongan dan sinyal yang berupa garis
horizontal adalah sinyal komposit. Yang mana sinyal yang berupa
garis horizontal akan menghasilkan garis horizontal berwarna putih
pada tampilan layar televisi. Sedangkan sinyal yang berbentuk dot

(.) akan menghasilkan dominan warna hitam pada layar. Dalam


sistem televisi, Indonesia menggunakan Sistem Standar Televisi
PAL B yaitu 625 garis.
Garis dalam layar televisi ini dibagi dua yaitu garis ganjil dan garis
genap.
Maka, dapat dihitung :
625garis/2 = 312,5 garis
312,5 garis tersebut menunjukan masing-masing jumlah garis
genap dan garis ganjil.
Untuk menentukan awal garis genap dan garis ganjil, maka
perhitungannya adalah
Jumlah garis genap atau ganjil : 312,5
Jumlah titik atau dots dalam layar televisi : 14 dots
Jadi, 312,5 : 14 = 22 angka 22 adalah awal garis genap
Maka awal garis ganjil adalah dari angka 21.
Urutan garis genap adalah 312, 334, 356, 378, 400, 422, 444, 466,
488, 500, 522, 544, 566, 588. Urutan garis ganjil adalah 311, 333,
355, 377, 399, 421, 443, 465, 487, 499, 521, 543, 565, 587.
Pada Horizontal Lines, jumlah garis horizontal berwarna putih
yang tampil pada layar televisi adalah 14.

Pola Raster

Pada gambar dibawah, memperlihatkan raster pemayaran yang


diterangi tanpa informasi gambar atau warna, sinyal 100% putih

dengan burst bergantian. Pada sinyal raster diatas terdapat sinyal


sinkronisasi, serambi depan dan serambi belakang serta terdapat
sinyal pengosongan.

Pola Color

Balok warna (color bar) terdiri dari 8 balok warna vertikal standart
dan sebuah balok referensi horisontal. Balok 8 warna disusun
dalam urutan penyusutan luminan. Dari kiri ke kanan balok warna
itu adalah putih D, kuning, cyan, hijau, magenta, merah, biru, dan
hitam. Pola ini digunakan untuk menset kontrol operasi pesawat
penerima pada posisi yang benar. Balok horisontal (level putih)
pada bagian bawah pola ini digunakan sebagai standart saat
mengatur amplitudo sinyal beda warna dengan hubungan dengan
sinyal luminan dalam tabung gambar.
8. Kesimpulan Percobaan
Berdasarkan analisa data hasil praktikum dan pembahasan di atas , maka dapat di
peroleh kesimpulan bahwa :

Pada pola dots, cross hatch dan vertical lines. Puncak sinyal merupakan
sinyal komposit dan sinyal yang berupa garis horizontal adalah sinyal
pengosongan. Yang mana puncak sinyal akan menghasilkan garis berwarna

putih pada tampilan layar televisi. Sedangkan sinyal yang berupa garis

horizontal akan menghasilkan warna hitam pada layar.


Pada Horizontal lines, Sinyal yang berbentuk dot (.) merupakan sinyal
pengosongan dan sinyal yang berupa garis horizontal adalah sinyal
komposit. Yang mana sinyal yang berupa garis horizontal akan
menghasilkan garis horizontal berwarna putih pada tampilan layar televisi.
Sedangkan sinyal yang berbentuk dot (.) akan menghasilkan dominan

warna hitam pada layar.


Pattern generator memproduksi gambar berbeda untuk menganalisi tentang
setting parameter video dan menyelesaikan masalah. gambar pattern dari
pattern generator memiliki beberapa parameter composite video (sync

pulse, info, dan blanking pulse).


Pola pola dasar pattern generator dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu dot,

cross hatch, vertical lines, horizontal lines, raster dan color.


Tegangan pada masing masing tipe ditentukan oleh standard TV Vertikal

atau TV Horizontal.
Pada Raster Horizontal dan Vertikal, nilai tegangan mempunyai selisih

perbedaan yang sangat besar.


Untuk pembentukan raster dengan sistem scanning diperlukan dua macam
sinkronisasi yaitu:
a. Sinyal sinkronisasi horizontal
b. Sinyal sinkronisasi vertikal

9. Saran
Berikut adalah saran yang dilakukan agar dapat melakukan praktikum
dengan benar :
1. Sebelum melakukan praktikum seharusnya membaca jobsheet dengan
benar.
2. Mengecek alat-alat yang akan digunakan agar saat praktikum tidak terjadi
kesalahan saat menyusun rangkaian.
3. Amati hasil praktikum dengan baik, kemudian bandingkan dengan teori
yang telah dipahami.
10.

Referensi
1) PPT Modul Ajar Sistem Video Semester 4
2) https://smka2v.wordpress.com/2013/08/15/frame-pada-televisi.html

3) https://soldrerblogs.blogspot.co.id/2011/09/analisis+frame+dot+pada
+televisi.html

Anda mungkin juga menyukai