PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pengujian mikrobiologik terhadap produk perbekalan farmasi dan
makanan yang beredar di seluruh Indonesia sangat perlu dilakukan,
dengan mengingat bahwa produk tersebut sangat mudah dikontaminasi
oleh mikroorganisme. Keberadaan mikroorganisme dalam perbekalan
farmasi dan makanan tidak diharapkan, karena dapat berdampak
negative terhadap kesehatan para konsumen. Di samping itu juga, dalam
rangka menghadapi era globalisasi dan ketersediaan semua produkproduk dalam bentuk siap pakai, maka pengontrolan dan pengujian
secara mikrobiologik terhadap produk pembekalan farmasi dan makanan
dan kosmetika mutlak dibutuhkan.
Pemeriksaan obat dan makanan perlu mengadakan suatu
prosedur operasional baku pengujian mikrobiologi yang terarah, dalam
hal ini meliputi makanan, minuman, obat tradisional, sediaan kosmetika,
alat kesehatan, antibiotika dan vitamin-vitamin, untuk digunakan sebagai
pedoman oleh Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan di seluruh
Indonesia.
Jenis pengujian yang diperlukan untuk masing-masing produk
tidak sama. Untuk produk makanan diuji cemaran mikrobanya. Uji angka
Menentukan
tingkat
pencemaran
Angka
Lempeng
Total
(ALT)
bakteri
pada
adanya
bakteri
.........................................
Pseudomonas
berdasarkan
aeroginosa
pertumbuhan
pada
sampel
Pseudomonas
Vibrio
cholera
pada
sampel
..
berdasarkan
yang
telah
dihinggapi
mikroorganisme
itu
mengalami
yang
berlainan.
Sebaliknya,
peracunan
makanan
tidak
yang
tidak
diketahui
karena
asalnya
hanya
sp.
Akan
tetapi
ada
beberapa
spesies
yang
hasil
alat
pencernaan
kita.
Keracunan
oleh
enterotoksin
Potatoes
300.0g
Glucose
20.0g
Agar
15.0g
15.0g
Peptone
5.0g
Beef extract
3.0g
5.0g
5.0g
Beef extract
3.0g
13.5g
10.0g
Lactose
5.0g
Sucrose
5.0g
K2HPO4
4.2.0g
Eosin Y
0.4g
Methylene Blue
0.065g
10.0g
5.0g
Lactose
4.0g
Na2SeO35H2O
4.0g
L-Cystine
0.01g
13.5g
Lactose
10.0g
Bile salts
8.5g
Na2S2O3
8.5g
Sodium citrate
8.5g
Beef extract
5.0g
2.5g
1.0g
Neutral Red
0.025g
Brilliant Green
0.33mg
10.0g
NaCl
5.0g
15.0g
10.0g
D-Mannitol
10.0g
Glycine
10.0g
Yeast extract
5.0g
K2HPO4
5.0g
LiCl
5.0g
Phenol Red
0.025g
K2TeO3 solution
20.0mL
5.0g
3.0g
K2HPO4
2.5g
Glucose
2.5g
20.0g
Agar
13.6g
K2SO4
10.0g
MgCl2
1.4g
Cetrimide
0.3g
Glycerol
10.0mL
20.0g
Agar
14.0g
NaCl
10.0g
Sodium citrate
10.0g
Na2S2O3
10.0g
Yeast extract
5.0g
5.0g
5.0g
Oxgall
5.0g
Sodium cholate
3.0g
Ferric citrate
1.0g
Thymol Blue
0.04g
Bromthymol Blue
0.04g
Kingdom
: Protista
Filum
: Protophyta
Kelas
: Schyzomycetes
Ordo
: Eubacteriales
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies
: Escherichia coli
b.
Kingdom
: Protista
Filum
: Protophyta (schyzophyta)
Kelas
: Schyzomycetes
Ordo
: Entero
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Salmonella
Spesies
: Salmonella thyposa
c.
Kingdom
: Protista
Filum
: Protophyta (schizophyta)
Kelas
: Schyzomycetes
Ordo
: Eubacteriales
Famili
: Micrococcaceae
Genus
: Staphylococcus
Spesies
: Staphylococcus aureus
d.
Vibrio cholera(13)
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gammaproteobacteria
Ordo
: Vibrionales
Famili
: Vibrionaceae
Genus
: Vibrio
Spesies
: V. cholerae
e.
Candida albicans (12)
Kingdom
: Fungi
Filum
: Ascomycota
Upafilum
: Saccharomycotina
Kelas
: Saccharomycetes
Ordo
: Saccharomycetales
Famili
: Saccharomycetaceae
Genus
: Candida
Spesies
: C. albicans
f.
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Pseudomonadales
Famili
: Pseudomonadaceae
Genus
: Pseudomonas
Spesies
: Pseudomonas aeruginosa
peritritikus atau non motil. Gram negatif. Tumbuh dengan mudah pada
medium nutrien sederhana. Laktose difermentasi oleh sebagian besar galur
dengan produksi asam dan gas. Koloninya utamanya pada nutrien gelatin,
buram tidak tembus cahaya sampai sebagian translusent, smooth dan
seragam konsistensinya. Jika ditumbuhkan pada medium Eosin Metilen Biru
Agar, koloninya tampak seperti logam kemilau.
b.
Kebanyakan galur akan tumbuh pada medium sintesis tanpa faktor tumbuh
khusus, dan dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Fakultatif
anaerob.
c.
d.
negatif,
berbentuk
basil
dan
antigen
somatik
O,
gamma-
dikaitkan
dengan
manusia,
terutama V.
golongan deuteromycota.
penyebab infeksi
Spesies
oportunistik yang
cendawan
ini
merupakan
dan organ dalam manusia. Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah
berbentuk seperti telur (ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 m dan dapat
memproduksi pseudohifa. Spesies C. albicans memiliki dua jenis morfologi,
yaitu
bentuk
bentuk hifa.
Selain
penampakan mikroorganisme ini juga dapat berubah dari berwarna putih dan
rata menjadi kerut tidak beraturan, berbentuk bintang, lingkaran, bentuk
seperti topi, dan tidak tembus cahaya. Cendawan ini memiliki kemampuan
untuk menempel pada sel inang dan melakukan kolonisasi.
f.
menfermentasikankarbohidrat. Pada
uji
biokimia,
bakteri
ini
menghasilkan hasil negatif pada uji indol, Merah Metil, dan Voges-
BAB III
METODE PRAKTIKUM
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
2.
3.
4.
5.
ke
dalam
botol
pengenceran
10 -2
dan
dihomogenkan
6.
7.
8.
2. Kapang
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu dengan
menyemprotkan tangan dan meja pengerjaan dengan
alkohol 70%
e. Dengan ose bulat tadi diambil sampel uji positif dari medium
SCB dan digoreskan pada medium SSA
f. Ose bulat tadi dilewatkan kembali di atas lampu spiritus
g. Dinkubasikan pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24
jam
h. Diamati jika terbentuk zona hijau metalik maka positif untuk
Salmonella thyposa.
3. Bakteri Staphylococcus aureus
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dilakukan pengerjaan secara aseptis
c. Dituang medium VJA ke dalam cawan petri steril hingga tertutupi
dasarnya dan dibiarkan memadat
d. Diambil 1 ose bulat dan dilewatkan di atas lampu spiritus hingga
panas membara
e. Dengan ose bulat tadi diambil sampel uji positif dari medium PW
dan digoreskan pada medium VJA
f. Ose bulat tadi dilewatkan kembali di atas lampu spiritus
g. Dinkubasikan pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24
jam
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1. Djiwoseputro,
D.,
(1964),
Dasar-Dasar
Mikrobiologi,
Penerbit
4. Djide,
N.,
Sartini.,
(1998),
Instrumentasi
Mikrobiologi
Farmasi,
Lampiran
A. Komposisi Medium
1. Medium EMBA (Eosin Methylen Blue Agar)
Peptone
10,0
2,0
Lactosa
5,0
22 nd edition,
Sucrosa
5,0
Eosin y
Yellowish
0,4
Methylen blue
0,07
Agar
13,5
Air
hingga 1000 ml
5,0
Ekstrak daging
3,0
Laktosa
5,0
Air
hingga 1000 ml
5,0
Ekstrak beef
3,0
Agar
15
20
Agar
15
10
Sodium chlorida
hingga 1000 ml
5,0
L-cystine
0,01
Lactose
4,0
Sodium phosphate
10,0
hingga 1000 ml
5,0
Lactosa
10,0
Oxbile kering
8,5
Na-citrat
10,0
NA thiosulfat
8,5
1,0
Brilliant green
0,0003
Neutral red
0,025
Agar
Air
12,0
hingga 1000 ml
10,0
5,0
D(-) mannitol
10,0
Lithium chloride
5,0
Glycine
10,0
Phenol red
0,025
Agar
13,0
OLEH
NAMA
: MUHAMMAD RAHMATULLAH
NIM
: N111 14 079
KELOMPOK : 7
GOLONGAN : JUMAT SIANG
ASISTEN
: FATMAWATI
MAKASSAR
2015