BAB I
PENDAHULUAN
Gastroschisis merupakan kelainan bawaan dimana bagian dari traktus
gastrointestinal tidak berada di dalam rongga abdomen, tetapi berada di luar
melalui umbilikus. Insidensi terjadinya gastroschisis adalah 1 per 2700 kelahiran.
Menurut beberapa penelitian beberapa faktor risiko dapat menjadi faktor pencetus
terjadinya gastroschisis diantaranya Kehamilan pada usia sangat muda
yang
sering disebabkan karena pernikahan di usia muda ataupun usia kehamilan yang
terlalu tua, paritas tinggi dimana semakin banyak kelahiran pada satu ibu semakin
tinggi kemungkinan terkena gastroschisis ataupun kekurangan asupan gizi pada
ibu hamil, kelainan vaskular, infeksi pada awal kehamilan dan pengaruh faktor
genetik.
Gastroschisis adalah defek mayor dalam penutupan dinding abdomen.
Pada gastroshcisis, visera tidak tertutup dinding abdomen dan herniasi menembus
defek pada lateral umbilikus (biasanya pada sisi kanan dimana terjadi involusi
vena umbilikal kedua) sehingga terjadi eviserasi dari isi cavum abdomen.
Gastroshisis biasanya berisi usus halus dan sama sekali tidak terdapat membran
yang menutupi. Kadang terdapat jembatan kulit diantara defek tersebut dan
umbilikalis
Defek ini dapat diketahui sebelumnya dengan menggunakan USG sebelum
terjadi kelahiran, yaitu ditemukannya lengkungan isi perut yang tergenang bebas
dalam cairan amnion. Karena defek ini terjadi lama sebelum bayi lahir, maka
rongga abdomen menjadi kecil dan dinding usus yang menonjol keluar menjadi
lebih tebal sebagai akibat kurangnya aliran darah balik dan iritasi dari cairan
amnion.
Penutupan atau reduksi secara primer akan lebih berhasil apabila
dilakukan pada bayi dengan usia muda. Adanya diagnosis prenatal dengan USG
sangat membantu dalam pengelolaan bayi dengan defek dinding abdomen. Hingga
saat ini terjadi perbaikan dan peningkatan outcome baik pada gastroschisis
maupun omfalokel karena perbaikan perawatan pra operasi dengan adanya USG
dan pasca operasi. Perawatan pasca operasi yang canggih termasuk semakin
majunya nutrisi parenteral dan ventilator mekanik yang ditujukan untuk bayi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
BASIC SCIENCE
anterior
embrio.
Perkembangan
usus
tengah
ditandai
oleh
pertama
yang
masuk
kembali
ke
dalam
rongga
II.
PEMBAHASAN KASUS
Definisi
Gastroschisis merupakan kelainan bawaan dimana bagian dari traktus
gastrointestinal tidak berada di dalam rongga abdomen, tetapi berada di luar
melalui umbilicus. Pada gastroschisis terdapat adanya defek mayor dalam
penutupan dinding abdomen dimana visera tidak tertutup dinding abdomen dan
herniasi menembus defek pada lateral umbilikus (biasanya pada sisi kanan dimana
terjadi involusi vena umbilikal kedua) sehingga terjadi eviserasi dari isi cavum
abdomen.
Epidemiologi
-
Faktor Risiko
-
Etiologi
Gastroschisis terjadi akibat adanya kegagalan pada saat proses embriologi
janin pada sat membentuk sistem gastrointestinal. Dimana terjadi kegagalan dari
perkembangan umbilical coelom yang dapat menyebabkan adanya proses
ekspansi intestine yang keluar dari dinding abdomen.
Diagnosis
-
Ultrasonografi
Dapat dilakukan pada pemeriksaan antenatal care untuk memastikan
diagnosis dini dari gastroschisis. Gastroschisis dapat terdeteksi pada usia
Diagnosis Banding
-
Omphalocele
Penatalaksanaan
Pentalaksanaan pada pasien gastroschisis dilakukan dengan tindakan
operatif yang disebut dengan primary repair ataupun staged repair.
Teknik operasi:
Setelah dilakukan tindakan anestesi, dilakukan reduksi konten usus,
termasuk evakuasi mekonium per-rektal. Perlu dipastikan tidak adanya atresia
usus, yang sering menyertai kasus gastroschisis. Manuver operasi lainnya seperti
operasi pada omphalocele. Penutupan dengan kosmetik yang baik dapat dicapai
dengan membiarkan umbilikus intak. Umbilikus akan berada disamping sisi
penjahitan. Jika jahitan terlalu ketat, dapat dipertimbangkan relaxing incision pada
sisi lateral abdomen kanan dan kiri. Untuk penutupan primer, usus dikembalikan
ke dalam rongga intra-abdomen dan dilakukan aproksimasi fascia dan kulit. Jika
organ viscera tidak dapat dimasukkan ke dalam intra-abdomen, maka usus
dimasukkan secara serial, dan dilakukan penjahitan tiap 5-7 hari. Untuk sementara
dapat dilakukan penutupan usus/defek dengan silo bag modifikasi. Selama
periode postoperasi, jika penutupan kulit terlalu ketat, maka dibutuhkan paralisis
otot untuk menjamin perfusi dan mencegah asidosis metabolik. Sebagian besar
pasien akan mengalami kondisi ileus yang lama
Prognosis
Jika penanganan dilakukan dengan cepat pada usia dini dan dilakukan
dengan tepat maka prognosis akan menjadi baik. Prognosis juga dipengaruhi oleh
keadaan rongga perut pasien, jika pasien memiliki rongga perut yang cukup besar
maka prognosis baik sedangkan jika rongga perut sangat kecil maka prognosis
kurang baik dan dapat memungkinkan diperlukannya tindakan operatif tambahan.