PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan
mempunyai multi fungsi, seperti produksi dan fungsi konversi. Hutan dapat menghasilkan
kayu dan non kayu yang berguna bagi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu
sumberdaya hutan harus dimanfaatkan secara maksimal
BAB II
2.1 Gambaran Umum dan Sejarah Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
Perum Perhutani adalah sebuah badan usaha milik Negara (BUMN) dalam
lingkup
Departemen
Kehutanan.
Berdasarkan
Undang-Undang
19
Peraturan
Perhutani
mempunyai
tugas
menyelenggarakan
perencanaan,
hutan
maka
setiap
unit
diberi
tugas
dan
wewenang
untuk
Batas Utara
Batas Timur
: Jalan Pahlawan
Batas Selatan
Ketinggian
Temperatur rata-rata
: 24-32C
: 145 hari/tahun
BAB III
TINJAUAN UMUM PGT. PANINGGARAN
didrikan pabrik ini sebagai tempat menampung dan mengolah getah pinus yang ada di
wilayah KPH Pekalongan Timur menjadi gondorukem dan terpentin.
Sedangkan untuk peningkatan proses pengolahan getah pinus menjadi
gondorukem dan terpentin dengan mutu yang baik dan berkualitas di PGT Paninggaran
khususnya dan perum perhutani umunya telah meningkatkan implentasi ISO 9002-1994
menjadi SMM 9001-2000 dan telah dilaksanakan secara bertahap.
3.2 Lokasi PGT Paninggaran
PGT Paninggaran berada diatas ketinggian 600 meter dari permukaan laut.
Didirikan pada tanah seluas 7.522,65 m2 dan luas bangunan 681 m2. Berdomisili di
Desa Domiyang, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. Pabrik ini berada di
ruas jalan antara Pekalongan-Karang Kobar 50 Km dari Kota Pekalongan.
3.3 Oraganisasi
PGT Paninggaran dipimpin oleh Kepala PGT setingkat Asper , adapun jumlah
karyawan 32 orang terdiri dari :
a. Pegawai Perhutani
b. Pekerja Harian
c. Pekerja Borong
d. Borong Prestasi
: 13 Orang
: 1 Orang
: 7 Orang
: 11 Orang
Untuk penakaran getah yang diproses dengan kapasitas dua ton, berjumlah 1 unit.
3) Blow Case
Alat ini digunakan sebagai pemanas awal , memindahkan getah dari talang ke
melter dengan kapasitas 2 ton dan berjumlah 1 unit.
4) Melter
Tangki untuk melarutkan getah pinus dengan terpentin , memisahkan kotoran
kasar dari larutan getah yang dipindahkan ke tangki scrubbing melalui filter press
(wire mesh) dengan tekanan steam. Tangki ini berkapasitas 2,88 ton yang berjumlah 1
unit.
5) Filter Press
Filter ini digunakan untuk menyaring larutan getah dari tangki melter ke tangki
scrubbing dengan wire mesh dengan kapasitas 0,5 ton yang berjumlah 2 unit.
6) Tangki Scrubbing
Tangki yang digunakan untuk tempat pencucian larutan getah. Tangki ini
berkapasitas 4 ton dengan jumlah 2 unit.
7) Tangki Pengendap
Tangki ini digunakan sebagai tempat pengendapan larutan getah yang
berkapasitas 6 ton dengan jumlah 2 unit.
8) Tangki Storage
Tangki penampugan larutan getah yag berkapasitas 14 ton dengan jumlah 1 unit.
9) Tangki Air Pemanas
Tangki penampung air panas untuk pencucian larutan getah pada tangki scrubbing
dengan kapasitas 6 ton berjumlah 1 unit.
10) Tangki Terpentin Proses II
Tangki untuk menampung terpentin sementara yang berkapasitas 1,7 ton dengan
jumlah 1 unit.
11) Tangki Terpentin Proses I
c. Kemudian kran dibuka pada tangki penampung dan dialirkan ke dalam blow case
dengan tekana 60-80 atm selama 10 menit. Getah di dalam blow case ditambahkan
asam oksalat sebanyak 5-6 kg dan air panas 400 liter.
d. Selanjutnya getah dari blow case dialirkan menuju ke melter. Di dalam melter terjadi
pengenceran agar semua getah terlarut dengan baik sehingga tidak ada sisa getah yang
ikut bersama kotoran.
e. Melalui filter mesh getah 1,5 kg/cm masuk ke dalam scrubbing selama 20-30 menit
untuk pencucian dan pengendapan.
f. Setelah berada di tangki scrubbing kemudian campuran tersebut dialirkan ke tangki
pengedap melalui filter duck (filter 200 mikron). Tangki pengendap untuk
mengendapkan larutan getah yang dilakukan selama 2 jam.
g. Kemudian melalui tangki pengendap, getah dialirkan ke dalam tangki penampung
( tangki storange) melalui filter 10 dan 5 mikron agar getah bersih sebelum dimasak
dalam tangki pemasak.
h. Dari tangki penampung ditarik menuju ke filter graff yaitu pencucian filter graff
pengendap selama 20-30 menit dengan tekanan 20 atm, pencucian filter graff pemasak
selama 5-15 menit dengan tekanan 4 atm.
2. Proses Pemasakan
a. Larutan Getah dari bagian filter masuk tangki pemasak 5-6 cm3 selama 20-30 menit
pada suhu 70C , tekanan 7 atm dan suhu 40 cmHg.
b. Kemudian dipanaskan secara bertahap pada suhu 165 C selama 80-90 menit, tekanan 9
atm dan tekanan vakum -60 cmHg.
c. Suhu kondensor maksimum 40 C dan total pemanasan 120 menit.
d. Pada proses ini dihasilkan uap terpentin, uap ini akan diembunkan kembali dalam
kondensor. Kemudian masuk ke dalam tangki separator dan terjadinya proses destilasi.
e. Sedangkan hasil gondorukem yang terbentuk dikeluarkan lewat kran untuk ditimbang
dan ditampung dalam canning yang berkapasitas 960 kg.
f. Untuk proses hasil terpentin dialirkan ke tangki terpentin proses untuk menampung
terpentin sementara.
Jenis Uji
Persyaratan
Tabel 1. Persyaratn Umum
Bilangan Asam
Bilangan Penyabunan
Bilangan iod
160-190
170-220
5-25
Gondorukem
b. Persyaratan Khusus
3
4
5
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan mutu
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
4.2
4.3
Alat
Peralatan yang digunakan meliputi :
1. Softening point ring and ball apparatus
2. Termometer gelas
3. Timbangan analitik
4. Oven
5. Desikator
6. Gelas piala 400 mL
7. Pompa vakum
8. Cawan Gooch G-3
9. Cawan timbang diameter 55 mm
10. Cawan porselen
11. Tanur listrik
12. Pembakar Macker
13. Erlenmeyer 300mL
14. Pipet 25 mL
15. Labu ukur 1000 mL
Bahan
Bahan yang digunakan meliputi :
1. Toluena
2. Alkohol 95%
3. Larutan standar kalium hidroksida 0,5 N
4. Larutan indikator phenolphthalein 1% dalam alkohol 95%
5. Larutan kalium hidroksida 0,5 N dalam alkohol 95%
Metode Kerja Sesuai Standarisasi Nasional Indonesia (SNI)
1. Uji Titik Lunak
Titik lunak diukur dengan alat softening point ring and ball apparatus.
a. Contoh yang telah dibuat serbuk halus dicairkan pada suhu rendah,
dimasukkan ke dalam ring selanjutnya permukaan diratakan.
b. Letakkan ring yang berisi contoh pada Ring Holder dan diletakkan
bola baja diatas contoh tersebut.
c. Ring beserta bola baja dan temometer gelas dimasukan ke dalam
gelas piala volume 800 mL , tinggi piala antara 14-15 cm dan
diameternya antara 9,5-10,5 cm. Gelas piala diisi dengan aquadest,
ketinggian aquadest dalam piala gelas antara 10,16-10,78 cm.
d. Air dipanaskan perlahan-lahan pada temperatur awal 40 sampai
gondorukem tersebut melunak dan bola baja harus menyentuh
lempeng bawah.