Anda di halaman 1dari 7

Perilaku Konsumen, Surplus Konsumen

dan Elastisitas Harga


by veny tioanah 13.10 2 komentar Teori Organisasi Umum 2 tugas softskill

I.

Perilaku Konsumen
Definisi Perilaku Konsume

Perilaku

konsumen

adalah proses dan aktivitas ketika

dengan pencarian, pemilihan, pembelian,penggunaan,

serta

seseorang

berhubungan

pengevaluasian produk dan jasa demi

memenuhi kebutuhan dan keinginan.


Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk
barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan denganmudah, sedangkan
untuk

barang

berharga

jual

tinggi (high-involvement) proses

pengambilan

keputusan

dilakukan

denganpertimbangan yang matang.


Pendekatan Perilaku Konsumen
A. Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan
(misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh
konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin
tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada
tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen)
yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum
apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat
kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal
utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah
barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah
barang atau jasa yang dikonsumsi Asumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut :
Konsumen rasional,
artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Berlaku hukum Diminishing marginal utility,
artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang
dikonsumsi secara terus menerus.
Pendapatan konsumen tetap,
artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya
pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap,
artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen
mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Total utility
adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas
masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi
oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 . Xn dan sebaliknya.
B. Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen
mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan
kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini
adalah :
1. Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya
gunayang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi
kebutuhannya.
4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal
mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku
sebaliknya
6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih
disukai daripada C

Persaman dan Perbedaan


Persamaan Kardinal dan Ordinal
Yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu

dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
Perbedaan kardinal dan Odinal
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam angka atau bilangan..
Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal
mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy (pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal
menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .

II. SURPLUS KONSUMEN


Definisi Perilaku Konsume
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen.
Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen.
Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam
mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.
Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.

Contoh : Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar
apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga
Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga
yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.

Surplus Konsumen (Consumer Surplus)


Kesediaan konsumen membayar dikurangi jumlah yang sebenarnya dibayarkan konsumen.

Selisih antara kesediaan konsumen membayar dengan nilai yang sesungguhnya ia bayarkan.

Selisih antara kesediaan membayar dengan harga pasar.


Studi Ilmu Ekonomi Kesejahteraan dilihat dari keuntungan yang diterima pembeli / konsumen dari keikutsertaannya
di sebuah pasar.

a.

Kesediaan Membayar (willingness to pay) Jumlah maksimum yang mau dibayar oleh konsumen untuk
memperoleh suatu barang

b.

Penggunaan Kurva Permintaan untuk Mengukur Surplus Konsumen

Hubungan antara ketinggian kurva permintaan dengan kesediaan membayar para calon pembeli
Pada setiap kuantitas permintaan, harga yang ditunjukkan oleh kurva permintaan sama dengan kesediaan membayar
"pembeli marginal" (marginal buyer), yakni pembeli yang akan langsung meninggalkan pasar begitu harga naik lagi
c.

Bagaimana Harga yang Lebih Rendah Meningkatkan Surplus Konsumen

Pembeli senantiasa menginginkan harga yang lebih rendah untuk setiap barang atau jasa yang akan mereka beli, maka
penurunan harga akan memperbesar kesejahteraan pembeli
Tambahan surplus konsumen itu ada dua macam
i.

Para pembeli lama yang dulu memberi produk yang bersangkutan (Q1) dengan harga awal yang lebih tinggi
(P1) Kenaikan surplus konsumen para pembeli lama ini identik dengan penurunan harga yang mereka bayarkan

ii. Memperoleh kenaikan kesejahteraan karena kini mereka bisa membelinya dengan harga lebih murah (P2) Surplus
komsumen yang dinikmati oleh para pembeli baru tertarik ikut berpartisipasi di pasar setelah harga turun. Karena
adanya pernbeli baru ini, maka kuantitas permintaannya bertambah dari Q1 menjadi Q2.
d.

Apa yang Diukur Surplus Konsumen

Tujuannya adalah untuk membuat penilaianan normatif tentang diinginkan atau tidaknya hasil yang dibuahkan oleh
mekanisme pasar.
Merupakan ukuran yang baik bagi kesejahteraan ekonomis konsumen
Menghormati preferensi (pilihan, atau kecenderangan perilaku) pembeli.
Merupakan cerminan kesejahteraan ekonomis para konsumen.
III. ELASTISITAS HARGA
Definisi Elastisitas Harga
Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah yang diminta konsumen, akibat adanay perubahan
tingkat barang. Dengan kata lain elastisitas harga adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang yang diminta
dibagi dengan perubahan proporsional dari harga.
Konsep Elastisitas

Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya.
Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai
seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini
digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan
seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah
barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum
permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun
dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan
keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan
keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia
menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya
sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar
konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.

1.
2.
3.
4.

Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas.
4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)
Elastisitas silang (Ec)
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang
tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta
dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka
kuantitas barang turun Dan sebaliknya.

1.
2.
3.

Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa
elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan
merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
Tidak elastisitas (in elastic)
Unitari (unity) dan
Elastis (elastic)
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
Q P Q P
Eh : atau Eh = X
Q P P Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan

Q adalah Jumlah barang yang diminta


P adalah harga barang tersebut

adalah

delta

atau

tanda

perubahan.

Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan
elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva
permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan
sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =) pada kondisi ini berapapun
jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.

2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari
elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk
kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah
nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut, Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat
menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi
harga,
apakah
kenaikan/menurunkan
jumlah
barang
yang
akan
dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan
barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana :
1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2. harga relatif tinggi
3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.
Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada
preferensi
konsumen,
harga
barang
subsitusi
dan
komplementer
Dan
juga
pendapatan.

Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang
tersebut,
disebut
dengan
elastisitas
silang
(Cross
Price
Elasticity
of
demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas
silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan
harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu,
maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan
permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya
kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan
sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
Qx Py
Es = - x - > 0 Substitusi
Px Qx
Qy Px
Es = - x - < 0 Komplementer

Py

Qy

Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva
permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan
berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan
persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Q YQ Y
Em = - : atau Em = x
Q Y Y Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih
kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka
tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.

Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda
elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://pengertianpengertian.blogspot.com/2012/05/pengertianelastisitasharga.html
http://iwakbakar.wordpress.com/2012/03/29/pendekatan-perilaku-konsumen/
http://ekonomikro.blogspot.com/2009/10/konsumen-produsen-dan-efisiensi-pasar.html

Anda mungkin juga menyukai