Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sindrom distress pernapasan atau yang lebih dikenal dengan Respiratory Distress
Syndrome RDS merupakan salah satu penyakit membran hyalin dimana menyerang
sistem pernapasan pada preterrm infants. Diagnosa secara klinis dibuat pada preterm
infants dengan sulitnya bernapas yang termasuk tachypnea, retractions, grunting
respirations, nasal flaring dan membutuhkan FiO2.
RDS mengifeksi 40.000 bayi tiap tahunnya di US dan accounts for approximately 20
persen of neoatal deaths. RDS typically affects infants <35 weeks gestational age (GA)
but may affect older infants who have delayed lung maturation. Low GA is the greatest
risk factor for RDS, and its incidence varies inversely with birth weight among AGA
infants (Table 1). Other factors may also influence the risk of RDS among preterm
infants (Table 2).
Tabel 1. Incidence of RDS by Birth Weight
Birth weight gram
501-750
751-1,000
1,001-1,250
1,251-1,500

Incidence of RDS
86%
79%
48%
27%

Tabel 2. Other risk factors for RDS


Increased Risk
Decreased Risk
Prematurity
Chronic intra-uterine stress
Male gender
Prolonged rupture of membranes
Familial predisposition
Maternal hypertension or toxemia
Cesarean section without labor
IUGR/SGA
Perinatal asphyxia
Antenatal glucocorticoids
Caucasian race
Maternal use of narcotics/cocaine
Infant of diabetic mother
Tocolytic agents
Chorioamnionitis
Hemolytic disease of the newborn
Non-Immune hydrops fetalis
dari sebab diatas banyak peneliti mencari tahu bahan yang dapat mengurangi tingkat
penyakit RDS ini. Dalam 3 dekade terakhir ini, telah dikenalkan atenatal steroids dan
exogenous surfactant yang menghasilkan perbaikan dalam RDS; however, it remains a
pricipal clinical problem.

Surfaktan (surface active agent) adalah suatu zat aktif permukaan yang memiliki sifat
yang berbeda pada kedua ujungnya. Ujung yang satu bersifat hidrofobik sedangkan ujung
yang lain bersifat hidrofilik. Sifat inilah yang membuat surfaktan dapat menyatukan
minyak dan air dengan cara menurunkan tegangan antarmuka dari air dan minyak
sehingga air dan minyak membentuk suatu emulsi. Oleh karena itu, surfaktan disebut juga
sebagai emulsifier.
Selain digunakan sebagai bahan pembersih, surfaktan juga dikembangkan dalam
pembuatan obat dan kosmetik. Contoh obat yang mempunyai prinsip kerja seperti
surfaktan adalah obat pencahar , sedangkan contoh kosmetik yang mempunyai prinsip
kerja seperti surfaktan adalah pembersih muka. Tak hanya sebagai pembersih,surfaktan
kini telah digunakan pada bidang kedokteran terutama spesialis paru-paru untuk
mengeringkan alveoli yag basah pada kelahiran bayi yang prematur. Surfaktan yang
digunakan adalah saturated phosphatidylcholine dengan persentase 85 persen dalam obat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Apa itu lechitin
2. Apa kegunaan lechitin
3. Bagaimana lechitin bekerja dalam tubuh

1.3 Tujuan makalah


Tujuan masalah dalam makalah ini adalah
1. Dapat mengetahui apa itu lechitin
2. Dapat mengetahui kegunaan lechitin
3. Dapat mengetahui lechitin bekerja dalam tubuh

Anda mungkin juga menyukai