Tanda Tangan
...
: 046203
: Tn. D
: dr. Lenny Irawati Y., Sp.KJ
: 4 Maret 2016
: Keluarga
: Rawat pada tahun 2013 di RSJ
Prov. Jawa
I. IDENTITAS
Nama
Tempat & tanggal lahir
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status perkawinan
Alamat
II.
: Tn. D
: Bandung, 28 Januari 1988
: 28 tahun
: Laki-laki
: Sunda
: Islam
: STM
: Tidak bekerja
: Belum menikah
: Jl. Siliwangi Dalam II No 58/155B RT/RW 03/01
Cipaganti, Bandung.
RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis
: 10 Maret 2016 jam 11.45
Alloanamnesis
: 13 Mei 2016 jam 14.00 dengan ayah pasien
14 Mei 2016 jam 16.00 dengan kakak pasien
A. Keluhan Utama
Marah-marah
tidak
mau
beraktifitas
(abulia),
banyak
diam
(logorrhea),
banyak
keinginan,
pasien
juga
sering
obat secara paksa kepada pasien pada saat kambuh, namun biasanya
pasien langsung tertidur dan keesokan harinya kembali seperti biasa lagi.
Pada bulan September tahun 2015 pasien kembali mengamuk
(agresivitas motorik), membentur-benturkan kepalanya ke tembok
(suicide motorik), keluyuran (poriomania), telanjang di jalan, gelisah
(agitasi), tiba-tiba menangis kemudian tertawa (emosi labil), suka
menyendiri. Pasien dirawat selama satu bulan di RSJ Prov. Jawa Barat
dan dilanjutkan dengan rawat jalan.
Pada bulan November tahun 2015 pasien telat kontrol ke psikater,
selama 2 minggu pasien sulit tidur (insomnia), sering tiba-tiba marah
(agresivitas verbal), merusak alat-alat rumah tangga (agresivitas
motorik), tiba-tiba menangis (emosi labil), keluyuran (poriomania),
mondar-mandir (agitasi), dan mudah tersinggung (irritable).Pasien di
bawa ke RSJ Prov. Jawa Barat untuk dirawat inap selama tiga minggu
dan rutin kontrol tiap bulan.
Sejak tiga minggu sebelum masuk rumah sakit pasien sulit tidur
(insomnia), suka melempar barang-barang dan memukul (agresivitas
motorik), banyak diam (hipoaktivitas), gelisah (agitasi), bicara
seperlunya, sering tiba-tiba menangis lalu tertawa sendiri (emosi labil),
keluyuran (poriomania)
nakal. Pasien juga merasa bersalah terhadap orang tuanya karena sering
berkelahi dan tidak bekerja.
C.
Riwayat
Gangguan
Sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatrik:
Tidak ada
2. Riwayat gangguan medik:
Riwayat trauma kepala maupun kecelakaan, riwayat patah tulang,
riwayat kejang, dan riwayat dirawat di rumah sakit disangkal.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif:
Pasien merokok dan mengkonsumsi alkohol sejak tahun 2005.
riwayat penggunaan narkoba disangkal.
kelas. Hal ini berlanjut hingga kelas 2 SMP, sejak kelas 3 SMP
pasien mulai membolos dan memilih bermain bersama teman-
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan:
Pada saat pemeriksa melakukan wawancara, penampilan pasien
sesuai dengan usianya. Pasien memakai pakaian dari rumah sakit
berwarna jingga. Penampilan dan kebersihan pasien kurang terawat.
Rambut pasien pendek berwarna hitam kecokelatan dan tampak tidak
disisir. Warna kulit sawo matang. Penampilannya terlihat maskulin
dengan postur sedikit tegang. Pasien melakukan kontak mata dengan
pemeriksa sepanjang wawancara.
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologis : compos mentis.
b. Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
a. Sebelum wawancara: Pasien di ruang tengah, sedang duduk dan
mengobrol dengan perawat.
b. Saat wawancara
: Pasien duduk tenang, menyambut baik
salam yang diberikan oleh pemeriksa, kontak pasien baik.
c. Setelah wawancara : Pasien menjabat tangan pemeriksa, setelah
itu masuk kamar dengan tenang
lancar
dan
:Afek
luas,
ekspresi
emosi
yang
Gustatorik
Raba
2. Ilusi
3. Depersonalisasi
4. Derealisasi
: Disangkal
: Disangkal
: Tidak ditemukan.
: Tidak ditemukan.
: Tidak ditemukan.
baik,
pasien
tidak
dapat
menghitung 100-7
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat mengidentifikasi waktu (jam)
dengan benar dan membedakan waktu pagi dan sore.
b. Tempat : Baik, pasien mengetahui sedang berada di RSJ
Cimahi.
c. Orang : Baik, pasien dapat mengetahui peran pemeriksa.
d. Situasi : Baik, pasien dapat menyesuaikan diri dengan keadaan.
6. Daya ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat usianya,
baik,
pasien
tidak
dapat
tidak
dapat
mengetahui
bernyanyi.
10. Kemampuan menolong diri sendiri: baik, pasien dapat makan,
minum, BAK, BAB, dan mandi sendiri.
E. Proses Pikir
1. Arus pikir:
a. Produktifitas
b. Kontinuitas
c. Hendaya bahasa
2. Isi pikir:
a. Preokupasi dalam pikiran: Pasien ingin pulang dan berkumpul
b.
c.
d.
e.
f.
g.
bersama teman-temannya.
Waham :Tidak ada
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Gagasan rujukan
: Tidak ada
Gagasan pengaruh : Tidak ada
Thought broadcasting: Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik, selama wawancara pasien tidak menunjukkan agresivitas verbal
maupun motorik.
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
Baik,
pasien
dapat
menilai
bahwa
IV.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tekanan darah
4. Nadi
5. Suhu badan
6. Frekuensi pernafasan
7. Bentuk tubuh
8. Sistem kardiovaskular
9. Sistem respiratorius
10. Sistem gastrointestinal
11. Sistem muskuloskeletal
12. Sistem urogenital
B. Status Neurologik
1. Saraf kranial (I-XII)
2. Gejala rangsang meningeal
3. Mata
-/4. Pupil
+/+
5. Oftalmoskopi
6. Motorik
7. Sensibilitas
8. Sistem saraf vegetatif
9. Fungsi luhur
10. Gangguan khusus
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan.
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 4 Maret 2016
Hemoglobin 16,0 g/dl
Leukosit 11.600 /mm3
Trombosit 446.000 /mm3
Hematokrit 46%
Pemeriksaan Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu 91 mg/dl
SGOT 56,5 IU/l
SGPT 48,7 IU/l
Ureum 14,9 mg/dl
Creatinin 1,08 mg/dl
VI.
11
Sejak tahun 2008 pasien mengalami keluhan sulit tidur (insomnia), suka
menyendiri, tidak mau beraktifitas (abulia), banyak diam (hipoaktivitas), gelisah
(agitasi), bicara dan senyum-senyum sendiri (autistik), bicara seperlunya, tidak
nafsu makan (anoreksia), sering tiba-tiba marah (emosi labil), dan mudah
tersinggung (irritable). Hal ini terjadi setelah geng motor yang didirikan pasien
bubar karena anggotanya memilih melakukan pekerjaan lain dan menikah
mengurus keluarga, pasien juga ditinggal menikah oleh mantan pacarnya (faktor
presipitasi). Keluhan ini terjadi hilang timbul. Keluarga pasien sudah
membawanya ke pesantren dan pengobatan alternatif namun tidak menunjukkan
perbaikan. Keluarga pasien percaya bahwa penyakit pasien adalah cobaan yang
harus dijalani.
Tahun 2011 pasien keadaan pasien membaik dengan sendirinya, pasien
mulai bergaul bersama teman-temannya lagi dan dapat membantu ayahnya
sebagai tukang parkir di lapangan gasibu. Pasien juga sering bertemu dengan
mantan pacarnya yang telah menikah dan memiliki anak. Namun hubungan ini
dilarang oleh keluarga pasien.
Tahun 2013 pasien dibawa ke RSJ Prov. Jawa Barat karena pasien
mengamuk dan memukul orang tuanya (agresivitas motorik), suka keluyuran
(poriomania), pasien banyak sekali berbicara dan tidak nyambung (logorrhea),
banyak keinginan, pasien juga sering bermasturbasi memikirkan mantan pacarnya
yang telah menikah. Bila keinginannya tidak dituruti maka pasien akan marahmarah (agresivitas verbal) pada orang tuanya. Pasien sempat dirawat di RSJ
kemudian dilanjutkan dengan rawat jalan di Graha Atma dan diberikan obat. Obat
itu berupa tablet berwarna putih, pink, oranye yang diminum dua kali sehari saat
pagi dan malam. Biasanya apabila pasien sedang marah-marah, keluarga akan
memberikan obat. Obat ini akan mengakibatkan pasien tidur. Selama satu tahun
pasien rajin melakukan kontrol ke dokter. Namun, pasien sering tidak mau minum
obat. Akibatnya riwayat konsumsi obatnya tidak teratur. Terkadang orang tua juga
meminumkan obat secara paksa kepada pasien pada saat kambuh, namun biasanya
pasien langsung tertidur dan keesokan harinya kembali seperti biasa lagi.
Pada bulan September tahun 2015 pasien kembali mengamuk (agresivitas
motorik), membentur-benturkan kepalanya ke tembok (suicide motorik),
12
dirinya memiliki banyak kekurangan dan masalah. Terkadang pasien masih suka
berkumpul dengan teman-teman lamanya dan merasa hebat seperti saat di geng
motor. Pasien juga masih suka bertemu mantan pacarnya yang telah menikah dan
menolak dijodohkan dengan perempuan lain. Sekarang pasien tinggal serumah
dengan ibu, ayah, dan adiknya. Apabila keluarga sedang ada yang mempunyai
waktu kosong maka akan menemani pasien mengobrol. Apabila ada waktu
kosong, maka pasien hanya diam dan tidak mempunyai minat untuk melakukan
sesuatu.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan penampilan pasien sesuai dengan
usianya, penampilan dan kebersihan
pasien
menangis
tersedu-sedu
saat
mengingat
teman-teman
yang
VII.
FORMULASI DIAGNOSTIK
A. Axis I
:
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat
dinyatakan mengalami:
1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran, perasaan
dan perilaku yang menimbulkan penderitaan (distress) dan
menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari (hendaya).
2. Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO,
karena tidak terdapat gangguan kesadaran neurologik, orientasi dan
daya ingat, maupun penyakit organik yang diduga bersangkutan
dengan gangguan jiwanya.
3. GMNO ini termasuk golongan non psikotik karena tidak ditemukan
adanya gangguan isi pikir, waham, halusinasi, gangguan arus pikir,
perilaku katatonik, maupun gejala-gejala negatif.
4. Menurut PPDGJ-III, GMNO non psikotik ini termasuk gangguan
afektif bipolar, episode kini campuran karena memenuhi kriteria:
a. Memenuhi kriteria episode yang sekarang menunjukkan gejalagejala depresif karena adanya afek depresif, kehilangan minat
dan kegembiraan, konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri
dan kepercayaan diri berkurang, merasa tidak berguna,
membentur-benturkan kepalanya ke tembok, tiba-tiba menangis,
dan nafsu makan berkurang.
b. Memenuhi kriteria episode yang sekarang menunjukkan gejalagejala hipomania karena adanya afek manik, peningkatan
aktivitas seksual (masturbasi), harga diri tinggi, gelisah, mondarmandir, telanjang di jalan, keluyuran.
c. Gejala mania dan depresi sama-sama mencolok dan telah
berlangsung 3 minggu.
d. Tedapat episode manik dimasa lampau
Diagnosa banding dari kasus ini adalah
1. Siklotimia
Diagnosis banding ini diambil berdasarkan kriteria adanya
ketidakstabilan menetap dari afek (suasana perasaan), meliputi
banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan.
15
EVALUASI MULTIAKSIAL
A. Axis I
: F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
B. Axis II : Tidak ada
C. Axis III : Tidak ada
D. Axis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain, pasien
E. Axis V
IX.
PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Faktor yang mendukung prognosis:
X.
Baik
Buruk
Presipitasinya jelas
Belum menikah
Dukungan baik
Tidak Bekerja
DAFTAR PROBLEM
A. Organobiologik
B. Psikologi / psikiatrik
: tidak ditemukan
: autistik, abulia, anoreksia, insomnia, emosi
C. Sosial / keluarga
pacar
XI.
TERAPI
A. Farmakoterapi:
S 1 dd tab I R/ Risperidon tab 2 mg no XXVIII
S. 2 dd tab 1 (1-0-1)
-------------------------------------------------------- #
R/ Clozapin tab 100 mg no VII
S. 1 dd tab (0-0-1)
---------------------------------------------- #
R/ Na divalproex tab 250 mg no XXVIII
S. 2 dd tab 1 (1-0-1)
---------------------------------------------- #
B. Psikoterapi:
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya, manfaat
pengobatan, cara pengobatan, efek samping pengobatan. Memberikan
bimbingan yang praktis dan khusus yang berhubungan dengan masalah
kesehatan jiwa pasien, agar pasien lebih sanggup mengatasinya.
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya
akan hilang bila teratur meminum obat. Mengembangkan cara berpikir
positif, dan memperbaikan dalam kepercayaan diri dan prilaku yang lebih
baik dan dalam mengatasi berbagai macam emosi. Memberikan
kehangatan, empati dan pengertian dan optimistik. Membantu pasien
untuk
memecahkan
masalah
eksternal
mebantu
pasien
utuk
FOLLOW UP
17
: Halusinasi (-)
: Waham (-)
: Labil, afek luas
: Eutimik
18