Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah menjelaskan bagaimana
ekuivalensi postulat kesejajaran Euclid dan postulat Playfair, percobaan oleh para matematikawan dalam membuktikan postulat kesejajaran Euclid, dan peran postulat kesejajaran Euclid terhadap perkembangan teori-teori lain dalam geometri. Postulat kelima Euclid sukar untuk dipahami dan diterima sehingga beberapa matematikawan berupaya membuktikan dan menggantikan dengan postulat yang ekuivalen, salah satunya dengan menggunakan postulat Playfair. Upaya percobaan dalam pembuktian postulat kesejajaran Euclid dilakukan oleh (1) Proclus, yang dalam upaya pembuktian menghasilkan postulat asumsi Proclus tersembunyi yang menyebutkan jarak antara dua garis sejajar adalah tetap, (2) John Wallis, membuktikan dengan menggunakan postulat Wallis mengenai kesebangunan segitiga, (3) Girolamo Saccheri, membuktikan dengan menggunakan kontrakdiksi dari postulat kesejajaran Euclid dan menggunakan segiempat Saccheri. Postulat kesejajaran Euclid berperan menghasilkan teori-teori penting yang sangat berguna dalam perkembangan teori lebih lanjut pada geometri. Adapun hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa postulat Playfair dan postulat kesejajaran Euclid, dua pernyataan yang berbeda namun kedua pernyataan tersebut dapat dibuktikan ekuivalen secara logis. Upaya percobaan pembuktian dari ketiga tokoh matematikawan tersebut semuanya mengalami kegagalan. Kegagalan dalam pembuktian postulat tersebut mengakibatkan ditemukannya geometri non-Euclid dan berguna dalam perkembangan teori yang lebih lanjut.