Anda di halaman 1dari 2

Pengertian

Tujuan

Kebijakan
Referensi

Prosedur

Memberikan tindakan pertolongan akibat adanya benda padat atau binatang


yang masuk ke dalam telinga dan hidung
Sebagai acuan
1. Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
2. Mengembalikan fungsi indera
Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Price, Sylvia A. 2000. Patofisiologi. Jakarta; EGC
Smeltzer, Suzzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta;
EGC
Persiapan Alat :
Streril:
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Pinset anatomis
c. Pinset chirrugis
d. Arteri klem
2. THT shet
3. Kassa dan depres dalam tromol
4. Handschone / gloves steril
5. Neerbeken (bengkok)
6. Lampu kepala/ lampu sorot
7. Kom kecil/ sedang
8. Tetes telinga
9. Cairan pencuci luka dan disinfektan (Cairan NS)
Non Streril:
1. Schort / gown
2. Perlak + alas perlak / underpad
3. Handschone / gloves bersih
4. Sketsel / tirai
5. Neerbeken / bengkok
Penatalaksaan Corpus Alienum Pada Telinga dan Hidung:
1. Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien
2. menandatangani Informed concern.
3. Perawat menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien
4. Perawat memeriksa lokasi corpus alienum ditelinga baik dengan langsung
5. atau memakai lampu kepala
6. Perawat menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan jenis
benda yang masuk ke telinga / hidung antara lain :
a. Benda Padat
Biji-bijian dan Benda kotak
a) Perawat memakai alat sonde telinga / hidung (ukuran sonde sesuai
dengan ukuran biji di dalam)

Unit Terkait

b) Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah


masuk melalui bagian luar biji-bijian tersebut.
c) Setelah sonde masuk ke dalam telinga / hidung dan posisi sonde sudah
lebih dalam dari pada posisi biji-bijian, maka dilakukan pergerakan
untuk mengeluarkan biji-bijian.
d) Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal.
b. Binatang
1) Lintah
a) Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah
masuk melalui bagian luar lintah tersebut.
b) Setelah sonde masuk kedalam telinga / hidung dan posisi sonde
sudah lebih dalam dari pada posisi lintah, maka dilakukan
pergerakan untuk mengeluarkan lintah
c) Perawat memakai alat sonde telinga / hidung (ukuran sonde
sesuai dangan ukuran lintah didalam)
d) Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal
UGD, Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai