Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DAN KEPERAWATAN

SISTEM KLASIFIKASI PASIEN

Disusun Oleh :
Reny Nur Afni Putri

P27820714016

Fitri Ardiana

P27820714022

Efrizal Fikri Harlianto

P27820710432

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


POLTEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2015 / 2016

Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
Makalah Manajemen Kepemimpinan : Sistem Klasifikasi Pasien.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tim penyusun mengalami banyak
permasalahan. Namun, berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan
segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing

Manajemen

Kepemimpinan

dan

keperawatan

yang

telah

membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini.


Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun sistematika penulisannya. Maka dari itu, penyusun berterima kasih
apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekanrekanseperjuangan, khususnya rekan-rekan Program Studi DIV Keperawatan
Gawat Darurat.

Surabaya, 14 Maret 2016

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar isi...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Klasifikasi Pasien..................................................4
2.2 Tujuan Sistem Klasifikasi Pasien........................................................5
2.3 Kategori dalam Sistem Klasifikasi Pasien...........................................6
2.4 Klasifikasi pada Kasus........................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Sistem klasifikasi pasien penting dalam pengaturan staf di unit keperawatan
rumah sakit. Hal tersebut mengukur kualitas keperawatan. Klasifikasi pasien sangat
diperlukan sehubungan dengan kebutuhan perawatan selama 24 jam sehingga dapat
menentukan kebutuhan tenaga.
Ruang rawat merupakan sentral kegiatan pokok dalam proses penyembuhan
pasien, dan secara manajerial kepala ruang rawat/bangsal sangat menentukan
keberhasilan dalam memberikan pelayanan keperawatan bagi pasien. Gillies (1994)
mengungkapkan bahwa dalam kegiatan manajemen keperawatan ada dua kegiatan
pokok, yaitu bagaimana mengelola manajemen bangsal secara keseluruhan.
Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien
dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan atau
sesuai dengan waktu pemberi perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk
memberikan perawatan (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien
adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan
nilai produktivitas.

1.2

RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Klasifikasi Pasien ?
2. Apa tujuan Sistem Klasifikasi Pasien?
3. Apa saja kategori dalam Sistem Klasifikasi Pasien ?
4. Bagaimanakah cara melakukan klasifikasi pada kasus ?

1.3

TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian Sistem Klasifikasi Pasien.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang tujuan Sistem Klasifikasi Pasien.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang kategori dalam praktik Sistem Klasifikasi
Pasien.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang cara melakukan klasifikasi pada kasus
BAB II
PEMBAHASAN

3.1

PENGERTIAN SISTEM KLASIFIKASI PASIEN

Sistem berasal dari bahasa Latin (systma) dan bahasa Yunani (sustma) adalah
suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Klasifikasi merupakan kata serapan dari bahasa Belanda, classificatie, yang se
ndirinya berasal dari bahasa Prancis classification. Istilah ini menunjuk kepada sebuah
metode untuk menyusun data secara sistematis atau menurut beberapa aturan
atau kaidah yang telah ditetapkan.
Dan definisi pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Sering
kali, pasien menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk
memulihkannya.
Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien
dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan atau
sesuai dengan waktu pemberi perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk
memberikan perawatan. (Agus Kuntoro, 2010).
Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan
perawatan yang secara klinis dapat diobserpasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem
klasifikasi pasien ini mengelompokan pasien sesuai dengan ketergantungan dengan
perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan
keperawatan yang dibutuhkan.
Suatu system klasifikasi pasien (SKP) penting dalam pengaturan staf di unit
keperawatan rumah sakit. Hal tersebut mengukur kualitas asuhan keperawatan. Dalam
memilih atau mengimplementasikan SKP harus digunakan komite perwakilan manajer
perawat dan perawat klinis. Komite dapat meliputi perwakilan administrasi runah sakit.
Masuknya yang terakhir ini akan mengurangi keraguan tentang SKP.

3.2

TUJUAN SISTEM KLASIFIKASI PASIEN


Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai
untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang
dibutuhkan pasien (Gillies, 1994).
Sistem klasifikasi pasien bertujuan untuk mengkaji pasien dan menghargai tiaptiap nilai angkanya mengukur volume usaha yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan keperawatan pasien.

Setiap kategori descriptor empat perawatan (aktivitas sehari-hari, kesehatan


umum, dukungan pengajar serta emosional, dan perlakuan sekitar pengobatan) dipakai
untuk menunjukkan karakteristik dan tingkat perawatan yang dibutuhkan pasien di
dalam klasifikassi tersebut.
Klasifikasi pasien sangat menentukan perkiraan kebutuhan tenaga. Hal ini
dilakukan untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan kategori yang di
butuhkan untuk asuhan keperawatan klien di stiap unit.
Selain tujuan diatas, komite akan mengidentifikasi tujuan dari SKP yang
dipilih atau dikembangkan. Tujuannya antara lain :
1. Pengaturan staf. System ini akan membentuk suatu unit pengukuran untuk
keperawatan: waktu. Unit pengukuran ini akan digunakan untuk menentukan
jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan. Kebutuhan pasien yang dirasakan dapat
dicocokkan dengan ketersediaan sumber-sumber keperawatan.
2. Anggaran. Bagan unit waktu digunakan untuk menentukan kebutuhan biaya actual
pelayanan keperawatan. Keuntungan dan kerugian perawatan kemudian dapat
ditentukan.
3. Perubahan bidang dalam pemenuhan kebutuhan pasien. SKP memberi manajer
perawat kemampuan meningkatkan dan mengontrol pelayanan keperawatan
sedang, menilai intensitas, dan biaya.
4. Menentukan nilai-nilai untuk persamaan produktivitas, dimana keluaran atau
output dibagi masukan (input). Pengurangan biaya masukan akan mengurangi
biaya setiap keluaran (unit waktu). Pada system pembayaran prospektif (PPS)
ukuran keluaran ini pada pasien yang dipulangkan. Keluaran menjadi kriteria
untuk mengukur produktivitas keperawatan, tanpa memperhatikan kualitas. SKP
memberi indeks beban kerja sebagai ukuran produktivitas.
5. Menentukan kualitas. Bila elemen standar waktu ditetapkan, pengaturan staf
disesuaikan untuk memenuhi jumlah waktu. Seorang manajer perawat dapat
memilih staf yang bekeja dibawah standar waktu untuk menurunkan biaya.
Sehingga manajer perawat membuat keputusan untuk menurunkan kualitas
dengan mengurangi waktu dan biaya. Yang terbaik yang dapat dilakukan dalam
hal ini adalah kolaborasi dengan perawat klinis. Mereka adalah personel yang
secaraterus menerus ada dan dapat membantu mengembangkan dan menerapkan
prosedur dan petunjuk-petunjuk yang lebih efisien. Hal ini dapat meliputi
penataan kembali alat-alat fisik dan pemasangan peralatan dan persediaan
bahan.keterlibatan mereka akan meningkatkan kepercayaan mereka dan rasa
hormat

mereka,

memperbaiki

kehadiran,
5

dan

kebiasaan

kerja

mereka,

meningktkan kestabilan tenaga kerja dan mengurangi kesalahan. Masukan mereka


dalam membuat keputusan dapat melalui evaluasi hasil dan seleksi, identifikasi
tugas non keperawatan yang dilakukan oleh pegawai rendahan, meningkatkkan
mekanisme dan evaluasi kerja.
3.3

KATEGORI DALAM SISTEM KLASIFIKASI PASIEN


Kategori Keperawatan Klien terdiri dari:
Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien
dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan atau
sesuai dengan waktu pemberi perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk
memberikan perawatan.
1. Self-care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan dan
pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri.
Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
2. Minimal Care
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan pengobatan
tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur posisi. Biasanya
dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam
3. Intermediate Care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5
jam/24 jam
4. Mothfied Intensive Care
Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5
jam / 24 jam.
5. Intensive care
Klien biasanya membutuhkan 10-24 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam / 24
jam.
Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut Donglas
(1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga kategori, yaitu
perawatan minimal, perawatan intermediate, dan perawatan maksimal atau total.
1. Perawatan minimal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini
adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti
pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika
6

melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi ini
adalah observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal, status
psikologis stabil, dan persiapan pprosedur memerlukan pengobatan.
2. Perawatan intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini
adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan
minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam. Disamping itu
klien dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan sekali. Kateter Foley
atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan pemasangan infus serta
persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
3. Perawatan maksimal atau total
Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini
adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur, observasi
tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso Gastrik Tube),
menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction), dan kadang
klien dalam kondisi gelisah/disorientasi.
Petunjuk penetapan jumlah berdasarkan derajat ketergantungan :
1. Dilakukan 1 kali sehari pada waktu yang sama dan sebaliknya dilakukan oleh
perawat yang sama selama satu bulan
2. Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi tiga
kriteria)
3. Kelompok pasien sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda tally (1)
pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa
jumlah pasien yang ada dalam klasifikasi minimal, intermediate, maksimal / total.
4. Bila hanya mempunyai satu kriteria dari hasil klasifikasi tersebut maka pasien
dikelompokkan pada klaisfikasi di atasnya.
KLASIFIKASI PASIEN BERDASARKAN DERAJAT KETERGANTUNGAN
Kriteria Ketergantungan
1

Jumlah pasien perhari sesuai kriteria


3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 dst

Perawat Minimal
1. Kebersihan diri, mandi,
ganti pakaian dilakukan
7

sendiri
2. Makan

dan

minum

dilakukan sendiri
3. Ambulasi

dengan

pengawasan
4. Observasi

tanda-tanda

vital dilakukan setiap


shift
5. Pengobatan

minimal,

status psikologi stabil


6. Pasien dirawat untuk
prosedur

diagnostic

untuk

memastikan

kepulangan
7. Operasi

ringan

yang

bisa sembuh normal.


Perawatan Parsial :
1. Kebersihan diri dengan
bantuan minimal, BAB,
BAK dengan bantuan
minimal,
minum

makan

dan

dilakukan

dengan pengawasan dan


bimbingan.
2. Observasi

tanda-tanda

vital setiap 4 jam.


3. Ambulasi

dibantu,

pengobatan lebih dari


sekali.
4. Terpasang

kateter,

intake, output dicatat


tiap shift.
5. Pasien terpasang infus,
persiapan

pengobatan
8

memerlukan

prosedur

tidak khusus.
Perawatan Total
1. Segala kebutuhan diberi
bantuan.
2. Posisi diatur, observasi
TTV setap 2 jam
3. Makan

memerlukan

NGT, terapi intravena,


menggunakan alat bantu
pernafasan.
4. Pemakaian suction.
5. Gelisah / disorientasi.
Jumlah Total pasien per
hari

Perkiraan Jumlah Kebutuhan Perawat di ruangan berdasarkan klasifikasi


pasien.
Hari

Kualifikasi

Jumlah

ke

Jumlah Kebutuhan

Pasien
Minimal Intermediate

Total

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
9

Pagi

Sore

Malam

Ket

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28
29.
30.
31.
Rata-Rata
Klasifikasi Jenis Ketergantungan (Metode Donglas)
Pagi
0,17

Minimal
Sore Malam
0,14
0,07

Pagi
0,27

Intermediate
Sore Malam
0,15
0,10

Pagi
0,36

Total
Sore
0,30

Malam
0,20

Jumlah kebutuhan perawatan tiap hari = jumlah rata-rata perawat pagi + sore +
malam
= .
Perawat yang dibutuhkan = jumlah perawat yang dibutuhkan + perawat cuti,
libur + karu +katim.
3.4

KLASIFIKASI PADA KASUS

10

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN
Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan mereka.
Sistem klasifikasi pasien ini mengelompokan pasien sesuai dengan ketergantungan
dengan perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan
keperawatan yang dibutuhkan.
Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk
mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan
pasien (Gillies, 1994).
Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai dengan
ketergantungan mereka pada pemberi perawatan atau sesuai dengan waktu pemberi
perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan. Antara lain
yaitu Self Care, Minimal Care, Intermediate Care, Mothfied Intensive Care, dan
Intensive Care. Klasifikasi pasien juga dilakukan berdasarkan derajat ketergantuang.

3.2

SARAN
Bagi Tenaga kesehatan diharapkan dapat melakukan system klasifikasi pasien
dengan baik dan dapat mengelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada
pemberi perawatan atau sesuai dengan waktu pemberi perawatan dan kemampuan yang
diperlukan untuk memberikan perawatan. Sehingga kesejahteraan pasien bisa terpenuhi.
Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai
pembelajaran dalam pengaturan manajemen kepemimpinan dalam keperawatan.

11

DAFTAR PUSTAKA
Gillied,D.A. 1994. Nursing Management:A System Approach.Philadelphia:W.B.Saunders
Kuntoro, agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Muha Medika
Swanburg.C.R. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta:EGC

12

Anda mungkin juga menyukai