2014-03-13 Laporan Pandangan Mata Dari Aocn Macao 2014 - Bagian 3 (Terakhir)
2014-03-13 Laporan Pandangan Mata Dari Aocn Macao 2014 - Bagian 3 (Terakhir)
Bukan
sekedar kantuk, tapi bahkan tertidur pulas. Repotnya, ini terjadi saat mendengarkan
kuliah atau ceramah. Karena ketiduran, pernah sekali tempo saya dimarahi pembicara
didepan forum. Ini terjadi pada acara Perdossi di Padang, tahun 2001.
Kala itu saya ikut simpo, duduk di kursi paling depan, dan terus tertidur lelap.
Tampaknya ini diketahui pembicara. Pada sesi diskusi saya ajukan pertanyaan. Eh,
boro-boro jawaban yang saya peroleh, tapi malah disemprot, alias dimarahi. Lho ini
kan sudah saya terangkan saat presentasi, kenapa ditanya lagi. Makanya toh jangan
tidur kalau ikut simpo, demikian celetuk si pembicara. Mendapat jawaban ini, saya
langsung menimpali Lho kenapa saudara pembicara kok jadi sewot. Saya ikut simpo
ini bayar sendiri. Perkara mau tidur atau tidak kek, itu urusan saya. Tugas anda
menjawab pertanyaan peserta. Mendengar jawaban ini, maka gegerlah tawa hadirin.
Pembicara itu adl sejawat Hasan Sjahrir (Medan), yang kala itu blm menyandang gelar
Prof, doktor.
Demikian pula saat di Macao, tetap saja saya ngantuk. Kalau presentasinya
membosankan, saya biarkan saja kantuk itu berkelanjutan. Tapi bila menarik, kantuk
saya lawan dgn memotret presentasi, sekalian untuk bahan diskusi. Inilah 1 presentasi
yang sempat saya potret, yaitu tentang Optic Neuritis (ON) yang akan kita diskusikan.
Rasanya kita semua sudah faham
gejala ON. Gambar sebelah menunjukan mata normal dan mata
ON. Gejala ON adl, tiba-2 saja,
mata kabur atau spt berkabut,
disertai nyeri bola mata saat
digerakan. Pada 39,5% kasus,
nyeri bola mata biasanya menda
hului turunnya penglihatan. Pada
orang dewasa, ON sering terjadi
secara unilateral (satu mata),
sedang pada anak secara bilateral
(kedua mata).
Puncak gejala ON tercapai beb hari atau minggu setelah onset. Apabila diobati
dgn baik, paling lambat 8 minggu gejalanya sudah baik. Namun bila tdk juga baik dlm 8
minggu, maka kita patut sangsi bahwa diagnosisnya adl ON. Pemeriksaan oftalmoskopi
sangat menolong diagnosis. Namun pada kebanyakan pasien, tdk ditemukan edema
papil (retrobulbar ON), kecuali bila terjadi papillitis anterior atau ON luas. Karena itu
saya lebih senang mengobati ON ketimbang stroke, sebab biasanya dlm 1 minggu
pasien sudah bisa melihat kembali. Kesan pasien, dokternya pinter. Kadang pasien
bertanya, apa kelainan mata ini sebaiknya berobat ke dokter mata atau dokter saraf.
Mendapat pertanyaan stategis ini, saya selalu mengedukasi pasien dgn analogi
sederhana. Saya umpamakan mata sbg bola lampu (BL), sedang saraf mata sbg kabel.
Saya terangkan, kalau lampu itu padam, hanya ada 2 kemungkinan gangguan, di BL
atau di kabel. Kalau di BL maka ke dokter mata, bila kabelnya terganggu ke dokter
saraf. Selain mata, analogi semacam ini berlaku pula untuk gangguan di hidung,
telinga, gigi dll. Biasanya pasien langsung faham.
Dibawah ini adl abstract Prof Xiaojun Zhang