1 Golongan Diuretik
Diuretik bekerja dengan cara meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida
sehingga dapat menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi
penurunan curah jantung dan tekanan darah. Beberapa diuretik juga dapat menurunkan
resistensi perifer sehingga menambah efek hipotensinya. Efek ini diduga akibat
penurunan natrium di ruang interstisial dan di dalam sel otot polos pembuluh darah yang
selanjutnya menghambat influks kalsium.
3.1.1 Diuretik Golongan Tiazid
Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan tiazid antara lain hidroklortiazid,
bendroflumetiazid, klorotiazid dan diuretik lain yang memiliki gugus aryl-sulfonamida
(indapamid dan klortalidon). Obat golongan ini bekerja dengan cara menghambat
transport (symport) Na-Cl di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Na + dan Clmeningkat.
1) Hidroklortiazid (HCT)
Mekanisme Kerja : Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida pada
pars asendens ansa henle tebal dan awal tubulus distal, yang menyebabkan
diuresis ringan. Hilangnya K+, Na+, dan Cl- menyebabkan peningkatan
pengeluaran urin sebanyak 3 kali. Hilangnya natrium menyebabkan
turunnya GFR.
Dosis dan Cara Pemakaian :
- Dosis : 12,5-25 mg/hari, dosis tunggal pada pagi hari.
Deskripsi dan Kekuatan Obat :
- Bentuk sediaan : Tablet 25 mg dan 50 mg
- Cara penyimpanan : simpan pada suhu 15-30 C dan terlindungi dari
cahaya.
2) Bendroflumetiazid
Mekanisme Kerja : Obat ini bekerja pada bagian awal tubulus distal
(nefron) dengan cara menurunkan reabsorpsi natrium dan klorida, yang
3) Klorotiazid (Diazil)
Mekanisme Kerja : Obat ini efektif menurunkan tekanan darah sistolik
dan diastolik untuk jangka waktu yang lama pada kebanyakan pasien
4) Indapamid (Lozol)
Mekanisme Kerja : Menghambat reabsorpsi natrium pada tubulus distal
5) Klortalidon
Mekanisme Kerja : Obat ini efektif menurunkan tekanan darah sistolik
dan diastolik untuk jangka waktu yang lama pada kebanyakan pasien
2) Bumetanid (Bumex)
Mekanisme Kerja : Obat ini bekerja terutama dengan memblok
3) Torsemide (Demadex)
Mekanisme Kerja : Menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel
tubuli ginjal.
Dosis dan Cara Pemakaian :
- Dosis : 2,5-10 mg/hari.
Deskripsi dan Kekuatan Obat :
- Bentuk sediaan : Tablet 5 mg , 10 mg, 20 mg, 100 mg; Ampul 10
-
mg/mL
Cara penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan terlindungi dari
cahaya.
kurangi.
Dosis dan Cara Pemakaian :
- Dosis : 5-10 mg 1-2 kali sehari.
Deskripsi dan Kekuatan Obat :
- Bentuk sediaan : Tablet 5 mg
- Cara penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan terlindungi dari
cahaya.
2) Triamteren (Dyrenium)
tubulus collecting.
Dosis dan Cara Pemakaian :
- Dosis : 25-300 mg/hari.
Deskripsi dan Kekuatan Obat :
- Bentuk sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg
- Cara penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan terlindungi dari
cahaya.
3) Spironolakton
Mekanisme Kerja : Spironolakton adalah kompetitif antagonis
aldosterone. Meski menghambat aldosteron-stimulasi Na+ reabsorbsi dan
ekskresi K+ dan H+ di distal tubulus dan duktus collecting. Spironolakton
DAFTAR PUSTAKA
Gilman, 2003, Dasar Farmakologi Terapi, Volume 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Ganiswarna, S. G., 2005, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Gaya Baru, Jakarta.
Wilmana, P. F., dan Sulistia G. G., 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 230-246, 500506.