Gambar 1.
UU No. 38 tahun 2004, PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan UU No. 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang, UU No 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan
Angkutan Jalan
PP No. 26 tahun 2008 tentang RTRWN
Peraturan Presiden No.5 tahun 2010 Tentang RPJMN
PP No. Tentang Renstra Bina Marga
RapermenSPM Jalan
Sistranas dan Tatranas
Rencana Tata Ruang Nasional, Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan
Tatrawil Propinsi di Pulau Sumatera dan kalimantan
Kepmen PU No. 630/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan sebagai
Jalan Arteri Primer dan Kolektor Primer yang menghubungkan antar-Ibukota
Provinsi
Kepmen PU No.631/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan sebagai
Jalan Nasional
Kepmen PU No.567/KPTS/M/2010 tentang Rencana Umum Jalan Nasional
RTRW
Nasional
RPJM
Nasional
Analisis Multi
Kriteria
MP3EI
Penetapan
Prioritas kawasan
Indikator
Prioritas
LHR
DATA KEWILAYAHAN
Program
kegiatan
Jangka menengah
Penetapan Prioritas
Kawasan Strategis
RTRW Pulau
Sumatera dan
Kalimantan
PDRB
Kebijakan
Pembangunan
Isu Strategis
Demografi
Geologi
Sosial ekonomi
Tata guna lahan
Jaringan prasarana dan
pelayanan transportasi
Data statistik/publikasi
DATA LAPANGAN
Kondisi Jalan
lalulintas
Inventarisasi jalan
Kawasan Ekonomi
Lingkungan
Simpul Transportasi
STUDI LITERATUR
Renstra/RPJMD
Masterplan transportasi
Jalan
Studi terdahulu dan
studi terkait lainnya
Kondisi
Kondisi Jalan
Jalan
DATA LAPANGAN
Geologi
LITERATUR
Masterplan
lalulintas
lalulintas
DATA
KEWILAYAHAN
STUDI
Sosial
ekonomi
transportasi Jalan
Inventarisasi
Inventarisasi
Topografi jalan
jalan
Tata
lahan
guna
Demografi
Renstra/RPJMD
Studi terdahulu dan
Kawasan
Kawasan
Ekonomi
Ekonomi
Lingkungan
Lingkungan
oceanografi
dan pelayanan
Sosial
ekonomi
transportasi
transportasi
Simpul
Simpul
Budaya
Transportasi
Transportasi
dan
statistik/publikasi
Tata guna lahan
Jalan
Data
lingkungan
Jaringan prasarana
Studi terdahulu
Lalu lintas
lainnya
perjalanan
Inventarisasi
dan pelayanan
jalan
transportasi
Data
Karakteristik lalu lintas
Rencana pengembangan
statistik/publikasi
Kinerja jaringan jalan
sistem transportasi
Karakteristik
kewilayahan
Sistem Transportasi
Multimoda
Pemodelan
Lalu Lintas
Mempertahankan
kinerja jaringan jalan
Pemenuhan
persyaratan teknis
jalan
Pemantapan dasar
peningkatan
optimalisasi
JANGKA MENENGAH
(2015-2019)
Pemantapan
hierarki jalan
Peningkatan
kapasitas
Pengembangan
jaringan
JANGKA PANJANG
(2020-2024)
Optimalisasi
hierarki
Optimalisasi
pengembangan
Optimalisasi
kinerja jaringan
pengembangan
3. PENDEKATAN ANALISIS
Pendekatan Analisis yang dilakuan untuk mendapat hasil program rencana
pengembangan jaringan jalan lintas, terlebih dahulu melihat seberapa pentingkah
pengembangan jaringan jalan lintas pulau melalui pendekatan Metode SWOT (strenght
weakness oportunity and thread) dalam pengembangannya.
Secara garis besar program pembangunan infrastruktur dapat terbagi menjadi
menjadi 2 (dua) yaitu Program Prioritas dan Program Strategis. Program Prioritas
adalah program yang terbentuk dari urutan yang terpenting dari beberapa jenis
kegiatan infrastruktur yang ada, sedangkan program strategis adalah program yang
merupakan kebijakan suatu pengembangan dari kawasan strategis yang perlu
dikembangkan.
Penentuan program prioritas dari jaringan jalan lintas yang telah ada, didasari melalui
beberapa aspek kriteria terkait dengan penanganan jalan seperti halnya kondisi jalan,
kondisi lalulintas, nilai ekonomi (PDRB), prasarana multimoda dan kawasan unggulan
maupun andalan.
Untuk program strategis didasari oleh kawasan strategis yang dilihat dari simpul
transportasi yang ditetapkan oleh suatu kebijakan dengan melihat daerah hiterland
yang ada dimana indikatornya adalah besarnya potensi kawasan dan jarak kedekatan
simpul. Program strategis yang ada memberikan kebijakan strategis terhadap
kawasan yang akan dikembangkan dalam penanganan jalan, yang dapat memperkuat
atau merubah kebijakan program prioritas sehingga terbentuk Program rencana
pengembangan jaringan jalan lintas.
Gambar 2.
Adapun kriteria yang akan dijadikan penentuan prioritas pengembangan jaringan jalan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.
No
1
Kriteria
Fungsi Arus
Keterangan
Pengakomodasian
terhadap kebutuhan
perjalanan orang/barang
Integrasi Hirarki
Jaringan
Keterpaduan dalam
hirarki sistem jaringan
jalan transportasi
Pengembangan
Ekonomi dan
wilayah
Aspek biaya
Aksesibilitas &
Mobilitas
Kandidat Variabel
1.a. Kapasitas jalan (smp/jam)
1.b. Volume lalu lintas jalan (kend/hari)
1.c. Efektifitas suplai jalan
(Volume/Capacity)
2.a. Keterpaduan fungsional fasilitas
transportasi (ex: A/K/L, N/P/K)
2.b. Integritas dalam sistem intern-moda
(kualitatif)
6.a. PDRB/unit fasilitas transportasi
(Rp/unit)
6.b. Kawasan andalan/hirarki kota
(I,II,III) yang dihubungkan
6.c. Produktifitas produksi sektor per
unit transport (ex: ton/unit)
5.a. Biaya konstruksi (Rp)
5.b. Biaya pemeliharaan / operasi (Rp)
4.a. Sumbangan bagi aksesibilitas
wilayah (unit/km2)
4.b. Sumbangan bagi mobilitas
penduduk (unit/1000 penduduk)
2. KAJIAN KONSEPTUAL
Persyaratan teknis jalan berdasarkan UU No. 34 Tahun 2006 tentang jalan merupakan
dasar hukum dalam pengembangan penanganan jaringan jalan lintas. Jalan Lintas
Pulau Sumatera dan Kalimantan sebagian besar lebar ruas jalan berdasarkan
fungsinya rata-rata masih dibawah standar yang berlaku.
Tabel 2.
etiap
Setiap instansi terkait program kegiatan yang dilakukan mengacu terhadap program
MP3EI yang dicanangkan oleh pemerintah sampai dengan tahun 2025. Berikut ini
ditampilkan program kementerian perhubungan terhadap pengembangan pebuhan yang
menjadi outlet pergerakan barang di Pulau Sumatera dalam mendukung MP3EI.
Gambar 5.
Gambar 6.
Pulau Kalimantan yang dalam MP3EI merupakan pusat produksi dan pengolahan hasil
tambang dan lumbung energi nasional dengan komoditi unggulanya kelapa sawit,
migas dan batubara.
Gambar 7.
Gambar 8.
10
1. Kecenderungan orang untuk lebih memilih melewati Jalan Lintas Timur Pulau
Sumatera.
- Jumlah kendaraan yang melewati jalan lintas pantai timur Sumatera terus
meningkat, karena merupakan jalan alternatif dengan waktu tempuh
terpendek .
- "Meski masih terdapat jalan rusak dan tidak rata, namun banyak
pengemudi yang melewati jalan lintas ini, karena titik kemacetan minim
- Jumlah kendaraan yang melewati lintas timur belum begitu padat, sehingga
ketika dalam perjalanan para pengemudi bisa mempercepat laju
kendaraannya dan lebih hemat waktu dan operasional berkendara
2. Jalan Lintas Timur Pulau Sumatera yang sering rusak akibat muatan berlebih
(Overloaded).
Jalan lintas timur Pulau Sumatera termasuk kategori kelas III A. Artinya,
angkutan barang yang diizinkan lewat adalah kendaraan dengan muatan
sumbu terberat (MST) maksimal 8(delapan) ton, Faktanya banyak
kendaraan pengengkut barang dengan MST lebih dari delapan ton bahkan
beberapa truk pengangkut barang itu bermuatan 10-15 ton. Akibat
pengaggaran batas muatan kendaraan yang melebihi batas kemampuan
jalan dengan frekuensi pelanggaran yang relatif sering maka ruas jalan
lintas Sumatera terutama Jaringan Jalan Lintas Timur rusak parah, dan berusia
pendek. Bahkan sebagian ruas jalan lintas timur sering ditutup karena alasan
keselamatan laulintas.
Pelanggaran muatan truk barang sudah keterlaluan dengan tingkat tingkat
muatan yang lebih berat. Banyak truk melakukan pelanggaran dengan muatan
hampir 100 persen melebihi izin MST 8 ton, sehingga badan jalan tidak mampu
menahan dan rusak.
3. Kondisi Geografis Jalan Lintas Barat yang Melewati Bukit Barisan
Jalan Lintas Barat Pulau Sumatera melewati bukit barisan sehingga topografi
Jalan Lintas Barat Pulau Sumatera ini berbukit-bukit, jalan sempit dan berliku,
di beberapa titik alinyemennya curam bahkan di ruas jalan Biha Krui- Sp.
Gunung Kemala- Pugung Tampak Melesom Batas Provinsi Bengkulu
terdapat alinyemen vertical yang tajam di tanjakan Manula.
Selain itu Jalan Lintas Barat ini merupakan daerah rawan bencana, ada
beberapa titik rawan bencana di sepanjang Jalan Lintas Barat ini, diantaranya
adalah :
-
11
12
ada, jalan linta timur dimungkinkan untuk dikembangkan untuk menjadi treeger
peningkatan perekonomian di Pulau Sumatera.
Dibawah ini dijabarkan analisa SWOT terkait dengan Jalan Lintas Timur dilihat dari
kepentingan pemerintah dalam Pengembangannya.
Tabel 3.
a.
1.
2.
3.
4.
5.
b.
1.
2.
c.
1.
2.
a.
1.
2.
3.
b.
1.
c.
1.
2.
13
ANALISIS INTERNAL
Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weakness)
sekitar jaringan jalan lintas timur
ekonomi wilayah di bagian barat
khususnya
dan tengah pulau sumatera
Dari identifikasi SWOT di atas, maka perlu dibuat skenario untuk memberi arahan bagi
pengembangan Jaringan Jalan Lintas di Pulau Sumatera dan Pulau Kalaimantan, yang
pada intinya skenario yang dipilih harus mampu menjawab upaya untuk
mengoptimalkan unsur positif (Strenght dan Opportunities) dan meminimalkan unsur
negatif (Weakness dan Threats). Penerapan skenario yang ada di dibagi menjadi 2
skenario utama yaitu;
1. Skenario progessif, dengan mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk
mendukung percepatan meraih peluang dan meminimalkan ancaman yang ada;
dan
2. Skenario penetratif, dengan mendayagunakan hasil pencapaian peluang yang ada
untuk menetralisir ancaman yang mungkin timbul.
Untuk mengetahui posisi rencana pengembangan jaringan jalan lintas lakukan proses
telaah IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) dan EFAS (Eksternal
Strategic Factors Analysis Summary) untuk kemudian diketahui posisi kedudukannya
dalam kuadran SWOT.
Tabel 4.
Faktor-faktor
Strategi
S-O
S-W
Keterangan
1. Kondisi Jalan yang cukup baik dibandingkan
dengan lintas sumatera lainnya memberikan
suatu
kesempatan
dalam
pengembnagan
wilayah yang telah direncanakan sehingga
dapat meningkatkan nilai ekonomi yang ada
2. Percepatan Perekonomian dengan adanya
outlet pelabuha di sekitar Wilayah Timur Pulau
Sumatera memberikan kesempatan yang besar
untuk prioritas pengembangan jaringa jalan
litas timur
TOTAL
1. Percepatan perekonomian di pulau sumatera
merupakan perencanaan nasional yang perlu
diperkuat dengan sistem infrastruktur yang
harus mendapat priotitas utama, kondisi Kelas
jalan yang masih kelas IIA harus ditingkatkan
menjadi Kelas IIIA
2. Untuk mengatasi Pegerakan angkutan barang
yang overloading, perlu dilakukan pengawasan
dan pengendalian dengan jembatan Timbang
3. Dengan ditingkatkannya kinerja ruas jalan
yang menghubungkan kawasan wilayah tengah
dan
barat
menuju
lintas
timur
akan
memberikan
dampak
positif
bagi
perkembangan wilayah di sekitarnya
TOTAL
1. Kesempatan pengembangan wilayah dan
Bobot
Rating
Bobot
x
Rating
0,666
3.333
0.333
1.332
3,665
0,333
0,333
0.666
0,333
0.333
1
0,666
2,000
4
2.664
14
Faktor-faktor
Strategi
O-T
W-T
Keterangan
perekonomian masyrakat di wilayah sekitar dan
pulau sumatera umumnya memberikan suatu
dampak yang positif yang perlu diperhatikan,
permasalahan
2. Pendanaan yang terbatas dapat disiasati
dengan
sistem
pengelolaan
infrastruktur
dengan mengajak pihak swasta dalam ikut
serta membantun mengelola pembangunan
infrastruktur dengan pola KPS (Kerjasama
Pemerintah dan Swasta) serta CSR (cooperate
sosial responsibility)
TOTAL
1. Pergerakan angkutan barang yang cukup
besar menyebabkan kerusakan yang semakin
parah, perlu ditangani secara cepat
2. Pengembangan wilayah yang tidak merata,
sehingga menimbulkan pergerakan barang yang
tidak effektif dan effisin dimana outlet tidak siap
menampung barang yang akan disalurkan
3. Pertumbuhan ekonomi yang pesat akan
menimbulkan perubahan perilaku masyarakat,
sehingga
memerlukan
pantauan
dan
pengawasan pemerintah secara melekat
TOTAL
Bobot
Rating
Bobot
x
Rating
0,333
1.665
4,329
0,333
0,333
0,333
0,333
0.666
1
2,000
Posisi SWOT Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Timur Pulau Sumatera
Dari pembobotan di atas, maka dapat diketahui nilai faktor internal (X) dan eksternal
(Y) sebagai berikut:
X
15
Gambar 9.
(+) Eksternal
(PELUANG)
Kuadran II
Stability
0,5
5
C
Kuadran I
Growth
D
Pertumbuhan
dan
Pengembangan
A
(-) Internal
(KELEMAHAN)
0,
2
E
F
(+) Internal
(KEKUATAN)
H
Kuadran III
Survival
(-) Eksternal
(ANCAMAN)
Kuadran IV
Diversification
Pada matriks analisis IFAS - EFAS diperoleh X = 1,665 dan Y = 2,329 dimana X untuk
penjumlahan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) sedangkan Y untuk
penjumlahan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Berdasarkan penghitungan
tersebut, maka sektor ini masuk dalam kuadran I ruang A dengan Pertumbuhan dan
Pengembangan, yaitu strategi pertumbuhan dan Pengembangan dimana
pembangunan dilakukan dikerenakan peluang dan kekuatan mempunyai nilai
yang berarti dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman yang dapat
diselesaikan dengan melihat kekuatan internal yang ada atau dapat
dikatakan Jalan Lintas Timur Pulau Sumatera dapat ditumbuhkan dan
dikembangankan untuk kepentingan pergerakan perkonomian di wilayah
tersebut.
16
Gambar 10.
Gambar 11.
Berbeda halnya dengan Pulau Sumatera, Pulau kalimantan stakeholder yang ada
memandang Aspek Pengembangan Ekonomi Wilayah menjadi peran yang terbesar
dalam kebijakan pengembangan infrastruktur jalan.
REVIEW PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN LINTAS
DI PULAU SUMATERA DAN KALIMANTAN
17
18
Ruas Jalan Yang Menjadi Prioritas di Lintas Tengah Sumatera adalah sebagai berikut :
Tabel 6.
Di Jalan Lintas Tengah ruas-ruas jalan yang menjadi prioritas adalah ruas-ruas jalan
yang menuju ke Pusat Kegiatan Wilayah.
1. Di Provinsi Jambi, Jalan dengan nomor ruas 004, 009 dan 010 adalah ruas jalan
yang menuju ke PKW Muaro Bungo sedangkan jalan dengan nomor ruas 012 dan
013 adalah ruas ajalan yang menuju PKW Sorolangun.
2. Di Provinsi Sumatera Selatan, jalan dengan nomor ruas 011, 013, dan 014 adalah
ruas jalan yang menuju PKW Soralangun, jalan dengan nomor ruas 018 dan 019
adalah ruas jalan yang menuju PKW Lahat, Ruas jalan dengan nomor ruas 020 dan
021 adalah ruas jalan yang menuju PKW Muara Enim, sedangkan ruas jalan dengan
nomor ruas 022 adalah ruas jalan yang menuju PKW Balaraja.
3. Di Provinsi Lampung, jalan dengan nomor ruas 010 dan 012 adalah ruas jalan yang
menuju PKW Kota Bumi, jalan dengan nomor ruas 013 dan 015 adalah jalan yang
menuju PKN Bandar Lampung dan Pelabuhan Panjang, sedangkan ruas jalan
dengan nomor 019 dan 020 adalah ruas jalan yang menuju pelabuhan
penyeberangan Bakauheni.
Seluruh Prioritas Jalan lintas Sumatera dan Kalimantan dapat dilihat pada Lampiran 1
Tabel Program Jalan Lintas
7. KAWASAN STRATEGIS PRIORITAS PULAU SUMATERA DAN KALIMANTAN
Setelah mendapatkan program prioritas dilakukan peninjauan berdasarkan kawasan
strategis dari masing-masing pulau. Penentuan Kawasan startegis mengacu pada
pembagian Kawasan berdasarkan MP3EI dan Outlet pelabuhan yang akan
dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan.
Daerah pengaruh (hinterland) setiap kawasan ditentukan dari jarak kedekatan dengan
Outlet Pelabuhan dan Besarnya Komoditas Unggulan daerah.
7.1 Kawasan Strategis Pulau Sumatera
Di pulau Sumatera kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan
strategis terdiri dari:
1. Kawasan Pengembangan Pusat Ekonomi Lampung
2. Kawasan Pengembangan Pusat Ekonomi Jambi
19
3.
4.
5.
6.
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
1
2
Pelabuhan
P. Panjang
P. Bakauheni
MP3EI
RTRWN
V
V
Program prioritas pengembangan ruas jalan yang terdapat di Kawasan Pusat Ekonomi
Lampung mengalami perubahan prioritas menjadi prioritas utama hal ini dikarenakan
program strategis pengembangan kawasan wilayah.
Berikut ini disampaikan perubahan pengembangan ruas jalan nasional yang terdapat
di jalan lintas dan feeder pengembangan ruas jalan yang ada.
Tabel 9.
20
Program Prioritas
Program Strategis
008
002
003
009
036
004
010
012
011
037
013
005
042
014
006
041
040
033
034
015
032
031
030
006
029
019
21
Prov.
No.
Ruas
Lampung 007
(17)
006
015
040
041
042
Fungsi
Arus
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Lebar
(m)
7.0
7.0
14.0
6.0
7.0
4.8
Kondisi
Jalan
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Penanganan Jalan
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
22
2.
Jenis Komoditi
Palembang
Kawasan
Kawasan
Enim
Kawasan
Andalan
Palembang
Klaster Industri Tanjung
Api-api, Tanjung Carat
Andalan
Muara
Unggulan
pada
Komoditi
Unggulan
Kelapa
Sawit
&
Batubara
Pusat
Pengembangan
MP3EI
RTRWN
Batubara
Ekonomi
RTR
Pulau
V
RTRW
Provinsi
V
Pelabuhan
MP3EI
RTRWN
V
P. Tanjung Siapi-api
P. Palembang
Program prioritas pengembangan ruas jalan yang terdapat di Kawasan Pusat Ekonomi
Palembang mengalami perubahan prioritas menjadi prioritas utama hal ini
dikarenakan program strategis pengembangan kawasan wilayah.
Berikut ini disampaikan perubahan pengembangan ruas jalan nasional yang terdapat
di jalan lintas dan feeder pengembangan ruas jalan yang ada.
Tabel 12.
23
Program Prioritas
Program Strategis
002
039
003
034
033
032
A
A
004
035
027
028
016
005
007
008
029
009
030
017
010
020
018
019
021
036
037
023
038
024
022
025
Gambar 12.
24
Prov.
Sumatera
Selatan
(15)
No.
Ruas
Nama Ruas
003
004
005
007
008
027
028
032
033
034
039
Fungsi
Arus
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Lebar
(m)
7.0
7.0
7.0
7.0
6.0
8.3
8.0
6.0
7.0
7.0
Penanganan Jalan
Kondisi Jalan
Rusak Ringan
Sedang
Sedang
Sedang
Rusak Ringan
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
25
Peningkatan
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Peningkatan
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
3.
Kawasan Pusat Ekonomi Jambi mempunyai beberapa jenis komoditi unggulan yang
terdapat
diwilayah derah
sekitarnya,
yang
merupakan
daerah
hiterland
pengembangan kawasan tersebut. Beberapa kawasan yang terdapat disekitar
Palembang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 13.
No.
1
2
Kawasan Ekonomi Jambi memiliki outlet Pelabuhan Jambi dan Pelabuhan Kuala
Tungkai. Pengembangan Pelabuhan berdasarkan komoditi unggulan yang akan
digerakan menuju ke outlet tersebut.
Tabel 14.
Pelabuhan
P. Jambi
P. Kuala Tungkal
MP3EI
RTRWN
V
V
Program prioritas pengembangan ruas jalan yang terdapat di Kawasan Pusat Ekonomi
Jambi mengalami perubahan prioritas menjadi prioritas utama hal ini dikarenakan
program strategis pengembangan kawasan wilayah.
Berikut ini disampaikan perubahan pengembangan ruas jalan nasional yang terdapat
di jalan lintas dan feeder pengembangan ruas jalan yang ada.
Tabel 15.
26
Program Prioritas
Program Startegis
017
043
030
001
002
029
009
041
042
020
018
040
003
028
039
004
019
025
021
010
027
022
024
026
006
007
023
011
005
015
008
016
Gambar 13.
27
Prov.
Jambi
(11)
No.
Ruas
004
005
006
007
024
025
027
039
040
Fungsi
Arus
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Lebar
(m)
9.4
7.5
9.0
7.5
7.0
7.5
6.5
Kondisi
Jalan
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
28
Penanganan Jalan
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
&
&
&
&
&
&
&
1
2
Komoditi
Unggulan
MP3EI
Kelapa
Sawit
RTRWN
V
RTR
Pulau
V
RTRW
Provinsi
Pelabuhan
MP3EI
RTRWN
P. Pekanbaru
P. Tanjung Buton
P. Tembilahan
P. Kuala Enok
P. Kijang
Program prioritas pengembangan ruas jalan yang terdapat di Kawasan Pusat Ekonomi
Pekanbaru mengalami perubahan prioritas menjadi prioritas utama hal ini dikarenakan
program strategis pengembangan kawasan wilayah.
Berikut ini disampaikan perubahan pengembangan ruas jalan nasional yang terdapat
di jalan lintas dan feeder pengembangan ruas jalan yang ada.
Tabel 18.
29
Program Prioritas
Program Strategis
008
033
009
032
035
031
034
020
021
019
022
K
010
011
018
012
036
022
013
037
014
023
015
026
037
036
024
027
028
016
044
029
030
025
009
012
Gambar 14.
30
Prov.
Riau
(09)
No.
Ruas
008
009
010
011
012
013
014
015
019
022
026
027
028
029
030
031
032
036
037
Fungsi
Arus
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Lebar
(m)
7.0
6.5
6.5
7.0
7.0
6.0
6.0
6.5
6.5
6.0
6.0
4.5
5.0
6.0
8.0
Kondisi
Jalan
Sedang
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Penanganan Jalan
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Rutin
31
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
5.
3
4
Kisaran
Komoditi
Unggulan
MP3EI
RTRWN
RTR
Pulau
V
Sawit
RTRW
Provinsi
V
Pelabuhan
P. Dumai
MP3EI
RTRWN
Timur
pada
Kawasan
Pusat
32
Program Prioritas
Program Strategis
024
025
026
076
027
078
077
005
001
002
003
004
037
080
038
006
079
007
039
Gambar 15.
33
Prov.
Riau
(09)
Sumut
(03)
No.
Ruas
001
002
003
004
005
006
024
025
026
027
Fungsi
Arus
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Lebar
(m)
11.5
6.5
6.0
6.0
6.0
6.5
7.0
7.0
7.0
7.0
Kondisi
Jalan
Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
34
Penanganan Jalan
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
6.
Kawasan Pusat Ekonomi Medan dan Banda Aceh mempunyai beberapa jenis komoditi
unggulan yang terdapat diwilayah derah sekitarnya, yang merupakan daerah hiterland
pengembangan kawasan tersebut. Beberapa kawasan yang terdapat disekitar
Palembang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 22.
No.
1
2
3
4
5
6
Kawasan Pusat Ekonomi Medan dan Banda Aceh memiliki outlet Pelabuhan Belawan
dan Kuala Tanjung. Pengembangan Pelabuhan berdasarkan komoditi unggulan yang
akan digerakan menuju ke outlet tersebut.
Tabel 23.
Pelabuhan
MP3EI
RTRWN
Ulele
Lhokseumawe
Meulaboh
Belawan
Kuala Tanjung
Program prioritas pengembangan ruas jalan yang terdapat di Kawasan Pusat Ekonomi
Medan dan Banda Aceh
perubahan prioritas menjadi prioritas utama hal ini
dikarenakan program strategis pengembangan kawasan wilayah.
Berikut ini disampaikan perubahan pengembangan ruas jalan nasional yang terdapat
di jalan lintas dan feeder pengembangan ruas jalan yang ada.
35
Tabel 24.
Program Prioritas
Program Strategis
050
001
052
051
002
K
026
040
026
K
003
002
041
004
013
014
005
009
007
006
027
042
008
015
010
016
043
017
028
011
018
044
019
020
047
029
021
045
012
A
030
046
022
031
032
001
002
023
003
010
033
005
009
024
034
011
013
004
006
012
008
007
014
015
025
052
016
028
063
017
018
019
053
054
035
020
059
055
021
064
074
022
A
060
057
073
072
061
056
029
036
062
065
023
037
030
Gambar 16.
031
066
36
Prov.
Sumut
(03)
No.
Ruas
Nama Ruas
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
052
063
064
Fungsi
Arus
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Lebar
(m)
6.5
7.5
7.5
8.0
14.0
14.0
14.0
6.5
7.0
12.0
14.0
7.5
7.5
7.0
7.5
7.0
7.0
7.0
Kondisi
Jalan
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
37
Penanganan Jalan
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
Komoditi Unggulan
MP3EI
RTRWN
V
RTR
Pulau
V
RTRW
Provinsi
RTRWN
P. Balikpapan
P. Samarinda
P. Tanah Grogot
P. Bontang
P. Maloy
P. Tarakan
Program prioritas pengembangan ruas jalan yang terdapat di Kawasan Pusat Ekonomi
Samarinda dan Balikpapan
perubahan prioritas menjadi prioritas utama hal ini
dikarenakan program strategis pengembangan kawasan wilayah.
Berikut ini disampaikan perubahan pengembangan ruas jalan nasional yang terdapat
di jalan lintas dan feeder pengembangan ruas jalan yang ada.
38
Tabel 27.
Program Prioritas
Program Startegis
A
014
013
038 037
012
011
039
036
010
007
006
009
008
005
004
Gambar 17.
39
Prov.
Kaltim
(34)
No.
Ruas
008
009
010
012
013
014
037
038
Fungsi
Arus
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Lebar
(m)
6
6.7
6
6
6
10
5
5.5
Kondisi
Jalan
Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Penanganan Jalan
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Rutin
40
&
&
&
&
&
&
&
&
2.
No.
Kawasan
Komoditi Unggulan
3
4
Pusat
Pengembangan
MP3EI
RTRWN
Ekonomi
RTR
Pulau
V
P. Banjarmasin
P. Kumai
P. Kota Baru
P. Batulicin
P. Teluk Sigintung
P. Peilahari
KOMODITI
Kelapa Sawit
Bauksit
Kayu
Batu Bara
OUTLET
Pelabuhan Utama
Pelabuhan
Pengumpul
P. Banjarmasin
P. Peilahari
P. Banjarmasin
P. Peilahari
P. Banjarmasin
P. Peilahari
P. Banjarmasin
P. Peilahari
Program prioritas pengembangan ruas jalan yang terdapat di Kawasan Pusat Ekonomi
Samarinda dan Balikpapan
perubahan prioritas menjadi prioritas utama hal ini
dikarenakan program strategis pengembangan kawasan wilayah.
Berikut ini disampaikan perubahan pengembangan ruas jalan nasional yang terdapat
di jalan lintas dan feeder pengembangan ruas jalan yang ada.
41
RTRW
Provinsi
Tabel 30.
Program Prioritas
Program Strategis
42
034
033
025
026
039
035
037
040
047
045
041
046
038
048
049
012
044
035
042
011
015
013
029
043
031
041
028
010
030
040
033
014
K
039
027
016
026
038
017
025
036
037
035
024
034
023
018
022
050
045
021
046
019
019
044
043
020
051
047
018
020
048
032
001
042
002
017
049
015
016
003
004
010
005
A
009
008
Gambar 18.
43
Prov.
No.
Ruas
Kalteng
(32)
012
013
015
016
017
018
019
020
044
Kasongan - Tangkiling
Tangkiling - Bts. Kota Palangkaraya
Jln. Ir. Sukarno - Lap. Terbang
Sp. Karang Bangkirai - Br. Bengkel
Br. Bengkel - Pilang
Pilang - Pulang Pisau
Pulang Pisau - Bts. Kota Kuala Kapuas
Tumbang Talaken - Tumbang Jutuh
Sp. Batang- Sp. Kulim
Kalsel
(36)
001
002
003
004
005
015
016
017
032
Fungsi
Arus
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Rendah
Lebar
(m)
6.0
8.0
12.0
7
7
6.3
5
6
7
12
6
6
6
7.5
12
6.2
5
Kondisi
Jalan
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Penanganan Jalan
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
44
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
&
3.
No.
Kawasan
Kawasan
Andalan
Mempawah, dsk
Pontianak,
Komoditi
Unggulan
Bauksit,
Kelapa Sawit,
Kayu
MP3EI
RTRWN
RTR
Pulau
V
RTRW
Provinsi
Pelabuhan
P. Pontianak
MP3EI
RTRWN
Program prioritas pengembangan ruas jalan yang terdapat di Kawasan Pusat Ekonomi
Pontianak perubahan prioritas menjadi prioritas utama hal ini dikarenakan program
strategis pengembangan kawasan wilayah.
Berikut ini disampaikan perubahan pengembangan ruas jalan nasional yang terdapat
di jalan lintas dan feeder pengembangan ruas jalan yang ada.
Tabel 33.
Program Prioritas
Program Strategis
45
Gambar 19.
46
Prov.
Kalbar
(30)
No.
Ruas
010
Fungsi
Arus
Rendah
011
012
013
Tinggi
Tinggi
Sedang
8.0
6.0
4.5
014
015
016
Rendah
Rendah
Rendah
4.5
6.5
6.0
Lebar
(m)
7.0
Kondisi
Jalan
Baik
Rusak
Ringan
Baik
Baik
Rusak
Ringan
Sedang
Sedang
Penanganan Jalan
Pemeliharaan Rutin
Peningkatan
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Peningkatan
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Berkala
47
4.
Program Prioritas
Program Strategis
48
Gambar 20.
Perbatasan Entikong
49
Prov.
Kalbar
(30)
No.
Ruas
042
043
044
045
022
Fungsi
Arus
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Lebar
(m)
Kondisi Jalan
6.7
8.2
6.0
6.0
6.5
Rusak Ringan
Rusak Ringan
Rusak Ringan
Rusak Ringan
Sedang
Penanganan Jalan
Peningkatan
Peningkatan
Peningkatan
Peningkatan
Pemeliharaan Berkala
50
&
&
&
&
&
8. KESIMPULAN
8.1 Jalan Lintas Pulau Sumatera
1. Permasalahan jalan Lintas Pulau Sumatera yang terbagi menjadi tiga lintas yang
terdiri dari Lintas Barat, Lintas Tengah dan Lintas Timur memiliki masing-masing
permasalahan yang berbeda-beda. Lintas Barat yang terletak hampir seluruhnya
terletak di Pantai Barat memiliki permasalahan terkait dengan rawan bencana
karena merupakan daerah patahan, sehingga beberapa ruas mengalami longsor
akibat. Sedangkan Kondisi Jalan Lintas tengah yang melalui simpul pemukiman
sudah cukup padat lalulintas pada ruas yang memasuki daerah pemukiman.
Sedangkan Lintas Timur kegiatan laulintas angkutan barang sangat mendominasi,
hampir sebagian besar outlet pelabuhan utama terletak di lintas timur.
2. Pengembangan Jalan Lintas Timur menjadi prioritas utama sebagai motor
pergerakan ekonomi di pulau sumatera, outlet pelabuhan yang terletak di sekitar
garis pantai timur pulau sumatera menjadi potensi pergerakan prioritas angkutan
barang dari wialayah pulau sumatera sehingga diperlukan jalan penghubung dari
kawasan yang ada menuju oulet pelabuhan terdekat.
3. Startegi awal pengembangan jalan lintas pulau sumatera terlebih dahulu
membuat kajian urutan prioritas ruas jalan yang berpotensi untuk dikembangkan
berdasarkan kriteria seperti Fungsi Arus, Perekonomian, Aksebilitas dan Mobilitas,
Kawasan unggulan dan Multimoda. Pengembangan berdasarkan Aksebilitas dan
mobilitas serta Nilai Volume Fungsi Arus menjadi kriteria terbesar dalam
pengembangan jalan lintas.
4. Selain dari pengembangan prioritas, pengembangan strategis diperlukan dalam
pengembangan kawasan yang memiliki potensi andalan di pulau sumatera.
Dengan mengacu pada MP3EI (Masterplan Percepatan Ekonomi Indonesia)
pengembangan oullet pelabuhan yang direncanakan menjadikan dasar
pengembangan kawasan startegis di wilayah pulau sumatera, secara garis besar
terdapat 6 (enam) kawasan strategis untuk dikembangkan yaitu: Pusat Ekonomi
Medan, Kluster Industri Dumai, Pusat Ekonomi Pekanbaru, Pusat Ekonomi Jambi,
Pusat Ekonomi Palembang dan Pusat Ekonomi Bandar Lampung
5. Kawasan startegis diatas, diperkuat dengan pengembangan ruas jalan nasional
yang menghubungkan beberapa kawasan unggulan yang ada, selain daripada
ruas jalan yang terdapat pada jalan lintas timur.
8.2 Jalan Lintas Pulau Kalimantan
1. Seperti halnya Pulau Sumatera, jalan lintas Kalimantan yang terbagi menjadi tiga
lintas yang terdiri dari Lintas Utara, Lintas Tengah dan Lintas Selatan memiliki
masing-masing permasalahan yang berbeda-beda. Lintas Utara yang memiliki
kondisi Jalan yang tidak baik dan tata guna lahan yang kurang berkembang,
sedangkan Lintas tengah masih terdapatnya jalan yang tidak terhubung dan
sering terjadi banjir menyebabkan lintas tersebut kurang dapat dikembangkan.
2. Pengembangan Jalan Lintas Selatan Pulau kalimantan menjadi prioritas utama
sebagai motor pergerakan ekonomi di pulau Kalimantan, outlet pelabuhan yang
terletak di sekitar garis pantai Selatan pulau Kalimantan menjadi potensi
pergerakan prioritas angkutan barang dari wialayah pulau Kalimantan sehingga
diperlukan jalan penghubung dari kawasan yang ada menuju oulet pelabuhan
terdekat.
3. Startegi awal pengembangan jalan lintas pulau Kalimantan terlebih dahulu
membuat kajian urutan prioritas ruas jalan yang berpotensi untuk dikembangkan
berdasarkan kriteria seperti Fungsi Arus, Perekonomian, Aksebilitas dan Mobilitas,
Kawasan unggulan dan Multimoda. Aspek berdasarkan Pengembangan Ekonomi
Wilayah menjadi kriteria terbesar dalam pengembangan jalan lintas di Pulau
Kalimantan.
4. Selain dari pengembangan prioritas, pengembangan strategis diperlukan dalam
pengembangan kawasan yang memiliki potensi andalan di pulau Kalimantan.
Dengan mengacu pada MP3EI (Masterplan Percepatan Ekonomi Indonesia)
REVIEW PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN LINTAS
DI PULAU SUMATERA DAN KALIMANTAN
51
52