Oleh:
Fitrian Sufianasari G99122048/K.03.13
Wiharesi Putri S
G99122110/K.04.13
Pembimbing:
dr. Pudjiastuti, Sp.A (K), M.Kes
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD DR Moewardi Surakarta. Presentasi kasus
dengan judul :
SEORANG ANAK LAKI-LAKI USIA 3 BULAN
DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DAN GIZI BAIK
Hari/tanggal
September 2013
Oleh:
Fitrian Sufianasari
G99122048/K.03.13
Wiharesi Putri S
G99122110/K.04.13
BAB I
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama
: An. A
Umur
: 3 bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Berat Badan
: 5,4 kg
Panjang Badan
: 55 cm
Agama
: Islam
Alamat
: Banjarsari
Tanggal masuk
: 16 September 2013
Tanggal pemeriksaan
: 16 September 2013
No. RM
: 01202620
II. Anamnesis
Alloanamnesis diperoleh dari ibu penderita pada tanggal 16 September 2013.
A. Keluhan Utama
Diare
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit, ibu pasien mengeluhkan anaknya buang air
besar cair (mencret) kurang lebih 8 kali sehari. Setiap buang air besar kurang lebih seperempat
gelas belimbing, cairan sama banyak dengan ampas, berwarna kuning, tidak berbau, tanpa
lendir, dan tanpa darah. Pada pasien, tidak didapatkan adanya demam, batuk, pilek, maupun
muntah. Pasien masih mau minum ASI. BAK (+) berwarna kuning dan berjumlah banyak.
Sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien buang air besar cair (mencret) lebih dari
10 kali sehari. Setiap kali mencret kurang lebih seperempat gelas belimbing, berwarna kuning,
cairan lebih banyak daripada ampas, tidak berbau, tanpa lendir, dan tanpa darah. Pada pasien
didapatkan adanya demam dan muntah setiap kali diberi minum. Tidak didapatkan adanya batuk
dan pilek. Oleh orang tuanya, pasien diperiksakan ke dokter dan kemudian dirujuk ke RS Dr.
Moewardi.
Saat di IGD RS Dr. Moewardi, pasien tampak lemas, rewel, dan terlihat kehausan.
Didapatkan adanya demam (+), muntah (+) setiap kali diberi minum, batuk (-), dan pilek (-).
BAK terakhir kurang lebih 2 jam sebelum masuk rumah sakit dan berwarna kuning pekat.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: air PAM
F. Riwayat Kelahiran
Lahir spontan ditolong dokter pada usia kehamilan 40 minggu, dengan berat badan lahir
3200 gram, panjang badan 50 cm, dan langsung menangis kuat.
G. Riwayat Post Natal
Rutin ke posyandu tiap bulan untuk menimbang badan dan mendapat imunisasi
H. Riwayat Imunisasi
Pasien sudah mendapat imunisasi:
BCG
: 1 bulan
Hepatitis B
Polio
: 1, 2 bulan
DPT
: 2 bulan
Kesan
: untuk sementara imunisasi dasar sesuai jadwal DEPKES, tidak sesuai jadwal
IDAI 2011
I.
Perkembangan Anak
Mulai tersenyum
: 2 bulan
Kesan
J. Riwayat Nutrisi
Pasien dari lahir sampai sekarang minum ASI. ASI diberikan tiap pasien meminta.
Pasien tertidur setelah minum ASI.
K. Pohon Keluarga
I
II
An. A, 3 bln
III
III.
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum : Lemah, kompos mentis, gizi kesan baik,
gelisah/rewel.
B.
Tanda vital
Nadi
Laju nafas
Suhu
: 38,4C (aksila)
C. Kepala
F. Telinga
: sekret (-/-)
G. Mulut
H. Tenggorok
I. Leher
J. Thoraks
K. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
M.
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
: supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit kembali lambat
N.
Anus
O.
Ekstremitas
--
TB: 55 cm
Usia: 3 bulan
Satuan
Rujukan
g/dl
%
ribu/ul
juta/ul
ribu/ul
9.4-13.0
28-42
5.0-19.5
3.10-4.30
150 450
/um
pg
g/dl
%
80.0 - 96.0
28.0 - 33.0
33.0 - 36.0
11.6 - 14.6
%
%
%
0.00 - 4.00
0.00 - 1.00
18.00 - 74.00
Limfosit
Monosit
KIMIA KLINIK
GDS
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Klorida
VI.
47.80
5.00
%
%
60.00 - 66.00
0.00 - 6.00
135
mg/dl
60-100
133
3,6
101
mmol/L
mmol/L
mmol/L
132-145
3,1-5,1
98-106
Resume
Sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit, ibu pasien mengeluhkan anaknya buang air
besar cair (mencret) kurang lebih 8 kali sehari. Setiap buang air besar kurang lebih seperempat
gelas belimbing, cairan sama banyak dengan ampas, berwarna kuning, tidak berbau, tanpa lendir,
dan tanpa darah. Pasien masih mau minum ASI. BAK (+) berwarna kuning dan berjumlah banyak.
Sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien buang air besar cair (mencret) lebih dari
10 kali sehari. Setiap kali mencret kurang lebih seperempat gelas belimbing, berwarna kuning,
tidak berbau, cairan lebih banyak daripada ampas, tanpa lendir, dan tanpa darah. Pada pasien
didapatkan adanya demam dan muntah setiap kali diberi minum. Oleh orang tuanya, pasien
diperiksakan ke dokter dan kemudian dirujuk ke RS Dr. Moewardi.
Saat di IGD RS Dr. Moewardi, pasien tampak lemas, rewel, dan terlihat kehausan.
Didapatkan adanya demam (+), muntah (+) setiap kali diberi minum, batuk (-), dan pilek (-). BAK
terakhir kurang lebih 2 jam sebelum masuk rumah sakit dan berwarna kuning pekat.
Riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan riwayat
penyakit sekarang tidak ditemukan. Riwayat pemeliharaan kehamilan dan prenatal baik. Riwayat
kelahiran berat badan lahir cukup, cukup bulan, sesuai masa kehamilan, lahir spontan, dan
menangis kuat. Riwayat imunisasi, pasien mendapatkan imunisasi dasar sesuai jadwal DEPKES.
Riwayat perkembangan pasien baik sesuai dengan usia. Status gizi pasien kesan baik berdasarkan
pemeriksaan klinis dan antropometri.
Hasil pemeriksaan keadaan umum didapatkan lemah, kompos mentis, gelisah/rewel, status
gizi kesan baik. Tanda vital pasien didapatkan nadi 152 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup,
pernafasan 52 x/menit, kedalaman cukup, reguler, tipe abdominal, suhu 38,4 C (aksila).
Pemeriksaan fisik ditemukan UUB cekung, mata cekung, air mata berkurang, mukosa mulut basah,
turgor kulit kembali lambat, capillary refill time < 2 detik, dan arteri dorsalis pedis teraba kuat.
VII.
Daftar Masalah
a. Buang air besar cair (mencret) 10 kali/hari
b. Muntah
c. Demam
d. Rewel
e. Kehausan
f. UUB cekung
g. Mata cekung, air mata berkurang
h. Turgor kulit kembali lambat
Penatalaksanaan
1.
2.
3.
Rehidrasi Ringer Laktat 200 cc/KgBB/hari = 1080 cc/hari 45cc/jam 11 tpm makro
(pukul 20.00 tanggal 16 September 2013 pukul 05.00 tanggal 17 September 2013).
4.
5.
6.
X. Planning
Pemeriksaan urin dan feses rutin
XI.
Monitoring
1. KUVS/1 jam dan status hidrasi/1 jam selama rehidrasi
Edukasi
Edukasi yang diberikan terhadap keluarga pasien adalah
a. Memberikan ASI sesering mungkin.
b. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air bersih yang cukup.
c. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar.
d. Buang air besar di jamban.
e. Membuang tinja bayi atau popok yang telah terpakai dengan benar dan tidak di
sembarang tempat.
XIII. Prognosis
Ad vitam
: bonam
Ad sanam
: bonam
Ad fungsionam
: bonam
MONITORING PASIEN
16 September 2013
Pukul
S:
O:
KU:
HR:
RR:
t:
SH:
UUB:
Kelopak mata
Air mata:
Mukosa Basah:
Turgor:
ADP:
CRT:
Akral dingin:
BC:
Diuresis:
A:
P:
21.00
Mencret 1 kali
lendir(-), darah(-)
Muntah (-)
Kehausan (+)
22.00
Mencret (-)
Muntah 2 kali
Kehausan (+)
23.00
Mencret 2 kali
lendir(-), darah(-)
Muntah (-)
Kehausan (+)
Kompos mentis
130 x/menit
50 x/menit
37,0
Kompos mentis
135 x/menit
52 x/menit
36,7
Kompos mentis
128 x/menit
50 x/menit
37,0
Cekung
Cekung
(+/+)
(+)
Kembali lambat
Kuat
< 2 detik
(+/+)
-23
0,4
Tetap
Tetap
Cekung
Cekung
(+/+)
(+)
Kembali lambat
Kuat
< 2 detik
(+/+)
Tetap
tetap
Cekung
Cekung
(+/+)
(+)
Kembali lambat
Kuat
< 2 detik
(+/+)
Tetap
Tetap
24.00
Mencret 2 kali
lendir(-), darah(-)
Muntah (-)
Kehausan (+)
01.00
Mencret 1 kali
lendir(-), darah(-)
Muntah (-)
Kehausan (+)
02.00
Mencret 1 kali
lendir(-), darah(-)
Muntah 1 kali
Kehausan (+)
Kompos mentis
130 x/menit
50 x/menit
37,5
Kompos mentis
135 x/menit
52 x/menit
37,1
Kompos mentis
128 x/menit
50 x/menit
37,0
Cekung
Cekung
Cekung
17 September 2013
Pukul
S:
O:
KU:
HR:
RR:
t:
SH:
UUB:
Kelopak mata:
Air mata:
Mukosa Basah:
Turgor:
ADP:
CRT:
Akral dingin:
BC:
Diuresis:
A:
P:
Agak cekung
(+/+)
(+)
Kembali lambat
Kuat
< 2 detik
(+/+)
Tetap
Tetap
Normal
(+/+)
(+)
Kembali lambat
Kuat
< 2 detik
(+/+)
Tetap
tetap
Normal
(+/+)
(+)
Kembali lambat
Kuat
< 2 detik
(+/+)
Tetap
Tetap
Pukul
S:
03.00
Mencret 1 kali
lendir(-), darah(-)
Muntah (-)
Kehausan (+)
04.00
Mencret 1 kali
lendir(-), darah(-)
Muntah (-)
Kehausan (-)
05.00
Mencret (-)
Kompos mentis
130 x/menit
50 x/menit
37,0
Kompos mentis
135 x/menit
52 x/menit
36,7
Kompos mentis
128 x/menit
45 x/menit
36,0
Agak cekung
Normal
(+/+)
(+)
Kembali lambat
Kuat
< 2 detik
(+/+)
Tetap
Agak cekung
Normal
(+/+)
(+)
normal
Kuat
< 2 detik
(-/-)
Tetap
Tetap
Tetap
normal
normal
(+/+)
(+)
normal
Kuat
< 2 detik
(-/-)
+100
2,3
Diare akut
dehidrasi sedang
(terehidrasi)
Infus ganti
maintenance D1/4
NS 22cc/jam;6
tpm
O:
KU:
HR:
RR:
t:
SH:
UUB:
Kelopak mata:
Air mata:
Mukosa Basah:
Turgor:
ADP:
CRT:
Akral dingin:
BC:
Diuresis:
A:
P:
Muntah 1 kali
Kehausan (-)
FOLLOW UP PASIEN
A. Tanggal 17 September 2013 pukul 06.00 (DPH I)
S
RR: 31x/menit
T: 37,1o C
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
: sekret (-/-)
Mulut
Thoraks
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
: supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas:
Akral Dingin
Oedem
- -
Mikroskopis
Epitel
Eritrosit
Cacing
Telur
Leukosit
Protozoa
: coklat
: lunak
::::-
::::::-
Simpulan: tinja lunak, warna coklat, tidak ditemukan parasit dan jamur patogen
Laboratorium urin rutin tanggal 17 September 2013
Makroskopis
Warna
: yellow
Kejernihan : clear
Kimia Urin
Berat jenis : 1.015
pH
: 6.5
Leukosit : negatif
Nitrit
: negatif
Protein
: negatif
Glukosa : normal
Keton
: 5 mg/dl
Urobilinogen
: normal
Assesment :
Diare akut dehidrasi sedang (terehidrasi)
2. Gizi baik (antropometri)
Terapi
1. ASI on demand
Bilirubin : negatif
Eritrosit
: negatif
Mikroskopis
Eritrosit
: 0-1/LPB
Leukosit : 0-1/LPB
Epitel
: E. skuamous:0-1/LPK
E. transisional: negatif
E. bulat: negatif
Silinder
: hyaline: negatif
Granulated: negatif
Leukosit: negatif
Kristal
: negatif
2.
3.
a.
b.
4.
Monitoring
1.
2.
MONITORING PASIEN
17 September 2013
Pukul
S:
O:
KU:
HR:
RR:
t:
SH:
UUB:
Air mata:
Mukosa Basah:
Turgor:
ADP:
CRT:
Akral dingin:
BC:
Diuresis:
A:
P:
10.00
Mencret 1 kali
lendir(-), darah(-)
Muntah (-)
Kehausan (-)
14.00
Mencret (-)
Muntah 1 kali
Kehausan (-)
18.00
Mencret 1 kali
lendir(-), darah(-)
Muntah (-)
Kehausan (-)
Kompos mentis
130 x/menit
50 x/menit
37,0
Kompos mentis
135 x/menit
52 x/menit
36,7
Kompos mentis
128 x/menit
50 x/menit
37,0
normal
(+/+)
(+)
normal
Kuat
< 2 detik
(+/+)
Tetap
Tetap
normal
(+/+)
(+)
normal
Kuat
< 2 detik
(+/+)
+121
2,1
Tetap
tetap
normal
(+/+)
(+)
normal
Kuat
< 2 detik
(+/+)
Tetap
Tetap
22.00
Mencret 1 kali
lendir(-), darah(-)
02.00
Mencret 1 kali
lendir(-), darah(-)
06.00
Mencret (-)
Muntah (-)
18 September 2013
Pukul
S:
O:
KU:
HR:
RR:
t:
SH:
UUB:
Air mata:
Mukosa Basah:
Turgor:
ADP:
CRT:
Akral dingin:
BC:
Diuresis:
A:
P:
Muntah 2 kali
Kehausan (-)
Muntah (-)
Kehausan (-)
Kehausan (-)
Komposmentis
130 x/menit
50 x/menit
37,0
Komposmentis
128 x/menit
50 x/menit
36,0
Komposmentis
120 x/menit
48 x/menit
36,7
normal
(+/+)
(+)
normal
Kuat
< 2 detik
(-/-)
+123
2,9
Tetap
Tetap
normal
(+/+)
(+)
normal
Kuat
< 2 detik
(-/-)
+245
2,1
Tetap
Tetap
normal
(+/+)
(+)
normal
Kuat
< 2 detik
(-/-)
Tetap
stop infus,
lanjutkan
rehidrasi oral
: demam (-)
diare (-)
muntah (-)
BAK (+) banyak
batuk-pilek (-)
RR: 36x/menit
T: 36,7,o C
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
: sekret (-/-)
Mulut
Thoraks
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
: supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas:
Akral Dingin
-Oedem
-
--
1.
2.
Asessment
:
Diare akut dehidrasi sedang (terehidrasi)
Gizi baik (antropometri)
Terapi
:
1. ASI on demand
2. Zinc 1x 10 mg p.o (II)
3. Oralit sachet p.o :
a. 60 cc setiap kali diare
b. 30 cc setiap kali muntah
Paracetamol 60 mg p.o jika demam
4.
1.
2.
Monitoring :
KUVS /8jam
Balance cairan dan diuresis/8 jam
MONITORING PASIEN
18 September 2013
Pukul
S:
O:
KU:
HR:
RR:
t:
BC:
Diuresis:
A:
14.00
Mencret (-)
Muntah (-)
Kehausan (-)
22.00
Mencret 1 kali
lendir(-), darah(-)
Muntah (-)
Kehausan (-)
06.00
Mencret (-)
Muntah (-)
Kehausan (-)
Kompos mentis
130 x/menit
50 x/menit
37,0
+30
3,3
Tetap
Kompos mentis
135 x/menit
52 x/menit
36,7
+24
2,1
Tetap
Kompos mentis
128 x/menit
50 x/menit
37,0
+14
2.0
Tetap
P:
Tetap
tetap
Tetap
: demam (-)
diare 1 kali, lendir (-), darah (-)
muntah (-)
BAK (+) banyak
batuk-pilek (-)
: baik, kompos mentis, gizi kesan baik
Tanda vital : HR: 120x/menit
RR: 36x/menit
T: 36,7,o C
Kepala
: normocephal, UUB cekung (-)
Mata
: mata cekung (-/-),konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung
: napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)
Telinga
: sekret (-/-)
Mulut
: mukosa basah (+), sianosis (-)
Tenggorok : mukosa faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Leher
: kelenjar getah bening tidak membesar
Thoraks : simetris, retraksi (-/-)
Jantung
:
Inspeksi
: iktus cordis tidak tampak
Palpasi
: iktus cordis tidak kuat angkat
Perkusi
: batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi
: bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo
:
Inspeksi
: pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri
Palpasi
: fremitus raba sulit dievaluasi
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
: suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Abdomen :
Inspeksi
: dinding perut sejajar dengan dinding dada
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Perkusi
: timpani
Palpasi
: supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas:
Akral Dingin
Capillary refill
Arteri
Oed
em
-
Asessment
:
1. Diare akut dehidrasi sedang (terehidrasi)
2. Gizi baik (antropometri)
Terapi
1. ASI on demand
2. Zinc 1x 10 mg p.o (III) dilanjutkan sampai hari ke 10.
Plan
:
BLPL
Edukasi
:
Edukasi keluarga pasien mengenai:
a. Memberikan ASI sesering mungkin
b. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air
bersih yang cukup.
c. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar.
d. Buang air besar di jamban.
e. Membuang tinja bayi atau popok yang telah digunakan dengan benar
dan tidak di sembarang tempat.
f. Memberikan oralit sachet 60 cc setiap kali diare, 30 cc setiap kali
muntah.
BAB II
ANALISIS KASUS
Pengertian diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak
lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lendir darah, timbul mendadak dan berlangsung kurang
dari 7 hari. Penegakkan diagnosis diare akut didasarkan pada anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis perlu
ditanyakan tentang:
1. Lama, frekuensi, warna, dan konsistensi tinja, lendir dan atau darah dalam
tinja.
2. Muntah, rasa haus, rewel, kesadaran, BAK terakhir
3. Adanya demam, sesak, kejang, kembung
4. Jumlah cairan yang masuk selama diare, jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi selama diare atau mengonsumsi makanan yang tidak biasanya
dikonsumsi
5. Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum.
Pada pasien, diare didapatkan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit,
yaitu kurang lebih 8 kali sehari. Setiap buang air besar kurang lebih seperempat
gelas belimbing, cairan sama banyak dengan ampas, berwarna kuning, tidak
berbau, tanpa lendir, dan tanpa darah. Pasien tidak demam, batuk, pilek, maupun
muntah dan masih mau minum ASI. BAK (+) berwarna kuning dan berjumlah
banyak. Kemudian, 12 jam sebelum masuk rumah sakit, frekuensi diare
meningkat menjadi lebih dari 10 kali sehari. Setiap kali mencret kurang lebih
seperempat gelas belimbing, berwarna kuning, cairan lebih banyak daripada
ampas, tidak berbau, tanpa lendir, dan tanpa darah. Pada pasien juga didapatkan
adanya demam dan muntah setiap kali diberi minum. Saat di IGD RS Dr.
Moewardi, pasien tampak lemas, rewel, dan terlihat kehausan. Didapatkan adanya
demam (+), muntah (+) setiap kali diberi minum. BAK (+), terakhir kurang lebih
2 jam sebelum masuk rumah sakit dan berwarna kuning pekat. Tidak didapatkan
adanya riwayat sakit serupa pada keluarga maupun lingkungan pasien. Sumber air
minum di keluarga pasien berasal dari air PAM.
2.
3.
disebut lima langkah tuntaskan diare (lintas diare), yang terdiri dari:
Rehidrasi
Seng (Zinc)
Nutrisi
Antibiotik yang tepat
Edukasi.
Rehidrasi pada dehidrasi sedang dapat dilakukan dengan
pemberian cairan rehidrasi oral (oralit) 75 ml/kgBB dalam 3 jam dan 5-10
ml/kgBB setiap kali diare. Pada kasus diare akut dehidrasi sedang,
rehidrasi parenteral diberikan bila anak muntah setiap diberi minum
walaupun sudah diberikan sedikit demi sedikit atau melalui pipa
nasogastrik. Cairan yang digunakan adalah cairan kristaloid dengan
jumlah disesuaikan berat badan, yaitu:
1.
2.
3.
adalah dengan melarutkan setengah tablet dalam satu sendok air matang
atau ASI (tablet mudah larut), kemudian segera berikan kepada anak.
Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian zinc, ulangi
pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil, dilarutkan
beberapa kali hingga dosis terpenuhi.
Pada pasien, juga diberikan parasetamol 3x60 mg apabila masih
mengalami demam. Edukasi diberikan kepada keluarga pasien untuk tetap
memberikan ASI, menjaga kebersihan pasien dan keluarga, mencuci
tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum makan, serta
menjaga kebersihan lingkungan, terutama tidak membuang popok yang
telah digunakan di sembarang tempat guna mencegah penularan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir darah, timbul mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari.1
B. EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun diperkirakan terjadi dua miliar kasus diare di dunia dan 1,9
juta kasus kematian pada anak kurang dari 5 tahun. Kematian tersebut
umumnya terjadi di negara berkembang. 2 Menurut Riskesdas 2007, diare
merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%
berdasarkan pola penyebab kematian di Indonesia. Sedangkan berdasarkan
penyakit menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah
TB dan pneumonia. Insiden diare tertinggi pada kelompok anak usia dibawah
dua tahun, dan menurun dengan bertambahnya usia anak.3
C. KLASIFIKASI
1. Pembagian diare menurut etiologi
2. Pembagian diare menurut mekanisme
b. Gangguan absorbsi
c. Gangguan sekresi
3. Pembagian diare menurut lama diare
a. Diare akut : berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 14
hari)
b. Diare persisten : berlangsung lebih dari 14 hari
c. Diare kronik : berlangsung lebih dari 14 hari dan berlangsung
intermiten1
D. ETIOLOGI
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan
besar yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit), malabsorpsi,
alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang
sering ditemukan secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan
keracunan.1,4
Rotavirus adalah penyebab utama diare akut di dunia terutama pada
anak di bawah umur 5 tahun.5 Penyebab diare yang penting lainnya yaitu
Escherichia
coli
enterotoksigenik,
Shigella,
Campylobacter,
dan
Cryptosporidium.1,5
Gejala Khas diare akut oleh berbagai penyebab:1
Gejala
Klinis
Virus
Masa tunas
17-72jam
Shigella
Salmonell
rota
ETEC
EIEC
Kolera
a
24-48jam
6-72jam
6-72jam
6-72jam
4872jam
Panas
++
++
++
Mual-
sering
jarang
sering
sering
tenesmus
tenesmus
tenesmus
tenesmus
kramp
kramp
kolik
5-7 hari
>7hari
3-7 hari
2-3hari
variasi
3hari
muntah
Nyeri perut
Nyeri
kramp
kepala
Lama sakit
Sifat tinja:
Volume:
Frekuensi:
Konsistensi
:
Lendir:
Darah:
Bau:
Warna:
Sedang
5-10x/hr
Cair
Kuning-
Sedikir
>10x/hr
Lembek
+
+
Merah-
Sedikit
Sering
Lembek
Kadang
Kadang
Busuk
Kehijauan
Banyak
Sering
Cair
+
-
Sedikit
Sering
Lembek
+
+
Merah-
Banyak
Terus
Cair
Amis
Cucian
hijau
-
hijau
+
hijau
-
beras
-
anoreksia
kejang
sepsis
meteorismu
infeksi
Leukosit:
Lain-lain:
E. MEKANISME DIARE
Menurut mekanismenya diare dibedakan menjadi diare osmotik
(gangguan absorbsi) dan diare sekretorik (gangguan sekresi). Selain itu diare
juga dapat dikaitkan dengan gangguan motilitas, inflamasi, dan imunologi.1
Penurunan fungsi absorbsi dapat terjadi karena berbagai sebab seperti
defisiensi sukrase-isomaltase, defisiensi laktase, adanya bahan yang tidak
dapat diserap, maupun kerusakan sel villi. Kerusakan sel (yang secara normal
akan menyerap Na dan air) dapat disebabkan virus atau kuman seperti
Salmonella, Shigella, atau Campylobacter. Diare sekretorik terjadi karena
toksin dari bakteri meningkatkan cAMP dan cGMP yang akan menstimulasi
sekresi cairan dan elektrolit.1
F.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Lama, frekuensi, warna, konsistensi, lendir, darah dalam tinja.
b. Muntah, rasa haus, rewel, kesadaran, BAK terakhir, demam, sesak,
kejang, kembung
c. Jumlah cairan yang masuk selama diare
d. Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi selama diare,
mengonsumsi makanan yang tidak biasa, obat yang sudah diminum
e. Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum.
f. Riwayat imunisasi 6,7
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
b. Tanda utama : keadaan umum, rasa haus, turgor kulit abdomen
c. Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa
bibir, mulut, dan lidah
d. Berat badan
e. Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit , seperti napas
cepat dan dalam (asidosis metabolik), kembung (hipokalemia), kejang
(hipo atau hipernatremia)6
Derajat Dehidrasi 3,6
Tanpa Dehidrasi
Keadaan Umum
Baik, Sadar
Rasa Haus
Normal,
Gelisah, rewel
tidak Tampak Kehausan
haus
Apatis
Sulit, tidak bisa
minum
Cekung
Sangat cekung
Mata
Cekung
Sangat cekung
Tidak cekung
Air mata
Berkurang
Mulut/ Lidah
Basah
Kering
Sangat kering
Turgor
Kembali cepat
Kembali lambat
Kembali
lambat
Akral
Hangat
Hangat
Dingin
sangat
Kehilangan
cairan
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja biasanya dilakukan apabila ada tanda intoleransi
laktosa dan kecurigaan amubiasis
Hal yang dinilai:
Makroskopis: konsistensi, warna, lendir, darah, bau
Mikroskopis: leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
Kimia: pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)
Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut
a. Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit 6
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diare dilakukan dalam lima langkah atau sering
1.
2.
3.
4.
5.
disebut lima langkah tuntaskan diare (lintas diare) yang terdiri dari:6
Rehidrasi
Seng (Zinc)
Nutrisi
Antibiotik yang tepat
Edukasi
a.
1. Terapi Cairan
Tanpa dehidrasi
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan new oralit
diberikan 5-10 ml/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia,
Umur <1 tahun diberi 50-100 ml, umur 1-5 tahun diberi 100-200 ml,
lebih dari 5 tahun semaunya. Cairan rumah tangga dapat diberikan
sesuai kemauan anak. ASI harus terus diberikan. Pasien dapat
dirawat di rumah kecuali terdapat komplikasi lain 3,6.
b. Dehidrasi Ringan Sedang
Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat
dilakukan dengan pemberian cairan rehidrasi oral hipoosmolar 75
ml/kgBB dalam 3 jam dan 5-10 ml/kgBB setiap diare cair.
Rehidrasi parenteral diberikan bila anak muntah setiap
diberi minum walaupun sudah diberikan sedikit demi sedikit atau
melalui pipa nasogastrik. Cairan yang digunakan adalah ringer
laktat atau NaCl dengan jumlah disesuaikan berat badan: berat
badan 3-10 kg: 200 ml/kgBB/hari, 10-15 kg: 175 ml/kgBB/hari,
>15 kg: 135 ml/kgBB/hari. Pasien dipantau di sarana kesehatan
selama proses rehidrasi sambil memberikan edukasi tentang
DAFTAR PUSTAKA
3. Agtini M.D. 2011. Morbiditas dan Mortalitas Diare pada Balita di Indonesia,
Tahun 2000-2007. Kementrian Kesehatan RI.
5. WHO. 2009. Diarrhoea: Why Children are Still Dying and What Can be
Done. WHO Press.
7. WHO. 2005. The Treatment of Diarrhoea: A manual for physicians and other
senior health workers. WHO Press.