PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah sudah dikenal beribu-ribu tahun yang lalu
didiskripsikan sebagai lumbago dan sciatica didalam Al-kitab, sering akibat nyeri
punggung ini seseorang terganggu melakukan aktivitas sehari-hari.
Asuransi kesehatan nasional Swedia dari data analisis statistik
melaporkan 53% pada populasi dengan aktivitas biasa sehari-hari mengalami
nyeri punggung bawah dan 64% pada populasi yang melakukan aktivitas sebagai
pekerja berat.
Diperkirakan 60% sampai 80% populasi dewasa pernah mengalami LBP,
kira-kira 2% sampai 5% terkena setiap tahunnya. Orang yang waktu bekerja
melakukan gerakan membungkuk yang berulang-ulang atau berjongkok dan
duduk lama mempunyai frekuensi LBP lebih tinggi, masalah psikososial juga
penting sebagai faktor pencetus terjadinya nyeri punggung bawah.
Sedangkan khususnya untuk Rumah Sakit Umum Islam Banjarmasin
ditemukan jumlah penderita low back pain pada bulan Januari sampai dengan
Desember 2003 sebanyak 17 orang (Data Rekam Medik Rumah Sakit Islam
Banjarmasin).
Dalam hal perawatan secara umum pada penyakit LBP dengan penyakit
syaraf lainnya mempunyai kesamaan dalam pemberian asuhan keperawatan
menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Adapun kekhususan
dari perawataan klien dengan LBP adalah karena masalah yang muncul biasanya
bersifat komplek dan mempengaruhi sistem tubuh sehingga asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
LOW BACK PAIN DAN ASUHAN KEPERAWATANNYA
A. Tinjauan Teoritis Low Back Pain
1. Pengertian
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral
dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran
ketungkai sampai kaki. (Harsono, 2000:265).
Herniasi diskus (carram) intervertebralis (HNP) merupakan penyebab
utama nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh),
mungkin sebagai dampak trauma atau perubahan degeneratif yang
berhubungan dengan proses penuaan. (Doenges, Marylinn, 1999:320).
Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan didaerah
punggung bawah, dapat merupakan nyeri local maupun radikuler atau
keduanya, nyeri ini terasa diantara sudut rusuk terbawah (torakal XII) dan
lipat bokong bawah yaitu didaerah lumbal dan lumbasakral dan sering disertai
dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki.
Low back pain nyeri punggung bawah adalah salah satu nyeri yang
paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, juga merupakan persoalan
mayarakat karena sering mengakibatkan penderita tidak dapat bekerja dalam
kesehariannya.
Low back pain dapat berupa rasa kemeng atau sedikit pegal sampai
nyeri sekali, sakit ini dapat timbul secara mendadak ataupun secara perlahanlahan dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Rasa sakit dapat
dirasakan pada tubuh bagian belakang, dari tulang iga terakhir sampai bagian
bawah bokong dan juga dapat menjalar ketungkai.
cemas kalau LBPnya berasal dari penyakit ginjal atau kencing batu anggapan
itu tidaklah selalu benar.
Jika diperhatikan secara seksama keluhan LBP sangat bervariasi,
kualitas nyeri, intensitas serta penyebarannya sangat bervariasi, berbagai sikap
badan seperti berdiri, duduk atau berbaring sangat berpengaruh terhadap
timbulnya rasa nyeri.
2. Etiologi
Pembagian etiologi berdasarkan sistem anatomi :
a. LBP Viserogenik (organ abdomen)
Kelainan berasal dari ginjal, viscera pelvis, omentum minor, tumor
retroperitoneal, fibroid retrouteri
b. LBP Vaskulogenik (pembuluh darah)
Aneurisme diabdomen, penyakit vaskuler perifes, insufiensi dari arteri
glutea superior
c. LBP Neuroogenik
Tumor-tumor letaknya ekstradural maupun intradural ekstra medullar
sering menyebabkan LBP oleh karena juga menekan radik.
d. LBP Spondilogenik
Berasal dari :
1) Tulang koluma spinalis (trauma, radang, tumor, metabolic dan
spondilolistesis)
2) Sendi-sendir sakroiliakan
3) Jaringan lunak (degenerasi diskus, aptur diskus, penjepitan akar saraf
akibat stenosis spinalis.
e. LBP Psikogenik
akibat
trauma
pada
komponen
keras
neuromuskuloskeletal
b. LBP akibat proses degeneratif yang mencakup
1) Spondilosis
2) HNP
3) Stenosis spinalis
4) Oesteoartritis
c. LBP akibat penyakit inflamasi yaitu
1) Artritis rematoid
2) Spondilitis angkilopoetika
3) Spondylitis
d. LBP akibat gangguan metabolisme, misalnya osteoporosis tulang
e. LBP akibat neoplasma
1) Tumor myelum
2) Retikulosis
f. LBP akibat kelainan congenital
g. LBP sebagai refered pain
h. LBP akibat gangguan sirkulatorik
i. LBP oleh karena psikoneurotik
3. Patofisiologi
susunan
4. Manifestasi Klinis
Secara praktis manifestasi klinis diambil dari pembagian berdasarkan
sistem anatomi :
a. LBP Viscerogenik
Tipe ini sering nyerinya tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas
maupun istirahat. Umumnya disertai gejala spesifik dari organ viseralnya.
Lebih sering disebabkan oleh faktor ginekologik, kadang-kadang
didapatkan spasme otot paravertebralis dan perubahan sudut ferguson
pada pemeriksaan radiologik, nyeri ini disebut juga nyeri pinggang akibat
referred pain.
b. LBP vaskulogenik
Tahap dini nyerinya hanya sakit pinggang saja yang dirasakan, nyeri
bersifat nyeri punggung dalam, nyeri sering menjalar kebokong, belakang
paha, dan kedua tungkai, nyeri sering menjalar kebokong, belakang paha,
dan kedua tungkai. Nyeri tidak timbul karena adanya stress spesifik pada
kolumna vertebralis (membungkuk, batuk dan lain-lain).
Diagnosa
2) Miofasial
dilokasikan
dengan
tepat,
timbul
3) Keganasan
d. Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otototot disamping tulang belakang? Apakah tekanan dari diantara dua
prosessus spinosus menimbulkan rasa nyeri (spurling sign)
e. Perkusi : perhatikan apakah timbul nyeri jika processus spinosus diketok
Pemeriksaan neurology pada tungkai
a. Sensibilitas (dermatome), motorik (kekuatan), tonus otot, reflek, tropik.
b. Test provokasi (sensorik)
1) Laseque
2) Kering
3) Bragard dan sicard
4) Patrick (lesi coxae)
5) Kontra Patrik (Lesi Sakroiliakal)
c. Adakah gangguan miksi dan defekasi
d. Adakah tanda-tanda lesi upper motor neuron (UMN) dan lower motor
neuron (LMN)
Pemeriksaan Diagnostik
a. Fungsi lumbal
sumbatan/hambatan
aliran
cairan
Mengidentifikasi
adanya
fraktur
korpus
10
c. Electroneuromiografi :
(ENMG)
d. Sken tomografi
6. Penatalaksanaan medis
a. Tirah baring :
Tempat tidur dengan alat yang keras dan rata untuk mengendorkan otot
yang spasme, sehingga terjadi relaksasi otot maksimal. Dibawah lutut
diganjal batal untuk mengurangi hiperlordosis lumbal, lama tirah baring
tidak lebih dari 1 minggu.
b. Medika mentosa :
Menggunakan obat tunggal atau kombinasi dengan dosis semiminimal
mungkin, dapat diberikan analgetik non-steroid, muscle relaxant,
tranguilizer, anti depresan atau kadang-kadang obat blokade neuratik.
c. Fisioterapi :
Dalam bentuk terapi panas, stimulasi listrik perifer, traksi pinggul, terapi
latihan dan ortesa (kovset)
d. Psikoterapi :
Diberikan pada penderita yang pada pemeriksaan didapat peranan
psikopatologi dalam timbulnya persepsi nyeri, pemberian psikoterapi
dapat digabungkan dengan relaksasi, hyprosis maupun biofeedback
training.
e. Akupuntur :
Kemungkinan bekerja dengan cara pembentukan zat neurohumoral
sebagai neurotras mitter dan bekerja sebagai activator serat intibitor
desenden yang kemudian menutup gerbang nyeri.
f. Terapi operatik :
11
2) Tanda
b. Eliminasi
Gejala
c. Integritas Ego
1) Gejala
2) Tanda
d. Neurosensori
1) Gejala
12
2) Tanda
: Penurunan
refleks
tendon
dalam,
kelemahan
otot,
keterbatasan
untuk
mobilisasi/membungkuk
kedepan
2) Tanda
f. Keamanan
Gejala
13
2) Inflamasi
3) Kompresi saraf
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
1) Nyeri dan ketidaknyamanan
2) Spasme otot
3) Terapi testriktif
4) Kerusanan neuromuskular
c. Ansietas/koping individu tak efektif berhubungan dengan
1) Krisis situasi
2) Atasi/ubah status kesehatan, status sosioekonomik, peran fungsi
3) Gangguan berulang dengan nyeri terus menerus
4) Ketidakadekuatan metode koping
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, pragnosis,
dan tindakan berhubungan dengan :
1) Kesalahan informasi/kurang pengetahuan
2) Kesalahan interpretasi informasi kurang mengungat
3) Tidak mengenal sumber-sumber informasi
Prioritas keperawatan
1. Menurunkan stress pada spinal, spasme otot, dan nyeri
2. Meningkatkan berfungsi dengan optimal
3. Memberi dukungan pada pasien/keluarga/orang terdekat dalam proses
rehabilitasi
4. Memberikan informasi yang berhubungan dengan penyakit/prignosis
dan kebutuhan pengobatannya.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosis I
14
15
16
BAB III
HASIL ASUHAN
17
A. Gambaran Kasus
Tuan H.T umur 60 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir
SMP, pekerjaan swasta, alamat Jl. Pangeran Gang Rahman, status perkawinan
sudah kawin, agama Islam, suku Banjar, masuk rumah sakit Islam Banjarmasin
pada tanggal 4 Juni 2004 dengan diagnosa medis low back pain (nyeri punggung
bawah).
Selama di rumah sakit yang menjadi penanggung jawab klien adalah Tuan
R. umur 34 tahun, alamat kompleks Purna Sakti Banjarmasin.
Keluhan utama waktu masuk rumah sakit tanggal 4 Juni 2004 :
Nyeri
pinggang belakang bagian kiri dari setengah bulan yang lalu dan nyeri pada
belikat kanan (skapula). Waktu pengkajian (tanggal 9 Juni 2004)
Klien
Pada
18
19
Mulut dan gigi, warna mokusa bibir merah muda, mulut dan lidah besih,
tidak ada perdarahan dan lesi, gigi ada yang tunggal, fungsi menguyah baik, tidak
menggunakan gigi palsu.
Dada, pernafasan dan sirkulasi, pergerakan rongga dada simetris, bentuk
rongga dada simetris antara kiri dan kanan, frekuensi nafas 24 x/menit, irama
teratur dan dalam, kadang-kadang batuk, tidak ada sesak nafas, tidak ada nyeri,
pernapasan melalui hidung, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, tidak
terdengar bunyi nafas tambahan, perkusi sonor pada dada.
Abdomen, bentuk abdomen simetris antara kiri dan kanan, distensi
abdomen tidak ada, terdengar bising usus 6 x/menit, klien mengalami nyeri
punggung belakang dari kiri menjalar kebagian kanan, skala nyeri 4 (berat sekali)
0
parah bila melakukan gerakan, kuantitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, ada nyeri
tekan pada pinggang bagian kiri.
Genitalia dan reproduksi, tidak ada peradangan pada genetalia bagian luar
dan dalam, tidak ada kesulitan saat ereksi dan ejakuasi, tidak terdapat nyeri saat
BAK, kebersihan genetalian bersih tidak terdapat lesi, kutu, kemerahan dan
ekskoriasi.
Ekstremitas atas dan bawah, struktur ekstrimitas dan kiri dan kanan
simetris, struktur ekstrimitas bawah kiri dan kanan simetris, pada ekstrimitas
kanan bawah terpasang infus RL 20 tts/menit drif toradol 1 ampul, nyeri pinggang
tambah parah bila ekstrimitas bawah digerakkan, skala kekuatan otot.
Keterangan :
4 = Dapat digerakan melawan gravitasi dengan sedikit tahanan
dari pemeriksa
20
hubungan
klien
dengan
perawat
baik.
Klien
mau
berkomunikasi dengan perawat, hubungan klien dengan keluarga baik, ini terlihat
21
dari isteri dan anak-anak klien selalu menemani dan membantu aktivitas klien,
klien tampak tabah menghadapi penyakitnya
Spritual, klien beragama Islam, dirumah klien selalu rutin sholat 5 waktu,
sedangkan di rumah sakit klien juga sholat meski hanya ditempat tidur dan klien
selalu berdoa untuk kesembuhannya.
Data Penunjang
Terapi / pengobatan (4 Juni 2004)
-
Inj Acran
2 x 1 amp
Myonal
3 x 1 tab
Lytadex
3 x 1 tab
Trolip 300
2x1
Dulcolaxtol
3 x CI
Pronalges 100
1-0-1
Esilgam 2 mg
0-0-1
MST 10 mg
1-0-1
Fundamine
3x1
22
: 114,5 mg/dl
: 149
mg/dl
SGPT
: 18,2 U/L
Normal : up to 12 mg/dl
Creatinin
: 0,8 mm/dl
Uric acid
: 4,9 mg/dl
d. Lemak darah
-
Choksterol
: 178,6 mg/dl
Triglyserid
: 256m5 mg/dl
Normal : 60 15 mg/dl
Data Fokus
1) Data inspeksi :
a. Klien tampak meringis kesakitan dengan skala 4 (berat sekali) 0 1 2 3 4 5
b. Klien kadang-kadang batuk
c. Tampak garis kehitaman disekitar mata
d. Klien tampak gelisah
e. Frekuensi nafas 24x/menit
2) Palpasi :
a. Terdapat nyeri tekan pada pinggang kiri
b. Denyut nadi 100 x/menit
3) Perkusi : 4) Auskultasi : -
23
Data
2
DO :
- Diagnosa medis dari status low
back pain
Masalah
3
Gangguan rasa
Etiologi
4
Refleksi spasme
nyaman (nyeri
otot sekunder
akut)
akibat tekanan
daerah pinggang
- Tanda-tanda vital :
TD : 140/80 mmHg
T : 37,2oC
N : 100 x/menit
R : 24 x/menit
DS :
- Klien mengeluh nyeri pada
pinggan kiri menjalar kebagian
kanan dengan skala nyeri 4 (berat
sekali)
0
24
1
2
2
DO :
- Klien tampak lemah dan lesu
3
Gangguan pola
4
Nyeri pada
pinggang kiri
3
Kerusakan
4
Nyeri sekunder
1
3
2
DO :
25
mobilitas fisik
ditempat tidur
terhadap spasme
otot
Prioritas masalah :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan refleks spasme otot
sekunder akibat tekanan susunan syaraftapi daerah pinggang.
2. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri pada pinggang kiri
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri sekunder terhadap spasme
otot
26