genetik.
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan karena kondisi yang mendasari
seperti penyakit ginjal, tumor kelenjar adrenal, penyakit tiroid, cacat pada pembuluh darah
sejak lahir (kongenital), Obstructive sleep apnea dan penggunaan obat-obat tertentu (pil KB,
obat flu, dekongestan, penghilang rasa sakit, kokain, dan amfetamin) serta penyalahgunaan
2.
Sistolik (mmHg)
120
120-129
Diastolik (mmHg)
80
80-84
Prehipertensi
Hipertensi
Hipertensi ringan (stage 1)
Hipertensi sedang (stage 2)
Hipertensi berat *(stage 3)
130-139
140
140-159
160-179
180
85-89
90
90-99
100-109
100
3.
4.
5.
6.
7.
mentimun, belimbing, tomat, blewah, dll. Contoh sayuran yang berperan dalam penurunan
tekanan darah adalah bayam, seledri, wortel, kedelai, brokoli, dll.
Mengurangi asupan natrium
Tekanan darah tinggi dapat dikontrol dengan cara membatasi asupan
garam. Pembatasan asupan garam ini juga dapat mencegah terjadinya hipertensi bagi mereka
yang belum mengalaminya. Rekomendasi pembatasan asupan natrium menurut ISO
farmakoterapi (2008) adalah lebih kecil sama dengan 2,4 g/hari (6 g/hari NaCl).
Olah raga dan istirahat yang cukup
Olahraga merupakan salah satu cara terbaik untuk mengontrol tekanan darah. Olahraga
serta peningkatan aktivitas fisik ini juga dapat membantu dalam menurunkan berat badan
karena berat badan berlebih dapat meningkatkan tekanan darah.Namun perlu diimbangi juga
dengan istirahat atau tidur yang cukup untuk membantu meredakan stress kerena stress
merupakan salah satu faktor resiko peningkatan tekanan darah.
Mengurangi konsumsi alkohol dan menghentikan kebiasaan merokok
Mengkonsumsi alkohol mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan dan dapat
meningkatkan tekanan darah, begitu pula dengan kebiasaan merokok. Dengan demikian, pelu
menghindari diri dari kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.
Menghindari obat-obatan yang beresiko meningkatkan tekanan darah
Beberapa obat dapat meningkatkan tekanan darah, seperti pil KB, beberapa obat flu
dan obat penghilang rasa sakit, dll. Sehingga perlu dilakukan konsultasi kepada dokter
maupun apoteker dalam penggunaan obat.
Penggunaan obat-obatan yang dapat menurunkan tekanan darah
Beberapa golongan obat yang dapat menurunkan tekanan darah adalah diuretik
(contoh: Thiazid, Antagonis aldosteron, dll), ACE inhibitor (contoh: Captopril, Lisinopril,
dll), ARB (contoh: Losartan, Valsartan, dll), Bloker (contoh: Atenolol, Metoprolol, dll), CCB
(contoh: Nifedipin, Diltiazem, dll), dan lain sebagainya. Penggunaan obat penurun tekanan
darah ini sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter dan apoteker. Apoteker
berperan dalam penggunaan obat yang rasional serta mampu memberikan informasi yang
tepat terkait penggunaan obat, efek samping, dosis, dll.