Anda di halaman 1dari 3

Demam Dengue adalah infeksi virus Dengue tanpa disertai dengan kebocoran plasma.

Secara klinis ditemukan demam, suhu pada umumnya antara 39-40C, bersifat bifasik,
menetap antara 5-7 hari. Gambaran perdarahan kulit pada Demam Dengue terbanyak
adalah uji tourniquet positif dengan atau tanpa petekie.2 DBD adalah infeksi virus Dengue
yang disertai dengan kebocoran plasma. Secara klinis, fase awal DBD menyerupai
demam dengue, yang ditandai dengan demam (39-40C) yang bersifat bifasik. Perubahan
patofisiologi pada infeksi dengue menentukan perbedaan perjalanan penyakit antara DBD
dengan demam dengue dimana pada DBD terjadi kebocoran plasma.Infeksi virus dengue
disebabkan oleh virus Dengue (DEN) yangterbagi kedalam empat serotipe, DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, tergolong dalam genus Flavivirus, famili Flaviviridae.2
Virus dengue ini ditransmisikan melalui gigitan nyamuk Aedes, terutama Ae. aegypti dan
Ae. Alpoticus.
Bentuk klasik dari DHF ditandai dengan demam tinggi, mendadak 2-7 hari, disertai
dengan muka kemerahan.Keluhan seperti anoreksisa, sakit kepala, nyeri otot, tulang,
sendi, mual dan muntah sering ditemukan.Beberapa penderita mengeluh nyeri menelan
dengan farings hiperemis ditemukan pada pemeriksaan, namun jarang ditemukan batuk
pilek.Biasanya ditemukan juga nyeri perut dirasakan di epigastrium dan di bawah tulang
iga.Demam tinggi dapat menimbulkan kejang demam terutamnya pada bayi.
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun
2011.
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik
2. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan ditandai dengan:
- Uji torniquet positif,
Petekie, ekimosis atau purpura,
Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, atau
hematemesis dan/atau melena.
3. Thrombositopenia (100.000/mm3)
4. Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut:
Hemokonsentrasi dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih, menurut
standar umur dan jenis kelamin
Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan
nilai hematokrit sebelumnya
Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, ascites atau hipoproteinemia

Pada kasus ini pasien dikeluhkan demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit
( 20/06/2015 kira-kira pukul 15.00) demam dikatakan tinggi yaitu 38.7C dan turun
sementara dengan pemberian obat penurun panas,namun naik kembali. Pasien juga
dikeluhkan mual dan muntah sebanyak 9 kali dalam masa 4 hari itu. Pasien juga
mempunyai nyeri kepala. Terdapat perdarahan spontan dari hidung pasien.Buang air kecil
pasien dikatakan berkurang, berwarna kuning dan bersih. Terakhir buang air kecil kirakira satu jam sebelum pemeriksaan dengan volume air kencing kira-kira 1/2 gelas aqua.
Buang air besar pasien dikatakan biasa dengan frekuensi dua kali sehari dengan
konsistensi normal tanpa disertai lender dan darah.
Pada pemeriksaan fisik sudah dilakukan sesuai teori dimulai dengan tanda-tanda vital,
mencari kelainan sistemik,infeksi atau adanya kelainan neurologis fokal. Dari
pemeriksaan fisik pada 27 Juni 2015 tidak ditemukan kelainan pada pasien ini kecuali
bising usus pada auskultasi abdomen.Rumple leed test negatif.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus ini yaitu pemeriksaan laboratorium
berupa darah lengkap.
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk menilai ada tidaknya tanda-tanda
infeksi.Leukopenia(+) mengarahkan kepada kita kemungkinan etiologi dari penyakit ini
adalah virus.Kadar hematokrit yang berada pada batas normal menunjukkan tidak adanya
hemokonsentrasi( kebocoran plasma).Namun hasil pemeriksaan thrombosit menunjukkan
adanya penurunan yang mengarahkan kecurigaan pada adanya demam berdarah dengue.
Penatalaksanaan
- MRS
- RL 30 tetes per menit
- Paracetamol 3500mg bila suhu > 38C dapat diulang @ 4jam + kompres hangat
- Observasi tanda vital tiap 3 jam
- DL diulang setiap 12 jam

Pada kasus ini terapi yang diberikan telah sesuai dengan teori dimana penanganan demam
berdarah dengue adalah bersifat suportif.Pasien di MRS agar dapat dipantau dengan ketat,
hal ini karena pasien DBD rentan menjadi syok.Pemberian cairan pada pasien ini untuk
memenuhi nutrisi dan cairan dari tubuh pasien.Pemberian paracetamol pada pasien ini
berkaitan dengan keluhan panas badan yanga dialami oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai