ULKUS DIABETIKUM
Ade Novita Reslina1, Hendra Asputra2
1
Penulis untuk korespondensi: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Alamat: Jl.
Diponegoro No. 1, Pekanbaru, E-mail: adenovita.reslina@yahoo.com
2
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau / RSUD Arifin Ahmad
Abstrak
Pendahuluan: Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi kronik diabetes melitus
(DM) yang paling ditakuti karena berisiko amputasi dan mengancam jiwa. Ulkus diabetikum
adalah suatu nekrosis bagian-bagian ektremitas penderita DM yang disebabkan gangguan
aliran darah. Angka kematian dan angka amputasi akibat ulkus kaki diabetik di Indonesia
masih cukup tinggi.
Laporan Kasus: Pasien laki-laki usia 55 tahun dengan keluhan tukak di kaki kiri sejak 1
minggu SMRS. Tukak disertai rasa nyeri, berdenyut, berbau dan keluar nanah sehingga
pasien sulit untuk berjalan. Pasien juga mengeluhkan demam, naik turun, dan tidak disertai
menggigil, nyeri ulu hati, mual, muntah (-), badan terasa lemas dan penurunan nafsu makan.
Riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 1 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan umum didapatkan kesadaran kompos mentis, keadaan umum tampak sakit
sedang, TD 140/90 mmHg, nadi 92x/menit, suhu 38 0C, respirasi 20x/menit. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, JVP 5-2 cmH2O,
pemeriksaan jantung dan paru-paru dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen didapatkan
perut tampak membuncit, nyeri tekan epigastrium (+), shifting dullness (+). Pada
pemeriksaan ekstremitas inferior sinsitra ditemukan edema, ulkus, kulit tampak kering,
berwarna gelap, gangren pada digiti I, II, III, plantar pedis terdapat luka luas, pus, jaringan
nekrotik. Pulsasi arteri dorsalis pedis (+/lemah), arteri tibialis posterior(+/+) dan arteri
poplitea (+/+). Sensibilitas terhadap sentuhan ringan dan nyeri dalam batas normal, ABI
0.7. Pemeriksaan penunjang didapatkan leukosit 26.700, GDS 135, albumin 2.8, rontgen
pedis sinstra diadapatkan tanda osteomielitis.
Kesimpulan: Pasien didiagnosis susp. sepsis et causa ulkus kaki diabetik, DM tipe 2
terkontrol dengan insulin normoweight, hipertensi grade 1, hipoalbumin dan dispepsia
Kata Kunci: ulkus diabetikum; sepsis.
LAPORAN KASUS
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
dunia.
Ulkus
kaki
1. Ulkus diabetikum
diabetik
Definisi
terdapat
neuropati,
kelainan
pembuluh
darah,
trauma,
sebelumnya
mencatat
atau
amputasi,
lamanya
komplikasi
diabetik
dan
kaki
angiopati
ulkus
pada
Faktor risiko
Denpasar
bawah
lainnya.5
Sanglah
ekstremitas
RS
di
III-V
Patofisiologi
dibandingkan dengan Wagner I-II yangDiabetes melitus
Hiperlipidemia, merokok
Neuropati perifer
hanya 25,4 % dari seluruh kasus ulkus
neuropati
Neuropati sensorikPenyakit
mengakibatkan
vaskuler periperal
kaki diabetik yang dirawat.4
terjadinya kehilangan sensasi proteksi
neuropati
Data di RS Cipto Mangunkusomo
yang berakibat pada
kerentanan
terhadap
Autonomic
neuropathy
menunjukkan angka kematian dan angka
trauma fisik dan termal sehingga
amputasi akibat kaki diabetik, masingsomatik
meningkatkan resiko ulkus kaki. Neuropati
masing sebesar 16% dan 25%. Nasib para
Masalah ortopedi
motorik
Limited joint
mempengaruhi
movement
Keringat
semua
menurunn
otot-otot
Altered
diblood flow
Pain sensation
penyandang DM
pasca menurun
amputasi pun
Proprioseptive menurun
kaki, mengakibatkan penonjolan tulangmasih sangat buruk. Sebanyak 14,3% akan
tulang abnormal, deformitas
yang Engorged
khas vein, warm foot
Plantar pressure
Dry skin fissure
meninggal dalam setahun pasca amputasi
Otot hioptropik
callus
Ulkus di kaki
infeksi
Ischemic limb
LAPORAN KASUS
Klasifikasi
sehingga
kaki
menjadi
rentan
Tabel.
Derajat
I
II
melalui
kaki
diabetik
otot,
sendi,
belum
ulkus
Grade Lesi
0
Kulit intak/utuh, tidak ada ulkus
menggambarkan
oklusi
luas,
adanya
secara
LAPORAN KASUS
III
IV
bagian distal
Ulkus dengan gangren luas seluruh
kaki
menurut
Edmons,
yaitu
berdasarkan
Stage 1
: normal foot
Stage 2
Stage 3
: ulceerated foot
dilakukan
Stage 4
: infected foot
Stage 5
: necrotic foot
Stage 6
: unsalvable foot
cermat,
teliti
dan
Diagnosis
Pendekatan anamnesis yang dapat
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
antara
lain
keluhan
holistik
kaki
lamanya
mekanik,
kontrol
metabolik,
kontrol
pemeriksaan
dengan
Semmes-Weinstein monofilament 10 g,
sensasi
tekanan
LAPORAN KASUS
Kontrol
mekanik
mengistirahatkan
kaki,
meliputi
mengingat
kerja
menghindari
keluargan
mutlak
bantal
pada
kaki
pasien
diperlukan
dan
dalam
sama
saat
2. Sepsis
luka.4
Definisi
Kontrol
metabolik
meliputi
Sepsis
adalah
sindrom
klinis
Etiologi
fungsi ginjal.4,6
Kontrol
meliputi
Bakteri
gram
negatif
menghasilkan
berperan
yang adekuat.4
positif
dalam
seperti
proses
peradangan
Staphylococcus
sp,
Diagnosis
dengan
pemberian
antibiotik
atau
pada
pasien
imunokompromis.
demam,
Kontrol
edukasi
meliputi
hipotensi,
oliguria,
takipnea,
LAPORAN KASUS
glukosa, urea darah, kreatinin, elektrolit,
yang
dilakukan.
terus dirasakan.
terinfeksi
harus
Komplikasi
Beberapa
diantaranya
adalah
komplikasi
adult
sepsis
minggu
SMRS
pasien
respiratory
LAPORAN KASUS
A. Identitas pasien
Nama
: Tn Z
juga
Umur
: 55 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Penjahit
B. Anamnesis (autoanamnesis)
Keluhan utama :
SMRS
tidak
pernah
mengalami
Sebelumnya
pasien
memiliki
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan umum
Kesadaran
badan.
berobat
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
Frekuensi nadi
: 92 x/menit
Suhu
: 380C
malam hari.
Pernapasan
: 20x/menit
Tinggi badan
: 168 cm
Berat badan
: 55 kg
Status gizi
: normoweight
Pasien
mengaku
lalu
namun
pasien
tidak
(IMT = 19,4)
IBU
AYAH
hipertensi
DM
: Komposmentis
TN. Z
ADIK
Hipertensi
sianosis (-)
dan kebiasaan
-
memakai
alas
Leher
pembesaran
tiroid
(-)
kaki
kadang-kadang
Pasien suka mengkonsumsi makanan
yang manis, kopi dan gorengan
Toraks Paru
-
penapasan (-)
Palpasi
C. Pemeriksaan fisik
Ilmu Penyakit Dalam FK UR
LAPORAN KASUS
-
paru
+)
wheezing (-/-)
dan
arteri
poplitea
(+/+).
batas normal.
Toraks Jantung
-
Palpasi
Perkusi
dextra SIK V
-
Abdomen
-
Palpasi
supel,
nyeri
tekan
teraba
D. Pemeriksaan penunjang
Darah rutin
Hb
: 10,7 g/dL
Ht
: 32,7%
Leukosit
: 26.700/uL
Trombosit : 484.000/uL
jaringan nekrotik
-
arteri
dorsalis
Kimia darah
pedis
GDS
8
: 135 mg/dl
LAPORAN KASUS
Albumin
: 2,8 mg/dL
Elektrolit
Na : 131 mmol/L
kehitaman
: 4,03 mmol/L
(gangren),
plantar
pedis
Cl : 103,6 mmol/L
didapatkan
kesan
tanda
4. Hipoalbumin
5. Dispepsia
pedis
Kesan : osteomielitis
G. Analisis masalah
1
E. Resume
diabetik
Pengkajian :
Tukak
terasa
nyeri,
berbau,
fisik
didapatkan
TD
LAPORAN KASUS
digiti I, II, III. Pulsasi arteri dorsalis
Terapi
dan
arteri
poplitea
Non farmakologis :
(+/+).
Rencana pemeriksaan :
Hipertensi grade I
Pengkajian :
kreatinin)
Rencana pemeriksaan :
Terapi
Non farmakologis :
Terapi
Bedrest
Non farmakologis :
-
Amlodipin 1x5 mg
Farmakologis :
Paracetamol 3x 500 mg
Hipoalbumin
Pengkajian :
Rencana pemeriksaan :
Normoweight
urinalisis,
Pengkajian :
abdomen,
cek
USG
keluhan
Terapi
poliuri,
Non farmakologis :
putih telur
Farmakologis :
Rencana pemeriksaan :
10
LAPORAN KASUS
telah
5
Dispepsia
memenuhi
kriteria
SIRS
serta
Pengkajian :
vaskular
(+)
Terapi
dan
neurologi.
Klasifikasi
Non farmakologis :
-
Porsi
makan
sedikit-sedikit
Farmakologis :
-
Inj. Ranitidin
Curcuma 3x1
PEMBAHASAN
Berdasarkan
pemeriksaan
fisik
hasil
dan
infeksi
anamnesis,
pemeriksaan
dengan
pemberian
antibiotik
spektrum luas.
Paracetamol
diberikan
sebagai
analgesik
itu,
antipiretik
pemeriksaan
untuk
fisik
ini
diagnosis
sepsis.8
Pada
pasien
meningkatkan
Ilmu Penyakit Dalam FK UR
11
risiko
untuk
terjadinya
LAPORAN KASUS
arterosklerosis, dimana arteri menebal dan
Menebalnya
arteri
mempengaruhi
berkurangnya
mengakibatkan
di
kaki
dapat
karena
terjadinya
otot-otot
kaki
karena
terjadi
pelepasan
suplai
darah,
yang
berbagai
berperan
sitokin
dalam
interstisial.
Proses
rasa
proinflamasi
sehingga
tidak
diabetikum.
kesemutan,
sehingga
inflamasi
angiopati
pada
Terapi
gizi
pada
pasien
ini
menghitung
kaki.
kebutuhan
kalori
dalam
hipertensi
disertai
diberikan
terapi
DM
serta
kombinasi
tidak
karena
basal,
yaitu
penambahan
469
kkal,
dapat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA.
intake
protein,
atau
12
LAPORAN KASUS
pasien diabetes melitus.
Merdeka. 2007;7(1):4.
Mutiara
13