UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
10)
11)
12)
13)
14)
2.
1)
2)
3)
3.
1)
2)
Unit Terkait
Medis, Perawat
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
3.
1)
2)
4.
1)
2)
3)
Unit Terkait
Persiapan alat :
Jam yang ada jarum detaknya.
Langkah-langkah :
Menjelaskan tujuan menghitung tetesan infus.
Mengatur dan melihat posisi jarum infus, apakah tetesn infus lancer atau tidak.
Menghitung banyaknya / jumlah tetesan dalam 1 menit sesuai dengan program
dokter dengan rumus :
Volume Total Infus x Faktor tetesan
Total Waktu Infus dalam Menit
Sikap
Teliti.
Sabar.
Penyelesaian
Merapikan alat.
Merapikan pasien.
Pencatatan dan pelaporan.
Medis, Perawat
Vena Sectie
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Prosedur
Vena Sectie
1. Persiapan alat :
1) Meja atau baki dengan pengalas.
2) Bisturi.
3) Gunting vena.
4) Arteri klem.
5) Nalfoder.
6) Pinset cirurgis.
7) Pinset anatomis.
8) Pinset anatomi kecil.
9) Bengkok.
10) Klem duk.
11) Jarum vena sectie.
Persiapan Pasien :
Pasien dijelaskan tentang prosedur dan tujuan tindakan yang dilakukan.
Posisi pasien diatur senyaman mungkin.
Pelaksanaan :
Alat-alat didekatkan pada pasien.
Cairan infus disiapkan sesuai dengan persiapan pemasangan infus.
Petugas memakai sarung tangan.
Permukaan kulit yangakan disayat di desinfeksi, mula-mula dengan betadin
kemudian dengan alcohol.
5) Duk lubang dipasang pada daerah yang akan disayat.
6) Lakukan anastesi pada daeran yang akan disayat.
7) Lakukan vena sectie sampai selesai, kemudian infus dipasang.
8) Luka sayat dijahit bila perlu, kemudian luka ditutup dengan kasa steril dan
diplester, selanjutnya dipasang spalk bila perlu.
9) Pasien dirapika kembali.
10) Alat-alat dibereskan, petugas cuci tangan.
Perhatian !
1. Perhatikan keadaan umum pasien.
2. Perhatikan teknik dan aseptic.
3. Hindari tindakan yang membuat pasien lelah.
Medis, Perawat
Pemasangan Kateter
UPT. Puskesmas
Kupang
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Prosedur
Pemasangan Kateter
1. Persiapan alat :
1) Pincet anatomis steril.
2) Sarung tangan steril.
3) Pengalas.
4) Bengkok.
5) Jelly K Y.
6) Aqua dest / PZ
7) Spuit 5 10 cc.
8) Plester.
9) Kapas savion 3%.
10) Cateter sesuai ukuran.
11) Urine bag bila perlu.
12) Cucing.
13) Korentang.
14) Gunting verban.
15) Kasa steril.
2.
1)
2)
3)
3.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
4.
1)
2)
3)
4)
Unit Terkait
Pemberian Sabu
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Prosedur
1.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Persiapan alat :
Alkohol
Betadin.
Duk steril.
Mess lancip.
Sarung tangan.
Desinfektan (PZ).
7)
8)
9)
10)
11)
2.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
3.
Tourniquet.
Spuit dan sabu.
Obat anastesi lokal.
Kasa perban.
Spalk.
Persiapan Penderita :
Persiapan alat atas posisi penderita.
Pasang torniquet
Desinfeksi alkohol, kemudian betadin.
Anastesi lokal, pasang duk steril.
Incisi atau cross incisi.
Luka tertutup betadin.atau kasa PZ.
Penjelasan perawatan dan kontrol ulang.
Bila perlu MRS.
Dosis Pemberian Sabu :
Sebelum pemberian sabu skin tes dulu
1) dosis diberikan di sekitar luka.
2) dosis diberikan im.
3) Jika perlu dengan ditambah 1 dosis drip.
Unit Terkait
Medis, Perawat
No Dokumen
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
Pengertian
Tujuan
Untuk mengetahui :
Suhu badan pasien.
Adanya kelainan pada tubuh.
Membantu menentukan diagnosa.
Perkembangan penyakit.
1.
2.
3.
4.
Kebijakan
Prosedur
turunkan dulu).
f. Mengempitkan ujung thermometer di tengah-tengah ketiak.
g. Menekankan tangan pasien yang ada thermometer pada dada dengan
tangannya memegang bahu sebelahnya. Sedang tangan yang lain menekan
siku, dengan demikian ketiak akan tertutup rapat.
h. Membaca naiknya air raksa dan dicatat.
i. Thermometer diletakkan pada bantal tisu kemudian ke air sabun, ke air bersih,
kemudian dilap dengan tisu.
j. Alat dibereskan.
k. Petugas cuci tangan.
Yang perlu diperhatikan !
- Tidak boleh dilakukan pada bayi.
- Pasien yang sangat kurus.
- Pasien yang luka atau kudis di ketiak dan operasi pada payudara.
- Pasien harus tenang dan berada di tempat tidur.
2. Mengambil suhu di pelepasan.
2.1 Persiapan.
a. Thermometer pada tempatnya.
b. Botol berisi larutan sabun.
c. Botol berisi larutan lysol 5% dasar botol diberi kasa / kapas.
d. Botol berisi air bersih dasar botol diberi kasa / kapas.
e. Potongan tisu pada tempatnya.
f. Vaselin pada tempatnya.
g. Catatan suhu.
h. Bengkok.
2.2 Pelaksanaan.
a. Pasien diberitahu.
b. Alat didekatkan pada pasien.
c. Petugas cuci tangan, memakai hand schoon.
d. Melepaskan pasien yang menutup bokong.
e. Miringkan pasien.
f. Menekukkan kaki pasien sebelah atas ke arah lutut.
g. Mengoleskan vaselin pada ujung thermometer.
h. Membuka belahan pantat bagian atas dengan tangan kiri sehingga pelepasan
terlihat jelas.
i. Masukkan thermometer ke dalam pelepasan kira-kira 3cm (batas reservoir air
raksa).
Medis, Perawat
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
g. Skal permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama disebut
tekanan systole (misalnya; 120 mmHg).
Perhatian !
a. Memasang manset harus tepat diatas permukaan dinding arteribrachialis.
b. Menempatkan stetoskop jangan terlalu keras dan penggunaannya harus betulbetul tepat.
c. Bila kedua tangan tidak bisa untuk pemasangan manset, maka ditempatkan
pada persendian kaki dan mendengarkan arteri dorsalis pedis hasil (-) 15%.
d. Sebelum menutup tensimeter masukkan dulu air raksa ke dalam resorvoirnya.
Manset dan balon disusun pada tempatnya untuk mencegah pecahnya tabung
air raksa.
e. Pada anak-anak digunakan manset khusus.
f. Bilamana menggunakan tensimeter elektronik, penggunaannya sesuaikan
petunjuk yang ada`secara tepat dan benar.
Medis, perawat
Menghitung Denyut Nadi
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Menghitung Pernafasan
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
a.
b.
2.
a.
3.
Persiapan.
Arloji tangan dengan petunjuk detik.
Buku catatan.
Persiapan pasien.
Pasien diberitahu tentang yang akan dilakukan.
Pelaksanaan
Medis, perawat.
No Dokumen
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Medis, perawat.
Suntikan Intramuskuler
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Penatalaksanaan
a. Indikasi
1. Pada pasien memerlukan suntikan i.m.
2. Atas perintah dokter.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
c.
1.
2.
Persiapan
Disp. Spuit.
Kapas alkohol.
Bengkok.
Aquabidest steril.
Gergaji ampul.
Tempat sampah / bengkok.
Obat yang dibutuhkan.
Bak instrument.
Pelaksanaan
Inform concent.
Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
kebutuhan.
3. Cocokkan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikkan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
9. Obat disemprotkan perlahan-lahan.
10. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan mamase.
12. Pasien dirapikan.
Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul. Bila salah akan mengenai saraf
Unit Terkait
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
a. Mempercepat penyembuhan.
b. Mencegah gangguan rasa nyaman bagi yang bersangkutan maupun bagi pasien
lain terutama bila luka nekrose dan berbau.
Kebijakan
Prosedur
Menyiapkan alat-alat :
Alat-alat steril (dalam tempat steril).
Pinset anatomis 1 buah.
Pinset chirurgis 2 buah.
Gunting lurus / bengkok.
Kapas lidi.
Kasa penekan / kapas bulat.
Kasa steril secukupnya.
Mangkok kecil 2 buah.
Alat-alat tidak steril
Gunting pembalut.
Plester.
Botol berisi alkohol 70% dan bethadine.
Bensin dalam tempatnya.
Obat-obatan desinfektan : perhydrol, savlon, PK.
Pembalut secukupnya.
g.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Unit Terkait
Penanganan Gastroentritis
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Mengetahui gejala, tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau (rehiran)
Tujuan
Kebijakan
Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi
serta mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.
Prosedur
Unit Terkait
1. Gejala yang menonjol dari G.E adalah muntah dan berak serta berulang,
sehingga berakibat kehilangan cairan / dehidrasi.
2. Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah.
a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2 5% BB).
b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5 8% BB).
Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat, preshok.
c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8 10% BB)
Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma.
3. Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan dehidrasi.
a. Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral.
b. Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral dengan infus cairan.
4. Penderita di MRS kan.
Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat dehidrasi
menjadi dehidrasi ringan.
Rawat Inap, Polindes, Ponkesdes.
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Unit Terkait
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
08 12 2012
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
h.
i.
j.
k.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Unit Terkait
Hand scoen.
Spuit
NaCl.
Mess.
Bak / Poley Berisi Alat Non Steril
Gunting balutan.
Plester.
Verban.
Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine).
Tempat sampah.
Lidokain injeksi sebagai anasthesi.
Pelaksanaan.
Memberitahu pasien dan keluarga.
Perawat cuci tangan.
Mengatur posisi (memakai hand scoen), perawat membersihkan luka.
Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl.
Memberikan Diclor Ethil atau lidokain.
Membut luka tusuk paku pada luka / cros incise.
Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine .
Tutup luka dengan kasa steril.
Mencatat kegiatan dan hasil observasi.
Klien dirapikan, Alat dibereskan dan dibersihkan.
Perawat cuci tangan.
Medis, Perawat.
Penanganan Demam Thypoid
UPT. Puskesmas
Kupang
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No Dokumen
Tanggal Terbit
02 - 01 - 2014
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
Pengertian
Demam thypoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
infeksi kuman Salmonella Typhi.
1.
2.
3.
4.
Kriteria Diagnosis.
Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala.
Kesadaran menurun.
Lidah kotor, hepatosplenomegali, dan sebagainya.
Bradikardia relative.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Diagnosis Diferensial
Infeksi karena virus (dengue influenza).
Malaria.
Broncho pneumonia.
Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan Lab.
Hb, Leko, Diff, Trombosit, Ht.
Unrine lengkap.
Widal.
Terapi.
Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/ hr atau kotrimoksasol 2x2
tablet diberikan sampai 7 hari bebas panas atau quinohon.
Pemberian cairan infuse RL / D5%.
Penyulit
Toksis.
Perforasi usus mengakibatkan peritonitis.
Perdarahan dari usus.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
1.
2.
3.
Lama Perawatan
Umunya sampai 7 hari bebas panas.
Unit Terkait
Medis, Perawat.
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PERSIAPAN ALAT :
1. Bak Instrumen yang berisi :
a. Pinset anatomi.
b. Pinset chirurgis.
c. Gunting debridemand.
d. Kasa steril.
e. Kom.
2. Peralatan Lain terdiri dari :
a. Sarung tangan.
b. Gunting plester.
c. Plester / perekat.
d. Alkohol 70% / Wash bensin.
e. Desinfektan.
f. NaCl 0,9%.
g. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan.
h. Verband.
i. Obat luka sesuai kebutuhan.
3. Tahap Prainteraksi.
a. Melakukan verifikasi program terapi.
b. Mencuci tangan.
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
4. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien.
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
5. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy.
b. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas.
c. Membuka peralatan.
d. Memakai sarung tangan.
e. Membasahi plester dengan alcohol/ wash bensin dan buka dengan pinset.
f. Membuka balutan lapis luar.
g. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester.
h. Membuka balutan lapis dalam.
i. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus.
j. Melakukan debridement.
k. Membersihkan luka dengan cairan NaCl.
l. Melalukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa.
m. Memasang plester atau verband.
n. Merapikan pasien.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
Unit Terkait
Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
Berpamitan dengan klien.
Membereskan alat-alat.
Mencuci tangan.
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
Rawat Jalan, UGD, Ponkesdes.
No Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
1
Di Tetapkan
Pengertian
Kriteria Diagnosis.
Mencret, ubun-ubun cekung, mulut / bibir kering, turgor menurun, nadi cepat,
mata cekung, nafas cepat dan dalam, oliguri.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Diagnosis Diferensial
Mencret psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota virus, Can
pilo bacter).
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin tinja
3. Perawatan
Rawat inap bila terdapat dehidrasi berat / sedang.
4. Terapi
Rehidrasi oral / prenteral, antibiotic atas indikasi , diit.
5. Infromet Concent (tertulis).
Diperlukan pada tindakan invasive.
6. Lama Perawatan.
3 sampai 5 hari.
7. Masa Pemulihan.
2 sampai 3 minggu.
8. Out Put
Sembuh total
9.
Unit Terkait
Terapi
Dehidrasi ringan : (BB s/d 5%).
Oralit.
Diit sesuai dengan umur.
Susu pengeceran (1T = 40 50cc).
Susu rendah lakstosa / bebesa laktosa.
Antibiotic : atas indikasi.
Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%).
Infus RL
Dehidrasi berat : (BB s/d 15%).
Infus RL: 1 2 jam 120cc/ kgBB.
Selanjutnya sesuai jumlah cc/24 jam.
Rawat Inap, Pustu, Ponkesdes.
Penatalaksanaan Jenazah HIV / Aids
UPT. Puskesmas
Kupang
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang
02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan paramedic.
2. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan dilakukan strilisasi
ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi alat penanganan
jenazah.
3. Prosedur disini dengan semua prosedur semua ditangani oleh petugas mulai
saat memandikan sampai menguburkan kecuali saat mensholati yang akan
dipimpin oleh petugas setempat.
4. Kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah HIV AIDS
dan FLU burung, tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit-penyakit lain
yang berbahaya.
1. Persiapan alat :
Sarung tangan.
Pelindung muka (masker dan kaca mata).
Gaun/jubah/apron.
Pelindung kaki.
2. Persiapan Pasien :
a. Pasien diberitahu.
b. Mengatur posisi pasien.
c. Memberitahu cara`bernafas selama pemasangan tampon.
d. Nier beken dipasang di bawah dagu.
3. Pelaksanaan :
1. Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptik bisa pilih
salah satu antiseptik dan dilanjutkan dengan mencuci tangan kembali dengan
air mengalir selama 2-5 Menit
2. Semua Petugas memakai alat pelindung semua alat harus dipakai pada saat
menangani jenazah untuk mengurangi pejanan darah dan cairan tubuh jenazah.
3. Petugas yang sudah berpakain lengkap mengangkat jenazah ke meja untuk
dimandikan.
4. Setelah selesasi dimandikan jenazah disiram dengan larutan kaporit, tunggu 5
10 menit dan bilas ulang dengan air sampai kering dengan dosis kaporit
dengan konsentrasi 35 % : 14 dr kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan
konsentrasi 60% : 8 gr kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan konsentrasi 70
% :7,1 % gr kaporit dalam 1 liter air.
5. Setelah jenazah kering dilakukan pengkafanan dengan bungkus kain kafan
yang harus dilakukan oleh petugas yang berpakaian lengkap.
Medis, perawat