Anda di halaman 1dari 6

REPLATING ( PENGGANTIAN PLAT )

Sering terjadi, kapal mengalami perubahan bentuk ( performance ), perubahan konstruksi,


getaran yang berlebihan, dan kebocoran lambung bawah air. Umumnya dialami oleh kapal kapal yang baru selesai menjalani pekerjaan replating, buka pasang intermediate, propeller shaft,
ganti "I" atau"V" bracket dan lain sebagainya. Sekilas, perubahan tersebut memang tak terasa
dan terlihat, tetapi bila diteliti dan diperiksa dengan seksama, dari transom buritan umpamanya,
akan terlihat sedikit kemiringan kearah starboard side atau portside, pintu - pintu kamar yang
sebelumnya mudah untuk buka tutup, sekarang sudah agak seret, bila dilakukan Inclination
experiment / inclining test, titik berat kapal sudah berobah dari sebelumnya dan waktu dilakukan
vibration test, getaran agak berlebihan, terjadi di kamar mesin dan ruang kemudi. Perubahan
tersebut, ada yang langsung bisa diketahui setelah kapal diluncurkan dari dock, saat melakukan
sea trial, atau setelah kapal melakukan pelayaran beberapa kali.
Ada beberapa penyebab hal ini bisa terjadi, pertama, kurang persiapan dan lemahnya
perencanaan dari ship's owner, serta redaksional repair list yang kurang mendukung, untuk
sempurnanya hasil pekerjaan. Kapal dinaikkan keatas dock dengan tidak terlebih dahulu
mengosongkan tangki - tangki bahan cair ( fuel / lub. oil, fresh water & ballast ). Seandainya,
kapal dinaikan keatas dock jenis Graving Dock atau Floating Dock, mungkin tidak terlalu
masalah, tetapi kalau Rail Dock ( kapal - kapal berukuran kecil ), kemungkinan terjadinya
perubahan konstruksi sangat besar. Yang tak kalah pentingnya adalah penempatan bantalan dock
( docking block ), bila tak sesuai dengan Docking Plan, kemungkinan akan terjadi kebocoran
lambung kapal bawah air, apalagi selama kapal docking, tidak dilakukan pemindahan dock
block.

Penyebab kedua, sarana prasarana dock yang kurang memadai, dan pekerja - pekerja ( man
power ) yang kurang profesional, kurang pengalaman, ditambah dengan ruang lingkup pekerjaan
dibatasi oleh redaksional repair list dan tidak adanya referensi akhir tentang plat lambung kapal (
shell expantion plan ) dari ship's owner.
Pekerjaan - pekerjaan yang seharusnya dihindari atau tidak dilakukan pada saat replating, adalah
sebagai berikut :
1. doubling plat, ini akan berakibat instabilitas, karena pembebanan yang tidak seimbang pada
sisi portside dan starboard side kapal.
2. membuka plat lama dan gading - gading terlalu banyak, sebelum pemasangan plat baru dan
jangan melakukan bending plat ditempat, seperti, memukul - mukul plat, memanaskan plat,
karena akan berakibatkan terjadinya perubahan bentuk pada hull ( deformation ).
Pekerjaan - pekerjaan yang harus dilaksanakan pada saat replating adalah sebagai berikut :
1. membuatkan supporting pada pondasi main engine dan bracket, sebelum membuka
intermediate, propeller shaft dan melakukan pekerjaan replating plat dibawah kamar mesin, agar
posisi rata engine mounting tetap terjaga dan memudahkan pekerjaan cen tering / alignment,
antara main engine, intermediate dan propeller shaft, setelah peker jaan replating dibawah kamar
mesin selesai dilakukan.
2. menguji kekedapan las pada sambungan - sambungan plat dengan teliti dan melakukan
centering,alignment dua kali, diatas dock pekerjaan pemasangan, dan diatas air peker jaan
pengencangan ( tighting ), karena akan terjadi perbedaan temperatur dan tekanan yang signifikan
antara diatas dock dan diatas air laut.
Penyebab ketiga, adalah kelalaian Supervisi / surveyor dari class dan owner dalam hal
mengawasi pekerjaan - pekerjaan yang akan menimbulkan resiko dan tidak memberikan advise

kepada ship's owner tentang permasalahan ini.


Penyebab keempat, adalah keterbatasan anggaran ( budget ) untuk pekerjaan rekondisi bagi kapal
- kapal yang sudah berusia diatas dua puluhan tahun ini. Namun perubahan konstruksi dan
bentuk yang berlebihan, adalah merupakan ketidak laik lautan untuk sebuah kapal.

Reparasi kapal merupakan bentuk perawatan kapal, yang mana di butuhkan untuk setiap kapal
yang sedang anual sampai dengan general docking disamping itu reparasi juga dapat berguna
untuk mengetahui ketidak layakan dari semua unsur kapal dari toleransi toleransi yang
ditetapkan oleh klas. Salah satu hal yang riskan dalam reparasi dan menjadi sasaran wajib pada
repair list adalah perawatan bagian kapal di bawah garis air ( wetted surface ) . pada bagian
tersebut sering ditemukan beberapa masalah seperti deformasi di karenakan benturan dari bendabenda di laut,adapun di karenkan batas maksimum usia suatu plat hinga mengalami ketipisan di
plat tersebut. Pada reparasi khususnya pergantian plat (replating) untuk replating sendiri tidak
sembarangan karena kita hrus mengetahui aturan-aturan standrt dari class dan juga untuk
mereparasi plat dan juga harus mengetahui batas maksimum suatu plat yang wajib di ganti
dengan mengacu standrt dari pihak class,pihak galangan juga harus memperhatikan dengan
seksama aturan-aturan dari class agar tidak merugikan dari pihak galangan dan mememberi
kepuasan terhadap owner sebagai pemilik kapal.

Proses Replating Pelat Lambung Kapal


Poses pengerjaan Pemotongan pelat lama dan pelat baru pada lambung sisi
lecture note by: Ir. H. Sukanto Jatmiko

Setelah diketahui dati UT (Ultrasonic Test) dan tergambar pada bukaan kulit (shell expansion)
maka pemotongan pelat dapat dimulai, langkah yang dilakukan:

Utamakan dan usahakan tidak berpindah dari lajur pelat misal pada lajur kanan atau kiri
lambung
Perhatikan ketentuan pada pemotongan arah memanjang lajur sebagai mana ditentukan
seperempat (1/4 a) jarak gading
Pemotongan pelat yang berkaitan dengan komponen konstruksi terkait jangan sampai
mengurangi ukuran dari komponen- komponen konstruksi tersebut.

Pemotongan dapat dilakuakan pada posisi luar maupun di dalam lambung kapal namun tetap diperhatikan agar
tidak terjadi percikan api hasilpemotongan yang dapat membahayakan.

Gambar proses pemotongan frame terhadap lambung kapal


Gading besar, Senta Sisi, Sheerstrake, Bulkhead
pengerjaan pemotongan sama

Gambar sheer strake dan bilga


Pemtongan pelat lambung dapat dilakukan dari luar badan kapal dengan mentaati
prosedur (urutan) pemotongan dengan menggunakan bender las potong, namun harus
diperhatikan apabila lambung yang dipotong berada diruang ABK, ruang tanki (FO &
LO) harus ada pengawas yang berjaga dengan tersedia peralatan pemadam api.
Jika pemotongan diakukan dari dalam lambung kapal, maka yang perlu diperhatikan
bahwa; a. harus gas free bila berupa tanki (FO & LO), b. harus diperhatikan bila didalam
kamar ABK dijaga jangan sampai terjadi kebakaran akibat percikan api yang
ditimbulkan.

Setelah selesai pemotongan pelat kemudian di ukur dengan tepat atau dibuatkan mal
(master) untuk dipakai sebagai ukuran pelat baru.

Untuk pemasangan pelat baru, setelah ukuran yang kita dapatkan dari mal (master) maka
dilakukan pemotongan pelat baru, ukuran pelat baru biasanya dilebihkan antara 1- 1,5 cm
dari ukuran yang didapat, tebal pelat disesuaikan dengan tebal pelat standar.

Gambar ilustrasi pemasangan pelat baru pd lambung

Upayakan penempatan pelat baru pada dua sisi yang tepat, sehingga pemotongan
kelebihan pelat hanya pada dua sisi yang lain.
Diperlukan las bantu berupa las titik (setelah ukuran pelat baru tepat dengan lubang pelat

lama) antara lain pada pelat lama dengan pelat baru dengan gading- gading utama,
panjang las titik 1 2 cm.

Pada pelat baru sebelum dilas secara penuh maka pelat baru di beri alur las.

Anda mungkin juga menyukai