Rencana Rinci Tata Ruang Sebagaimana Dimaksud Di Atas Terdiri Atas
Rencana Rinci Tata Ruang Sebagaimana Dimaksud Di Atas Terdiri Atas
OLEH :
MUHAMMAD ASWAR
60800114087
C2
seperti magic. Dimana sutau proses kebijakan tersebut akan dihadapkan berbagai
macam hambatan dan rintangan. Dan ini lah tugas seorang perencana untuk
melihat relasi antara sumber daya manusia dengan sumber daya alam. Sehingga
akan tercapai suatu tujuan apabila keduanya saling mendukung.
Secara sederhana, penataan ruang dapat dipahami sebagai upaya
melakukan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya yang ditandai oleh
membaiknya faktor-faktor produksi. Sehingga dari hal tersebut akan terciptalah
kesempatan kerja, investasi, dan teknologi yang dipergunakan dalam proses
produksi. Secara mudah, perekonomian wilayah yang meningkat dapat
diindikasikan dengan meningkatnya proses antara konsumsi dengan produksi
antar wilayah.
Seperti halnya diatas, bahwa penataan ruang itu tidak cukup hanya sebatas
perencanaan tata ruang saja. Tetapi juga sangat dibutuhkan pemanfaatan ruang
dan pengendalian tata ruang. Yang artinya tidak hanya kepuasan sesaat saja tetapi
memiliki hasil yang berkesinambungan dimasa depan. Dengan kata lain bahwa
rencana tata ruang tersebut dilakukan agar relasi manusia dengan lingkungannya
dapat berjalan serasi, selaras, seimbang untuk tercapainya kesejahteraan yang
lebih jauh. Pengendalian yang berarti pengawasan atas terlaksananya proses
pembangunan wilayah sehingga pelaksanaan pembangunan tetap dalam koridor
penetapan tujuan Rencana Tata Ruang Wilayh (RTRW).
Dengan pendekatan wilayah dalam arti sempit, bahwa seorang perencana
harus memperhatikan ruang dengan segala kondisinya. Dimana seorang perencana
harus memperhatikan bagaimana seharunya rencana kegiatan yang akan dilakukan
sesuai dengan potensi yang dimiliki wilayah tersebut. Sehingga penggunaan ruang
tesebut menghasilkan efisiensi terhadap kemakmuran masyarakatnya.
Dari pembahasan yang lebih dalam, dimana seorang perencana tata ruang
wilyah menurut saya harus melihat faktor besar yang menentukan berjalannya
2.
3.
Infrastruktur
Pengertian Umum
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang
udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk lainnya hidup
dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.
Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan wujud struktural dan pola
pemanfaatan ruang. Yang dimaksud dengan wujud struktural pemanfaatan
ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuk lingkungan sosial dan lingkungan
buatan yang secara struktural berhubungan satu dengan lainnya membentuk tata
ruang; diantaranya meliputi pusat pelayanan seperti pusat kota, lingkungan;
prasarana jalan seperti jalan arteri, kolektor, lokal dan sebagainya. Sementara pola
pemanfaatan ruang adalah bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan
ukuran fungsi, serta karakter kegiatan manusia dan atau kegiatan alam;
diantaranya meliputi pola lokasi, sebaran permukiman, tempat kerja, industri, dan
pertanian, serta pola penggunaan tanah perdesaan dan perkotaan.
Untuk itu seorang perencana dituntut dapat menimbang langkah-langkah
perencanaan yang sesuai dengan aspek dan karakteristik wilayah. Yakni :
1. Mengidentifikasi permasalahan
Seorang perencana wilayah dapat memilih dan memprioritaskan alternatif
mana yang lebih dibutuhkan untuk pengembangan yang akan dilaksanakan.
2. Penetapan tujuan
Setelah itu seorang perncana dapat menetapkan tujuan yang akan dilaksanakan.
Baik secara umum maupun secara khusus.
3. Mengidentifikasi langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
Dengan kata lain, bahwa seorang perncana dapat memilih dan memilah
langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga dapat menghasilkan
kejelasan atas langkah-langkah yang dibuat secara akumulatif.
4. Memilih alternatif yang baik
Setelah dapat mengidentifikasi langkah-langkah yang dibuat. Selanjutnya
seorang perencana dapat memilih alternatif yang lebih baik dari beberapa
aternatif yang dibuat.
5.Peraturan
Peraturan merupakan alat yang mengikat atas perncanaan yang dibuat dan
untuk dilakasanakan. Sehingga dengan adanya peraturan yang mengikat maka
proses berjalannya perencanaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan mutu
yang diharapkan.
6. Menyusun kebijakan
Setelah tersusun dari lima langkah diatas. Saatnya lah seorang perncana
bertindak dan membuat kebijakan untuk melaksanakan langkah-langkah
perencanaan yang dibuat untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
sesuai dengan Peraturan Pemerintah (1997) tentang RENCANA TATA RUANG
WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Tujuan nasional
pemanfaatan tata ruang adalah:
a. mencapai pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
b. meningkatkan keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah serta
keserasian antarsektor melalui pemanfaatan ruang kawasan secara serasi,
selaras dan seimbang serta berkelanjutan;
c. meningkatkan kemampuan memelihara pertahanan keamanan negara yang
dinamis dan memperkuat integrasi nasional
RTRW
Kabupaten/Kota
dan
dokumen
detil
lainnya.
dokumen
RTRWK
merupakan
acuan
bagi
pemerintah
RTRW Provinsi Aceh, RTRW Kabupaten Aceh Utara, dan RDTR Kawasan
Perkotaan Krueng Geukueh.
Rencana rinci tata ruang
Adalah merupakan Penjabaran rencana umum tata ruang berupa rencana
tataruang kawasan strategis yang penetapan kawasannya tercakupdi dalam
rencana tata ruang wilayah. Rencana rinci terdiri atas
rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruangkawasan
strategis nasional;
rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
rencana detail tata ruang kabupaten/kota
dan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
Perbedaan Rencana Umum dan Rencana Rinci
Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah
administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan
rencana pola ruang. Sedangkan Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan
pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan
substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan sub blok peruntukan
Perbedaan Rencana Umum dan Rencana Rinci
Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif
dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola
ruang.
Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis
kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat
mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan.
Rencana rinci sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai
dasar penetapan peraturan zonasi. ketentuan yang mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang
melengkapi rencana rinci menjadi salah satu dasar dalam pengendalian
pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan
rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.
Kebutuhan penyusunan rencana rinci tata ruang:
Rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
Rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala
peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum
dioperasionalkan.
Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan
strategis kabupaten/kota merupakan rencana rinci untuk rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota.
Rencana detail tata ruang menjadi dasar bagi penyusunan peraturan zonasi.
Prinsip Komplementaritas antar RTR
Penataan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dilakukan
secara berjenjang dan komplementer:
saling melengkapi satu sama lain
bersinergi
tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dalam penyelenggaraannya.
Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung
kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap:
tata ruang di wilayah sekitarnya;
dalam
untuk, antara lain, pengembangan kegiatan yang berbasis kelautan, kehutanan, dan
pertambangan.
Kawasan agropolitan merupakan kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem
agrobisnis.
4.Tersedianya dukunggan prasarana dan sarana (al. jalan poros desa, pasar, irigasi,
terminal, listrik)
Muatan RTR Kawasan Agropolitan
1.Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan agropolitan;
2.Rencana struktur ruang kawasan agropolitan yang meliputi sistem pusat
kegiatan dan sistem jaringan prasarana kawasan agropolitan;
3.Rencana pola ruang kawasan agropolitan yang meliputi kawasan lindung dan
kawasan budi daya;
4.Arahan pemanfaatan ruang kawasan agropolitan yang berisi indikasi program
utama yang bersifat interdependen antardesa; dan
5.Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan agropolitan: arahan
peraturan zonasi kawasan agropolitan, arahan ketentuan perizinan, arahan
ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
Masalah dalam Penyusunan RRTR: Data yang dibutuhkan vs. Data yang
tersedia
Data yang dibutuhkan:
jenis data spesifik
unit data rinci (<< wil. perenc, misal Kelurahan)
skala peta (data spasial) yang memadai
kemutakhiran
Data yang tersedia:
jenis data umum
unit data dg kerincian terbatas (= wil. perenc misal Kecamatan)
skala peta hasil blow-up
data kadaluarsa
3. Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan
Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan didasarkan atas hasil
analisis: kependudukan, sektor/kegiatan potensial, daya dukung lingkungan,