Saluran Pemasaran
Saluran Pemasaran
1. Saluran I
Petani
PPDK
PPKK
PPKK
PAP
PAP
Pabrik Kopra
di Surabaya
2. Saluran II
Petani
Pabrik Kopra
di Surabaya
3. Saluran III
Petani
PAP
Pabrik Kopra
di Surabaya
Dengan persentase yang dilalui petani yakni tertinggi 52,67% menjual ke Pedagang
Pengumpul Desa/Kecamatan (PPDK) dan hanya 7% yang langsung menjual ke Pedagang Antar
Pulau (PAP) ini menujukkan bahwa saluran yang dilalui oleh petani yaitu Saluran I dan II kurang
efisien, karena Saluran III yang relative efisien, karena pada Saluran III, pemasaran kopra
memiliki jarak yang lebih pendek sehingga mengurangi terjadinya penyusutan akibat terlalu
lama berada di Pedagang Pengumpul Desa atau Kota, sehingga meminimalisir pengeluaran biaya
pemasaran. Dengan jarak saluran yang pendek maka biaya pemasaran yang ditanggung menjadi
lebih rendah dibandingkan biaya pemasaran yang ada pada Saluran I maupun Saluran II. Adanya
perbedaan tipe saluran pemasaran dan panjang pendeknya saluran pemasaran ini mempengaruhi
biaya, harga, keuntungan dan margin pemasaran setiap pelaku pemasaran kopra di STA Kota
Kendari. Hasil penelitian menujukkan bahwa lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran
kopra di STA Kota KEndari terdiri dari Pedagang Pengumpul di Desa/Kecamatan, Pedagang
Pengumpul Kota, Pedangan Antar Pulau serta pedagang akhir yakni Pabrik Kopra di Surabaya.
Menurut Daniel (2002), pemasaran yang efisien akan mampu menyampaikan hasil-hasil dari
produsen ke konsumen dengan biaya serendah-rendahnya, dan ini sejalan dengan hasil penelitian
yang telah ditemukan yakni Saluran III lebih efisien dibadingkan pola saluran pemasaran
lainnya. Swasta (2002), menyatakan bahwa setiap perantara yang melakukan usaha menyalurkan
barang kepada pembeli akhir membentuk tingkatan saluran pemasarn.
5.5. Analisis Biaya, Keuntungan dan Margin Pemasaran
Proses pemasaran kopra di STA Kota Kendari terdapat 3 (tiga) komponen lembaga
pemasaran yang ikut andil dalam memenuhi tujuan pemasaran yaitu Pedagang Pengumpul
Desa/Kecamatan (PPDK), Pedagang Pengumpul Kabupaten/Kota (PPKK) dan Pedagang Antar
Pulau (PAP) yang masing-masing harus mengeluarkan biaya pemasaran berupa biaya
transportasi, biaya penanganan mutu, bongkar muat, biaya packing dan biaya retribusi. Jumlah
biaya yang dikeluarkan cukup besar dari lembaga pemasaran tertentu sehingga efisiensi
pemasaran kopra di STA Kota Kendari masih dapat ditingkatkan. Untuk lebih jelasnya biayabiaya yang harus dikeluarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran dapat dilihat pada
tabel. Dan tabel.. terlampir.
No.
Lembaga Pemasaran
Saluran Pemasaran I
Biaya
Keuntungan
Margin
(Rp/Kg)
(Rp/Kg)
(Rp/Kg)
315
1.685
2.000
1.
Petani
2.
150
350
500
3.
300
400
700
4.
1.200
600
1.800
1.965
3.035
8.500
Jumlah
Dari tabel. Dapat dilihat bahwa keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran terbesar diraih
oleh petani sebesar Rp. 1.685,- atau 55,52% dimana keuntungan ini merupakan harga bersih
yang diterima petani. Keuntungan terbesar kedua diperoleh oleh Pedagang Antar Pulau yaitu
sebesar Rp. 600,- atau 19,77% (keuntungan bersih/kg). Sedangkan untuk margin terbesar masih
tetap petani sebesar Rp. 2.000,-/kg yang merupakan selisih antara harga jual dan harga pokok.
Dalam melakukan aktifitas pemasaran pada Saluran I, Pedagang Anat Pulau mengeluarkan biaya
yang paling tinggi namun masih memperoleh keuntungan yang lebih besar disbanding Pedagang
Pengumpul Desa/Kecamatan dan Pedagang Pengumpul Kabupaten/Kota. Adapun besarnya
biaya, margin dan keuntungan masing-masing lembaga pemasaran secara rinci dapat dilihat pada
tabel
Tabel 5.10. Jumlah biaya, keuntungan dan margin masing-masing lembaga pemasaran pada
Saluran I.
No.
Harga
Jual
(Rp/Kg)
1
1.
2.
3.
4.
Margin
(Rp/Kg)
Biaya
(Rp/Kg)
Keuntungan
(Rp/Kg)
3
5.500
Harga
Beli/Harga
Pokok
(Rp/Kg)
4
3.500
5
2.000
6
315
315
7
1.685
Pedagang Pengumpul
Desa/Kecamatan
- Bongkar muat
- Transportasi
6.000
5.500
500
150
350
Pedagang Pengumpul
Kabupaten/Kota
- Bongkar muat
- Transportasi
6.700
8.500
6.700
1.800
1.200
125
500
50
525
600
5.000
1.965
3.035
Petani
- Biaya Pengelolaan
Kopra
Total
50
100
6.000
700
300
400
50
250
No.
Lembaga Pemasaran
1.
Petani
2.
3.
Saluran Pemasaran II
Biaya
Keuntungan
Margin
(Rp/Kg)
(Rp/Kg)
(Rp/Kg)
651
1.885
2.500
300
400
700
1.200
600
1.800
2.115
2.885
5.000
Pada Saluran Pemasaran II, keuntungan terbesar masih tetap diperoleh oleh petani
sebesar Rp. 1.885,- atau 65,34% lebih besar dibanding keuntungan yang diperoleh pada Saluran
Pemasaran I yang hanya memperoleh Rp. 1.685,- . Dan selanjutnya Pedagang Pengumpul
Kabupaten/Kota keuntungannya Rp. 400,- atau 13,86% dan keuntungan Pedagang Antar Pulau
sebesar Rp. 600,- atau 20,80%. Pedagang Pengumpul Kabupaten/Kota dan Pedagang Antar
Pulau mendapatkan keuntungan yang lebih kecil namun dapat menjadi besar dikarenakan
volume penjualan yang besar sehingga memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan yang
lebih besar. Untuk uraian biaya, margin dan keuntungan Saluran Pemasaran II dapat dilihat pada
tabel.
Tabel 5.12. Jumlah biaya, keuntungan dan margin masing-masing lembaga pemasaran pada
Saluran Pemasaran II.
No.
Harga
Jual
(Rp/Kg)
1
1.
2.
3.
Margin
(Rp/Kg)
Biaya
(Rp/Kg)
Keuntungan
(Rp/Kg)
3
6.000
Harga
Beli/Harga
Pokok
(Rp/Kg)
4
3.500
5
2.500
6
615
315
250
50
7
1.885
Pedagang Pengumpul
Kabupaten/Kota
- Bongkar muat
- Transportasi
6.700
6.000
700
300
400
8.500
6.700
1.800
1.200
125
500
50
525
600
Total
5.000
2.115
2.885
Petani
- Biaya Pengelolaan
Kopra
- Biaya transportasi
- Bongkar muat
50
250
5.5.3. Analisi Biaya, Keuntungan dan Margin pada Saluran Pemasaran III
Analisis biaya yang dikeluarkan setiap lembaga pemasaran pada Saluran Pemasaran III
yaitu petani langsung menjual kepada Pedagang Antar Pulau, untuk lebih jelasnya jumlah biaya,
margin, dan keuntungan pada saluran pemasaran III dapat dilihat pada tabeldibawah ini.
Tabel 5.13. Jumlah biaya, margin dan keuntungan Saluran Pemasaran III
No.
Lembaga Pemasaran
1.
Petani
2..
Saluran Pemasaran II
Biaya
Keuntungan
Margin
(Rp/Kg)
(Rp/Kg)
(Rp/Kg)
751
2.485
3.200
1.200
600
1.800
1.915
3.085
5.000
Pada Saluran Pemasaran III, keuntungan terbesar masih pada petani yakni sebesar Rp. 2.485,atau 80,55% mengalahkan keuntungan pada Saluran Pemasaran II sebesar Rp. 1.885,- dan
Saluran Pemasaran I sebesar Rp. 1.685,-. Dan keuntungan Pedagang Antar Pulau pada Saluran
Pemasaran III tetap Rp. 600,- atau 19,77%. Untuk lebih jelasnya jumlah biaya, keuntungan dan
margin pemasaran pada Saluran Pemasaran III dapat dilihat pada tabel.. dibawah ini.
Tabel 5.14. Jumlah biaya, keuntungan dan margin masing-masing lembaga pemasaran pada
Saluran Pemasaran III.
No.
1
1.
2.
Petani
- Biaya Pengelolaan
Kopra
- Biaya transportasi
- Bongkar muat
Harga
Harga
Jual
Beli/Harga
(Rp/Kg)
Pokok
(Rp/Kg)
3
4
6.700
3.500
Margin
(Rp/Kg)
Biaya
(Rp/Kg)
Keuntungan
(Rp/Kg)
5
3.200
6
715
315
350
50
7
2.485
8.500
6.700
1.800
1.200
125
500
50
525
600
Total
5.000
1.915
3.085
Uraian
1
1.
2
Total Biaya Pemasaran
Saluran
I
3
1.965
Saluran
II
4
2.115
Saluran
III
5
1.915
2.
8.500
8.500
8.500
3.
Efisiensi Pemasaran
23,12
24,88
22,53
Tabel 5. 15 menunjukkan tingkat efisiensi yang paling tinggi adalah yang mempunyai persentase
yang paling rendah, sehingga dari 3 (tiga) saluran pemasaran menujukkan yang paling efisien
adalah saluran pemasaran III, sebesar 22,53% artinya setiap menghasilkan nilai penjualan kopra
sebesar Rp. 100,- maka lembaga pemasaran pada saluran pemasaran III mengeluarkan biaya
sebesar Rp. 22,53, demikian pula saluran I sebesar 23,12% yang artinya untuk memperoleh nilai
penjualan sebesar Rp. 100,- maka lembaga pemasaran I harus mengeluarkan biaya sebesar
Rp. 23,12 dan pada saluran pemasaran II sebesar 24,88%, artinya untuk menghasilkan nilai
penjualan sebesar Rp. 100,- , lembaga pemasaran II harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.
24,88.
Bila dilihat dari persentase bagian harga yang diterima petani dari 3 (tiga) saluran
pemasaran yaitu; Saluran I, Saluran II dan Saluran III belum ada yang mencapai diatas 50%
maka dikatakan pemasaran kopra di STA Kota Kendari belum efisien. Hal ini seperti yang
dinyatakan Nurland (1986) Sistem pemasaran yang tidak efisien jika persentase harga yang
diterima produsen lebih kecil atau sama dengan 50%.