1st Journal
1st Journal
Oleh:
Liveana Sugono
Latar belakang
Latar belakang
Tujuan
Metode
Kohort prospektif
Maastricht University, Amsterdam,
Netherlands
Disetujui oleh Komite Medik
Maastricht University
Populasi
Total sample 2558 anak
Pasangan ibu-anakKOALA
Partisipan (usia kehamilan 34 minggu)
- konvensional (n=2343)
- alternatif (n=491)
Data
Pengumpulan data menggunakan kuisioner.
Kuisioner berisi informasi mengenai bentuk
dan waktu pertama kali pengenalan produk
susu atau makanan lainnnya.
Kuisioner diberikan berulang pada minggu
ke 34 kehamilan, usia 3, 7,12, dan 24 bulan.
Data
Kriteria inklusi:
Informed consent
Mengisi kuisoner pertama (34 minggu
kehamilan)
Kriteria eksklusi:
Sindrom Down
Tidak mengetahui umur pertama kali
pengenalan makanan/produk susu
Paparan
Produk susu sapi meliputi susu formula,
susu pasteurisasi, sereal, produk susu dan
yogurt
Kategori umur pengenalan:
0-3 bulan
4-6 bulan
7-9 bulan
>9 bulan
Paparan
Kategori umur pengenalan berbagai
jenis makanan (termasuk sari buah)
3 bulan
4-6 bulan
>7 bulan
Paparan
Perancu potensial meliputi
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Durasi menyusui
Jenis kelamin
Grup partisipan
Merokok selama kehamilan
Lingkungan asap rokok
Pendidikan ibu
Adanya faktor alergi dari orang tua
Adanya faktor alergi dalam keluarga
Riwayat alergi
Analisis statistik
Regresi logistik
Hasil dalam bentuk crude odds rasio
(cORs) dan adjusted odds ratio (aORs)
dengan 95% confidence intervals (CIs)
HASIL:
Semakin lama pengenalan berbagai produk susu
dan produk makanan berhubungan dengan
tingginya resiko terjadinya eksim
Tidak ada hubungan antara pemberian produk
susu sapi dengan dermatitis atopik berdasarkan
kriteria UK-WP
Keterlambatan pada pengenalan berbagai produk
makanan berhubungan dengan tingginya resiko
dermatitis atopik
HASIL:
Keterlambatan pemberian produk makanan
menunjukkan resiko lebih tinggi terjadinya
mengi berulang
Keterlambatan dalam pengenalan produk
makanan meningkatkan resiko alergi inhalan
Untuk mengontrol adanya reaksi kausatif, anak
dengan gejala yang timbulnya cepat dieksklusi.
DISKUSI
Keterlambatan pengenalan produk susu sapi
berhubungan dengan peningkatan resiko
terjadinya eksim dan mengi berulang
Keterlambatan dalam pengenalan produk
makanan berhubungan dengan peningkatan
resiko terjadinya eksim, mengi berulang,
gejala atopik, dan gejala alergi inhalan
DISKUSI
Telah lama dipercaya bahwa pengenalan
makanan padat lebih awal dapat
mengakibatkan reaksi alergi melawan alergen
makanan karena mukosa gut bayi yang belum
matang dan pajanan yang lebih awal dapat
merangsang respon alergi terhadap sistem
imun.
DISKUSI
Dalam suatu studi, anak dengan GI tract
yang belum matang atau respon imun
yang belum sempurna, tidak ditemukan
peningkatan resiko terhadap terjadinya
alergi makanan.
Oleh karena itu hanya sedikit bukti ilmiah
yang dapat mendukung hipotesis ini.
DISKUSI
Penjelasan lain mengenai meningkatnya
resiko atopik dengan keterlambatan
pengenalan produk susu sapi atau
produk makanan adalah adanya induksi
terhadap toleransi oral (suatu respon
terhadap diit protein yang larut)
KESIMPULAN
Keterlambatan pengenalan produk susu
sapi berhubungan dengan tingginya
resiko terjadinya eksim
Keterlambatan pengenalan produk
makanan berhubungan dengan
peningkatan resiko perkembangan
atopik pada 2 tahun pertama kehidupan
TELAAH KRITIS
PICO
Kriteria inklusi
Informed consent
Memenuhi pertanyaan pertama (34
minggu kehamilan)
Kriteria eksklusi
Bayi dengan sindrom Down
Tidak mengetahui informasi tentang
umur pertama kali pengenalan produk
susu