,)' .
i (
1i',.',.",ii
I l'
LIIIrIllll\'I
*:-.'-E
'*E r:
f $
E+
Hai
E:E=E
+$E
Eq
(,\
/ .l
' ' L't
I
llJ,
tentang
t..
HAK CIPTA
(
Pasal 44
(l)
Barangsiapa dengan sengaia dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin
untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7
i ,- /'l:
banyak
GEODESI SATELIT
Oleh
Cetakan Pertama
PT PRADNYA PARAMITA
JAKARTA
PRAI(ATA
6Df)
Atridin, Hasanuddin Z.
cm
Bibliografi:
rsBN 979-408-462-X
1. Geodesi. I. Jr-rdul.
526.1
ili
,,1,':i -:"rir
1'".)n ,i ti
"l' '!
ri
't.CZ
H.Z.A.
Diterbitkirrr olt'lr
I'l
l'}radrrya Paramita
.lrrLrrrllunsa8-8A
l;rl.rrrllr l-l l,l0
Cetakan Pertittrit
,{){)l
Setting/l.ayoLrt
Dicetak Oleh
l''l r\ttt'tn
iv
(KAI(lS l A).
Kosottl-l Attr:rtl
l,rl':rt lrr
DAFTAR ISI
PRAKATA
vii
DAFTAR ISI
BAB
PENDAHULUAN ..........
1.1 rLMU GEODESI............
T.2 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEODESI
1.3
I.4
1.5
T.6
I.7
BAB
SATELIT
SISTEM
2.I
KOORDINAT...............
I
2
3
6
8
11
12
15
15
KOORDINAT
16
2.2 BENTUK DAN UKURAN BUMI
19
2.3 DINAMIKA BUMI .........
20
2.3.). Parameter Orientasi Bumi .........
.. 2l
2.3.2 Presesi dan Nutasi
.. 23
2.3.3 Pergerakan Kutub
27
2.3.4 Perubahan Panjang Hari (LOD)
2.3.5 Pengamatan Parameter Orientasi Bumi........ 28
29
2.4 SISTEM KOORDINAT
2.5 SISTEM KOORDINAT DALAM GEODESI SATELIT.... 31
2.5.I Sistem Koordinat Referensi CIS.................... 32
2.5.2 Sistem Koordinat Referensi CTS ................... 34
35
2.5.3 Sistem Koordinat Referensi Ellipsoid
2.5.4 Hubungan antara CIS dan CTS.................... 37
2.5.5 Hubungan antara CTS dan Sistem Ellipsoid 38
2.6 SISTEM KOORDINAT REFERENSI ICRS DAN ITRS .. 4I
2.6.1 Sistem KoordinatReferensi ICRS.................. 4l
2.6.2 Sistem Koordinat Referensi ITRS .................. 43
2.7 WORLD GEODETTC SYSTEM 1984 (WGS 84)........... 45
51
BAB 3 SISTEM WAKTU
.. 52
3.1 SISTEM WAKTU BINTANG
3.2 SISTEM WAKTU MATAHARI
54
3.2.7 Universal Time (UT)
55
3.2.2 Hubungan Sistem Waktu Bintang dan
Matahari
58
3.3 SISTEM WAKTU DINAMIK
.. 58
vl1
3.4
3.5
BAB
3.5.1
3.5.2
.......
........
...
SISTEM OR8IT........
4.T
BAB 6
viii
PROPAGASI SINYAL....
6.1
6.2
SISTEM-SISTEM SLR
63
65
65
66
67
68
68
70
70
/J
75
78
81
81
81
82
83
85
87
89
90
90
91
94
95
96
99
99
t02
105
105
106
t07
109
109
11
6.4
SIS'TEM LLR..
6.5 GEOMETRI PENGAMATAN LLR
6.6 APLIKASI LLR
I t.l
I l'l
l,tl
l4r|
145
(1..)
60
62
3.4.
BAB
i45
7.I PRINSIP DASAR VLBI ..........
148
7.2 SISTEM VLBI...........
150
7.3 APLIKASI VLBI ..........
757
BAB 8 SATELIT ALTIMETRI.................
157
8.1 PRINSIP DASAR SATELIT ALTIMETRI
8.2 GEOMETRI PENGAMATAN SATELIT ALTIMETRI ...... i58
161
8.3 MISI-MISI SATELIT ALTIMETRI
164
8.4 APLIKASI SATELIT ALTIMETRI
777
BAB 9 SISTEM SATELIT NAVIGASI..
772
9.1 SEGMEN SATELIT
173
9.1.1 Satelit Blok I
773
9.1.2 Satelit Blok II dan IIA
776
9. i.3 Satelit Blok IIR
.. l7B
9.1.4 Satelit Blok IIF......
778
9.1.5 KonfigurasiOrbit..........
180
9.2 SEGMEN SISTEM KONTROL
183
9.3 SEGMEN PENGGUNA
183
9.3.1 Klasifikasi Receiver GPS ...........
190
9.3.2 Antena GPS ...........
I9I
9.4 SISTEM WAKTU SATELIT DAN GPS
792
9.5 KEMAMPUAN GPS
193
9.6 KONDISI PASAR GPS ...........
194
9.7 GLONASS, SATELIT NAVIGASI RUSIA
.................. 199
DAFTAR PUSTAKA
2O9
Lampiran I TRANSFORMASI l){,Y,Zl KE (q,l",h)
2lO
I. 1 Metode Iterasi Sederhana
2ll
1.2 Metode Paul .,........
212
I.3 Metode Bowring.....
.. 212
1.4 Metode O2one.............\.....
213
I.5 Metode Borkowski
214
1.6 Metode Lin & Wang
2I5
L7 Perbandingan Antarmetode...........
217
Lampiran II TRANSFORMASI 3D ANTARSISTEM (X,Y,Z!
16
L7
18
19
r20
r2t
r25
t26
129
lx
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 ILMU GEODESI
Berdasarkan deJl.nisi klasik dari Helmert (1880), Geodesi ada-
lah ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan Bumi. Menurut Torge (1980), definisi ini juga mencakup permukaan dasar
laut. Meskipun definisi klasik tersebut sampai batas tertentu masih berlaku, tetapi ia tidak dapat menampung perkembangan ilmu
Geodesi yang terus berkembang dari waktu ke waktu . Definisi modern untuk ilmu Geodesi adalah seperti yang dijabarkan oleh IAG
(International Association of Geodesg/ yaitu fRinner, l979lz
Geodesi adalah disiplin ilmu A ang mempelajai tentang pengukuran
dan perepresentasian dai Bumi dan benda-benda langit lainnga,
termasuk medan gaga beratnga masing-masing, dalam ntang tiga
')
()ttttlt:sr
Srr/t,1rl
l\'rtrlrtltrtlrt,t'
L.2
Perlu juga dicatat bahwa berdasarkan pendekatan dalam menggunakan satelit dikenal kategorisasi geodesi satelit geometrikdan
geodesi satelit dinamik. Pada pendekatan geodesi satelit geometrik, satelit dianggap sebagai targ et, titik kontrol, atau wahana p eng ukur, danpada pendekatan geodesi satelit dinamik, satelit dianggap
sebagai sensor atauproberdari medan gaya berat. Pendekatan geodesi satelit geometrik banyak berperan dalam penentuan posisi
serta variasi spasial dan temporalnya; sedangkan pendekatan geodesi satelit dinarpik berperan dalam penentuan medan gaya berat
serta variasi spasial dan temporalnya.
Pada edisi kali ini, pembahasan dalam buku ini akan lebih menekankan pada pendekatan geodesi satelit geometrik.
1.3
Geodesi Satelit
1959:
1960
1960
1962
1962
1964
satelit fotografi,
peluncuran satelit TRANSIT- 1E},
peluncuran satelit ECHO- 1,
peluncuran satelit ANNA- 1 B,
koneksi Prancis dengan Aljazair secara geodetik,
koneksi antara beberapa datum geodetik yang penting
dengan tingkat ketelitian sekitar 50 m,
1964
t964
1967
1969
\'tr
lr rl rr tlrr, ttr
t976
t978
altimetri,
peluncuran satelit laser ranging LAGEOS-1,
peluncuran satelit navigasi GPS yang pertama.
(t
Geoclesi SateLit.
Pettrlultttltttttt
yang meluas dan intensif dari sistemsistem satelit navigasi, altimetri, dan inderaj a (remote sensing)
seperti GPS, Topex/Poseidon, IKONOS, dan Sgnthetic Aperfire
Radar (SAR).
Beberapa kejadian yang patut dicatat dalam periode ini adalah
lKramer,1996l:
1995 : peluncuran satelit inderaja RADARSAT-1,
1996 : peluncuran satelit inderaja ADEOS- 1,
L999 : peluncuran satelit inderaja teliti IKONOS.
L.4
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam bidang geodesi satelit, ada dua peran dan fungsi utama dari satelit, yaitu
satelit sebagai target, titik kontrol, atau ruahqna pengukur, dan satelit sebagai sensor atau probe.
Peran satelit sebagai target, titik kontrol, ataupun wahana pengukur umumnya digunakan pada metode geodesi satelit geometrik,
yaitu dalam penentuan posisi titik-titik di permukaan Bumi. Karena orbit satelit yang relatif cukup tinggi di atas permukaan Bumi,
maka penggunaan satelit dalam moda ini akan dapat mencakup
daerah yang relatif luas. Dalam konteks penentuan posisi, disamping dapat menghubungkan titik-titik yang relatif berjarak jauh
(skala regional dan global), penentuan posisi antar titik juga relatif
tidak terhambat oleh bentang-bentang alarn yang terletak di antara titik-titik yang bersangkutan, seperti yang diilustrasikan oleh
sistem satelit navigasi GPS (Global Positioning Systeml pada Gambar 1 .2. dan 1.3 berikut.
telit sebagai sensor atau prober dari medan gaya berat bumi,
de-
Geodesi Satelit
tJ
kan. Dalam kasus ini hanya metode survai GPS yang dapat berkompetisi dengan metode-metode terestris.
Sate/it SLR
E
o
E
I*
G
r30
!
}!
=
T
6
Bintang
Satelit Dopplet
:20
6
6
=
s
IRA'VS.T
(Doppler)
c10
6
VLB1
=o)
:a
Fotografi
saferl
Astronomi
Geodesi
I
Jarak antartitik (km)
[Seeber,19931.
Fade n
i,'
1.5
Sistem geodesi satelit yang paling tua adalah sistem astronomi geodesi yang berbasiskan pada pengamatan bintang, dan sampai saat
ini masih cligunakan meskipun terbatas pada aplikasi-aplikasi tertentu sa.1'a. :Sebagai contoh, metode ini telah digunakan sejak 1884
untuk peir,entuan lintang secara teliti di Potsdam. Disamping itu metodc as.h-onomi geoder:i inijuga sudah berkontribusi dalam pengamatan
perger:rkru:. kutub (polar motion\ sejak tahun 1890 (FGg 1998).
Teknik fbtografi satelit yang merupakan teknik geodesi satelit
tertua dalam pemanfaatan satelit buatan manusia, saat ini sudah
tidak digunakan lagi. Metode fotografi satelit ini berbasiskan pada
pengukuran arah ke satelit, yaitu dengan pemotretan satelit berlatar
helakang bintang-bintang yang telah diketahui koordinatnYa-. Dengan menggunakan jaringan kamera Baker-Nunn, metode ini telah
dimanfaatkan untuk menjejak satelit-satelit buatan generasi awal
seperti Sputnik-1 dan 2, Vanguard-l, dan GEOS-1 pada era 1957
sampai awal 1960-an; dan telah berhasil mengestimasi
penggepengan serta bentuk "pear-shape" Bumi. Dengan
diluncurkannya satelit BEACON-Explorer B yang membawa reflek-
1O
Geodesi Satelit
torlaserpadalg64,teknikfotografiSatelitinisecarapraktismulai
jarak
digantikan oleh teknik SLR yang berbasis pada pengukuran
sampai
aJngan laser ke satelit. Meide SLR ini masih digunakan
saat ini.
jarak ke Bulan deMetode LLR yang berbasis pada pengukuran
tahun
ngan menggunakai sinar laser, mulai berkembang sejak
di
laser
t5Og, yaitu sejak ditempatkannya sekelompok reflektor
sama
p".*rrf,u".., Buian oleh misi Apollo 1 1' Metode yang prinsipnya
i".rg., metode SLR ini, masih digunakan sampai saat ini'
geSedangkan metode VLBI yang berbasis pada pengamatan
penglokasi
pada
dua
lombang iadio yang dipancarkan oleh kuasar
amatariyang b"r.iarak jauh, mulai umum digunakan sejak tahun
laiberkembangpadatahunlg73,dengandiluncurkannyasatelit
Dalamkontekssistemsatelitnavigasi,'sistemTRANSIT(Dop-
1834
SLR
LLR
VLBI
Satelit
Satelit
Altimetri
Navisasi
2001
1. 1
I
2
J
1964
1.6 APLIKASI
1e64
1969
1e6s
1973
Sistem
diberikan
lg65dansampaisaatinimasihdimanfaatkanuntukaplikasi-apli-
tt
GEODESI SATELIT
l'2
i<,:odesi
l\'tttlttltttltrrut
Solelit
.
.
.
L.7
Buku ini dimaksudkan untuk menjelaskan secara umum prinsip, konsep, dan aspek-aspek dari disiplin ilmu Geodesi Satelit de.rg"r, p.ndekatan penyajian yang bersifat tidak terlalu teoretis.
Meskipun buku ini dapat dimanfaatkan secara umum oleh mereka
yang ingin mengetahui dan mempelajari bidang geodesi satelit,
namun secr?lra khusus buku ir-ri dapat dipandang sebagai lrtll<tt rr;irt
bagi mahasiswa tingkat sarjana maupun paska sarjana pa<lir lrt
rusan Teknik Geodesi.'Untuk mencapai obyektif tersebut maka btrl<tr
ini distrukturkan sedemikian rupa, seperti yang dijelaskan pada
Tabel1.2.
Tabel 1.2 Struktur Buku
Bab dan Judul
Bab
PENDAHULUAN
umum.
Bab 7 VLBI
Bab 2
SISTEM KOORDINAT
Posisi suatu titik dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun
kualitatif. Secara kuantitatif posisi suatu titik dinyatakan dengan
koordinat, baik dalam ruang satu, dua, tiga, maupun empat dimensi (1D, 2D, 3D, maupun 4D). Perlu dicatat di sini bahwa koordinat tidak hanya memberikan deskripsi kuantitatif tentang posisi, tetapi juga pergerakan (trayektori) suatu titik seandainya titik
yang bersangkutan bergerak. Untuk menjamin adanya konsistensi
dan standarisasi, perlu ada suatu sistem dalam menyatakan koordinat. Sistem ini disebut sistem referensi koordinat, atau secara
singkat sistem koordinat, dan realisasinya umum dinamakan ker ang ka r efer ensi ko or dinat.
2.L
Sisfem referensi koordinat adalah sistem (termasuk teori, konsep, deskripsi fisis dan geometris, serta standar dan parameter)
yang digunakan dalam pendefinisian koordinat dari suatu atau
beberapa titik dalam ruang. Sedangkan kerangka referensi koordinaf dimaksudkan sebagai realisasi praktis dai sistem referensi,
sehingga sistem tersebut dapat digunakan untuk pendeskripsian
secara kuantitatif posisi dan pergerakan titik-titik, baik di permukaan bumi (kerangka terestris) ataupun di luar bumi (kerangka
selestia atau ekstra-terestris). Kerangka referensi biasanya
direalisasikan dengan melakukan pengamatan-pengamatan geodetik, dan umumnya direpresentasikan dengan menggunakan suatu
set koordinat dari sekumpulan titik maupun obyek (seperti bintang dan quasar). Sistem referensi koordinat dapat dikatakan sebagai suatu idealisasi dari sistem koordinat, dan kerangka referensi koordinat adalah realisasi dari sistem koordinat.
Dalam bidang geodesi satelit, untuk pendefinisian sistem referensi koordinat dan perealisasian kerangka referensi koordinat yang
optimal bagi titik-titik di permukaan Bumi maupun di luar Bumi
(seperti satelit), pemahaman tentang bentuk dan dinamika Bumi
sangatlah diperlukan. Oleh sebab itu berikut ini beberapa karakteristik dari bentuk dan dinamika Bumi yang terkait akan dijelaskan.
l5
Stslcrtr Kootrltttttl
16
Geodesi Satelit
2.2
SecaraumumbentukBumimendekatiboladenganjari-jarise.
kitar63T8km.KalaudilihatSecaralebihdetail,bentukBumipada
menunfrinsipnya agak tidak teratur. Gambar 2.1 dan2.2berikut
dan
ekuator
iukkan penampang bentuk Bumi pada bidang-bidang
tia..rg freridian nol (meridian Greenwich)'
,1800
900
-r
__
Barat
It
/v]
-_-
JLIFi
9oo
Timur
Ellipsoid
GRS- 1 96 7
ion
diadaptasi dari
Gambar 2.1 Penampang ekuatorial dari Bumi (geoid global)'
ellipsoid
pada
dengan
perbedaan
ini
Gambar
(isao).
ianicek & Krakiuskg
diPerbesar sekitar 10 000 kali;
a adalah sumbu Pqnjang elliPsoid'
soo
Utara
Gambar 2.3 Geoid global dari EGM96 (Earth Geoid Model 1996);
courtesy of Kosasih Prijatna. O",rr1%3fi3,1an dari Bumi diperbesar sekitar
00
Ellipsoid
GRS-
96 7
| 900
'l s"ht"rt
Gambar2.2PenarnpangmeridiannoldariBumi(geoidglobal)'diadaPtasidari
ellipsoid
Vanicek & Krakituskg (f SAO). Pada Gambar ini perbedaan dengan
diPerbesar sekitar 10'000 kali;
b adalah sumbu Pendek elliPsoid'
f =
(a-b)
/a
(2.r)
Dari Tabel 2.1 terlihat bahwa secara umum untuk ellipsoid referensi yang merepresentasikan Bumi, a = 6378 km, b = 6357 km, dan f
= t 12e8.
18
Geodesi Satelit
Stsfu,rtt
Tahun Nama
1830
1830
1841
1858
1866
1880
Airy
Everest
Bessel
Clarke
Clarke
Clarke
1907. Helmert
1960
1960
Hayford
NAD-27
Krassovslgr
Hough
Fischer
L966
wGS-66
1967
1969
IUGG
1909
L927
L948
t972
r973
1980
1980
1981
1984
1990
t992
S.American
WGS.72
Smithsonian
International
GRS-80
GEM-1OB
wGS-84
w-90
GEM-T3
a (m)
6 377 563
6 s77 276
6 377 397
6 378 294
6 378 206
6 378 249
6 378 200
6 378 388
6 378 206.4
6 378 245
6 378 270
6 378 15s
6 378 t45
6 378 160
6 378 160
6 378 135
6 378 L40
6 378 t37
6 378 r37.O
6 378 138
6 378 t37
6 378 136
6 378 r37
b (m)
6 356 257
6 356 075
6 356 079
6 356 618
6 356 584
6 356 515
6 356 818
6 356 9t2
6 356 9t2
6 356 863
6 356 794
6 356 773
6 s56 760
6 356 775
6 356 774
6 356 751
6 356 755
6 356 752
6 356 752
6 356 753
6 356 V52
6 356 751
6 356 752
Ut
299,325
300,802
299,r53
294,26L
294,978
293,466
298,300
297,OOO
294,9786982
298,300
297
294,3
298,25
298,247
298,25
298,26
298,256
298,257
298,257222tO1
298,257
298,257223563
298,257839303
298,257
Secara umum deviasi permukaan ellipsoid (geosentrik) dengan permukaan geoid (MSL = Mean Sea Leue[) lebih kecil dari 100 m; dan
deviasi permukaan geoid sendiri dengan permukaan Bumi lebih kecil
dari 10 km, seperti yang ditunjukkan pada Tabel2.2.
Permukaan Bumi -
10000
1.6 .
Kortrtlrrtrtl
100
Ellipsoid - Bola
10000
(geosentrik)
kasa.
, Dinamika pergerakan Bumi mempunyai spektrum yang sangat
luas, dari skala galaksi sampai skara pe.g.."k.., tot<aipaia kerak
burni, yaitu:
' Bumi bergerak bersama galaksi kita relatif terhadap galaksigalaksi yang lain,
. Bumi berputar bersama sistem matahari kita di dalam galaksi
'
.
'
kita,
Bumi mengorbit mengelilingi matahari bersama planet-planet
lainnya,
Bumi berputar terhadap sumbu rotasinya, dan
kerak-kerak bumi juga bergerak (relatif sangat lambat) relatif satu
terhadap lainnya.
Tiga jenis pergerakan bumi yang terakhir tersebut di atas, berpengaruh dalam pendefinisian sistem koordinat yang digunakan
dalam geodesi satelit.
- Bumi mengelilingi Matahari dalam suatu orbit yang berbentuk
ellips, dengan sumbu panjang sekitar r4g,6juta km dln eksentrisitas orbit sekitar o,0167, sepertiyang diilustrasikan pada Gambar
2.4 berikut ini. Periode orbitnya adalah sekitar 36s,24 hari dengan
kecepatan Bumi dalam orbit tersebut adalah sekitar 29,g km/d;tik
fYoder, 19951.
Juli
3 Januari
Aphelion
Pe
10-'J
1.6 . 10-s
y (Vernal Equinox)
1.6 .
,l
Geoid (MSL)
Geoid - Ellipsoid
(geosentrik)
10-3
rihelion
20
SLsletr Koortltrtttl
Geodesi Satelit
Air
Presesr
^'r-\$]...""""""
orY.'
,59"oY
/ -ir
-^
"""'...
co
---Yl
presesr
dan nutasi
/'\
:--ta,6
Sumbu
Rotasi
Bumi
thn
Pencairan Es
Laut \
\\i
Tekanan
Atmosfhr
}l\iBrf"
Konveksi
,l
AnSm,
- l.t
Tekanan
')
Plume
o
Air permukaan
"y
Ekua tor
Gempa
Bumi
Gambar
Gaya tarik
Arus
Laut
Matahari
& Bulan
Gambar 2.5 Gaya-gaya yang mempengaruhi rotasi Bumi; diadaptasi dari
lDickeg, 19951.
22
Geodesi Satelit
Si.slcrn
Koorrlrlill
:,
Ay x
=l7,2OO".sin(O*)
(2.21
Ae N +9,203".cos(O_)
(2.3)
9.4"
9.O"
8.6"
8.2"
Orbit Bulan
-1.8"
Gerakan ld.eal
501 1'
Titik
Naik
Gambar
Ekliptika
-1.4"
-1.O" -0.6"
-O.2
0.2
Gerakan Sebenanr;ga
Gambar
'24
Gt:orlesi Satelit
t ttt
tl
')!'
perpindahan massa air (air laut dan air tanah) dan udara yang
bersifat musiman (seasonall.
. Komponen sekular yang berupa pergeseran (dift) dari kutub
menengah ke arah meridian 800 Bujur Barat, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.9. Variasi sekular ini mempunyai
amplitudo sekitar 0,002" - 0,003" per tahun, dan diperkirakan
penyebabnya terkait dengan pergerakan tektonik.
Pergerakan kutub juga mempunyai variasi harian (diurnal) dan
setengah-harian (semi diurnat) dengan amplitudo fraksi dari mas
(milidetik dari busur), dan variasi ini disebabkan oleh pasang surut laut.
tI
ncKutu llrerl0l
", | rurllnrmuillililiililmrnu-*^,.-*rMlru
;f
ilUumUfrl,uurrrrnl,
l,i t
fi,p6',--l^"',---^^-^
1900
1920
1940
1960
1980
Gerakan Kutub
1995 - 1998
-o.2
.oo'I
Maret
1998 r.
+o.4
Kutub
IERS
-o..'I
+0.2'
I
L
+O.2
LJ
t
.o.2" I
+O-1'r
L
F1
-nfL
Pergeseran (drlfi)
I{utub Menengah
7900 - 1994
+o.1"r 11.,,,
:,:
Residu
r
1900
t920
t940
1960
1980
2000
lit:;tt,tn Kt.xntlntrtl
26
'.r.
GeodesiSateht
2.lo
Tahunan ll Chandter
0.8
C)
il
o
io
p.
0.6
o.4
300 400
500
d(LoD)
(LOD)
-d(uT1-TAr)/dt
(2.61
dimana UT1 adalah Universal Time dan TAI adalah Atomic Time.
Dalam hal ini UT1 bervariasi karena proses-proses geofisik, sedangkan TAI tidak. Contoh variasi dari LOD ditunjukkan pada Gambar
2.13 berikut.
600
Meskipun pergerakan kutub pada prinsipnya tidak dapat diformulasikan secara analitis, tetapi dengan menggunakan data pengamatan dalam rentangwaktu yang panjangyang sudah ada, suatu
formulasi empirik dapat diturunkan. Salah satunya adalah formulasi bergantung waktu yang diajukan oleh Chao (1985), yang merumuskan dua komponen data pengamatan pergerakan kutub xo dan
yo sebagai berikut :
b.t+ c*.cos(2nt/P*+
yp
Periode (hari)
0*) + c"*.cos(2nt/P*+
0"*)
(2.4\
0.y)
(2'51
Xo: ?*+
.*o
o.2
0.0
dengan total 16 parameter yang harus ditentukan, yaitu a", b*, c*,
P*, 0*, c*, P"*, 0"*, ar, by, c.y, Pur, 0"r, c.r, {r, dan $""' Pada persamaan
diatas, P" dan r" mewhkili peiiode tahunan dan periode Chandler,
dengan fase masing-masing diwakili oleh Q. dan Q.. Keempat
parameter ini dibedakan untuk komponen-komponen x dan y dari
pergerakan kutub. Sedangkan komponen sekuler diwakili oleh sukusuku linear b,,t dan br.t.
Akhirnya perlu dicatat bahwa dalam konteks pendefinisian sistem koordinat, posisi rata-rata dari kutub sesaat selama periode
1900 sampai 19O5 dinamakan CIO (Conuentiornl International
Oi-
ffni'Yry$Wrfr,*,n
'r---* -t--l'Utl'l
decadat
*-*-^r'^91H1-'*J-\:
t970
2"=
6'
o
1t)i
o
nl/xflwtly}1965
U)
3[p
1975
1980
1985
28
Il
Geodesi SateLit
2.4
SISTEM KOORDINAT
Dalam bidang geodesi dan geomatika, posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua dimensi atau tiga dimensi)
yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri didefinisikan dengan menspesifikasi tiga parameter
berikut, yaitu:
. lokasi titik asal (titik nol) dari sistem koordinat,
. orientasi dari sumbu-sumbu koordinat, dan
30
.Srslclrr
Geodesi Satelit
Orientasi Sumbu
Besaran Koordinat
\"I\
.@
\t
Jarak
,t
Koorrlt,rlll
Sistem Koordinat
Toposentrik
Kartesian (X,Y,Z|
($,i",h)
Koordinat Kaftesian
Timur (E)
Sistem koordinat geosentrik banyak digunakan oleh metodemetode penentuan posisi ekstra-terestris yang menggunakan satelit dan benda-benda langit lainnya, baik untuk menentukan posisi
titik-titik di permukaan Bumi maupun posisi satelit. Sedangkan
sistem koordinat toposentrik banyak digunakan oleh metode-metode penentuan posisi terestris.'"
Dilihat dari besaran koordinaf yang digunakan, posisi suatu tidalam sistem koordinat ada yang dinyatakan dengan besaranbesaran jarak seperti sistem koordinat kartesian (lihat Gambar 2.15
dan 2.16), dan ada yang dengan besaran-besaran sudut danjarak
ti(
Koordinat Kartesian
2.5
(xA'YA'zA)
Koordinat Geodetik
(<Pa,Ia,ha)
Gambar 2. 15 Posisi
ada yang tidak (terikat langit). Sistem koordinat yang terikat bumi
32
tt
Geodesi SateLit
dan CTS dapat dilihat di lMoitz and Mueller, 19871, dan tentang
sistem referensi Ellipsoid di lTorge, 19801.
2.S.LSistem Koordinat Referensi CIS
cIS (conuentionrtl Inertial sg stem), sistem koordinat referensi yang
teikatlangit, dalam geodesi satelit digunakan untuk pendeskripsian posisi dan pergerakan satelit. sistem koordinat ini tidak berotasi dengan Bumi, tetapi ikut berevolusi bersama Bumi mengelilingi
Matahari. Sistem referensi koordinat ini diilustrasikan pada Gambar 2.17, d.an mempunyai karakteristik dasar sebagai berikut:
. Titik Nol sistem koordinat adalah pusat Bumi (earth-centred)
dan sumbu-sumbu sistem koordinatnya terikat ke langit
.
.
.
(space-fixed).
TARGI,]T
TEKNII(
S'I'ASITIN BT]NII
Surnbu-Z
CEP J2OOO.O
Bidang Dkliptika
Sumbu-Y
Bidang
Ekuator
Titik Semi (Vernal Equinox)
Sumbu-X
Gambar 2.17 Sistem Koordinat Referensi CIS
lDickeg, r9a9l.
Pada sistem CIS ini koordinat bisa dinyatakan dengan besaranbesaran j ar ak (X,Y,Z), atau pun besaran-be saran sudut (cr,6), dimana
a adalah sudut asensio rekta dan d adalah sudut deklinasi, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.19. Sistem kartesian (X,Y,Zl biasanya digunakan untuk mendeskripsikan posisi satelit yang relatif
dekat dengan permukaan Bumi, dan sistem asensiorekta (cr,6) umum
digunakan untuk mendeskripsikan posisi obyek yang relatif jauh
dari permukaan Bumi seperti bintang dan kuasar.
34
Geodesi Satelit
Stslettt Kottrt
I tt
tI
.t.
saat ini adalah : WGS (World Geodetic Sgstem) 1984 dan ITItl" lhr
ternational Terrestrial Reference Frame).
Sumbu-Z
CTP (Conuentional Terre strial Pole )
Meridian
Sumbu-Y
x
Gambar 2.19 Sistem CIS (Asensio rekta, Deklinasi)
36
Si:;lt,tttKtxtrtltrtttl
Geodesi Satelit
.l'/
Lf
CEP J2OOO.O
Sumbu-Y
pu sat
Gerakan Kutub
ellipsoid
meidian
Greenwich
bidang
Rotasi Bumi
(x)
I
titik semi
(vemal
"
lr)
(2.7)
a2
-b2
a'
X",, : ()(t,Yrzt)
X"r. = (),Y.r,Zr)
(2.81
-tx,
Sidereal Time
tikal dan eksentrisitas ellipsoid referensi, yang keduanya dapat dihitung sebagai berikut:
,v-l
(2.e)
(2.10)
N
P
=
=
=
=
X"r. =
M.S.N.P. Xcrs
matriks
matriks
matriks
matriks
rotasi
rotasi
rotasi
rotasi
untuk
untuk
untuk
untuk
(2.11)
&
38
.Sr.sk,rrKoorrlttrrr, .lal
Geodesi Satelit
Transformasi koordinat dari sistem CIS ke CTS ini dapat diilustrasikan. tahapan-tahapan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.23 berikut.
W
*"rgurr:h
|
ke titik semi
(4,
(2.12l.
(2.13)
YT' ZTI
sebagai;
r-;\-ffi
!-\tnot""r Bumil)+l
iendian
Greenwich
xo
dan
X.r. = Xo r
o ol
[r
R,(0)=10 cos0 sin0
[o
-sin
"o"o
[co.o
0 -sin0
10
[.ino
l,R,(0)=l
0 0l
"o.0
I
R.(0)=l-sin0 cos0ol
- ----(_
L0
,-
YT
YE
(2.1s)
s. R,(e*).RrGJ.Ra(e,).X",,
4z
(2.r4l,
{xo,Yo, zol
ffi
Za
X... =
4, =
dan koordinat titik nol sistem Ellipsoid dalam sistem CTS, yang
merupakan kompqnen translasi antara kedua sistem, dinyatakan
2.5.5
Kalau koordinat suatu titik dalam sistem CTS dan sistem Ellilr
soid dinyatakan sebagai:
sin
cos0
(2.16)
0 rl
Per1ir dicatat bahwa untuk sudut-sudut rotasi (t*, er, t,) yang
kecil, maka persamaan (2.15) dapat dituliskan dalam bentuk akhirnya sebagai berikut:
til [i]."[,:
':
i] til
(2.17l.
Perlu ditekankan di sini bahwa hubungan antara CTS dan sistem Ellipsoid pada dasarnya mendefinisikan suatu datum geode-
40
Geodcsi SuteLtt
.\tslr'rrr Krtrrrrlurrrl
Disamping pendefinisian terhadap suatu sistem yang geosentrik, datum geodetik juga dapat dinyatakan terhadap suatu sistem
yang sifatnya toposentrilc, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.25.
ZE
(o,no)
No
YE
P=
Titik
Datum
.il
tiga parameter rotasi, yang dalam hal ini diwakili oleh koorclinal
geodetik di titik datum (9o,l.o) dan asimut geodetik dari titik datum
No= (o=
2.6
tto: O
(2.18)
ICRS (.International Celestial Reference Sgstem) dan ITRS (International Terrestial Reference System) adalah sistem-sistem referensi koordinat yang pada prinsipnya analog dengan CIS dan CTS,
yaitu ICRS adalah sistem terikat langit dan ITRS adalah sistem
terikat Bumi.
Referensi ICRS
42
.Sl.slr:rr
Geodesi Satelit
langit, dan diturunkan dari sekitar 1,6 juta pengamatan dari jaringan observatori di seluruh dunia dalam periode 1979-1995. Koordinat dari quasar ini diberikan dalam sistem ekuatorial asensiorekta
yaitu dengan komponen koordinat asensiorekta dan deklinasi.
utu
-20
mas
Krlorrlurrrt
,l .l
kelc,s lainnga (other sources) yang terdiri dari 102 kuasar -yitttg
diidentilikasikan mempunyai variasi posisi yang relatif besar, baik
sistematik maupun random. Kuasar ini dimasukkan dalam
kerangka ICRF untuk merapatkan jaringan atau mereka
berkontribusi dalam pengikatan ke kerangka optis.
Sebaran dari 608 kuasar yang membangun ICRF diiilustrasikan
pada Gambar 2.28. Dari Gambar ini terlihat bahwa distribusi dan
kepadatan kuasar cukup merata untuk semua belahan langit.
8h
FK5
ICRS
20 mas
-"--E--.o.i
oh
Gambar 2.26 Posisi relatif dari kutub sistem ICRS UER$ 20001
Gambar 2.28
Elanator
or.rs
J2000.o
l--.H
FKs
[00 mas
ICRS
Asensiorekta
Gambar 2.27 Posisi relatif dari titik nol asensiorekta sistem ICRS IIERS, 2000]
Referensi ITRS
Reference Polel.
Cieod.esi.
Stsl('il| Koordln(tl
Satelit
Kutub IRP IERS Reference Pole) dan meridian nol IRM //ERS
Reference Meridian) mempunyai tingkat konsistensi dengan
arah-arah BIH pada level sekitar 0,005'.
Kutub CTP dari BIH didekatkan ke CIO pada tahun 1967, dan
sejak itu dijaga tingkat kestabilannya secara independen
sampai 1987.
. Tingkat presisi ikatan antara IRP dan CIO adalah sekitar 0,03"
Sistem ITRS direali sasikan den gan ko or dinat dan ke cep atan dari
sejumlah titik yang tersebar di seluruh permukaan Bumi, dengan
menggunakan metode-metode pengamatan VLBL, LLR, GPS, SLR,
dan DORIS. Kerangka realisasinya dinamakan IIRF (International
Terrestial Reference Framel. Kerangka ini juga terikat dengan kerangka ICRF melalui pengamatan VLBL
Pada saat ini kerangka ITRF terdiri dari sekitar 3OO titik di permukaan Bumi, yang mempunyai koordinat dengan ketelitian sbkitar 1-3 cm serta kecepatan dengan ketelitian sekitar 2-8 mrr,ltahun. Titik-titik ITRF ini terdapat pada semua lempeng tektonik utama serta hampir semua lempeng-lempeng yang kecil. Lokasi dan
distribusi dari titik-titik ITRF ini ditunjukkan pada Gambar 2.29,
berikut batas dari lempeng-lempeng tektonik yang utama.
ly,);;.].[:i;
e,l [x,
-t3
+S
-e, I
f.4
I Y,
Bada n
."]Lr,
*tr
Pt,rprn5i
Dari
Ke
xo
(cm)
ITRF9O
WGS72
ITRF9O
WGS84
+ 6,0
+ 6,0
ITRFgO
ITRF88
+ 0,0
ITRFg4
ITRF88
ITRF94
ITRF9O
+ 1,8
+ 1,8
ITRFg4
ITRF92
+ O,8
Yo
zo
(cm)
(cm)
-51,7 -472,3
(10')
- 231
- 11
+6
tr
ta
Ez
+ i8,3
+ 18,3
- 0,3
- 0,3
+ 547
+ 0,1
o,0
o,o
0,0
0,o
7,O
-5L,7
- 22,3
-t,2
- 6,2
+ 0,0
_oo
+ 7,4
+ 0, 1
+ 1,2
- 3,0
+ O,9
+ 0,0
o,o
o,o
+ o,2
- 0,8
- 0,8
+ 0,0
+ 2,s
o,o
0,0
+ 1,9 - 2,5
+ o,2
+2
-1
ITRFg4 wGS84* _o
+ 1,2 + O,7
+ 0,6
+ O,3
-c
-1
ITRF94 wcs84" +1
WGS84. = WGS84 (G730), WGS84" = WGS84 (G873)
2.7
Gamtrar 2.29 Distribusi
Pada saat ini, jaring kerangka ITRF dipublikasikan setiap tahunnya oleh IERS, dan umumnya diberi nar[a ITRF-yy, dimana yy
menunjukkan tahun terakhir dari data yang digunakan untuk
menentukan kerangka tersebut. Sdbagai contoh, ITRF94 adalah
kerangka koordinat dan kecepatan yang dihitung pada tahun 1995
dengan menggunakan semua data IERS sampai akhir 1994.
46
Geodesi Satelit
Stslt:tttKtxtnlrrrrtl,l'/
Uml.
t"rrr"i"p kerak
Y wcs sc
Xwcs
s+
Kerangka
WGS 84
wGS 84 (G730)
wGS 84 (G873)
84
Periode berlaku
1 Jan 1987 - I Jan 1994
2 Jan 1994 - 28 Sept 1996
seiak 29 Sept 1996
Pada sistem koordinat WGS 1984, yang merupakan sistem koordinat kartesian tangan kanan, ellipsoid referensi yang digunakan adalah ellipsoid geosentrik WGS 84 yang didefinisikan oleh
empat parameter utama yang diberikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Empat parameter Litama ellipsoid WGS 84 INIMA,2000]
Parameter
Notasi
Nilai
Sumbu oanrans
a
b5/6r3/.U m
Penggepengan
298,257223563
Kecepatan sudut Bumr
0)
72921 15,0 , 10-rr rad s-l
Konstanta Gravitasi Bumi
GM
3986004,41$ x lQa ,n:*-z
(termasuk massa atmosfer)
rlf
(iruorJa5l 5o1t711
4lt
Stslcnt
2.6
Datum
Lokal
Batavia/G.Genuk
(Sumatra)
Bukit Rimpah
Bessel 1841
739,845
o, 1 0037483
Gunung Segara
Bessel 184l
739,845
0, I 0037483
(Kalimantan)
Datum Indonesia
t974 (rD 741
LiKS t 9b
aa
- 0,001I4930
(Bangka, Belitung)
Datum
Lokal
Ax (m)
Batavia/G.Genuk
- J/
(Sumatra)
Bukit Rimpah
(Bangka, Belitung)
Liunung segara
(Kalimantan)
Parameter Transformasi
A)r (ml
LZ lrnl
681+3
-50+3
384
664
-48
Z+UJ
684
4t
/ _L.)
-24+25
Datum Indonesia
l5+25
5+25
lll ,. lr,,l
J.(.;)[-: i lt]l
L, -i, , )lr),"
=[]:
L, 1.,,
,:
(2.2o1
,
Koortltrrttl
,l
'
t
= -13,060 *
zo
= -9,993 +
xo
ds
o
G
= - 1,977
=
=
=
=
1,300 m
1,139 m
3,584 m
+
-1,037 0,177 ppm
- 0,364" + 0,109"
-0,254" \ 0,060"
-0,689" t o,042"
Akhirnya perlu dicatat bahwa secara nasional penggunaan datum ID 74 telah resmi digantikan dengan datum yang baru, yaitu
Datum Geodesi Nasianal 1995 IDGN 9.5]. Karena DGN 95 adalah
datum geosentrik serta menggunakan ellipsoid referensi yang sama
seperti yang digunakan oleh WGS 84, maka masalah transformasi
koordinat antara DGN 95 dan WGS 84 relatif tidak ada.
Bab 3
SISTEM WAKTU
Dalam Geodesi Satelit, sistem waktu berperan dalam pendefinisian sistem referensi koordinat, baik itu sistem CIS, CTS, Ellipsoid, ICRS, maupun ITRS, seperti yang sudah terindikasi pada pembahasan di bab sebelumnya. Sistem waktu diperlukan untuk tnenghubungkan'ukuran waktu yang biasa kita gunakan (tahun, bulan, hari, jam, menit, detik) dengan fenomena fisik maupun geometrik yang diukur/diamati. Disamping itu sistem waktu juga diperlukan dalam penentuan jarak ke satelit, penentuan orbit satelit, serta studi rotasi bumi dan parameter-parameter orientasi Bumi
lainnya (lihat Gambar 3.1).
Ciambar
Pada dasarnya ada 3 sistem waktu yang umum digunakan dalam Geodesi Satelit, yaitu [Moritz and Mueller, 1987]:
51
5'2
Geodesi Sateur
S}.slem
2. Wakdt dlnamik,yang berdasarkan pada pergerakan bendabenda langit (celestial bodies) dalam sistem matahari.
3- waktu atom, yang berdasarkan pada osilasi elektromagnetik
yang dikontrol atau dihasilkan oleh transisi kuantum dari
suatu atom.
secara lebih spesifik, klasifikasi dari beberapa sistem waktu di
atas diberikan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel
dari
[US/VO,2OOO; Montenbruck
Proses
Jenis
Periodik
Rotasi Bumi
Revolusi Bumi
Osilasi Atom
& Gitt,2000]
Kategori
3.1
Gambar
GAST
S.W. Atom
S.W. Atom
S.W. Atom
Titik semi
Sudut waktu dari titik semi sejati (yang masih dipengaruhi oleh
presesi dan nutasi) dinarnakan waktu bintang sejati (Apparent
Sideral ftme, AST). Bila referensinya meridian Greenwich maka dinamakan GAST (Greenwich Apparent Sideral Timel, dan bila
referensinya meridian lokal dinamakan LAST (Local Apparent Siileral
Time). Sudut waktu dari titik semi menengah (masih dipengaruhi
oleh presesi) dinamakan waktu bintang menengah (Mean Sideral
?ime, MST). Bila referensinya meridian Greenwich maka dinamakan GMST (Greenuich Mean Sideral Timel, dan bila referensinya
meridian lokal dinamakan LMST (Local Mean Sideral Timel. Perbedaan antara waktu bintang sejati dan waktu bintang menengah
dinamakan Eqtation of Eqtinoxes (EE). Secara geometris, waktuwaktu bintang tersebut diilustrasikan pada Gambar 3.3 berikut.
- S.W. Matahari
- S.W. Bintane
- S.W. Dinamik
- S.W. Dinamik
- S.W. Dinamik
- S.W. Dinamik
- S.W. Dinamik
Wr.rAltr lr.l
Meridian
GDIST
Meridian
Titik semi
sejati
(Mean-Apparent) Sidereal Times = Equation of Equinoxes (EE)
Dari Gambar 3.3 di atas, dua hubungan berikut dapat dituliskan, yaitu:
GMST - LMST = GAST - LAST = 1"
GMST - GAST = LMST - LAST = Av . cos(EE)
(3.1)
(3.21
dimana l" adalah bujur dari meridian lokal dan Ary adalah nutasi
dalam komponen bujur.
Akhirnya perlu dicatat bahwa satu hari bintang adalah interval
waktu antara dua kulminasi atas yang berurutan dari titik semi
menengah di meridian tertentu. Jam nol (00:00) suatu hari bintang adalah pada saat titik semi (mehengah) berkulminasi atas.
Karena-titik semi menengah masih dipengaruhi oleh presesi, maka
54
satu hari bintang akan lebih pendek sekitar 0,0084 s dari periode
bumi yang sebenarnya. Perlu dicatat bahwa waktu bintang sejati
tidak digunakan sebagai ukuran interval waktu karena kecepatannya yang tidak uniform, yang disebabkan oleh bervariasinya
kecepatan rotasi bumi dan juga arah dan orientasi dari sumbu rotasi bumi itu sendiri.
3.2
.!ir:;lllrrWrrAlrr
lrlr
GM'l'
Geodesi Satelit
Matahari
Lokat
Gambar
12
jam
(3.3)
Uniuersal Time (U"l) adalah waktu matahari menengah yang bereferensi ke meridian Greenwich (Greenuich Mean Solar Time, GMT).
UT akan dipengaruhi oleh adanya ketidak-teraturan pada rotasi
bumi seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Variasi
ini dapat berupa variasi musim dan variasi-variasi periodik lainnya
(variasi harian), perlambatan ataupun percepatan yang berjangka
waktu lama (sekular), serta fluktuasi-fluktuasi yang tidak teratur
sifatnya. Karena adanya variasi-variasi ini, maka UT dikategorikan
atas beberapa jenis yaitu UTO, UT1, dan UT2, dimana:
. UTO = UT dari hasil pengamatan,
. UTl : UTO + koreksi gerakan kutub, dan
. UT2 = UT1 + koreksi variasi musim.
(,'rrrrlr,srSrtlr,/tl
lr(l
St:;ltttt Wtthltt
60
variasi sekular
40
variasi periodik
dan variasi fluktuatif
n
=oi
O
Eo
it /
LMT=(LMST-cr-) +
UTO:LMT*}",
(s.4)
12h,
(3.5)
adalah
bujur dari stasiun pengamat; seperti yang diilustrasikan pada
Gambar 3.8 berikut.
dimana
-20
-40
cr.,
Tahun
-60
1600
1800
1700
se.1ak
1900
2000
l600-an lLangleg,
19991
60
40
J4
20
tr
l4
-20
-40
-60
t2
L4
t6
18
20
Januari 1994
Gambar
22
24
INASA, 2O0Ol
26
( irtrlr'st
,'jr:;1r'rrMtAltt
Srtlt'lrl
MST:MT+cr,tl -l2h
(3.6)
o* =
18h41*50.54841" + 8640184.812866".7
+ 0,093104".T2 - 6,2'.10 6.T3
(3.7)
t hari bintang
3.3
menengah =
t hari matahari
- 3- 55,909.
menengah
(3.8)
lr()
.lDTnrengacukepusatmassaBumi(geocenter\,TDBadalahsistettr
waktu inJrsia (berdasarkan Hukum Newton) dan umum digunakan dalam pendefinisian ephemeris dari sistem matahari serta navigasiwahanaangkasa.TDTadalahsistemwaktukuasi-inersia
pJngganti Ephemeris Time; dan umum digunakan dalam
p.ngl.rt.grasian persamaan diferensial dari pergerakan satelit dalam mengorbit bumi'
jalJo
Dalam kerangka teori relativitas umum (general relatiuitgl
akipe-riodik
yang bergerak bersama Bumi akan mengalami variasi
tat p..gt.akannya dalam medan gravitasi matahari' Dalam ke.r..rgiu.Ini wakt* tidak lagi menjadi kuantitas yang absolut' melainkan kuantitas yang berubah dengan lokasi dan kecepatan' Dengan kata lain, setiap jam akan menunjukkan waktu sebenarnya
nya-r"1r,g-*u'sing bergantung pada lokasi dan kecet[rop., time)'dan
kesemrr.t y" terhubungkan melalui transformasi
iata.r-ryu",
iuang-waktu empat dimensi lMontenbruck & Gill,20O0l'
Untukmengakomodasiad.anyaefekrelativitasinimakapada
tahun lgg 2, tiV ltnternational A stronomical Union) mendefinisikan
sistem-sistem waktu baru, yailu Terrestriat Time ITT), Geocentnc
CoordinateTime(TCG\,d'anBarycenticCoordinateTime(TCB).TT
dimaksudkan untuk menggantikan TDT' Secara konseptual' TT
jam yang
adalah skala waktu uniform yang akan diukur oleh suatu
idealdipermukaangeoid,|Montenbtuck&GiL\,2000].Secarapraktis, TT iirealisasik.i d..rg., waktu atom internasional (TAl). TT
dinyatakan dalam hari, dimana satu harinya sama dengan 86400
aetit< st (satuan Internasional). Sedangkan TCG adalah koordinat
waktu relativistik dari kerangka geosentrik 4-dimensi' dan TCB
adalah koordinat waktu relativistik dari kerangka barisentrik 4dimensi.
Hubungan antara beberapa sistem waktu dinamik tersebut telah
terdefinisikan secara matematis. waktu-waktu TT, TDT dan ET terkait dengan waktu atom TAI sebagai berikut'
T'l
= TDT =
ET:
TAI + 32.184"
(s.e)
SedangkanwaktuTCGterkaitdenganwaktuTTdenganhubungan:
(3' 10)
TCG : TT + L..(JD - 2443144,5) . 86400'
dimana JD adalah tanggal Julian (Julian Date) yang akan dibahas pad.a sub-bab 3.5 berikutnya; dan Lo adalah konstanta yang
ditentukan berdasarkan bilangan geopotensial di permukaan geoid
(Wo) sebagai berikut;
Lo = Wo/c2
(3.11)
(tO
iir:;ltrrt Wtthltt
icr;r,lc.si Srllr:lrt
maka:
Lc = 6,9692903. 10
10
(3.13)
(3.14)
dimana:
L.-1.4808268457. 108.
(3.
is)
(rl
gai:
P =
+ 0,0016568..sin(3S99g,3To.T+ 357,50)
+ 0,0000224..sin(32964,S0.T + 24601
+ 0,0000 13B..sin(71 998,70.T + 3350)
+ 0,0000048".sin(3034,90.T + 250)
+ 0,0000047".sin(34777 ,3o.7 + 2300)
Tabel
(JD _2451545,01136525
beberapa jenis
dan
T=
(3 17)
Frekuensi
Osilasi (Hz)
Kristal Quartz
Rubidium
Cesium
Hydrogen Maser
Stabilitas
per hari
{dfl{
Waktu untuk
kehilangan
1 detik (tahun)
0.E-09
30
o.E-t2
0.E- 13
30 ribu
300 ribu
0.E- 15
30
Sedangkan waktu TCB dan TDB terkait satu sama lainnya melalui hubungan matematis berikut:
TCB = TDB + Lu.(JD - 2443144,5) . 86400'
(3.18)
(s.1e)
3.4
waktu Atom
Gambar
juta
30
I
I
Jan. 1972
Ju.b 1972
1 Jan. 1973
I Jan. 1974
1 Jan. 1975
I Jan. 1976
1 Jan. 7977
1 Jan. 1978
L Jan. 1979
1 Jan. 1980
l Juli 1981
1
Juli 1982
UTC.TAI
10 detik
11 detik
12 detik
13 detik
14 detik
15 detik
i 6 detik
17 detik
18 detik
19 detik
20 detik
21 detik
Sejak
I Juli 1983
I Juli i9B5
Jan. 1988
1 Jan. 1990
1 Jan. 1991
1
Juli 1992
1 Juli 1993
1 Juli 1994
I Jan. 1996
I Juli 1997
I Jan. 1999
UTC.TAI
22 detrk
23 detik
24 detik
25 detik
26 detik
27 detik
28 detik
29 detik
30 detik
31 detik
32 detik
luTl-uTCl<0,90"
'25
0.)
il15
to
Tahun (Januari)
Gambar
Sejak
TAI=UTC+1.00".n
g
o20
F
,'
(3.20)
35
'.=
(r.l
Sisltrrt Wtthltt
(ir:r.rr.lesrSnlelrl
62
3.10
(3.21)
(3.22l,
(3.23)
64
Si.sfern
Geodesi SateLit
Berdasarkan persamaan (3.21) dan (3'23) di atas, makl hubungan antara UTC dan waktu GPS juga dapat diformulasikan' yaitu
sebagai berikut:
(3.24l,
Waktu GPS = UTC + 1.00" . n - 19.000"
Lalu
TAI
GPS
UTC
st
I
I
(tetap)
Laju
,,
TT
"
-t1Er1sa4.o)
(lan. leee)
Variatif,
tapi umumnya
relatif lambat
<- lag
UT1
WrrA:lrr (llr
3.5
Date, JD) juga banyak digunakan. Sistem waktu dengan unit hari
ini, dihitung mulai 1 Januari 4713 SM. Suatu hari Julian dimulai
jam 12:00 UT (tengah hari).
Untuk menghemat digit dan menempatkan awal hari di tengah
malam sebagaimana sistem waktu sipil, diperkenalkan sistem
penanggalan yang merupakan modifikasi dari penanggalan Julian,
yang dinamakan Modified JulianDate(MJD). MJD diturunkan dari
JD dengan formulasi berikut:
MJD:JD-2400000,5
(3.2s)
Perlu dicatat di sini bahwa salah satu keunggulan dari sistem
JD ini adalah suatu epok (tahun, bulan, tanggal, jam, menit,detik)
dapat direpresentasikan hanya dengan satu bilangan. Ini sangat
efektif untuk perhitungan-perhitungan yang menggunakan prograrn
komputer. Dalam hal ini sebagai contoh:
. 6 Januari 1980 jam 00:00 UT (epok standar GPS)
JD -- 2444244,5
. ->
1 Januari 2000 jam 12:00 UT (epok standar, e.g CIS)
JD = 2451545,0
->
waktu
Gambar 3.11 Hubungan antara sistem waktu atom dengan sistem
lainnya lLangleY, L9991
920
o
d10
-10
{3.26]'
-20
-30
-40
1950
(m+1)]
1960
lg70
1980
1990
2000
2010
2020
Tahun
waktu
Gambar 3.12 Hubungan antara sistem waktu atom dengan sistem
dinamik; d'ari lseidelmann & Fukushima, 19921
(.)
(3.27l,
r{r
(ieodesi Sctelit
Bab 4
SISTEM ORBIT
(3.28)
: b - d - INT[30,6001.e] + FRACUD+O,SI
M: e - 1 - 12.INT[elA]
Y : c - 47tS - INT[(7 + M)/10]
D
(s.2el
a=INTUD+0,51
b=a+
1537
(3.30)
d=INT[365,25.c)
e = INT[(b-d)/30,6001], dan
FRACI.] = nilai pecahan dari bilangan pecahan
(.)
Perlu juga dicatat di sini bahwa nama hari dalam suatu minggu
dapat ditentukan dari waktu Julian (JD)-nya, melalui parameter N
yang dihitung dengan rumus berikut:
N = modulo I INT[JD + O,5l . 7
(3.31)
sebenamya
N:
danN=6hariMinggu.
orbit yang\
dilaporkan
\
I
Penentuan
Posisi
Gambar
Absolut
(rti
.Si.slt',t
Geodesi Satelit
)rlrrl
( r(
Safe/if
-lY------/
Apogee
-.\
line of apsides
Perigee
9Pit tutrtit
Gambar
Ada beberapa implikasi praktis dari Hukum Kepler I dalam kasus satelit buatan yang mengelilingi Bumi, yaitu:
. Lintang dari tempat peluncuran satelit sama dengan lrrklinasi
(sudut antara bidang orbit dengan bidang ekuator Bumi) minimum dari bidang orbit satelit.
. Untuk mendapatkan satelit orbit yang inklinasinya lebih
'
rendah dari lintang tempat peluncuran diperlukan orbit parkir
(lihat Gambar 4.3\dengan tahap peluncuran kedua dilakukan
di angkasa pada saat melintasi ekuator yang notabene
prosesnya kompleks dan mahal.
l<irrr kedua titik ini dan juga melalui pusat Bumi dinamakan line ol
apsides.
4.L
Gambar
4.3
'/
ll
'/t
.St..;lclrr ( )r/rrl
)aorl<:si Satelit
konstan
[4.1]
T'
4n'
a'
GM
dimana
Ada beberapa implikasi praktis dari Hukum Kepler II dalam kasus satelit buatan yang mengelilingi Bumi, yattu lWells et al., 19861:
' Kecepatan satelit dalam orbitnya tidak konstan, dimana
kecepatan minimumnya adalah di apogee dan maksimumnya
di perigee.
. Karena kecepatan di perigee adalah maksimum dan juga
densitas atmosfernya relatif yang terbesar, karena terdekat
dengan permukaan bumi, maka tinggi awal perigee akan
menentukan umur satelit; dan dalam hal ini semakin tinggi
perigee, secara teoretis akan semakin panjang umur satelit,
dan sebaliknya.
: T:
a =
G:
M=
(4.21
Tabel
Planet
Merkurius
Venus
Bumi
Mars
Jupiter
Saturnus
T2
a3
o,24
o,62
0,39
o,72
o,o6
0,39
0,06
o,37
1,00
1,88
11,9
1,OO
1,OO
1,00
1,52
3,53
3,51
5,20
9.54
142
870
141
868
29,5
T'la'
o,97
1,03
1,00
1,01
1,01
1,00
.7,)
Sislt'trt ()tlttl
(ieorlesi Satelit
sro
k
d
d
Gambar
od
li
Periode = Tr
')
10
100
-)
periode = Tz
1o0o
Periode (tahun)
kasus planet mengelilingi
Gambar 4.5 Bukti validitas Hukum Kepler III untuk
matahari; clari Skinner et al' ll999l
10.
.e
a
:r-
10'
.e
s
102
keadaanituo1ehgaya-gayaluaryangbekerjapadanya_>
o)
o-
amb
ar 4
12345
Suntbu paniang (dalant
oq)
E
Geosynchronous
G
.E
Gambar
Bu
kti'
"to$:
LX X:Tf#".,r,1.:
iai-iari Bumi)
J'i,: tI;5
ii "" "
gi
Hukum Inersia.
F=m.a
(4.3)
'/
,1
icorlr:.st Salt,lil
Srsllnr ( )r/rrl
. Hukum III: Untuk setiap aksi selalu ada reaksi balik yang
besarnya sama.
alam
(4.41
4.2
i = inklinasi orbit
= sudut antarbidang orbit satelit dan bidang ekuator
cD = orgument of peigee
= sudut geosentrik padabidang orbit antara arah ke titik
''r.....
,.I
,l.
-ry
l,
benda-benda langit
lainnya seperti Bulan
dan Matahari, serta
planet-planet lain.
t,t
.......t
Satelit
Dalam konteks tarik menarik antara Bumi dan satelit, berdasarkan persamaan (4.3), dan (4.41 di atas, maka vektor percepatan satelit (a) akibat adanya gaya tarik Bumi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
4=
GM
r'o
(4.s)
0,001) km3
Pusot bumi
Titik nodol
(ascending node)
Sumbu - X
s-2
'/6
Sr.sl(',lr
Oeotlt:siSotelil.
Kalau kita perhatikan geometri satelit dalam ruang yang diilustrasikan pada-Gambar +-lO berikut, maka terlihat bahwa masingpunya peran masing-masing' yaitu
-."itrg.Lrrr"r, Keplerian di atas
sebagai berikut:
()r/rrl
'/'/
(x,y) adalah
Sistem koordinat
orbital
.elemenOdanimendefinisikanorientasibidangorbitda|arn
ruang,
elemen ro mendefinisikan lokasi perigee dalam bidang orbit'
elemen a dan e mendefinisikan ukuran dan bentuk bidang
orbit, dan
. elemen f mendefinisikan posisi satelit dalam bidang orbit'
Dari enam (6) elemen orbit Keplerian di atas, lima (5) elemen
yaitu f2, i, o, a dt., ., nilainya diasumsikan konstan terhadap waktu'
ilu.ny" satu elemen yaitu f yang diasumsikan berubah dengan
wakiu. perlu juga dicatat bahwa epok saat satelit melintasi perigee
kadang digunakan sebagai pengganti elemen anomali f'
.
.
Z
riescend.irtg
node
peigee
satelit (r,fl
-f-r'
,")
biclan.g
ekuator
ascending
--r-..
rrorJe
Pusat
Bumi
Perigee
titik perigee.
eksentik
(D).
(4.8)
"/8
Srslan ()rl;rl
(ieor.lc.stSnlr:ltl
oleh sebab itu parameter orbit satelit yang sebenarnya tidak ha-
nya diberikan elemen-elemen Kepleriannya, tetapi juga elemen-elemen perturbasinya. contohnya adalah parameter orbit satelit navigasi GPS yang diberikan pada Tabel 4.2. dan secara geometris
diilustrasikan pada Garnbar 4.12
(B r o
-/tl
Parameter Waktu
. to"
Waktu referensi parameter ephemeris (dalam det)
. t..
Waktu referensi parameter jam (dalam det)
' .'0,^,,., Koefisien polinomial untuk koreksi kesalahan jam
satelit, dalam unit det, det/det, dan det/det2.
. IOD Issue of Data
Parameter Orbit Satelit (Keplerian)
. !a
Akar dari sumbu panjang ellipsoid (ml1'z)
. e
Eksentrisitas
. io
Inklinasi pada waktu t". (dalam setengah lingkaran)
. do
Bujur dari titik naik (cscending node) pada waktu t".
(dalam setengah lingkaran)
. 0)
Argumen perigee (dalam setengah lingkaran)
. M"
Anomali menengah pada waktu t"" (dalam setengah
lingkaran)
vemal
I
1-
equinox
Pusat
Bumi
\rbit
GpS
Perigee
4.3
IJO
Sistt:rrr
(icor.le.siSrrtelil
x = r.cosf = a.(cosE-e)
y = r.sinf = b.sinE
= a.(1-e2)1/2'sin E
dimana panjang vektor r dapat diformulasikan
r
$.9)
sebagai:
4.4.L Orbit
dapat ditransformasikan ke sistem koordinat CIS : X(X,,Y,Zrl dengan menggunakan hubungan berikut:
R3(-o) .R,(-r) .R.(-ro)
.r
x =
4.4
(4.10)
a.(1 - e.cos E)
()rltil
(4.11)
Akhirnya perlu juga dicatat di sini bahwa laju satelit dalam orbitnya (v), se-ara nominal dapat dihitung dengan formulasi berikut
lBate et al., l97ll:
(4.r2)
v2 = GM i Qlrl - (1/a) l
/
i
Pada Gambar 4.14 terlihat bahwa pada orbit prograde, arah pergerakan satelit adalah searah dengan arah rotasi Bumi. Arah rotasi Bumi sendiri kalau dilihat dari atas Kutub Utara adalah berlawanan arah jarum jam. Pada orbit retrograde, arah pergerakan
satelit tampak berlawanan dengan arah rotasi Bumi. Perlu dicatat
di sini bahwa orbit yang inklinasinya 00 atau 1800dinamakan orbit ekuatorial, dan yang inklinasinya i = 900 dinamakan orbit
398600,5 km3s-2 .
Kecepatan satelit akan maksimum di titik perigee dan minimum
di titik .pog.". Berdasarkan persamaan (4.10) dan (4'12), kecepatan di titik perigee (v,,",) dan di titik apogee (v^,,.) ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
GM
a
per
_t
reM
apo 1;
f;1-"
1-e
1+e
(4.1s)
il
(4.14)
a'
T=t't=27
GM
n
dimana n adalah mean motion.
(4.1s)
polar.
.Srslc,r
a2
()r,rt
ll:l
Geodesi Satelit
Karena posisinya yang relatif diam di atas suatu wilayah permukaan Bumi, orbit ini banyak digunakan oleh satelit komunikasi. Disamping itu karena orbitnya yang relatif tinggi, rnaka footpint dari satelit geostationer umumnya sangat luas. Oleh sebab
itu satelit berorbit geostationer ini juga banyak digunakan untuk
mempelajari fenomena berskala luas seperti hurricanedan cyclone.
Meskipun begitu, orbit geostationer juga punya beberapa kelemahan. Pertama, karena satelit terletak relatifjauh di atas permukaan Bumi maka resolusi pengamatannya relatif rendah. Disamping itu juga satelit berorbit geostationer umumnya tidak dapat
mencakup kawasan kutub (lihat Gambar 4.17), sehingga tidak dapat digunakan untuk memantau fenomena atau aktivitas yang terjadi di sekitar kutub.
rotasiBumi'UntukituperiodeorbitsatOlitharusSamadengan
:23
jam 56 menit
periode rotasi bumi dalam ruang inersia yaitu T
denganmenggunaIII,
Kepler
Hukum
ian 4,09 detik. Berdasarkan
kan rumus (4.2) sebelumnya, maka orbit yang bersangkutan akan
mempunyai sumbu Panjang (a):
/ GM
"=lRr')
^r)r/3 =42165km
(4.16)
,,\,r'
/\
r
Bidang
ekuator
. t.
.' -----*r
safefft'"F'
-(,=*)'
Bumi
Urituk orbit sun-synchronous, karena bumi berevolusi mengelilingi matahari dalam waktu setahun, maka orbit satelit juga harus
berpresesi terhadap sumbu rotasi bumi, sebesar 360o/tahun. Secara matematis presesi orbit satelit terhadap sumbu rotasi Bumi
dapat diformulasikan sebagai [Dauidof, 1 990] :
cos(i)
o = - e.es. [:r)' '. (t-.2)'
[.J
(4.17l,
ft4
Srslt,rtt ()rltrl
ittttlesi Satelit
Summer
Summer
,/
r\n
//
.ffio.0,
unLnu lsrnNc
03o
/,:\ \
fi,,!,fu, x,^taw
-- (r*-T::, SIANG
1\l--fl'.
\]:-., KU
-
z'.'frzf
...z"
r,/
Rotasi Bumi
\r
\.{vl./
\ /-< /n
/f,
';",';;'
101()
;-
' Fafi
.",\-*:
.2(
?,,/ \\-_t ,r".:\
\
//z1Alt\
l"rrr"r)r,
t\t -
ff;:
\J r'
\,\/
t,
KU
IO2LJ
'--
\\
-,Irl1:._
r4i: '\\'
/'\j
t!
'.,
.,flsorins
z 10d
;'
'U,.
.-]
winter ,/..'/
gg()
ggo
\s",,
Orbit satelit
berpresesi
971)
96(J
f, r3.5
^^'l
l{ r I a.l-e"\"
arccosll-i
*"""'l[tj
-g,gs I
Lr "'
(4'i8)
_l
o =
36Oo/tahun
0,986o/hari
Tabel
(4.te)
".""o.|--o,oee10.(1
"'f(#)'''l
(4.2ol,
Tinggi orbit
l99ol
I
I
1
I. --
OSCAR
I-fqr:i)
Inklinasi
Waktu melewati ekuator
4.5
LANDSAT 1-3
LANDSAT 4-5
IKONOS
92O km
99,1-99,2 deg
8:50-9:30 a:m
7O5 km
681 km
98,1 deg.
98,2 deg.
9:45 a.m
1O:30 a.m.
JEJAK SATELIT
Jejak (trackl satelit di permukaan Bumi adalah garis yang menghubungkan titik-titik sub-satelit, yaitu titik-titik potong garis
hubung satelit dan pusat Bumi dengan permukaan Bumi, seperti
yang diilustrasikan pada gambar 4.2O.
Plot dari jejak suatu satelit bermanfaat untuk beberapa hal.
Dengan plot ini lokasi satelit dari waktu ke waktu di atas permukaan Bumi dapat diketahui dan diperkirakan. Disamping itu wilayah
permukaan Bumi yang tercakup oleh satelit juga dapat terlihat.
Disamping itu dari plot jejak satelit kita juga dapat mengetahui
beberapa parameter dari orbit satelit seperti inklinasi dan periode
orbit. Dalam hal ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.21,
inklinasi dari orbit satelit adalah sama dengan lintang maksimum
ti(r
()t:<xlesiSutelit.
,St.slc,r
dari jejak satelit yang langsung dapat diestimasi dari plot jejak satelit yang bersangkutan.
()r'lrrl
tl'/
4.6
Titik-titik
Sub-saterit
Sate/it
@
Gambar
a.2l
Perlu juga dicatat bahwa karena adanya rotasi Bumi, jejak sate-
se-
,!tlt
ir,orlr'.si Srrlr:Iil
Stslr:,t
(4.2rl'
lJ(
^+
10
1
10r
o
10-2
'6
10-3
-o
L
10-{
(!
tq)
-t6)
10-5
.!
10-6
TU
J
10-7
10-8
10-s
5.103
104
km
10r
Gambar 4.24 Efek dari beberapa gaya perturbasilLand,ou & Hagmeier, 19g6l
drag), r"o
r,'=-(GM/r3) s*p.
/rrl
r"=-(GM/r3) r
( )r
,Srsl('rrr
()o
()
clan pasang surut laut (sea tides). Pasang surut bumi dan laut irri
selanjutnya akan menyebabkan perubahan pada potensial gravi
tasi Bumi. Perubahan potensial ini selanjutnya akan mempengaruhi pergerakan satelit yang mengelilingi Bumi. Efek pasang surut
bumi dan laut ini pada dasarnya bisa dilihat sebagai efek tak langsung dari gaya tarik Matahari dan Bulan.
Dalam analisa orbit untuk satelit berorbit rendah, pemodelan
efek dari pasang surut bumi dan laut secara rinci adalah sesuatu
yang sifatnya esensial. Percepatan satelit yang disebabkan oleh
pasang surut Bumi, dapat diestimasi dengan formula berikut [Rrzos
& Stolz, 19851:
t{
t< -r
d"
CO
\-5
!
()r/rrl
Or:oclesi SateLit
-f,
1J
o
'(]0
-1
!0
r80
114
20 l0 r+0 50 60 ?s 80
16.0 t!0 t(0 130 lz0 110 100
-10
lgs
Inklinasi Orbit
Hubungan antara inklinasi, tinggi
orbit, dan pergerakan titik nodal
120
150
lnKllnc*sl Orbfi
k- Gm, a5
r:-'2{r-ttd
=++ ?
dimana:
Gambar 4.26 Efek ketidaksrmetrisan Bumi tcr'hadap lokasi
perigee lSeeber,7993)
(4.24l,
r""
(4.2sl'
dimana:
=
=
=
m.m =
G
=
fI
fm
f
4.6.3
ra
e :
k, =
oo
tr-iscos2e;I+6.coset
(4.26l'
i
i
I,
t
Dalam pergerakannya mengetilingi Bumi, satelit akan berinteraksi dengan partikel-partikel (molekul, atom, ion) dalam atmosfer.
Akibat interaksi ini akan timbul gaya-gaya yang mempengaruhi
pergerakan satelit. Dalam hal ini gaya yang paling dominan adalah
gaya tarikan dari atmosfer (atmospheic dragl yang arahnya berlawanan dengan arah gerak satelit (lihat Gambar 4.27 berikut). Karena densitas atmosfer yang relatif mengecil dengan ketinggian,
maka efek dari atmospheic drag ini umumnya cukup signifikan
untuk sateiit-satelit berorbit rendah. Sedangkan untuk satelit
berorbit tinggi efeknya relatif kecil. Bahkan bisa dikatakan, atmospheic drag ini adalah gaya perturbasi non-gravitasional paling
besar yang mempengaruhi satelit berorbit rendah.
Besar dan karakteristik gaya aerodinamik yang bekerja pada
permukaan tubuh satelit ini, akan bergantung pada beberapa faktor antara lain:
ilor,/r'.sr .Salr'/ll
,St.slr:lrt ( )rlrrl
Atmosfer
pergCiikan satelit
dalam orbitnya
().1
Secara matematis efek dari atmospheric drog terhadap pergerakan satelit (dalam bentuk vektor percepatan) dapat diformulasikan dengan rumus empirik berikut [Roy, 1988; Seeber, 1993] :
800
tr
]{
r'"1
. (r'- r'")
(4.27)
A
CD
p(r,t)
t, t'
r'
600
u0
dimana:
ffi"
400
= massa satelit,
: luas penampang efektif dari satelit,
: koefisien drag,
: densitas atmosfer di sekitar satelit,
: vektor posisi dan kecepatan satelit, dan
= kecepatan atmosfer di sekitar satelit.
200
l0-3 10-2
10-r
10
100
1000
m-3)
Seandainya kecepatan relatif satelit terhadap atmosfer dinyatakan dengan v. dan vektor satuan arahnya adalah eu, maka persamaan (4.22l'di atas dapat dituliskan sebagai:
r"o: -(ll2l.
r.'.
(4.28l'
Pada persamaan di atas, nilai koefisien drag Co akan bergantung pada mekanisme interkasi antara partikel-partikel atmosfer
dengan permukaan satelit. Untuk satelit berbentuk bola, nilai C,
adalah 1. Semakin rumit bentuk permukaan dari satelit, koefisien
Co akan semakin besar. Menurut Montenbruck & Gill (200O), nilai
tipikal dari C, adalah antara 1,5 dan 3,0, dan umumnya koefisien
v.=v-oxt
$.291
<)4
.Si.slcrrr ( )rlrrl
(icodesi Satelil
Secara matematis, efek dari tekanan radiasi matahari yang langsung terhadap pergerakan satelit (dalam bentuk vektor percepatan) dapat diformulasikan dengan rumus berikut lCapellai et al.,
te76l:
1r
- r")
(4.30)
dimana:
P" = tekanan radiasi matahari
= solar flux/kecepatan cahaya
tx 4,56. 10-6 Nrr'2 lMontenbntck & Gill,2OO0l.
C., = koefisien tekanan radiasi matahari
: 1 + reflektivitas dari permukaan satelit
= l,2l untuk solar panel, 1,30 untuk high-gain antenna,
dan 1,88 untuk alumunium
lMontenbntck & Gill, 2000].
()l;
Altr' =
AU =
t, t. :
4.6.6
.
.
.
.
.
.
.
(){l
:;t:ilt'nt ( )tl,tl
(ir,or,ftr-srSul.ftl
Kontribusi dari masing-masing gaya di atas terhadap percepatan satelit umumnya jauh lebih kecil dari 10-e m/s2 .
Akhirnya untuk memberikan gambaran tentang pengaruh dari
masing-masing gaya perturbasi yang telah dijelaskan pada subbab ini, pada Tabel 4.4 diberikan contoh efek dari gaya-gaya
perturbasi pada orbit satelit GPS yang berketinggian sekitar 20.000
km di atas permukaan Bumi.
Tabel
GPS
Percepatan
Perturbasi
(m/s'!
0,56
Cro
harmonik tinggi
Gaya gravitasi
matahari dan bulan
Pasang surut bumi
Pasang surut laut
Solar Radiation Pressure
Albedo
10-7
2klr,
50-80m
100
5.
10'6
5-150m
1000 - 3000 m
I
I
10-e
10-7
10-q
5.
10-s
3.
10'e
5-
1Om
14 km
1500 m
0,5 - 1,0 m
0,0 - 2,0 m
100 - 800 m
1.0
1.5 m
4.7
PENENTUAN ORBIT
Pada pripsipnya, penentuan orbit satelit dapat dilakukan dengan mengintegrasikan persamaan diferensial berikut:
r"=-(GM/r3) 1*p,
(4.31)
tl'i
Bab 5
PROPAGASI SINYAL
Dalam perjalanannya dari satelit ke Bumi atau sebaliknya, sinyal dari atau ke satelit, yang pada dasarnya adalah sinyal elektromagnetik, harus melalui bagian atmosfer Bumi. Karena atmosfer mempunyai karakteristik yang sangat variatif, maka efek yang
dialami oleh sinyal juga akan sangat variatif, baik secara spasial
maupun temporal. Ada beberapa parameter dari sinyal satelit yang
dapat dipengaruhi oleh lapisan atmosfer Bumi, yaitu kecepatan
dan arah propagasi, serta kekuatan dan polarisasi sinyal. Untuk
memahami efik-efek tersebut secara lebih baik, dalam bab ini akan
dijelaskan secara umum karakteristik dari gelombang elektromagnetik, medium propagasinya ya.ng dalam hal ini adalah atmosfer
Bumi, serta interaksi antara keduanya.
5. 1 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
listnk
A
I
r'
,arah
Pergerakan
medan
magnetik
c (kec.
cahaya)
;;
!t
;l
Gambar
5. 1
Gelombang elektromagnetik
t,
99
OO ( icotlt:st
SutcLit
cukup luas, mulai dari panjang gelombang yang terpanjang (gelombang radio panjang) sekitar 1OOO km, sampai yang terpendek
(radiasi kosmik) sekitar 1O 10 prm, seperti yang ditunjukkan pad.a
Gambar 5.2. Dalam bidang geodesi satelit, dua domain spektrum
yang banyak digunakan adalah domain sinar tampak (uisible light)
dan domain gelombang mikro.
srnar tampak (vrslb/e irgrhts)
Radiasi
kosmik
Radiasi
Rontgen
UV
infrared
gelombang
radio
gelombang
mikro
100
102
104
106
G arn b
ar' j.H:f.i
?
gn
tik
Ultraviolet
Visible light
Infrared
EHF
SHF
UHF
VHF
HF
MF
Pita (band)
o
Radiasi
X-rays
Paniang Gelombans
1,6 x 10-tr - 6,6 x 1O'8 m
1,4 x 10-8 - 3,6 x 10'7 m
3,6 x 10'7 - 7,8 " 1O-7 m
7,8 x lO-7 - 3,4 , 10-a m
1,0 x 10'3 - 1,0 x 1O-2 m
1,0 x 10-2 - 1,0 x 10'' m
0,1 -1m
LF
1-10m
10-10rm
102 - 103 m
103 - 10a m
VLF
104- 10s m
ELF
lOs-
106 m
Frekuensi
4,5x101s-1,9 lOts Hz
8,3xlOt4-2,2 lOt6 Hz
3,8x lOra-8,3 lOta Hz
8,8x10rt-3,8 LOla Hz
3x1oto -3x .O1t Hz
3x10e -3x Ol" Hz
3x1O8-3x oe Hz
3x107-3x
08 Hz
3x106 -3x 07 Hz
3xlos -3x 06 Hz
3x10a-3x
Os Hz
3x1O3 -3x Oa Hz
3x102-3,
03 Hz
Panjang Gelombang
5,3 mm - 6,5 mm
6,5 mm - 8,3 mm
8,3 mm - 27,5 mm
27,5 mm - 57,7 rnm
57,7 mrn - 0,194 m
0,194m-O,769m
0.769m-1.333m
V Band
Q Band
K Band
X Band
S Band
L Band
P Band
Frekuensi
46 - 56 GHz
36 - 46 GHz
10,9 - 36 GHz
5,2 - tO,9 GHz
1,55 - 5,2 GHz
0,39 - 1,55 GHz
0,225 - 0,39 GHz
sistem-sistem pengamatan yang digunakan dalam geodesi sateumumnya tidak menggunakan sinyal dengan frekuensi yang
sama. Tabel 5.3 berikut menunjukkan beberapa contoh spektrum
frekuensi yang digunakan oleh sistem geodesi satelit.
lit
Sistem Satelit
TRANSIT/Doppler
Frekuensi Sinyal
150 MHz
MHz
t227,60 MHz
1575,42 MHz
r602,562s - 1615,5 MHz
1246,4375 - 1256,5 MHz
2,2 - 2,3 GHz
8,2 - 8,6 GHz
5,3 GHZ
4OO
GPS
GLONASS
13,6 GHz
13,8 GHz
L - band
L - band
L - band
L - band
L - band
S band
x band
X - band
K - band
K - band
l'r()l)Q(lust
l()'2
Geodesi Satelit
5.2
Terminologi atmosfer biasanya digunakan untuk mendeskripsikan lapisan udara yang melingkupi Bumi lVanicek and
Krakiutskg, 19861.
Atmosfer dapat diklasifikasikan menjadi beberapa lapisan. Berdasarkan kriteria yang digunakan dalam klasifikasi, dikenal beberapa nomenklatur lapisan-lapisan atmosfer, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.3 berikut.
Ketlnggian
(km)
femperatur
loniesi
Medan
MagnetiN
Propagasi
Teknikal
lonosfer
Atmosfer
Suu!ul IO.t
Protonosler
10.000
Magnetosfer
Termosfer
300
Afes
1.000
lonosfet
200
100
Mesosler
Strafosfer
10
Neutroster
Dinamofet
Troposter
100
Atnosfer
Troposfer
rsfer
Bawah
,&
BO
bo
5
.!
40
rso
l0r0 IOI
50
100
(oC)
Da-lam hal irri troposfer adalah lapisan paling bawah dari atrnosfer Bumi yang mempunyai ketinggian sekitar 8 sampai 15 km di
atas permukaan Bumi, bergantung pada lintang. Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5.5, temperatur dalam lapisan troposfer
turun dengan semakin besarnya ketinggian. Di atas troposfer, terdapat lapisan stratosfer yang ketinggiannya mencapai sekitar 5O
km. Dalam lapisan stratosfer, temperatur kembali naik dengan
membesarnya ketinggian. Temperatur kembali turun di dalam lapisan mesosfer, yang berketinggian 50 sampai 80 km di atas permukaan Bumi. Penurunan ini dapat mencapai -500C sampai -1400C,
.i..
100
los
Lap.
Ozon
-50
Temperatur
.... N"
Tlononnt tce
-100
zso
ff
Stratosfer
20
bo
vo
.oo
zoo
60
0)
Komposisi Gas
Atmosfer Bumi
400
Mesosfer
bo
Atmosfer Bumi terdiri atas beberapa jenis gas seperti Oksigen, Nitrogen, Helium, dan Argon. Menurut Tascione (1994), secara umum
tiga gas utama yang membentuk atmosfer adalah Nitrogen (sekitar
78ohl, Oksigen (sekitar 2lo l, dan Argon (sekitar 1%). Sampai ketinggian sekitar 100 km, gas-gas tersebut bercampur secara baik, sehingga densitasnya relatif sama dengan di permukaan Bumi. Di atas ketinggian ini setiap gas berada dalam kesetimbangan difusif dan distribusi vertikal dari setiap gas akan bergantung pada berat molekulnya. Komposisi tipikal gas dalam atmosferyang diturunkan dari pengukuran pada tahun 1960-an ditunjukkan pada Gambar 5.4 berikut.
500
(!
lor2
(2O0O)
O4
ilorlr.sr Srrlr,/il
l'ntlturlrt:;t Sirrrlttl
bergantung pada lintang dan musim. Dari ketinggian BO km,, temperatur kembali naik di dalam lapisan termosfer. Temperatur ini
dapat naik sampai 20000C, dan bahkan kadang mencapai ?5OO0C
pada siang hari [IIASA ESE, 2000].
Dalam konteks propagasi sinyal dari satelit ke permukaan Bumi,
atmosfer umumnya dibagi menjadi dua lapisan, yaitu troposfer dan
ionosfer.
Ionosfer adalah bagian dari lapisan atas atmosfer yang karena
adanya radiasi Matahari mempu4yai sejumlah elektron dan ion
bebas. Lapisan ionosfer ini mempunyai batas bawah pada ketinggi. an sekitar 50 sampai 70 km; dengan ketinggian batas atas yang
tidak terlalu jelas, meskipun untuk banyak aplikasi ketinggian 2000
km digunakan sebagai batas atas [?oscione,1994]. Jumlah (densitas)
elektron dan ion bebas pada lapisan ionosfer ini bergantung pada
besarnya intensitas radiasi matahari serta densitas gas pada lapisan tersebut lDauies, 199o1. Disamping itu struktur vertikal densitas
eletron dalam ionosfer juga berubah secara kontinyu. Struktur ini
juga variatif terhadap waktu, musim, dan lintang setempat.
Secara umum berdasarkan membesarnya ketinggian dan
densitas elektron, lapisan ionosfer dapat dikategorisasikan menjadi lapisan-lapisan D, E, F1, dan F2, seperti yang diilustrasikan
maksimum
minimum
J(
400
i'
\,
Malam
5.3
PROPAGASI GELOMBANG
Berbicara tentang propagasi gelombang elektromagnetik dalam
atmosfer Bumi, ada beberapa konsep penting yang perlu dijelaskan, yaitu terkait dengan medium dispersif dan non-dispersif, kecepatan fase dan kecepatan group, serta interaksi energi antara
gelombang dengan partikel-partikel yang ada dalam atmosfer: Konsep-konsep tersebut dijelaskan secara umum berikut ini.
F2
ho
bo
.E
o
iF,
2oo
150
IOlr
in/
100
80
60
Medium dimana kecepatan propagasi dari gelombang elektromagnetik bergantung pada frekuensi dinamakan medium dispersif.
Pada medium dispersif, tidak seperti halnya pada medium nondispersif, indeks refraksi bergantung pada frekuensi sinyal. Oleh
106
l0(l
()t:orl<:si Satelit.
I'ntpurl<tsr
(s
v* : dro/dk
(s 2)
Untuk medium yang bukan vakum, secara umum kecepatan
berbanding terbalik dengan pangkat empat dari panjang gelombang. Oleh sebab itu radiasi dengan gelombang yang lebih pendek
akan lebih dipengaruhi oleh mekanisme pendaran Rayleigh ini dibandingkan radiasi dengan gelombang lebih panjang.
Pendaran Mie terjadi ketika diameter dari partikel-partikel atmosfer secara urrrum sama dengan panjang gelombang dari radiasi
elektromagnetik yang melaluinya. Uap air dan debu adalah penyebab utama dari pendaran Mie ini. Dibandingkan pendaran Rayleigh,
pendaran Mie ini cenderung mempengaruhi radiasi yang gelombangnya relatif lebih panjang.
Pendaran yang lebih menyulitkan adalah pendaran non-selektif. Pendaran ini tedadi ketika partikel atmosfer yang menyebabkan pendaran mempunyai diameter yang jauh lebih besar dari panjang gelombang radiasi. Butiran-butiran air adalah salah satu penyebab dari pemendaran tipe ini. Dalam hal ini, dengan diameter
sekitar 5 sampai 100 mm, butiran air akan memendarkan secara
hampir sama semua gelombang tampak serta gelombang inframerah
dekat dan menengah lLillesand & Kiefer, 19941. Dengan kata lain,
pemendaran ini bersifat non-selektif terhadap panjang gelombang.
(5.3)
c/n,
dan
v:c/n
(s.4)
fl*=Dr+f.(dn/d0
Dapat juga dibuktikan bahwa untuk dua kecepatan berlaku
v*,v, =
c2
8)
5.3.2 Kecepatan
v=cfn
Srrtrytl lll'/
(s.6)
(s.71
Pada medium dispersif, kecepatan fase dapat melebihi kecepatan dalam vakum, c. Sedangkan kecepatan group, sesuai dengan
hukum relativitas, tidak dapat melebihi kecepatan dalam vakum, c.
O.r.t
it,tttlt':;t iirtlcltl
l'rttltrttltt:;t iirttlrtl
+-
infrared.
5.4
Infrared jauh
---)
80
Mempengaruhi
o 60
o
40
I kecepatan
(U
20
o arah
r
F
l
1,0 7,5 2p 3,0
o,5
5,O
loo
,aa
oo
Izo
10
t5
20
{prm)
GHz
orr;f
-22 GHz
35 GHz
13
(!
p
,t
6O GHz
Dalam hal ini efek dari ionosfer yang terbesar umumnya adalah
pada kecepatan sinyal, dimana ini akan langsung mempengaruhi
nilai ukuran jarak dari pengamat ke satelit. Besarnya bias jarak
karena efek ionosfer ini akan bergantung pada konsentrasi elektron sepanjang lintasan sinyal serta frekuensi dari sinyal yang bersangkutan. Sedangkan konsentrasi elektron sendiri akan bergantung pada beberapa faktor, terutama aktivitas matahari dan medan magnetik bumi, dimana keduanya juga akan bergantung pada
Iokasi geografis, musim, dan waktu.
300
500
1000
Panjang
gelombang (pm)
polarisasi
o kekuatan
Gelomban
Pita penyerapan
u ap air (22 G Hz)
a40
F
---l
9O
480
.2
I Ot )
0.5
1.O
s,o
10
60
80
Gambar
Dari contoh pada Gambar 5.7 terlihat bahwa ada beberapa pita
dio.= I{1-n(s)}.ds
(s e)
t
*
I IO
(ir,tnlt.::t !ittt.lrt
i'roltutlttsrSttttytl I I
n2 =7
Y.:
vo
1't'
'-"-r(r-*-rrttl^u_i_;),*,:l
dimana:
X:
Ne2/ (eomro2)
Y,. = eBr/(mto)
Yr= eBr/(mro)
Z= f,f a
o
: f^2 /P
= {,, cosO/f
= f, sinO/f
(s.10)
(s.1i)
N = konsentrasi elektron,
e - muatan elektron = _I,602. 10_re Coulomb,
Eo = permitivitas ruang hampa = g,BS4 . 1O_r2
Farad/m,
m : massadiam elektron = 9,107. 10_31 kg,
0 = sudut arah rambat gelombang
n:
1-40,3N/f,
40,3. STEC
f2
(s.14)
Secara umum konsentrasi elektron dalam ionosfer akan bervariasi secara harian (diurnal), musim, lokasi, aktivitas matahari, serta
ketinggian dalam lapisan tersebut fMcNamara,1991]. Dengan kata
lain efek ionosfer akan mempunyai variasi spasial dan juga temporal. gaiiasi spasial dari efek ionosfer umumnya berfrekuensi rendah dan terutama terkait dengan regionisasi dari aktivitas ionosfer
(daerah ekuator, lintang menengah, dan daerah auroral), seperti
yang ditunjuk\an pada Gambar 5.9. Pada daerah ekuator, bias ionosfer umumnya mempunyai nilai yang besar tetapi relatif stabil
(fluktuasi nilai biasnya secara temporal relatif tidak terlalu besar).
Pada daerah auroral, meskipun nilai dari bias ionosfer relatif kecil
tetapi relatif cukup fluktuatif. Sedangkan pada daerah lintang menengah, nilai dari bias ionosfer dan fluktuasinya umumnya berada
pada level menegah (sedang).
Sedangkan variasi temporal dari efek ionosfer bisa berfrekuensi tinggi (scintillatton), menengah (variasi harian dan musiman),
maupun rendah (variasi 11 tahunan). Scintillationadalah variasi
temporal berfrekuensi tinggi pada amplitudo dan fase dari sinyal,
yang disebabkan adanya ketidakteraturan (irregalaities) pada lapisan ionosfer.
eo
ff
r*.o"
=
=
=
=
2rf
n= t-(Xl2) =Ne2/(2eomo2)
(S.12)
I'rttltrtrltt:;t llttttytl
Bias
I l.t
sirnurn. Untuk lokasi, bulan, dan tahun yang berbeda, karzrl<l cl'i s
tik detail dari variasi harian VTEC ini umumnya akan juga ltt:r'
beda.
Daerah
Lintang
Menengah
Daerah Tropik
S Bias ionosfer
besar tapi stabil
Daerah Lintang Menengah
5:00_6:0o
I4:UU
'.2',2'.U0-2J:uu
22:OO-23:OO
Daerah Auioral
Fenomena scintillationini umumnya terjadi pada daerah sepanjang garis ekuator geomagnetik bumi, yaitu meliputi witayah 30
Februari 1989
Juni
1989
560
rn
3
?40
r
360
E]
3
840
F.
20
20
o 3 6 9
L2 1.5182124
waktu Lokal
o 3 6 9 1215782t24
waktu Lokal
I l4
(it:otl.esi Satelit
l'n.t1tur|osr
Disamping mempunyai variasi harian, nilai vrEC di suatu lokajuga akan benrariasi dengan musim, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 5.12 berikut. Gambar ini menunjukkan nilai ratarata VTEC harian pada siang hari fiam 11:00 - 17:OO) yang diamati
di stasiun Hamilton, AS. Dari Gambar ini terlihat bahwa untuk
tahun solar maksimum (dalam hal ini 1989) nilai vrEC rata-rata
siang hari pada musim dingin (winter) relatif jauh lebih besar dibandingkan nilainya pada musim panas (summer).
Srrrrytl I llr
200
si
160
(d
cU
li
d
d
!
t20
a,
V)
100
Winter
(U^ 80
L(J
rn
^i
!H
60
ud
tdtr
r-(E
>-c
40
20
0
80
')
40
1frqfdh*,l,-*u,ff}-$u
t700
Hamilton, MA, AS
JUL
SEP
1800
Tahun
1900
2000
NOV 1989
Gambar 5.12 contoh variasi musi*ran dar-i nilai VTEC, ciinmati pacla l9B9
(so1ar maksimum); dari fDoherig et at..,2OOOI
250
*o 200
o_
a\
E(u
tso
100
E
f
-50
Tahun
46 48 50 52 54 d6 58 60 62 64 66 68 70 7274 76 78 80 82 84 86 88 90
Gambar 5.1,1 Vanasi 11-tahunan rlari jumlah sunspol
I I(l
(icorlr,sr
l\oltrtrlttsi Strttlttl
^Srr1r,/rl
Dalam operasionalisasinya, beberapa metode di atas dapat diterapkan sekaligus secara simultan.
5.5
Satelit
I l'/
Mempengaruhi
a kecepatan
o arah
dari sinyal satelit
Lapisan Troposfer
5.6
I I tt
(ieorlt:si SateLtt
dt
l'ro1ttulrt:,r iirrtt1rtl
-A
I N(s).ds.
= j {n(s}-tl.ds = l0-b.
-RR,
op
[s.1s)
N,r,,.,,
: (77,64)
N,u,,,,,
= - (12,96)(elT) + (3,718.10s)(e/T'?)
(p/T)
I Itt
(1r.2 l)
(s.2'21
dimana p adalah tekanan atmosfer (mbar), e adalah tekanan parsial dari uap air (mbar), dan T adalah temperatur ('K), kesemlranya
di permukaan Bumi.
Pada persamaan (5" 19) dan (5.20), h. dan h.,masing-masing adalah ketinggian lapisan kering dan basah yang cliformulasikan sebagai:
h,, =
(s.23)
berikut:
d,.oo=doo*d-.t
d*.,
mf..
o d.
dry '
(s.17)
mf.. d*",,
(s.18)
Pada persamaan di atas, mfn dan m{ adalah fungsi pemetaan
(mapping functionl untuk komponen t<eiing dan baihi dan d.,o,
d*",' adalah komponen kering dan basah dari bias troposijr
9"1
dalam arah zenith yang dapat diformulasikan sebagai:
d."
dry
= 11000 m
(10'6/5). Noo,o. ho
(s.1e)
(s.2s)
mf
1/ [sin(E2+2,25)os]
(s.26)
Pada model Saastamoinen, besarnya bias troposfer dihitung dengan menggunakan rumus berikut lSaastamoinen, 1973]
0,002277
dtrop=
)p
.l
12y*
cosz I \ t
o,os'l.e _ r"n, ,
I
I
(s.27)
dimana p adalah tekanan atmosfer (mbar), e adalah tekanan parsial dari uap air (mbar), T adalah temperatur ("K), dan z adalakt
sudut zenit}r ke satelit yang diamati.
Rumus di atas selanjutnya diperbaharui dengan menambahkan
dua faktor koreksi, dimana faktor pertama bergantung pada ketinggian dari lokasi pengamat, dan faktor kedua bergantung pada
ketinggian serta sudut zenith dari satelit. Model Saastamoinen yang
telah diperbaharui ini mempunyai formulasi sebagai berikut
lBauersima, 19831:
0.002277
(106/5).,
Nwet.o . hw
(s.20)
Nur,"-d3l N*.,,,o P?dd persamaan di atas masing-masing adalah
r-efrakti'itas kering dan trasah di permukaan birmi, yaig dapat
dz-
(s.241
m{,
(s.16)
[s.28)
l').O
ittttlr':;t SutIltt
Ketinggian (km)
B (mbar)
0,0
0,5
1,156
1,079
1,0
1,5
1,006
0,938
'1,5
Nilai B (mbar)
2,0
2,5
3,0
1,25
5,0
Gambar
5. 16
0,5
p..rr,uk"ro-rrt 1ffi
0,002
60.00,
0,003
0,003
0,006
0,006
0,002
0,005
70.00,
73.00,
o,o12
0,01
0,o 10
o,o20
o,o17
75. 00,
76" OO'
77" oo,
0,018
0,028
0,039
0,050
78.00,
78.30,
79" OO'
79" 30,
79" 45'
80.00,
0,065
0,075
0,087
o,102
0,035
0,045
0,059
0,068
o,o79
0,o25
o,o32
0,04
0,054
o,062
o,o72
0,o85
0,1 11
0,093
o,101
o,o92
o,121
0,1 10
0,100
0,002
0,005
0,009
0,01s
o,o23
o,o29
0,037
o,o49
0,056
0,065
o,o77
0,083
0,091
0,004
o,oo2
0,003
0,006
0,011
0,008
0,013
0,021
o,or7
o,026
o,o2L
0,033
o,o27
o,o44 0,036
0,051 o,o42
0,059 o,o49
0,070 0,o58
o,076 o,063
0,083 0,068
0,001
0,003
0,001
o,oo2
0,00s
0,004
0,007
0,0r 1
0,014
0,018
o,024
0,028
0,009
0,014
o,017
o,o22
0,030
0,034
0,040
o,o47
t.t', \2
l1+ ' w
r)
0,043
o,o47
(s.3
Perlu dicatat bahwa untuk elevasi satelit (E) di atas 3Oo, Black
(1978) mengajukan formulasi sederhana berikut untuk mengestimasi bias troposfer:
p.
* k". cosec E
(s.34)
dimana p adalah tekanan udara (dalam atm), dan k* adalah
0,033
0,052
b(E)
d,.on
0,039
0,056
= 2,31.
cosec E
Model Black
Pada model Black,.besl3y" bias troposfer
dihitung dengan meng_
gunakan rumus berikut
fBlack, t97g]:
5.6.3
d,.oo
.o"2E
MI^l)
0,25
66" 00,
(s.so)
l,'*L r) )'
0,03
b(E)
0,75
0,874
nu
0,813
0,757
0,654
0,563
4,0
COS_I'
Nilai k
o,28
o,20
o,12
0,06
o,o5
(5.2e)
Berlaku untuk
mus m panas di daerah tropik atau lintang menengah
mus m semr atau gugur di daerah lintang menengah
musim dingin d daerah lintang menengah (lautan)
musim dingin di daerah lintang menengah (daratan)
daerah kutub
2'2
ir'or/c.st Srrlc/il
mf(E)
sinE+
sinE+
sinE+
9---
(s.3s)
sin E + ........
sln
mfw (E)
l,
SIN11+
sinE+
(s.38)
1-
tauE+
tanE+c
- o,1217'lo''.(hr - 11,23r))
c = -0,0090
(5'39)
'
permukaan
Pada persamaan (5'39) di atas' p adalah tekanan
(mbar)'
permukaan
di
air
(mbar), e adalah t"i.".r.,, parsial dari uap
penukecepatan
adalah
(oC),
B
i adaiah temperatur permukaan
tinggi
adalah
h'
dan
runan temperatur a"fl* troposfer 1o'C7t<m1'
tropopause (km).
ini telah
Menurut Spitker(1996), model fungsi pemetaan Davisdiperoleh
d.ngan hasil rag-tracing, dan hasil.yang.
dibandingkan
mfo(E)
mf(E)
0.0o143
tan E + O,O445
(s.36)
0,ooo35
tan E + O,017
(s.37)
Davis juga telah memformulasikan suatu fungsi pemetaan troposfer untuk komponen kering (hidrostatik) yang cukup canggih,
seperti berikut lDauis et al., 1985; Spilker, 19961:
menunjukkanbah"wamodelinimempunyaiketelitianlebihbaik
Ja.i 2,6 cm meskipun pada elevasi serendah 50'
Bab 6
SISTEM SLR DAN LLR
Sistem SLR (Safellite Laser Ranging), yang mulai dikembangkan
oleh NASA pada tahun t964 dengan peluncuran satelit Beacon-
t25
l'2tt
itttlt':,t Srttt,lil
.Srslcrrr .SL/l
6.I
d=c.Lt/2
rltur l,l.l"
l'.t'i
At
ad.
Ad
Ad,
ad.
n
(6.1)
I J",
At"* 1
"pZii,:6,1*;
li"t;;;w;;ilrl
ir_
tJa D"tr-]
r
l;;l-
.----- -l Ldtcr
/@
| ,"^"*n!
Perlfeteksi Sinyal,
Elektronik Receiver
,/. /
,/ y
. /
Satelit
dengan
reflektor
Penerima
(Teleskop)
Ref. Seeber(1993)
Gambar
D-
SLR
xomputerl
Ad
'
A+B
r1q,H; sinE +
(6.3)
;l|f
",11,
Geometri
A = O,002357 Po + 0,000141
eo
K = 1,163 - 0,00968.cos
2rp
t
To
'3-r/K
0,00104.T0 + O,0OOO1435.Po
(6.41
2ll
irtrlr,sr
.Srrlr'/rl
<lirnana:
Tabel
).2
= 1-
(6 s)
),,4
f(<p,H)
7988
0,OOO31 H
(6.6)
.
.
'
.
.
'
7-3O mm
2-4 mm
5-10 mm
5mm
3 rnm
lOO ns
(0,5 mm)
7 mrn
1mm
<7mm
2-5 mm
4mm
2mm
1mm
3mm
7mm
5O ns
(0,3 mm)
1O ns
(0,1 mm)
1m
{J
10 cm
q
O
k
p.
1cm
1970
Gambar
101F
980
1e85 / lsso
[/I,RS, 2000]
7998
7993
2-3 mm
tr
.ro
l:l(,
'1995
Gambar
SLR
I.iO
(irrrr.lr:.si Salr,/rl
p..rg.*.i
sLR banyak
l,l.h'
l .t
Tabel
SLR
IIISB 2000j
BEACON-B
964
USA
1,09
0,89
BtrACON.C
965
USA
r,32
o,94
GEOS.l
965
USA
2,27
I,r2
DIADEMB-1
DIADEME.2
967
967
France
France
1,35
GEOS-2
PEOPLE
968
970
USA
o,75
0,53
0,58
1,08
o,52
79,7
41,2
59,4
40,o
39,4
105,8
15,0
t3,77
13,4 5
r25,1
France
1,85
1,61
974
USA
STARLETTE
97s
France
1,11
GEOS-3
975
USA
0,84
CASTOR Ds.B
9'.75
France
t,2a
LAGEOS-I
NTS.2
INTERCOSMOS-17
976
977
977
USA
5,94
o,81
o,83
o,27
5,84
USA
20,24
20,t2
64,O
USSR
0,51
o,46
SEASAT-1
978
USA
o\76
TANSEI-4
980
Japan
o,77
o,60
INTERCOSMOS_22
981
USSR
AJISAI
986
988
989
Japan
82,9
108,0
38,7
81,2
50,0
989
991
992
992
993
USSR
NTS.1
Gambar
MBTEOSAT.P2
ETALON.l
ETALON-2
ERS.l
TOPEX
LAGEOS.2
STELLA
7.
Nama Satelit
2. Tahun Peluncuran
Negara pemilik
o,52
49,4
15,0
,qq
109,8
0,89
1,50
39,79
19,15
19,15
35,78
0,1
10,10
19,10
ESA
o,7a
o,77
64,9
65,4
98,5
USA
1,33
63,O
USA
5,90
0,80
98,0
ESA
USSR
Fralce
o,79
1,44
52,6
Penielasan Kolom
Tinggi apoogee (satuan 1000 km)
Tinggi perigee (satuan 1000 km)
4.
5.
6.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, sebagai contoh pada Desember 1999, ILRS Gouerning Board menetapkan skala prioritas
penjejakan satelit SLR yang ditunjukkan pada Tabel6.3 berikut.
l.t.l
irrrrlr.:ir Srrlr'/rl
ERS2
ESA
TOPEX/
NASA/CNES
800
1.350
Stellenbosch
650
Poseidon
5
Sunsat
Starlette
WESTPAC
CNES
WPLTN
Stella
CNES
University
BeaconC
NASA
815-1 100
835
815
950- 1 300
10
Ajisai
NASDA
1.485
11
LAGEOS2
ASI/NASA
t2
562s
LAGEOSI
NASA
13
GLONASS8O
5850
19100
14
GLONASST8
t5
GLONASSTg
Russian
Federation
Russian
Federation
Russian
16
GPS35
17
GPS36
18
Etalon I
t9
Etalon2
US DoD
US DoD
Russian
Federation
Russian
Federation
98,6
66,O
Sponsor
Ekspektasi hidup
Aplikasi utama
COSP,C.R ID
SIC Code
NORAD SSC Code
Peluncuran
RRA Diameter
RRA Shape
Reflectors
Orbit
Inklinasi
Eksentrisitas orbit
Tinggi Perigee
Berat
LAGEOS-1
LAGEOS-2
United States
beberapa dekade
Geodesi
Geodesi
760390r
9207002
beberapa dekade
5986
155
aa20
May 4, 7976
60 cm
sphere
426 corner cubes
22195
October 22, 1992
60 cm
sphere
426 corner cubes
Lingkaran
52,64 degrees
0,0135
5.620 km
223 menit
a05 kg
Lingkaran
lO9,a4 degrees
0,0045
5.860 km
225 rner,it
411kg
49,8
98
retro reflector
98,6
47,62mm
41
50
52,6
109,8
65
65
19100
65
54,2
20i00
Periode
19100
20100
l.r.r
19100
55,0
65,3
19100
6s.2
'e_J/_C
Cm
.]4
()cotlt:si
Sctt.elit.
Si.stcrn .SL/l
Menurut [ILRS, 2000] ada beberapa misi satelit di masa mendatang yang dilengkapi dengan retro-reflektor laser, yaitu
. ADEOS-2
. ALOS
. ENVISAT
. ETS-VIII
. GFO-2
. Grace
. Gravity Probe B
:lll
1994
1994
t992
7992
TCESAT (GLAS)
IRS-P5
1990
1990
1988
1988
berat
1984
198
198
z,
yp (0,001")
(O,OO1")
-0,05
(1-3mm)
c)
o)
200
1986
1984
-Tektonik Lempeng
Medan Gaya
1986
Jd
F
3m
.
.
.
.
rlon LLll
SIR:
lr
d
1995
-1972
1991
o.
0,05
1963
1991
t952
0.1
0,35
1906
L966
1986
o,3
0,25
o,2 0,15
0,1
0,05
Y, (arc sec)
kutub serta orientasr sumbu rotasi Bumi, dari tahun 19g 1 sampai 1994, yang ditentukan dari data pengamatan SLR
[ItRg 2000].
'
A
Gambar
2O001
-0,05
l.l(r
ir',t,lt ;t iltlt
lrt
"!irs/r,rrr
I']e
l.l'i
se l<rrLrr
4.0
E
-+-lageos I
--o- lagos 2
o.o
zo
t]
r
x
a
o
-4,0
-6,0
-8,0
elalon 'l
etalon 2
ajisai
starlette
stelle
081624324048
Hari ditahun 1989
92
95
di
E
E
o0
o
q
E
o
E
c
on
o
E
o
\<
-30
'1987
89
1
(g eocent
993
er), I I Ut S,,2OOO]
Gambar 6. 13 Vektor
pe
rgeseran
UVASA-GSFC, 20001
:Jl't (it'orltsi
Sutt,h.t
Beberapa aplikasi lainnya dimana sLR berkontribusi secara langsung maupun tak langsung adalah [II,RS, 20OO]:
' kalibrasi altimeter radar dari sistem satelit altimetri;
' pemantauan perubahan muka laut, dimana sLR berkontribusi
dalam penentuan orbit satelit altimetri secara teliti serta dalam
Pencapaian
1970 - 74
Periode
.
t990 - 94
.
.
.
1995 sekarang
.
.
.
.
.
Seasat.
.
.
Variasi-variasi waktu zonal berkorelasi dengan tekanan atmosfer global dan redistribusi massa lautan.
TOPEX dengan penjejakan oleh SLR dan RF memberikan topografi lautan dan tinggi gelombang berketelitian
cm serta menunjukkan adanya perubahan MSL global
sebesar 3 mm/yr.
SLR mengukur pergerakan geocenter yang disebabkan
'
.
1980 - 84
Pencapaian
Melalui korelasi yang kuat dengan pergerakan kutub
dari SLR, peran angin atmosfer dan EOP (Earth Orientation Parameterl lebih dimengerti.
t975 - 79
l.l()
larjutantabel 16.5
.
.
l,l.L'
6.4
SISTEM LLR
Prinsip kerja sistem LLR adalah sama dengan sistem SLR' Hanya kalau pada SLR, retro-reflektor ditempatkan di satelit, pada
LLR retro-reflektornya ditempatkan di permukaan Bulan. Reflektor
LLR di Bulan ditempatkan oleh para astronot dari misi Apollo (usA)
dan Luna (Rusia). sistem LLR mulai diimplementasikan sejak tahun 1969.
Distfibusi lokasi dari reflel<tor LLR yang ditempatkan di Bulan
ditunjukkan pada Gambar 6.14 berikut. Sebenarnya sudah ada 5
kelompok reflektor yang ditempatkan di Bulan. Namun satu kelompok yang ditempatkan oleh awak Luna 17 tidak bisa digunakan, karena tertutup debu. Sejarah penempatan dari kelompok
retro-reflektor tersebut diberikan pada Tabel 6.6.
I.l
Pa<ln saat ini ada empat stasiun pengamatan LLIi di clunia. viril r
McDonald Obs.,Western Texas (USA), Haleakala, Hawaii (USA),
Grasse (Prancis) dan Wettzell (Jerman) . Distribusi keempat stasiun
ini ditunr'ukkan pada Gambar 6.16. Perlu dicatat di sini bahwa satusatunya stasiun yang melaksanakan pengamatan LLR secara kontinyu sejak tahun 1969 adalah McDonald Observatory.
r
*i:i': iili-l;+$;;iiffi
Tabel
Juli
1969
Apollo
11
Nov.197O
Luna 77
Febr.1971
Apollo 14
Apollo 15
Luna 21
Juii
1971
Jan. 7973
Bentuk fisik dari stasiun trpe ngamatan LLR, da lam hal ini Stasion McDonald dan Haleakala di Amerika Serikat, d itunjukkan pada
Gambar 6. i7 berikut. Dari (Ga mbar terlihat bah wa stasiun LLR
relatif cukup besar.
r
it.
r
::::::::::::: I,l
::4...
'.,
Reflektor Prancis
a:
t .. t-:11::ti*-:#"$-t:,:s
.::::
: ,.ilil\,
:1Yi1t\::::::a:::
'
",
',1
I
:_-
::
ii
i
F*:
hrfrre$l
il
WWffi
WiWWffi{8{n-"t
ffiffiffi.'I
F!'{r,p
,*
*' "1,', lr^"-]-----*n-**E
ffi
ffi
Wi
ffi
; I
w*l&.fi:i
gmmt[
'
!i.:-:-:)S,:ir:::=
ffi*$iltil
ffiml
t
ffii.Xfri#-l
IE:RBffiE
rc
reE
w#:,*rtE
,-l
M
E
K
E
IT
(US.
SA)
6.5
relro-refleklor (Apollo
Gambar 6.
l5
I 4)
retro-reflektor (Luna
1)
ro-mR=p
(6.71
l4'2
Or,orlc.sr.Sr.rleli!
dimana:
l,l,l"
l,l.t
yang lebih baik dari lo-to (0,1 ppb). Ini adalah tingkat kelt:litiirrr
relatif yang sangat tinggi.
oleh fenomena:
. pasang surut,
' aberasi (posisi relatif teleskop & reflektor berubah serama
sinyal bergerak),
. efek-efek relativitas, serta
. pergerakan lempeng.
2.
Parameter
Koordinat stasiun pengamat
Kecepatan stasiun pengamat
Rotasi Bumi
Orientasi Sumbu Rotasi
Presesi
J.
4.
5.
6.
Gambar 6.18 Geometri pengamatan LLR [Seeber, 1993]
7
B
Nutasi
Koord nat reflektor
Posisi Bulan
Kecepatan Bulan
GM, Bumi maupun Bulan
Rotasi Bulan
Medan gaya berat Bulan
Parameter elastisitas
Parameter disipasi (dissip ationl
Percepatan sekular Bulan
karena friksi pasut dari Bumi
Ketelitian
3-5cm
O,4
0,3 mas/tahun
0,9 - 3 mas
0,5-10m
1O-5Ocm
0,5 cm/s
0,004 km3/s2
5"
10-8
10
0,004
10s
0,08"/abad2
Dari beberapa hasil yang telah dicapai, perlu dicatat bahwa dari
analisa sekitar 15 tahun data LLR telah ditentukan nilai koefisien
gravitasi geosentrik GM, yaitu sebesar (Williams et al., 1987):
l,7rl
(irrrr,lr,.sr Saft,/rl
GM = (398600,443
0,006) km3/sec2
Bab 7
(6 8)
SISTEM VLBI
Disamping itu dari sekitar 12 tahun data LLR juga telah ditentu-
fFerrai
[CDDIS, 2OO1]
untuk UT1.
.
.
.
.
.
.
7.I
an 0,5 arcsec/abad.
145
4(t
( i(
1)(,/r'st ,S(rl(,/lt
Stslt:rtt Vl.l
ll
l,l'/
At..oo
+ b.cos
6.sin
h + b.sin 5
(7.31
dimana:
(bx,by,bz)
(o,",5")
'ENGAMATAN o Delay
rate
h :GST-o :
B .-s(t)
(7.r)
Data delay geometrik.(At*) dapat ditentukan dari group
delay
hasil. pengamatan (At.o") denfia.r r.r".r"..pkan beberapa"koreksi
sebagai berikut [Cannoi,- I999j:
At* =
=
At,.", =
At,.oo =
At,o.o" =
At."r =
At"ro"r.
delay geometrik
bias delay karena tidak sinkronnya jam
bias delay dalam instrumen
bias delay karena refraksi troposfer
bias delay karena refraksi ionosfer
bias delay efek relativitas
(7.2)
(kuasar)
Dari persam aan (7 . 1 ) dan (7. 3) akan diperoleh p ersamaan pengdmcttan berikut untuk data group delag, yaitu:
+ b.cosS.sinh
+ b.sin6
(7.41
b.cosS.cosh
y
s
s
x
s
s
z
s
Pada persamaan pengamatan di atas, menurut Seeber (1993)
c.At(t)
c. ,
A0.0.+Nr=2n.L.At.o"
(7.s)
.Sr.sl3rrr
l rlu
V/./l/ l,ltl
(ir,orlr'st Srtlr:/tl
* br."o"
6" '(7'6)
= f.. d(At)/dt
= [d(A$)/dtl I 2n
17.71
Secara umum untuk delag rate, persamaan (7.1) dapat dituliskan
f(t)
sebagai:
f(t)
= (-{/c).8.s'(t)
(7.8)
dimana:
B . S'(t)
ro
(7.e)
7.2
SISTEM VLBI
Pada saat ini ada sekitar 4O stasiun VLBI yang beroperasi di
seluruh dunia. Sekitar 5 stasiun dioperasikan oleh NASA dan selebihnya diopere'-sikan oleh organisasi lainnya, bekeda sama dengan
40
)q30
6
a
Szo
Gambar
10
1980
1985 Tahun
1990
1995
20001
5)O
ijr:;lt'rrt
(irr;r.lc.si Satclil
Sistem VLBI umumnya beroperasi pada dua pita (bandl frekuensi, yaitu X-bond (panjang gelombang sekitar 4 crn, frekuensi sekitar 8 GHz) dan S-band (panjang gelombang sekitar 15 cm, frekuensi sekitar 2 GHz).
Vl,lll
llrl
irl<li
Reference Framel. Metode VLBI telah berkontribusi sejak awal
darikoordinatsertakecepatanstasiunyangdiamatidenganVLBI
diberikan pada Tabel 7.1, berikut kinerja dari metode-metode lainnya, SLR, GPS, dan DORIS.
22,2 GHz
15,3
GHz
5,0 GHZ
8,4 GHz
;o
d
i4
C)
-5
+J
q)
a
H -10
-15
I.-alrbanks,
Fairbanks, Alaska
Alaska
Gambar
Kauai, Hawaii
-5 5
Seperti yang sudah disebutkan, sebelumnya, teknik VLBI mengamati gelombang radio yang dipancarkan oleh kuasar. Karena letaknya yang sangat jauh dari Bumi, perubahan posisi sudutnya
terhadap Bumi relatif sangat kecil. Saat ini ada sekitar 6O0 kuasar
yang digunakan oleh teknik VLBI. Meskipun kuasar dapat sangat
masif (compact), kuasar mempunyai struktur kecerahan (bightness
stntcture) yang relatif kompleks, dan struktur tersebut berubah
dengan waktu dan frekuensi emisinya, seperti yang diilustrasikan
pada Gambar 7.5 berikut.
0 .-5 5
-5
frekuenGambar 7.5 Vartasi struktur <lari sumber radio kuasar 3C-84 terhadap
.siemisilWalker,2OOO);tuaktupengannotan:Oktoberg5;konturmulaidenganS'
10, 14, 2O mJy/beani c)ai setanjutnyanaik denganfaktor^12'
Kecepatan
S/RMS (mm)
WRMS (mm/tahun)
VLBI
10
SLR
t4
GPS
10
DORIS
34
Teknik
lr..f
lir:;llrtt Vl,lll
e40
g
lr.t
Eso
=
.9
920
$ff*-':::-:c-::'
4000 6000
Sooo
0000
Gamb
ar' u
""l?i:1il;?'YT;'1x;rerlsam
tan
'LBI
Perlu juga dicatat di sini bahwa ketelitian
penentuan panjang
baseline dengan vLBI cenderung semakin teriti
hun, seperti yang ditunjukkan o-reh Gambar 2.7dari tahun ke ta_
ini menunjukkan hasil estimasi panjang baseline berikut Gambar
antara stasiunstasiun VLBI Wettzell (Jermanl a"" W""tford
(USA) y.rg f..J...L
sekitar 6OO0 km.
NU,/EL iA-NNR relerence ftme,
Gambar
Slope : (18.3 i
WRMS
, 9""rb:,1.
()0O0
(seKrtzu
:8.5 mm
O.1)
mm/rahun
UVASA-GSFC, 20001
Sistem VLBI juga punya kontribusi yang besar dalam penentuan parameter orientasi Bumi selama ini. Pada tahun 1992, parameter pergerakan kutub (xp,yp) serta UT1 yang ditentukan dengan VLBI mempunyai standar deviasi (Campbel| 1992)lebihbaik
dai I mas untuk (xp,yp), dan lebih baik dari 0,1 ms untuk UT1.
Sedangkan tingkat ketelitian tipikal dari VLBI pada saat ini dalam penentuan parameter-parameter orientasi Bumi ditunjukkan
pada Tabel 7.2 berlkut.
r.l
ilorlr'sr
'l'irlrt:l
.Sutr,/il
siia1.
-300
X
o
"o
Pergerakan kutub
0, 1 mas
O,
0,4 mas
15 mas/hari
-200
0,01-0,03 ms
-
Nutasi
0,15 mas
0,2 mas,
periode < 10 hari
100
o
100
200
300
500
100
400
Gambar 7.10
[.VA.5-A_(]S1ICI 20001
79 81
83 8s 87 89 91 93
Tahun
95
Bab 8
SATELIT ALTIMETRI
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975, saat
diluncurkannya sistem satelit Geos-3. Pada saat ini secara umum
sistem satelit altimetri mempunyai tiga obyektif ilmiah jangka panjang, yaitu:
. Mengamati sirkulasi lautan global,
. Memantau volume dari lempengan es kutub, dan
. Mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global.
Obyek-obyektif di atas dimaksudkan untuk memahami secara
lebih mendalam sistem iklim global serta peran yang dimainkan
oleh lautan di dalamnya.
Dalam konteks geodesi, obyektif terakhir dari misi satelit altimetri
tersebut adalah yang paling menjadi perhatian. Dengan kemampuannya untuk mengamati topografi dan dinamika dari permukaan
laut secara kontinyu, maka satelit altimetri tidak hanya bermanfaat untuk pemantauan perubahan MSL global, tetapi juga akan trermanfaat untuk beberapa aplikasi geodetik dan oseanografi lainnya
seperti [SRSRA, 2OOl; Seeber, 1993]:
. penentuan topografi permukaan laut (SST),
. penentuan topografi permukaan es,
. penentuan geoid di wilayah lautan,
. penentuan karakteristik arus dan eddies,
. penentuan tinggi (signifikan) dan panjang (dominan)
.
.
.
.
.
8.1
gelombang,
rlJ
( ;r
1)r/r...it .\(rl(,/rl
Set<'lit
dimana
l;()
informasi orbit),
N = undulasi geoid,
H = sea surface topographg (SST),
AH : efek pasut instantaneous,
a = hasil ukuran altimeter, dan
d = kesalahan orbit.
Perlu dicatat bahwa persamaan (8.2) di atas belum mengakomodasi semua kesalahan dan bias Yang mempengaruhi data pengamatan satelit.
permukaan laut
Gaurbar 8. 1. prinsip Satelit Altimetri
Orbit yang
dilaporkan
Orbit yang
sebenarnya
Muka.laut
sesaat
Muka laul
rata-rata
Geoid
. Tinggi gelombang
. Panjang gelombang dominan
. Informasi termoklin
. Kemiringanlapisan es
geromo;;E;;;tul
e rmux"" i effi
Alluncll'
Garnbar'
h=N+H+aH+a+d
Ellipsoid
@.2)
I(
lO
Srilr,lil
( ir,rttlt,:;t iittl<'ltl
lahan orbit dalam arah radial sekitar 3,5 cm. Tingkat ketelitian
orbit yang cukup tinggi ini d.icapai dengan melakukan penjejakan
satelii dengan sistem-sistem SLR, DORIS, GPS, TDRSS (Tracking
satelit
and. Data Retay satettite sgsfems) serta memanfaatkan data
altimeter sendiri.
8.3 MISI.MISI SATELIT ALTIMETRI
Sejak peluncuran Skylab pada tahun 1973, sampai saat ini sudah aaa bebeberapa misi satelit altimetri yang diluncurkan dengan
obyektifnya masing-masing, seperti yang ditunjukkan pada Tabel
8.2 berikut.
Tabel
Misi
Skylab
GEOS-3
t975-78
NASA
Seasat
Geosaf
Pelkembangan
Resolusi Ukulan
Jarak Altimetcr (cm)
r978
1985-89
US Navy
}]RS-I
1991-kini
ESA
40
Sky'lab
(iqrs-J
IIRS-2
(icosirt Ir(J
TOPEX/
Poseidon
1992-kint
ERS-2
1995-kini
NASA
CNES
ESA
(iatlrbar 8.3 Perkernbiutgan tesolusi ul<uratr jalah tltimt-tr,'r
NASA
100
Allrtr''l'r l{r
Obyektif
Pembuktian untuk pertama kali konsep
pengukuran radar altimeter dari satelit'
Mengumprtlkan data untuk menin gkatkan kualitas parameter geodetik dan geofisik yang diperoleh sebelumnJa.
Didesain untuk memberikan data ukuran
dari tinggi gelombang, topografi lautan g1obal, dan geoid lautan.
Satetit osEa.rografik militer didesain untuk
pemetaan presisi dan detail dari geoid di
wilayah lautan.
Didesain untuk analisa muka laut ratarata dan geoid lautan.
Eksperimen topografi lautan untuk mengukur dan memetakan muka laut pada dua
frekuensi, 5.3 dan 13.6 GHz, untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang sirkulasi lautan berskala luas'
Didesain untuk analisa muka laut ratarata dan geoid lautan.
I (t
Suttthl
)r,odt:si Sat.elit
1996-kini
Follow-
Us wavy
ott
Obyektif
Untuk memperoleh pengamatan lautan
secara kontin5ru, dan secara khusus
untuk mengukur topografi dinamik dari
arus-arus batas Barat serta nnErs dan ed{ies-nya, untuk memperoleh data tinggi
muka laut untuk model-model numerik,
sfrta untuk memetakan pergerakan EI
Nino di lautan Pasifik di daerah ekuator.
Setiap sistem satelit altimetri umumnya mempunyai karakteristik orbit dan altimeter tersendiri. Tabel 8.3 memberikan contoh karakteristik dari beberapa sistem satelit altimetri, dari generasi awal (GEOS-3) sampai ERS-1.
Tabei
Masa hidup
SEASAT-1
t975 - 78
1978
TOPEX/Posetdol
Afltena
high qaiil
Sotar anau
GEOSAT
1985 - 89
Propulsidtt
Module
Orbit
. periode
. ketinggian
.inklinasi
. revolusi/hari
102 menit
840 km
100 menit
760 km
1 150
08"
74,3
t4,t
1OO menit
780 km
1 08.
74,3
Altimeter
. frekuensi
73,9 GHz
r3,9 GHz
13,5 GHz
2,6"
2,O.
. ketelitian
3,6 - r4,2
t60cm
1,5"
Masa hidup
1991 - kini
footprint
Midoua0e
Radiotneter
1,6 - 12,0 km
+10cm
+ 3,5 cm
TOPEX
1992 - kini
ERS-2
1995 - kini
77O km
98,5.
120 menit
1334 km
66"
100 menit
14.3
t2,o
13,8 GHz
km
ERS-1
Loser
Retrorellector
9,6 km
periode
. ketinggian
. inklinasi
. revolusi/hari
DORIS
ERS.I
Antena Mrrd
kattef ometef
Orbit
Module
Antena
Affilt
. beamuidth
A T SR
100 menit
780 km
98,5.
74,3
Altihcter
Radr
Micr ou
ue
So
und er
Laser fttroreledot
PRARE-
Altimeter
. frekuensi
. beamtuid.th
2"6"
1-2 km
footpint
. ketelitian
<10cm
13,5 GHz
S)Iar arrag
3,0 cm
+ 1,0 cm
Allrrrr|ltr l(r.t
l(),,|
(;r1)./(,sr,\ilI(,1t1
iltlt'ltl Alltrrrt'lrr
(rlr
4.4
Permukaan
+75
5
(U
.s
J
Gambar
27O
180
90
Bujur
19841
1996
"J;;
50
o
-ro
-1b
-1@
00
-Eo
-&
50
-40
200
-2O
250
20
300
untuk 1996
350
'0
".ro."rf;0
[ESOC, 2000]
(l(r
(;.1)(,1(,s, .S(rr(,,ltl
Hal ini ditunjukkan oleh hasil pada Gambar 8.8 yang diperoleh
dari dua lewatan satelit GEOS-3 pada jejak yang sama di Lautan
Atlantik sebelah Utara. Dari Gambar ini terlihat bahwa dalam selang waktu sekitar 5 bulan, perubahan SST dapat mencapai 120
cm karena adanya perubahan pada gulfstream meander. Menarik
juga untuk disimak bahwa pada kawasan gunung api bawah laut
Muir, variasi temporal SST dalam selang waktu tersebut reratif sangat kecil dan dapat diabaikan.
20
\ :z/,
-
O 100 2OO
10
-J
(/)
f
'+
*il
U)
(U
(U
1*+
-10
;*i
200
{f
J+
+ ,
++
++b
100
,+ +
-20
_
----
Darisatelit GEOSAf
ltt
300
400
500 hari
23 April 1977
28 Sept. 1977
perubahan 120 cm
__
yang disebabkan oleh
the gulfstream meander
lrl
km
31,0oU
64,5o8
Gambar
33
35 Lintang 37
39
41,0oU
56,4"8
satelit altimetri juga dapat digunakan untuk mempelajari variasi dari I!//,SL (Mean Sea Leuet) terhadap waktu. Gambar g.9 berikut menunjukkan contoh variasi MSL yang diestimasi dari 14 bu-
w4iir'rn$$itltwwiff+
Wind
.;,'rtilrw
0.f
0..+
D.R
0.8
GambarB.l3KecepatanangindariSatelitAltimetri[Ayrsq2000]
;
Gambar 8.11 Kecepatan dan pola arus dari Satelit Altirnetri IDEO$ 2000]
\iiiiii,r
Hr+ i1'1irl
finl
2OOO)
serta
Gambar 8.12 menunjukkan tinggi gelombang signifikan
Gambar
dan
1998'
Juli
pada
bulan
global
variasi spasialnya
pada
""..r.
8.13 menunjukkan kecep-atat' angin serta variasi spasialnya
Datayang digunakan adalah-data satelit
periode waktu yu-ng
".-..
ini menunjukkan hubungan anGambar
iOefXTeoseidtn' kedua
tara kecepatan angin dan tinggi gelombang signifikan' Terlihat
tinggi
bahwa semakin cepat kecepatan angln maka akan semakin
gelombang signifikan, dan sebaliknya'
Bab 9
SISTEM SATELIT
NAVIGASI
Sampai saat ini pada prinsipnya sudah ada empat sistem satelit
navigasi yang pernah dikembangkan dan dimanfaatkan, yaitu sistem TRANSIT (Doppler) dan GPS milik Amerika Serikat, dan
TSIKADA dan GLONASS milik Rusia lSeeber, 1993; Forssell, 199 1 ).
Sistem TRANSIT didesain pada tahun 1958, dan dinyatakan operasional pada tahun 1964 (untuk pihak militer) dan 1967 (untuk pihak sipil). Sistem TSIKADA adalah sistem Rusia yang mirip dengan
TRANSIT yang juga operasional sekitar pertengahan 1960-an. Pada
saat ini kedua sistem satelit ini praktis sudah tidak banyak digunakan lagi, tergantikan oleh sistem-sistem GPS dan GLONASS.
Saat ini sistem TRANSIT dan TSIKADA sudah tidak operasional
lagi, digantikan oleh GPS dan GLONASS. Dari kedua sistem yang
operasional tersebut, GPS adalah sistem yang paling populer dan
paling banyak digunakan saat ini. Oleh sebab itu pada Bab ini penjelasan tentang sistem satelit navigasi akan dikonsentrasikan pada
sistem GPS. Sistem GLONASS akan hanya disinggung sekilas di
akhir Bab. Penjelasan yang lebih rinci dan komprehensif tentang
sistem GPS diberikan di Abidin (200Q).
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS, kependekan dari NAVigcttion Satellite Timing and Ranging Global Positioning Sgstem. Sistem yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaIigus dalam segala cuaca ini, didesain untuk memberikan posisi
dan kecepatan tiga dimensi yang teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia [Abidin,200O]. Arsitektur dari sistem GPS disetujui oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat pada tahun 1973. Satelit yang pertama diluncurkan pada tahun 7978, dan secara resmi sistem GPS dinyatakan
operasional pada tahun 7994. Biaya pembangunan sistem GPS yang
pernah dilaporkan adalah sekitar 10 milyar US dollar, sementara
biaya operasi dan pemeliharaannya per tahun berkisar dari 250
sampai 5OO juta USD [Enge and Misra,1999]. Sejarah pembangunan serta karakteristik sistem GPS secara komprehensif dapat diba.
ca di lParkinson et. al., 1996).
Pada dasarnya GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa (space segment) yang terdiri dari satelit-satelit GPS,
t77
( it.,trlr...t
l'i'.)
iirtttltt
i lt',lr'ttr iirtlr'ltl
9.I
SEGMEN SATELIT
Satelit GpS bisa dianalogikan
sebagai stasiun radio di angkasa,
yang diperlengkapi dengan
.rrt".r"-"?tena
untuk mengirim dan
menerima sinyat_sinyil^qet?mbanC.
6inyat_sinyaf
iri
diterima oleh receiver GpS di/deka?pJr_rt
".iar;utnya
r.r,
bumi,
dan
diguna_
kan untuk menentuka" i"f*;;;i;;fii,
kecepatan, maupun waktu.
Selain itu satelit Gp! j."si
Ji;;#;;pi
dengan peratitan untuk
mengontrol'tingkah -l aku' (.attitu
d e)"dari satelit, serta
sensor_sen_
sor untuk mendeteksi peledakan
dan lokasinya.
";tli;
SATELIT
.21 +3531.1;1
.
pr'riode or.bit
. altirurle
: l2
Nrtt,t,lrr',r
l'i
"rtr:Ji'
ianr
. Dapatkan inlbrrnasi
nrengenai waktu
Gambar
SISTEM KONTROL
. Sinkronisasi r,vaktu
. Predil<si orbit
. Injeksi dara
, GpS [Welts
et al.,
9861
.
.
IIF :
Follou_O".SuiJoin^ent,, satellites
Pada saat ini (Agus.tLrs 2OOO),
ada Z satelit Blok II, 1g satelit
Blok II A, clan 2 satgJlt etok
liR,
adalah satetit-satelit Blok II
".leUt-s.telit yang operasional
dJiiA*""
Saat ini satelit Blok I sudah tidak operasional lagi, clan sudah
digantikan dengan generasi operasional yang dinamakan Blok II
dan IIA. Status dan sejarah konstelasi dari satelit Blok I ini diberikan pada Tabel 9. I berikut. Dari Tabel ini dapat diturunkan bahwa
masa operasional total dari satelit Blok I ini adalah sekitar 78,29
tahun, dengan masa operasional rata-rata per satelit sekitar' 7,8
tahun. Meskipun satelit Blok I, yang dibuat oleh Rockr'vell International ini, mernpunyai rencana masa hidup 3 tahun, tetapi pada
kenyataannya ada yang mencapai masa hidup lebih dari 10 tahun
(lihat Tabel 9.1). Sebagai pengganti dari satelit Blok I yang sudah
tidak berfungsi, diluncurkan satelit-satelit Blok II dan IIA yang lebih canggih dan lebih dapat diandalkan daripada satelit percobaan
tipe Blok I.
l'i
Sir:;l|lrr,\irr/r'ill Nrlt'trlrt,,
Bcrhenti
Lama
Operasional
PRN
Peluncurnn
Oper-asional
Operasionzrl
0r
o4
-2
29-Mar-78
25-Jan-8O
o2
07
22-Feb 78
03-Mei-78
14 .Iu1-78
30 .Iu1-80
o3
06-Okt-78
25,5
06
U9 Nov-78
i9-Apr
l(r1,3
-7
t-B
I-9
r-10
-
lvtLllal
SVN
-1
W:rl<tu
11
(bu1an)
92
2I,9
o1
OB
11 Des-78
08-Jan-79
27 -Ol<t-8lt
o.5
o5
09-Ireb-80
27 Feb-80
28 Nov-83
06
o9
45
26-Apr-8O
16 Mei B0
1O-Des 90
126,8
o7
1B-Des-8 I
c)3,6
08
11
I4-Ju1-83
10-Aug-83
04-Mei-93
09
l3
13-Jun-8.1
19-.lul-84
28 Feb-94
115,2
10
12
08-Sep-84
o3-Okt-8.+
l1
1B-Nov-95
03
09-okt
133,5
I 16,8
85
30-okt-85
27 -Feb-94
99,9
VN = Satellite Vehicle Number, pRN pseu
=
.o Random no re Number
IIllIA
Wakttr
Peluncuran
STAR
II _ 1
SVN
PRN
t4
t4
t4
-2
-3
-4
-5
-6
II-7
13
o2
16
19
t7
F'eb- 1989
Mulai
Jam
Operasional
1 5-Apr- 1989
Birlang
Orbit
Dihentikal:
14-Apr-20O0
II-8
II-9
IA - IO
IA- 11
18
20
'20
10-.Iun-'l 989
18 Aet-1989
2 1 -Okt- 1989
1 1 Des-1989
24-Jar.-199O
26-Mar- 1990
2t
21
02-Ast- 990
1O-Aet- 1989
Cs
14-Okt- 1989
23-Nov- 1 989
Cs
Rb
A-4
O6-.Ian- 1990
Cs
Cs
D-3
1 990
8-Apr- 1 990
4-Feb-
ol okr 990
26 Nov
24
'24
04-.1u1- 991
30-Agt-
TA- 12
25
25
23-Feb- 99'2
13
2a
2B
A-
74
26
26
A- 15
A- 16
A. T7
A- 18
A- 19
)7
27
1a
oi
29
29
22
A-20
37
22
ts
-.1
10-Mei-96
E-2
Cs
l5
1.5
tr-5
Dihentikan:
22-Aet-799O
1 5-Okt- 1 990
I 0-Des- I 990
'23
IIA
l't",
Cs
D-2
Cs
E-4
24-Mar-1992
Rb
Cs
D-1
A-2
t0 Apr-1992
25-Apr-I992
Dihentikan:
992
09-Sep- 992
22-Nov- 992
[8-Des 992
23-Jul- 992
30-Sep- 992
11-Des- 992
Rb
O5-Jan- 993
04-Apr 993
13-Apr- 993
12-Jun 993
990
07-Ju1-
O3-Feb- 993
J1
30-Mar
tt /
13-Mei
993
993
99
15-Agt-97
F-2
Cs
A-rl
Cs
I.-
Rh
Ii
,l
Rb
Ir
Cs
('
.t
Cs
('
l'/lt
irr)(/('.sr ^Srrl(,/rl
Sistarrt Salr:Iit
Nttrtitlttsr l'/'/
SVN
PRN
Waktu
Peluncuran
39
35
09
26-Jun- 1 993
05
30-Agt- 1993
20-Ju1- 1993
28-Sep- 1 993
o4
o6
26-Okt- 1 99s
l0-Mar- 1994
28-Mar- 1996
16-Jul- 1 996
r2-Sep- 1996
06-Nov- 1 997
09-Apr- 1 996
t s-Agt- 1 996
01-okt- 1996
i 8-Des- 1 997
TTA
21
IIA. 22
IIA
23
34
iiA -24
36
IIA -25
TIA - 26
TIA - 27
IIA - 28
IIR.1
IIR-2
IIR-3
)a
40
30
38
42
43
46
IIR.4
5l
10
30
OB
1J
-Jan-7997
23-Jul- 1997
1I
07
20
I1-Mei-2O00
Mulai
Jam
Operasional
Bidang
Orbit
Cs
A-1
US
B-4
993
Rb
D-4
28-Mar-7994
Cs
Cs
c-1
22-Nov-
c:2
Cs
E-3
Cs
B-2
Rb
A-5
17
-Jan- 1998
-okt-1999
01-Jul-2000
Rb
F-5
Rb
D-2
E-l
Rb
Cs = Cesium, Rb = Rubidium.
Satelit Blok II/lIA didesain untuk memberikan perayanan selarna 7.3 tahun, dan setiap satelit mempunyai a jim atom: dua
Cesium (Cs) dan dua Rubidium (Rb); serta mempunyai kemampuan Selective Availability (sA) dan Anti Spoofing (AS). Satelit BlokII/
IIA ini diluncurkan dari cape caneveral Air Fo.c" Station dengan
menggunakan Delta II MLV (Medium LctunchVehicle).
kontak d.engan segmen pengontrol di Bumi, seperti yang ditunjukkan oleh data pada Tabel9.3 berikut.
Tabel
Blok
Kemampuan
Data Storage:
Autonomous
Ephemeris/
Clock (hari)
Navigation
II
IIA
IIR
Tidak
Tidak
180
Ya
2to
14
URE di
Pengelolaan Periode dari
Momentum Autonomous akhir periode
AO
Operation,
(m)
AO (hari)
OCS
t4
Onboard
Onboord
180
180
161,1
<
0000
74
Perbedaan lainnya antara satelit Blok IIR dengan satelit Blok IIA
dapat diringkaskan sebagai berikut:
. Berkaitan dengan Nauigation Pagload:
antarsesama
sate'lit (cross link ranging).
- mikro-prosesor yang dapat di program ulang.
- duajam atom operasional pada setiap saat (hot backup\'
Berkaitan dengan Electricol Pouer Sysfems (EPS):
- Penggunan 3 baterai Ni CAD dan 2 baterai NiH.
|'i li
ilor/r'r:r Srrlr,/rl
Ciambar
GPS
sudut yang
Keenam bidang orbit satelit GPS mempunyai :P":i
oleh
ditempati
orbit
begitu
sama antarsesam""v"' ft4"-ftipun
"Ltitp
vang
seperti
tidak
4 satelit dengan interval antaranya yang
""T.^'
diatur sedemikiJarakanlarsatelit
9'7
'
Jt,""i"ir.""?"a" c^*u"
probabilitas kenampakan setidakan rupa untuk *"-uk"i*alkan
dari setiap tempat di permukanya 4satelit V."g U"tgtt;etri'-baik
Lamoni' 1992; Green' 1989]'
an bumi pada setiaf 3""' ta"A"y and
*tS
(s
!
(!
Bidang
5ro
orbit
Fl,l<uator 0u
llighl As<:anvon ol
Isttnding
320'
2800
2400
2000
GPS
Norlc
FIO
it'rttlt'::r Strltlil
.Sr:;lr,ll| Srtlr,/ll
Nttttttlrt,,r
ti
9.2
u*
" $:li:,au
E Memantau panel matahari satelit,
level daya baterai, dan
propellant level yang
tr
o
&
Monitor Station
Ground Antenna Station
Gambar
GPS
.Sr.str:rrr .Slalclrl
Nttrtttltt:;r I lt:l
9.3
Gambar
SEGMEN PENGGUNA
Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS, baik
di darat, laut, udara, maupun di angkasa. Dalam hal ini alat penerima sinyal GPS (GPS receiuer) diperlukan untuk menerima dan
memroses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam
penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu.
Komponen utama dari suatu receiver GPS secara umum adalah
lSeeber,1993]: antena dengan pre-amplifier; bagian RF (Radio Frequencg) dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal; pemroses mikro untuk pengontrolan receiver, data sampling, dan pemroses data (solusi navigasi); osilator presisi; catu daya; unit perintah dan tampilan; dan memori serta perekam data. Komponenkomponen tersebut digambarkan secara skematis pada Gambar 9.8.
Patut dicatat di sini bahwa berdasarkan pada tingkat kecanggihan komponen-komponen tersebut di atas, receiver GPS yang beredar di pasaran cukup bervariasi baik dari segi jenis, merek, harga,
ketelitian yang diberikan, berat, ukuran, maupun bentuknya.
*'r*I
t-u-,t-aan rampilan
*rf^
I R.ryin,pun dutn I
t "*"ll
PengirinanY
salah satu dari
Ground Antenna Station
a Pemrcsesan data
a Pengontrolan Satelit
a Pengoperasian sistem
GPS
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan receiver GPS [Seeber, 1993), yaitu antara lain berdasarkan
fungsinya, data yang direkamnya, jumlah kanalnya, ataupun penggunanya.
Itl.l
^\'irjl{'rir'\j{ll{'lll
(ir1,(l...il 5at('ltl
Dilihat dari fungsinya, secara umum receiver GpS dapat diklasifikasikan secara skematik seperti pada Gambar 9.7 berikut:
Berdasarkan jenis data yang direkam atau diberikan, receiver
GPS juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu:
. receiver kode-C/A (contohnya receiver tipe navigasi dan tipe
.
.
.
pemetaan),
receiver kode-C/A + fase-L1 (contohnya receiver tipe geodetik satufrekuensi),
receiver kode-C/A + fase-L1 + fase-L2 (contohnya receiver tipe
geodetik dua frekuensi yang menggunakan teknik signal squarhtg),
dan
receiver kode-C/A + kode-P + fase-L1,L2 (contohnya receiver tipe
geodetik dua frekuensi kode-P)
TipeNavigasi
Penentuan
Posisi
_4Tipe
{ -\jTipe
t't
li:'
Garmin 38
tragle ExPlorer
Lowrance Globalnav 200
Magellan GPS Tracker
Magellan 4OOOXL
Garmin l2CX
Magellan Trailblazer XL
Harga (US$l
149.00
199.99
199.99
244.99
249.95
279.99
279.99
Sipit
Mititer
Tipe Pemetaan
Receiver
GPS
Gambar'
N r t t'tr 1r
GpS
pada Gambar 9.7, pada dasarnya dapat dibagi atas receiver tipe
navigasi, tipe pemetaan, dan tipe geodetik. Receiver tipe navigasi
(nauigationtgpel yang kadang disebut tipe genggarn (hand.helcl receiuer) umumnya digunakan untuk penentuan posisi absolut secara instan yang tidak menuntut ketelitian terlalu tinggi. Receiver
navigasi tipe sipil dapat memberikan ketelitian posisi sekitar 50 100 m, dan tipe militer sekitar 10 - 20 m. Harga dari receiver tipe
navigasi ini umumnya juga relatif murah. Sebagai contoh pada saat
ini (April 1999), receiver navigasi tipe sipil umumnya berkisar dari
150 sampai 300 US dollar per unit. pada saat ini terdapat cukup
banyak receiver GPS tipe navigasi dari berbagai merek yang beredar di pasaran. contoh dari dua jenis receiver Gps tipe navigasi
ini ditunjukkan pada Gambar 9.8.
Tipe SiPil
Garnbar
Tipe Militer
lltr
itttr!1,';1
!f111,,1,1
St.slt'rrr.'iltr'/rl Nttt'ttltt:,t
Reliance.ildari
ini ditunjukkan pada Gambar Co^ni;
g.d'tf.in",. receiver tipe pemetaan
D-_ari ketiga tipe receiver
GpS untuk Denenfrr.h nn^.i^.i r.
detik
adalah tioe r
3-10 m 5-'10 m
60-80 Jut
slIW
ll|i
30-35
Geodetik(Dua-Frekue
ns )
Geodetik (Satu-Frekue
ns
).r
li
0
10-15
11
LL
@
'l
?
0,ul-1 ,0
--+
Juta
Ketelitian Postsr
Gambar
[:ffi].
B:tr"*,ff.1i
..".i,*"tlp"*l"ol.tL
i, i i, t,
"I,Ii,.,
o,o.
memberikan informasi tentang waktu ataupun frekuensi yang teliti. Receiver ini umumnya dilengkapi dengan keluaran 1 pps (pulseper-secondl. Beberapa receiver tipe ini juga dilengkapi dengan receiver Loran-C, dalam rangka untuk meningkatkan keandalannya.
Beberapa yang lain juga dilengkapi dengan jarn atom Rubidium
atau Cesium, dalam rangka untuk meningkatkan stabilitas jangka
pendek (short terml rnawpun jangka panjangnya (long term).
Disamping untuk penentuan waktu dan frekuensi secara teliti,
receiver tipe ini juga dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi seperti transfer waktu antar benua, sinkronisasi jaringan telekomunikasi digital, maupun sinkronisasi jaringan pembangkit tenaga
listrik. Beberapa receiver penentuan waktu yang beredar di pasaran saat ini antara lain adalah GNSS-3OOT dari 35 Navigation; TTR6, T"[R-6A, dan TTR-4P dari Allen Osborne Associates; dan GPSyncISA dari Odetics Telecom. Contoh dari suatu receiver GPS untuk
penentuan waktu ini ditunjukkan pada Gambar 9.12.
litt
itttlr,.;t !ittlr,ht
Srslr'rrr Srrlr'/rl Nttt'tr1rr',r
tl()
Berdasarkan tui
;:.;::i_:iS.
Tabel
J?1,?,
Tl?;
Karakteristik Spesifik
tr
Umumnya digunakan
penentuan attitude.
tr
tr
Penerbangan
(Auiation)
"r;;;;r**
rm
Jeppson.
(landing).
Laut (Marine)
tr
Luar Angkasa
(Spaceborne)
tr
I tr
GpS
card I tr_
tr
Digunakan
""tffi
penentuan attitude_ nv a.
Mem911yai daya tahan terhadap
radiasi
yang lebih baik dibandingkan
;;;i;;;""s
umum digunakan di permuka""
U"-i
sequential, receiver multiplexing. Penjelasan yang lebih rinci tentang jenis-jenis receiver tersebut dapat dilihat di fSeeber, 1993;
Wells et al., 1986; Hofmann-Wallenhof, 19971.
Akhirnya perlu dicatat bahwa kalau kita pelajari perkembangan
dunia receiver GPS dari waktu ke waktu, ada beberapa pola kecenderungan dari receiver GPS yang dapat disimpulkan pada saat ini,
yaitu:
E Ukuran semakin kecil,
fJ Harga semakin murah,
E Kean.tralan semakin tinggi,
E Ketelitian data yang diberikan semakin baik,
tr Lebih'user-oriented',
D Dapat diintegrasikan dengan sistem lainnya seperti SIG (Sistem
Informasi Geografis), Video, Kamera Digital, dll,
E Jenisnya dalam bentuk GPS Cctrd semakin populer.
Disamping itu juga, perangkat pengguna (user equipment) GPS
juga mengalami evolusi teknologi yang cukup dramatis; dari perangkat berukuran besar, berat, dan memerlukan catu daya yang
relatif besar (umumnya dalam bentuk box) menjadi perangkat yang
relatif kecil, ringan, efisien dalam konsumsi catu daya, dan secara
fungsional lebih efektif. Dengan perkembangan teknologi elektronikayang cepat, akhirnya dapat diharapkan bahwa perangkat pengguna GPS ini nantinya hanya akan berupa perangkat lunak yang
dilengkapi dengan antena penerima sinyal. Evolusi teknologi ini
ditunjukkan pada Gambar 9.14 berikut.
()O
(ilorlr,..;r Srllr,lil
Srslcnr Srrlr,/rt Naurr;rrsr
l()
Card
$@-;+
-* $ffiflf
rry
W
,,1;i:1ff,,ffi
t>@@
\t*
Garnbar 9.'l
chip
9.3.2 Antena
GPS
uolute), spiral
helix, microstnp (iuga
p aich1,
cho ke nng. Beberapa
-dinamakan
diantaranya ditunjukkan pada Gambar 9.15.
-dan
Choke Ring
GPS
9.4
et.
al.,
1997 l:
IAT
cPS + 19."000,
(e.1)
IAT
(e.21
.St.sll'ttt .5rrlr'lll
lrl'2
( itttt lt',;t
9.5
KEMAMPUAN GPS
GPS dapat memberikan informasi mengenai posisi, kecepatan,
dan waktu secara cepat, teliti, dan murah dimana saja di bumi ini
pada setiap waktu, siang maupun malam tanpa trergantung pada
kondisi cuaca. Sampai saat ini, GPS adalah satu-satunya sistem
navigasi atau sistem penentuan posisi yang mempunyai karakteristik prima seperti itu. Disamping produk dasar tersebut (posisi,
kecepatan, dan waktu), sebenarnya ada beberapa parameter lainnya yang dapat ditentukan dengan teknologi GPS ini. Parameterparameter tersebut ditunjukkan pada Gambar 9.16.
yang
bia
ditentukan
dengan GPS
()'l
,\ttlt,ltt
Al<lrirrr.ya patut dicatat di sini bahrva pesan navigasi GPS mengandung parameter-parameter koreksi untuk mengkonversikan
sistem waktu satelit ke sistem waktu GPS. Dalam hal ini untuk
pelayanan PPS (Precise Positioning Seruice) yang berbasiskan pada
penggunaan kode-P, ketelitian waktu yang telah dikoreksi adalah
176 nsec (95"/"), dan untuk pelayanan SPS (Standard Positioning
Seruice) yang berbasiskan pada penggunaan kode-C/A, ketelitian
waktu tersebut adalah 363 nsec (95%l fLeick, 19951.
Parameter
Nttt'ttlttr'l
1 Posisi iffi
1 Kecepatan ;%ffi* produk Dasar
j Waktu :jffit-'
j Percepatan
q Attitude parameters
a TEC (Total Electron Content)
1 WVC (Water Vapour Content)
1 Polar motion parameters
I Tinggi ortometrik
Perlu dikombinasikan
3 Undulasi Geoid
dengan informas
eksternal dari
I DefleksiVertikal
sistem lainnya
Beragam Aplikasi
Selair-r tttctttltt'
diperole.h 9-1"* hal ini'
dapat
cm/detik
sampai
tik
GP:,]:;; aapat digunakan untttk
t"'tff;Ji"'
infor*."i
Ketelitian satnrikan
tempat ke Lmpat lain'
i"i""tut
waktu
mentransfer
aiut'iltttt oLh GPS untuk transrer
dalam
semakin banyak digunakan
sudah
CpS
V^tg
Teknologi
memiliki panssa pasar vans
berbagai bidang
hasil survai industri vang
cukup besar dt' o*:;"ffi!i;,11":lkan academy of Pubtic AdminNAPA \l,atro'u.,i
katelah di1ak".'^tt^" Jtlr'
s"i'tx' diperoleh- suatu
ii1*;t1rt"
r"*"olgt
diyang
istration),suatu
oi a""i" p"i"'tahun 1995
p1;
segmen
rakteristik
^o|!
il"l"r.t"" Pada Gambar 9'17 '
#il-J:;li'i"ii"r.n
(()INc NAIA
r95
darat
bahwa segmen-perhubungan
yaitu.sebesar
Dari Gamb ar 9-17 terlihat
GpS yang pJtirrg b""^r,
diwakili oleh
merupakan segmen pasar
;[J:ll,'^'i'i'
""tul"
32oh. sedaHgkan ;ffi"i
terdapat dalam segmen
segrnen maritim, :t-ig^ ""U"gi1t"V11Yn
rlkreasi' Meskipun
serta.
"tgt""
ilmu pengetahuan itt ""iti'
tetapi sesmen- vang terl3ra"t' relatif cukup besar portidak sebes^, ""**ff;t;tf*;;a1
ters^ebut
t"tttttu'
kait denga,, ''"ptft-i"p!t
gmen lainnva'
ffi;;;fi;;dingkan "" g*.''-'"ini juga memperkirakan bahwa voludari NAPA
mendatang'
Survai ind'ustri
membesar di masa-masa
axJ^;";"
GPS
segmenpasar
me
CpS dunia ini berdasarkan
Proveksi au'ti
'or'-""p"""t
l<)4
(;(?)(.1.'.)^r
Srrtc/il
L10
6
.>
Ea
i
4
)lr
Oa
l
GLONASS
GPS
9.7
Jumlah satelil
per orbit
Inklinasi Orbit
6O0
550
64,80
Radius Orbit
Peiode Orbit
26 560 km
I l2 h.ari bintang
= 11 iam 58 menit
25510 km
Eksentrisitas
Orbit
Gelombang
pembanua
Kode
(code)
Frelanensi
k.ode
(lingkaran)
e 11 iam 16 menit
0 (lingkaran)
Data jam
(clock)
Clo
Data OrbitaL
Elemen-elemen orbital
Keplerian setiap satu jam
Sistem
(ECEF}
Geodetik
Referenst
UTC (USNO)
Koordinat
Datum
Waktu
r99o (Pz-gol
UTC (SU)
()(
Sl.sl('r,l S(1,('lrl
Sistem GLONASS ini mulai dibangun sejak tahun 1970-an, meskipun secara resmi baru diumumkan oleh Uni Soviet pada Februari 1982. Satelit GLONASS yang pertama diluncurkan pada 12 Ok-
Tabel
No.
Nomor
Nomor
GLONASS
Bltlang
Nomor
Kanal
Orbit
lChannetl
66
67
69
775
770
764
71
765
72
75
76
766
10
781
785
776
774
742
I
2
6
7
8
9
10
l1
t2
Nrlt't!/rl't
l()'i
ir.orlr,sr Srllr,/rl
77
78
79
80
8l
786
2
o
22
9
13
I
11
a
1
Tanggal
Peluncuran
Status
percepatan' maupurr
yang diestimasi (baik itu posisi' kecepatan'
kata lain' navigasi dan
waktu) akan menjadi lebiir baik' Dengan
akan menposisi yang t'ersifat.global' andal' dan akurat
;;;;i"""
jadi lebih mudah untuk direalisasi'
koordinat yang diAkhirnya perlu dicatat di sini trahwa karena
datum
mempunyai
berikan oleh sistem-"l"tt"' GPS dan GLONASS
antakoordinat
g."i"iif. v"ng berbeda, maka rumus transformasi
kedumenghubungk-an
ra kedua sistem mutlai diperlukan untuk
transformasi berikut diguanya. Dalam hal ini, seandainya rumus
nakan:
txl
I
I -Ast-94
11-Ast-94
20-Nov-94
1
7-Mar-95
7-Mar-95
24-Jul-95
24-Jul-95
OK
{-axl
=l rt
l
,.1.".u,
loz
+s
11
+dgl-RZ
RZ
1
RX
L RY -
RvlIxl
RX
l1
v1
1 llZ),,n0
(e.3)
UNH
UNH
UNH
UNH
OK
OK
14-Des-95
14-Des-95
OK
l4-Des-95
OK
30-Des-98
30-Des-98
3O-Des-98
OK
OK
744
I
8
OK
13
a2
779
1
2
OK
* Nomor yang diberikan oleh Russian Space Forces,
OI{ = Operasional Penuh, UNH = Satelit saat ini dinyatakan tidak sehat,
Res = Satelit tidak dioperasikan tetapi tetap dijaga sebagai cadangan.
et al., 19991
maka parameter transformasinya menurut lBazlou
adalah sebagai berikut:
dX
dY
dZ
ds
RX
RY
RZ
= - 1,08 xo,2l m
= - O,27 + O,2l m
= _ o,go t 0,33 m
- - 0,12 r 0,06 ppm
=o
=0
= - 0,16" + 0,0 1"
DAFTAR PUSTAI(A
Abidin, H.Z.
PT Pradnya Paramita,
377-1.268 pp.
Altamimi, Z.
(2OOO).
BKG (Bundesamt
GeodEisie) (2000).
/three.htm. Agustus.
199
2Og
l\tllttr l\t:iltthtt').(ll
Ot:odesi Satelit
carter, w.E. and D.s. Robertsori (19g4). "IRIS Earth Rotation and
Polar Motion Results." proceedings of the Internationar sgmposium of Space techniques for Geod.gnamics, Vol. l, Sopron, pp.
2t4-222.
carter, w.E' and D.s. Robertson (19g5). "A Modern Earth orientation Monitoring service: Functions, Goals and Methods of obseryation." Proceedings of the Internationar conference on Earth
Rotation and the Terrestial Reference Frqme yol. 2, Colum_
bus, USA, pp. 536 - 550.
CDDIS (2001). situs internet dari the cntstar Dgnamics Data Information Sgstem, alamat situs: http:/ /cddisa.gsfc.nasa. gov/
cddis.html, Januari.
chao, B.F- (1985). "Predictability of the Earth's polar Motion.,, Builetin Geodesiqte, Vol. 59, pp. g1-93.
)O2
l)ullttr I\t:;ltthtt').(l;l
Ge:odesi Satelit
Ferrari, A.F., W.S. Sinclair, W.L. Sjogren, J.G. Williams and C.F.
Yoder (1982l,. "Geophysical Parameters of the Earth-Moon
System." Journal of Geophgsical Research, Vol. 85, pp. 3939-
395 1.
gov/, Desember.
Kaplan, G. H. (ed. ) ( i 98 1 ). The IAU Resolutions on Astronomical Constant, Time Scales, andthe Fundamental Reference Frame,United States Naval Observatory Circular, No. 163, Washington,
D.C.
Leick, A. (1995). GPS Satellite Surueging. John Wiley & Sons, Second
edition, New York, ISBN 0-471-30626-6,560 pp.
:lO,l
(;(,()(/(,.sr
"\(/l{rlrl
Lillesand, T.M. and R-w. Kiefer (lgg4). Remote sensing and" Image
Interpretation. Third Edition, Joh Wiley, New york, ISBN : O_
471-57783-9, 750 pp.
McNamara, Leo F. (1991). The lonosphere: communications, surueilldnce, and Direction Finding. Krieger publishing co., Marabar, Florida,237 pp.
Miles, H. (ed.) (1974). Artificiat sateltite obseruing and its Appticafrions. Faber and Faber Ltd., London, ISBN: 0_571_0g600_X,
216 pp.
Moritz, H. and I. I. Mueller (1987). EarthRotation, Theory and. obseruation, Ungar, New york, 617 pp.
NASA-GSFC (NASA Goddard space Flight center) (2000). Situs
Internet, alamat http : I I www.lupus. gsfc. nasa. gov, Agustus.
NASA-ESE (NASA's Earth Ecience Enterprise) (2000). Educational
CD-ROM, Versi 2.
Navtech (2000). Situs internet dari NauigationTechnologg Gps Inc.,
Alamat situs : www.navtechgps.com, Desember.
NIST (2000). Situs internet dari Nationar Instifitte of stand"ard.s and
Technologg in Gaithersburg, Maryland, Alamat situs : http:
II
www.boulder.nist.gov/, Desember.
osu
and"
ohi<.r-
pp.27l-274.
Rinner, K. (L9791. Report of theIAG CommissionlX (Education).Paper
Presented at the XVII IUGG General Assembly, Canberra,
Australia.
Riz.os, C. and
Roy, A.E. (1988). Orbital Motion. Third Edition, Adam Hilger, New
York, 532 pp.
')O(,
( ir
rrrlr,.sr .Salclll
e3g9
2nd
'.),ll
Williams, J.G., X.X. Newhall, J.O. Dickey (1987). "GM (earth) from
Lunar Laser Ranging (LLR)." EOS, Vol. 68, No. 16, pp. 281'
Wubbena, G. (1991). Zur Modellierung uon GPS Beobachtungenfur
die hochgenaue Positionsbestimmung. Wiss.Arb.Univ'
Hannover, Nr. 168.
\tllrtt I'rt:,ttthtt
Lampiran I
TRANSFORMASI
(XrYrzl KE (<p,I,hl
Secara geometris, hubungan antara koordinat kartesian (X,Y,Z)
dengan koordinat geodetik (q,I,h)yang kadang juga dinamakan ko-
Koordinat Kartesian
(xA,YA,ZA)
Koordinat Geodetik
(9a,l"a,ha)
X=
Y=
Z=
)"
(r.1)
(r 2l
(r.3)
.)
c a'-b' -.)
Rtrl =
,v-)
1
- e2. sin2g
a---
a'
(t.4)
',20()
:l IO
l,trtrtltrrrtn
(ir1)(/.,rjr.\'(/l('/rl
tanl = Y/X
(I.5)
Z+
rarl(9n=T
(r 6)
p = (x, +Y2\)/2
(r.7)
dimana:
t2l1 (p =
Z+
R*.e2.sir, g
p
sin
<0n
(r e)
.e'2)
(r.10)
yang
dimana eradalah eksentrisitas kedua dari ellipsoid referensi
dapat dihitung dari persamaan berikut:
(r. 1 i)
e'2 = ezl$-e?l
yang
dari dua tahap iterasi telah lebih kecil dari kriteria minimum
telah ditentukan:
,0,. -.rr,
(r.8)
Z(1+
tanO^=,U
P
Dari persamaan (I.5) terlihat bahwa bujur l" dapat langsung dihitung dari komponen koordinat X dan Y. Komponen lintang p,
sebagaimana terlihat dari persamaan (I.8) tidak dapat langsung dihitung dari koordinat (X,Y,Z). Sedangkan untuk menentukan tinggi
ellipsoid, komponen lintang harus ditentukan terlebih dahulu.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa transformasi dari (X,Y,Z)
ke (g,l",h) tidak dapat dilakukan secara langsung seperti halnya
dari (q,l.,h) ke (X,Y,Z). Telah banyak metode yang diajukan untuk
*.e2.
Untukprosesiterasinilaipendekatanawaluntuklintang,<po,dapat
ditentukan dengan ,,r*r" berikut lGeardan & Deakin' 1999]:
Selanjutnya kalau kuadrat dari (I.1) ditambahkan dengan kuadrat dari (I.2), maka akan didapat:
h = (p/cos 9) - R,
I ')l
rl . kriterid minimum
(r.12)
1.2
Mdtode Paul
Metode Paul lPaul, 1973] adalah met-ode transformasi langsung
(non-iteratif), dimana komponen lintang geodetik ditentukan dengan rumus berikut:
tanQ =
\+Zl2
(r.
i3)
dimana:
(.
(r.14)
= J1+
di atas'
Parameter-parameter cr, p, dan t pada persamaan (I' 14)
berikut:
ditentukan dengan persamaan-persamaan
o2 + a2.e4
Cf = :-------^
(r.1s)
t,=o'-*''o
l- e'
(r.16)
l-e'
(u*r'\ z2
l.p+--
t = l'
[6
t2
(r.17)
'.,. I '-'.
I 'i
i, ttlr",r
ltttrtltrrrttr I
,'ltlt ltl
dimana:
, =;
1[r.,G,-)'/'*[o*!E'-)-'l'f
.I=
(r.18)
(r.2s)
2l + 4M2
K _ 2.(N-M.r)
dimana:
(1.26]'
- 1r 27.22.(..2-]t\
2.($+Z'l'
(r.1e)
Perlu dicatat di sini bahwa pada metode Paul ini semua akar
pada persamaan (1.14) di atas mempunyai tanda yang sama dengan nilai Z lGerdan & Deakin, 19991.
Metode Bowring pada prinsipnya adalah juga metode iteratif.
Namun karena karakteristik persamaan yang digunakan dapat dianggap sebagai metode langsung, karena untuk semua kasus praktis, iterasi kedua atau ketiga tidak diperlukan lBouing, 1976).
Pada metode ini komponen lintang dari koordinat geodetik ditentukan dengan persamaan berikut:
arc tan
0 = arc,""
+.'2b.sin3e
p
dengan
- "2.o"3e
( za\
[;;J
(r.2ol
(r.2r)
1.4 Metode
Ozone
Metode Ozone [Ozone, 1985] adalah metode transformasi noniteratif, dimana komponen lintang geodetik ditentukan dengan rumus berikut:
tan (p =
2au
u 1u2 - i1
, = a'P-(a2-b2)
2.b.2
(t.27)
* _ a.p+(a2-b2)
(r.28)
2.b.2
(r.22)
.i]"'[
V=4.N.M+1
(r.30)
W=
(r.31)
2.(N'?-
M'z)
I.5
Metode Borkowski
Metode Borkowski lBorkou.tski, 1989] adalah metode transformasi iteratif, dimana komponen lintang geodetik <p ditentukan berdasarkan rumus berikut:
tan<p
= f,.tunv
(r.32)
Pada persamaan di atas lintang-lintang geosentrik ry (pada bidang bola berjari-jari a) ditentukan secara iteratif dengan teknik
Newton, berdasarkan persamaan berikut:
(r.23)
(t.2el
dimana:
Vr+1 =
'll.l
V.,
lvJ
f (vrr)
(r.33)
dimana:
(r.24)
f(V")
= 2sin(ry"-O) -c.sin2ry"
(I.34)
'-),
1,1
( ir,or,lr,.sr
Srrlclrf
l,tttttlttrtttr l')li,
(r.3s)
dimana:
o = atan[!Z]
[
f(m,,) =
p2
a]
(r.36)
".p.J
(r.37)
f1m,,;
( a.z\
\U
'o r atan r-l
o2.pe
+(z-zr)2
(r.40)
l+:--
1.7
*b'.p'\
(r.41)
PerbandinganAntarmetode
(9,)",h).
Dalam perbandingan tersebut digunakan 225450 titik perhitungan berinterval O,10 yang terletak antara lintang 5oS sampai 5005
serta bujur 1100T sampai 1600T (daerah benua Australia dan sekitarnya) pada ellipsoid referensi GRS 1980. Setiap titik diberi ketinggian ellipsoid yang sama yaitu h = 10000 m. Algoritma komputer ditulis dengan Borland C++ versi 5.0A, dan pengolahan data
dilakukan menggunakan komputer PC Pentium 133 MHz. Hasil
perbandingan ditunjukkan pada Tabel I.1 berikut.
Tabel
7_p
-u-,*'*
Metode
(r.42)
b2
(1.461
Gerdan & Deakin (1999) telah membandingkan kinerja dari keenam metode transformasi di atas dalam mentransformasikan koordinat kartesian geosentrik (X,Y,Z) ke koordinat geodetik geosen-
^2
mm
n+l = n-
(r.4s)
b".,J
2f t2 - u2.b2.1u2.2'
a.b.{a2.22 +b2 .p
4.22 +b4.p z)
2. ("
trik
^22
.Ln
(R-Ru)2
-422
( 2m\"
b.[b+
I.6
+ .",J
(t.44l'
(r.38)
[up]
_,
b)'tl
I,
-4o2
=--rj----/ 2m\"
a.[a
z',
--r,"f-a--;f-'
la+ nl lu+
f'(mn)
(r.4s)
Transformasi
Lin & Wang
Bowring
h (ml
q (secl
Waktu
Pemrosesan
relatif
42
Paul
3,9Oe-O7
2,53e-O9
1,01e-06
1.14e-06
Ozone
6,87e-ll
2,42e-O9
Iterasi Sederhana
Borkowski
1,35e-05
6,1 2e-05
62
2,88e-08
1,01e-06
63
6,87e-
2,88e-OB
50
52
56
Dari hasil studi kasus perbandingan ini terlihat bahwa dari segi
waktu pemrosesan, metode Lin & wang adalah yang tercepat dan
metode Borkowski adalah yang terlambat. Sedangkan dari segi kesalahan maksimumtomponen lintang dan tinggi ellipsoid yang dihitung, metode Lin & wang dan metod.e ozone adalah y"rrg palirg
teliti, dan metode Iterasi sederhana adalah yang paling kurang te-
liti.
Lampiran II
TRANSFORMASI 3D
ANTARSISTEM IX,Y,ZI
Ada beberapa model transformasi koordinat 3D yang dapat diaplikasikan untuk mentrAnsformasikan suatu sistem koordinat
kartesian (\, Y^, Z) ke sistem kartesian lainnya (XB,YB, Z).
Model transformasi 3D yang paling umum adalah transformasi
affine. Pada transformasi ini garis lurus tetap ditransformasikan
menjadi garis lurus, dan garis-garis sejajar tetap akan sejajar.
Umumnya ukuran, bentuk, posisi, dan orientasi dari garis-garis
dalam jaringan akan berubah. Disamping itu faktor skalanya bergantung pada orientasi dari garis tetapi tidak pada posisinya di
dalam jaringan. Sehingga dalam hal ini panjang dari semua garis
dalam suatu arah tertentu akan mempunyai faktor skalayang sama.
Disamping transformasi affine, dapat juga digunakan transforlnasi
proyektif (projectiontransformalion), dimana faktor skala juga merupakan fungsi dari posisi. Model transformasi berikutnya, yang
juga merupakan model transformasi yang paling banyak digunakan adalah model transformasi similaritas (similaritg transformationl.
Pada model transformasi similaritas ini, faktor skala adalah sama
untuk semua arah (isotropik). Proses transformasi ini tidak akan
mengubah bentuk, sehingga sudut juga tidak akan berubah besarnya. Meskipun begitu, panjang garis dan posisi titik akan mungkin
berubah. Patut dicatat di sini bahwa transformasi similaritas dengan faktor skala satu, biasanya dinamakan transformasi ortogonal.
Pada transformasi ini, besar sudut dan panjang garis dalam jaringan tidak akan berubah, tetapi posisi titik akan berubah.
Model transformasi similaritas yang menghubungkan koordinat
titik-titik antara dua sistem koordinat Kartesian 3D, katakanlah
(XB,y B,Za) dengan (Xo,Y
dapat diformulasikan sebagai berikut:
^,ZAl,
['"1
lY*l= s.R
lr"l
[xol [r,l
l*lr,
I vn
lr^l
(rr.1)
Lr.l
ti
itnrlesr Sateltt
cosi
sir$ sis'r
sim com
f cos. co$
. sinl + cos< cogD
R=l-sim.co$ - sirr. sirO.. cose sim
geodesi dinamakan
yanq 9d."T, konteks
transformasi,
Model
;&"^tT"t*".?;t:'ilt?:i
ttrttltrt rtrt ll
co$.cou
sire
')
(
| I
I
]
(ll.tr)
moderBursa-worr;T;r'";;it::l'ffi
tr t
H; '"il;i "\:111iilu;:i:.ufffi#ar
seperti Yang ditunl
t1 x
-e'l
I tl
*=l-*
le -., "l
(rr.7)
L'
7 parameter'
transformasi similaritas
Gambar Il' 1 Model
berdasarkaigl**II'
Padarumus (lI'1)'
rumus berikut:
rotasi R dapat dihitu;;;iJ''"u'tt'
R = R,(r) . Rr(o) 'R,(ro)
(e), *,t5]
dimana *^ (tu), R,"sumbu X'
il"J"g *"sing
[I'2)
"ii."i1"ttgai
qi',ii"9'#lt'i:;Jiff:rlT'?:11il?
d'arr r"
Y'
Icosx
sin< 0l
["T"
:]
*;"
uL3)
o
=l o 0t cos0]
(II.4)
[sino
n'tt'r) =
[r
lO
cos
Lo - sin or
^,:,.1
sln o
cos
(r
s)
r^ll
ke
(lI'5) disubstitusikan
(11'3)' (ll'4)' dan
persamaan
Seandainya
maka akan diPeroreh:
o;;;;;u''it'
l;:l-=
(il.8)
ut.e)
y* = r.I Ynti)
II 1=l
0L 10)
z- = !.f,zoti)
ll
(Ir.1 r)
ll 1:l
lcos0 O -sin0l
n,1e1
J'
**-1 [:ll
[*.]
[*o .l;:-)':l.[t]
=
*"-1
li:l
sebagai berikut:
Rz(K) =
l=l
,J:;;;;;;*1r."inyu.
sama'
skalanYa tetaP