Anda di halaman 1dari 3

1.

Tuberkulosis

Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis yang sering menyerang paru dan dapat
menyebar ke organ-organ lain. Indonesia adalah negara dengan prevalensi
TBC ke-3 di dunia setelah China dan India, dan TBC sendiri termasuk dalam
tiga besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Prevalensi nasional TBC
paru diperkirakan 0,24%. Penyakit TBC sering menyerang orang dengan
gangguan/defisiensi imun, gizi buruk, debilitas, serta bertempat tinggal di
lingkungan yang padat dan tidak sehat.
Untuk menegakkan diagnosis penyakit TBC dapat dilakukan berbagai
modalitas. Setelah anamnesis dan pemeriksaan fisis yang cermat, dilakukan
pemeriksaan penunjang. Seperti pemeriksaan radiologis (menemukan
infiltrat, kavitas di apex dsb), mikrobiologis (menemukan bakteri M.
tuberculosis dengan kultur sputum dan pewarnaan BTA), tes Tuberkulin dan
pemeriksaan darah di laboratorium patologi klinik. Dari kesemuanya itu,
pemeriksaan darah kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadangkadang meragukan, hasilnya tidak sensitif dan juga tidak spesifik.
Pada saat TBC baru mulai aktif terdapat sedikit leukositosis dengan hitung
jenis pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit masih di bawah normal. Laju endap
darah (LED) mulai meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit
kembali normal dan jumlah limfosit masih tinggi. LED mulai turun ke arah
normal lagi. Hasil pemeriksaan darah lain didapatkan juga anemia ringan
dengan gambaran normokrom dan normositer, gama globulin sedikit
meningkat dan kadar natrium darah menurun. Pemeriksaan tersebut di atas
nilainya juga tidak spesifik.
Berikut adalah pemeriksaan-pemeriksaan yang rutin dilakukan terutama
untuk mendiagnosis penyakit tuberculosis:

2. Leukopenia
Leukopenia adalah penurunan jumlah sel darah putih yang ditemukan dalam
darah. Ini menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan
penyakit
Sel darah putih atau leukosit adalah sel dari sistem kekebalan tubuh, mereka
ditemukan dalam darah dan sistem limfatik. Mereka diproduksi dan berasal
dari multi-potensial sel dalam sumsum tulang, dikenal sebagai
'hematopoietic stem cell'. Sel darah putih melindungi tubuh terhadap infeksi,
penyakit dan partikel asing. Aktivasi atau adanya leukosit ganas dalam
leukemia dapat mengubah sifat fisik leukosit.
Normal jumlah sel darah putih dalam tubuh adalah antara 4x10 9 dan 1.1x10
10 dalam satu liter darah. Dalam leukopenia, jumlah ini jauh lebih rendah.
Leukopenia diagnosis dapat dilakukan dengan hitung darah lengkap.
Penyebab leukopenia: utama penyebab penyakit ini neutrofil ekstensif
menggunakan atau pengurangan jumlah neutrofil. Penyebab lainnya adalah
kemoterapi, terapi radiasi, leukemia, myelofibrosis, aplastic anemia,
influenza, Hodgkin, beberapa jenis kanker, malaria, TBC dan demam
berdarah. Kadang-kadang, luekopenia juga disebabkan karena infeksi
Rickettsial, pembesaran limpa, kekurangan folat, psittacosis dan sepsis.
Penyebab lainnya adalah kekurangan mineral tertentu, seperti tembaga dan
seng.
Gejala leukopenia: indikator yang paling umum dari leukopenia adalah
neutropenia. Ini adalah sub-jenis leukopenia. Dalam neotropenia, ada
pengurangan jumlah neutrofil (yang paling banyak sel darah putih). The
neutrofil menghitung juga merupakan indikator yang paling umum dari risiko

infeksi. Jika leukopenia ringan, orang tidak akan menunjukkan gejala apapun,
hanya dalam kasus yang berat gejala mulai muncul.
3. Limfositopenia
Limfositopenia, yang juga dikenal sebagai limfopenia, adalah kondisi medis yang ditandai
dengan jumlah sel darah putih lebih rendah dari normal, yang dikenal sebagai limfosit, di dalam
darah. Terdapat tiga tipe limfosit: Limfosit B, limfosit T dan Sel Natural Killer. Ketiga tipe ini
merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang melawan infeksi dan melindungi tubuh. Selsel ini dibentuk di sumsum tulang, bersamaan dengan sel darah merah. Jumlah limfosit normal
pada orang dewasa secara umum berkisar antara 1000-4800 limfosit/uL dan limfosit normal pada
anak-anak berkisar antara 3000-9500 limfosit/uL darah. Limfositopenia mengacu pada kadar
limfosit dalam darah yang lebih rendah dari 1000 limfosit/uL darah pada dewasa dan lebih
rendah dari 3000 limfosit/uL darah pada anak-anak. Hal ini terjadi ketika sumsum tulang gagal
untuk menghasilkan cukup limfosit, limfosit dihasilkan tetapi dihancurkan lebih cepat daripada
dihasilkan atau limfosit tertahan di limpa atau kelenjar getah bening. Kondisi ini dapat didapat
maupun diturunkan. Limfositopenia Didapat disebabkan oleh faktor-faktor yang menurunkan
jumlah limfosit, seperti acquired immune deficiency syndrome, kemoterapi, terapi radiasi dan
penyakit autoimun. Limfositopenia diturunkan jarang dan seringkali berhubungan dengan
kelainan DiGeorge dan sindrom Wiskot-Aldrich. Penderita limfositopenia lebih rentan terhadap
infeksi karena sistem kekebalan tubuhnya menurun. Penanganan dapat termasuk terapi
imunoglobulin untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Dapus
Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis paru. Dalam: Sudoyo et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
1. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 2230-9.
Sutedjo, AY. Buku saku mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta:
Asmara Books; 2007. p. 25-40.

Anda mungkin juga menyukai