Anda di halaman 1dari 26

m

 

 m

    


 

m  
   
m   m  
  
  
 
Ú   
Jika (a,m)=1 maka residu-residu terkecil modulo m dari barisan : a, 2a,
3a, «,(m-1)a adalah suatu permutasi dari 1, 2, 3, «, (m-1).



Perhatikan barisan bilangan :
a, 2a, 3a, «, (m-1)a «««««..(1)
bilangan-bilangan pada barisan ini tidak ada satupun yang kongruen
modulo m dengan 0.
Selanjutnya kita harus membuktikan bahwa bilangan-bilangan suku-
suku pada barisan (1) masing-maing kongruen modulo m dengan tepat
satu dari 1, 2, 3, «, (m-1).
Andaikan ada dua suku dari barisan (1) yang kongruen modulo m,
misalnya :
ra sa (mod m) dengan 1 ” r < s < m.
karena (a,m) = 1 maka kita dapat melenyapkan a dari kekongruenan
itu, sehingga diperoleh
r s (mod m)
tetapi karena ra dan sa adalah suku-suku dari barisan (1)
maka r dan s adalah residu ± residu terkecil modulo m,
sehingga r = s.
ï  
Yal ini bertentangan(kontradiksi) dengan pengandaian bahwa
1 ” r < s < m , maka pengandaian tersebut tidak benar.
Jadi tidak ada dua suku dari barisan (1) yang kongruen modulo m. ini
berarti bahwa suku-suku dalam barisan (1) masing-masing kongruen
modulo m dengan tepat satu dari 1, 2, 3, «, (m-1)««««..terbukti.
Perhatikan barisan bilangan: 4,8,12,16,20,24.
Residu-residu terkecil mod 7 dari masing-masing suku dari barisan ini
adalah :
4 Ȅ4 (mod 7)
8 Ȅ1 (mod 7)
12Ȅ 5 (mod 7)
16 Ȅ 2 (mod 7)
20 Ȅ6 (mod 7)
24 Ȅ 3 (mod 7)

Tampak pada enam kekongruenan tersebut bahwa residu-residu


terkecil modulo 7 dari suku-suku pada barisan : 4,8,12,16,20,24
adalah suatu permutasi dari 1,2,3,4,5,6.
ï  

Jika semua bilangan pada ruas kiri dari 6


kekongruenan ini dikalikan, maka hasilnya akan
kongruen modulo 7 dengan hasilkali semua
bilangan pada ruas kanannya, yaitu :

4.8.12.16.20.24 Ȅ 4.1.5.2.6.3 (mod 7)


46 ( 1.2.3.4.5.6) Ȅ 1.2.3.4.5.6 (mod 7)
46. 6 ! Ȅ 6! (mod 7)
46 Ȅ 1 (mod 7)
Ú   Ú     

Jika p suatu bil. Prima dan (a,p)=1 maka ap-1 1 (mod p).

Ambil sembarang bilangan prima p dan bilangan bulat a sedemikian


(a,p) = 1 , maka menurut teorema 6,1 residu-residu terkecil modulo p
dari a, 2a, 3a, «,(p-1)a adalah suatu permutasi dari 1,2,3,«, (p-1),
sehingga hasilkali-hasilkalinya akan kongruen modulo p juga, yaitu :
a.2a. 3a. « . (p-1)a Ȅ 1.2.3«(p-1) (mod p)
ap-1(1.2.3«(p-1)) Ȅ (p-1)! (mod p)
ap-1.(p-1)! Ȅ (p-1)! (mod p)
karena p dan (p-1)! saling prima maka kita dapat melenyapkan (p-1)!
dari kekongruenan terakhir ini , sehingga diperoleh ap-1 Ȅ 1 (mod p)

«..««««««««««««Terbukti.
Ú   

Jika p suatu bilangan prima maka ap = a (mod p) , untuk setiap bilangan


bulat a.

Ambil sembarang bilangan prima p dan sembarang bilangan a,


maka (a,p) = 1 atau (a,p) = p.
Apakah ada kemungkinan lain antara FPB dari a dan p?.
Jika (a,p) = 1, maka menurut teorema 6.2 diperoleh bahwa
ap-1  1 (mod p).
Selanjutnya, jika kedua ruas dikalikan a, maka diperoleh
ap = a (mod p).

Jika (a,p) = p, maka p|a, sehingga a  0 (mod p) dan ap  a (mod p) pula.

Jadi ap  a (mod p).


÷anjutan
Bukti lain dari teorema 6.3 dengan menggunakan induksi matematik pada a.

Jika a = 1, maka pernyataan 1p  1 (mod p) jelas benar.


Demikian pula, jika diambil a = 0.
Selanjutnya diasumsikan ap  a (mod p) benar untuk suatu bilangan bulat
positif a, dan harus ditunjukkan benar untuk (a+1),
yaitu (a+1)p  a+1 (mod p).

Yal ini ditunjukkan sebagai berikut:


Menurut teorema Binomial maka:

Ingat bahwa karena p suatu

bilangan prima, maka p| berarti


untuk 1”k”p ± 1.
÷anjutan

Jadi kita memperoleh bahwa:

+ 0 + 0 +...+ 0 + 1 (mod p)

+ 1 (mod p)

Karena a (mod p) maka Ȅ a + 1 (mod p).

Dengan induksi matematik pada a kita telah membuktikan bahwa a (mod


p) untuk setiap bilangan asli a. Selanjutnya jika a suatu bilangan bulat
negatif, bukan lagi menjadi persoalan, sebab untuk setiap bilangan bulat
negative a

berlaku bahwa aȄ r (mod p) dengan 0” r ”p-1.

Jadi a (mod p).


Ú   
Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima yang
berlainan sedemikian hingga ap  a (mod q) dan aq  a
(mod p), maka apq  a (mod pq).


Menurut teorema 6.3, karena p suatu bilangan prima maka
(aq)p  aq (mod p). Selanjutnya, karena diketahui bahwa
apq  a (mod p). ini berarti bahwa
p|( apq-a)........................(1)

Menurut teorema 6.3 lagi, karena q suatu bilangan prima


maka (aq)p  ap (mod q). Selanjutnya, karena diketahui
bahwa ap  a (mod q), maka kekongruenan tersebut
menjadi apq  a (mod q). Ini berarti bahwa
q|( apq-a)........................(1)

Dari 1 dan 2 disimpulkan bahwa pq|a (mod pq)


V  
Tunjukkan bahwa 2340  1 (mod 341)


341 = 11.31
210 = 1024 = 31.33 + 1, sehingga
210  1 (mod 31)
211  2 (mod 31)
210 = 1024 = 31.33 + 1, sehingga
210  1 (mod 11), jika kedua ruas dipangkatkn 3, maka:
(210)3  13 (mod 3)
230  1 (mod 11)
231  2 (mod 11)
Menurut teorema 6.4, dari 2340  1 (mod 341) dan tidak dapat
disimpulkan bahwa 341 adalah bilangan prima.
Dalam sejarahnya, bilangan berbentuk 2n ± 2 ditemukan oleh
matematikawan China pada 25 abad yang lalu dan
menyatakan bahwa :
n suatu bilangan prima jika dan hanya jika n|2n ± 2
Ú   
Jika p suatu bilangan prima, maka kekongruenan x2  1 (mod p)
mempunyai tepat 2 solusi, yaitu 1 dan p ± 1.



Misalkan r adalah suatu solusi dari perkongruenan x2  1 (mod p),
maka:
r2-1 0(mod p)
(r+1)(r-1)  0 (mod p)
Perkongruenan terakhir ini berarti P|(r+1)(r-1), karena p suatu
bilangan prima maka:
p|(r+1) atau p|(r-1)
r+1  0 (mod p) atau r-1  0 (mod p)
r  -1 (mod p) atau r  1 (mod p)
r  (p-1) (mod p) atau r  1 (mod p)
Karena r suatu solusi dari perkongruenan x2  1 (mod p), maka r
adalah residu terkecil mod p.
Jadi 1 dan p-1 adalah solusi dari x2  1 (mod p).
›   !"
Ú   
Jika p suatu bilangan prima, maka kekongruenan x2  1 (mod p) mempunyai
tepat 2 solusi, yaitu 1 dan p ± 1.

Misalkan r adalah suatu solusi dari perkongruenan x2  1 (mod p), maka:


r2-1 0(mod p)
(r+1)(r-1)  0 (mod p)
Perkongruenan terakhir ini berarti P|(r+1)(r-1), karena p suatu bilangan
prima maka:
p|(r+1) atau p|(r-1)
r+1  0 (mod p) atau r-1  0 (mod p)
r  -1 (mod p) atau r  1 (mod p)
r  (p-1) (mod p) atau r  1 (mod p)
Karena r suatu solusi dari perkongruenan x2  1 (mod p), maka r adalah
residu terkecil mod p.
Jadi 1 dan p-1 adalah solusi dari x2  1 (mod p).
Bukti lain yang lebih mudah, apabila (p-1) dan 1 masing-masing
disubstitusi pada x dalam perkongruenan x2  1 (mod p).
Ú   
Misalkan p suatu bilangan prima selain 2 dan a¶ adalah solusi dari ax 
1 (mod p) dengan a = 1,2,3,...,p-1 (yaitu aa¶  1 (mod p), dengan 0 < a¶
< p), maka :
Jika a  b (mod p) maka a¶  b¶ (mod p)
Jika a = 1 atau a = p ± 1 maka a¶  a (mod p)



Apabila a = 1,2,3,..., atau p ± 1, maka (a,p) = 1, sehingga
ax  1 (mod p) mempunyai tepat 1 solusi. Ini berarti a¶ sudah ada,
sedemikian hingga
aa¶  1 (mod p).
Bagian i dibuktikan kontraposisinya, yaitu:
Jika a¶  b¶ (mod p), maka a  b (mod p)
Misalkan a¶  b¶ (mod p), maka aa¶  bb¶ (mod p)
Ingat bahwa a¶ dan b¶ adalah solusi dari ax  1 (mod p)
aa¶b  bb¶b (mod p) dengan b = 1,2,...,p - 1
a  b (mod m), sebab b¶b  1 (mod p).
Jadi i) terbukti.
÷anjuatan

Bagian ii)
dibuktikan sebagai berikut :

Jika a = 1, yaitu x 1 (mod p), maka solusinya ialah


a¶ = 1, sehingga a¶  a (mod p).
Jika a = p ± 1 , sehingga a¶  a (mod p).
Jika a = p ± 1, yaitu (p-1) x  1 (mod p)
-x  1 (mod p)
x  1 (mod p)
x  p - 1 (mod p)
Jadi a¶ = p ± 1, sehingga a¶ x  a (mod p).
V  

Pandang perkongruenan ax  1 (mod 11) dan a¶ adalah solusinya, sehingga


aa¶  1 (mod p). Maka hubungan a, a¶ dan aa¶ tampak pada tabel berikut ini :

a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a¶ 1 6 4 3 9 2 8 7 5 10

aa¶ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Yasilkali-hasilkali pasangan yang kongruen modulo 11 dapat dituliskan


sebagai berikut:
2.6  1 (mod 11)
3.4  1 (mod 11)
5.9  1 (mod 11)
7.8  1 (mod 11)
lanjutan

Yasil kali semua bilangan pada ruas-ruas kiri akan


kongruen modulo 11 dengan 1 pula, yaitu:
2.6.3.4.9.7.8  1 (mod 11). Jika kedua ruas dikalikan 10,
diperoleh :
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10  10 (mod 11)
10!  10 (mod 11)
10!  -1 (mod 11)

Coba tunjukkan bahwa 6!  6 (mod 7),

12!  12 (mod 13)


18!  18 (mod 19).
Ú   Ú    
Jika p suatu bilangan prima, maka (p-1)! -1 (mod p).



Menurut teorema 5.6 , kita dapat memasangkan a dan a¶ dari 2,3,4, « , (p-1).
Dan terdapat ½ (p-3) asangan bilangan ± bilangan tersebut yang kongruen
mod p dengan 1. Jika ruas-ruas kiri dari ½ (p-3) kekongruenan mod p tersebut
dikalikan, maka hasilkalinya akan kongruen mod p dengan 1 pula, yaitu :
2,3,4, «, (p-2) 1 (mod p)
2,3,4, «, (p-2) (p-1) p-1 (mod p)
(p-1) ! -1 (mod p)
Sebagai contoh diambil p= 13, maka kita dapat memasangkan a dan a¶ dari
2,3,4, «, 11, sehingga terdapat 5 pasang bilangan-bilangan itu yang hasil
kalinya kongruen mod 13 dengan 1, yaitu :
2.7 Ȅ 1 (mod 13)
3.9 Ȅ 1 (mod 13)
4.10 Ȅ 1 (mod 13)
5.8 Ȅ 1 (mod 13)
6.11 Ȅ 1 (mod 13)
Yasilkali ruas-ruas dari 5 kekongruenan tersebut adalah :
(2.7)(3.9)(4.10)(5.8)(6.11) Ȅ 1 (mod 13)
1.2.3.4.5 «««««« 11.12 Ȅ 12 (mod 13)
12! Ȅ -1 (mod 13)
lanjutan

Konvers dari teorema Wilson juga benar, yaitu:

ëpabila (p-1) -1 (mod p), maka p suatu bilangan prima


Yal ini dapat dibuktikan sebagai berikut :
Apa bila p bukan bilangan prima , maka p = a, b dengan a,b
bilangan-bilangan bulat positif dan a  1 atau a  p , sehingga a Ňp
dan a ” p-1.
Karena (p-1) -1 (mod p) maka pŇ(p-1)! + 1. Dan karena a Ňp maka
a Ň(p-1)! +1.
Karena a ” p-1, maka a merupakan salah satu factor dari (p-1)!,
sehingga a Ň(p-1)!.
Mengingat pŇ(p-1)! + 1 dan a Ň (p-1)!, maka a Ň1. Diperoleh suatu
kontradiksi, karena a  1, sehingga pengandaian tersebut tidak
benar.
Jadi p adalah suatu bilangan prima
÷anjutan

Jika teorema Wilson dan konversnya ditulis kan bersama-sama, kita


peroleh bahwa:

Õ arat perlu dan s arat cukup agar suatu bilangan prima adalah
(p-1)! -1 (mod p).

Atau dapat ditulis :


p suatu bilangan prima bila dan han a bila adalah (p-1)! -1 (mod p)
Ú   
Jika p suatu bilangan prima ganjil, maka perkongruenan x2 + 1 0 (mod p)
mempunyai solusi bila dan hanya bila p 1 (mod 4).



Misalkan a adalah suatu solusi dari x2 + 1 0 (mod p) maka
a2 -1(mod p) dan (a,p) = 1, menurut teorema Fermat, maka
Ä 

   Ä ˜
   Ä ˜
   Ä ˜

  
Ä ˜
   Ä ˜
Ä ˜
      Ä ˜
Bilangan prima berbentuk 4k + 3 tampak tidak memenuhi, sebab akan
diperoleh ;   
   Ä ˜
-1 1 (mod p), yaitu pŇ2 adlah salah
Jadi bilangan prima p berbentuk 4k + 1 , yaitu p 1 (mod 4)
lanjutan
-1 1 (mod p), yaitu pŇ2 adlah salah
Jadi bilangan prima p berbentuk 4k + 1 , yaitu p 1 (mod 4)
Untuk sebaliknya dibuktikan sebagai berikut :
Perhatikan bahwa p-1Ȅ -1 (mod p)

p-2 Ȅ-2 (mod p)


.
.
Ä Ä .
  Ä ˜ dan
 
Ä  Ä  
(p-1)! = 1,2,3, . . .  ««.. (p-2)(p-1), maka
 

Ä   Ä 
(p-1)! 1,2,3, . . . . .  3 «« . (-2)(-1) (mod p)
  
Ä  
 Ä 
Ä ˜  ˜ 
 3  Ę
 
÷anjutan


 Ä 
Ä ˜   3  Ę , sebab p = 4k +1 untuk suatu bilangan bulat
 
Ä 
positif k, sehingga
   ]

 Ä   
Ä ˜    3   Ä ˜
 
Mengingat terema Wilson bahwa (p-1)! -1 (mod p), maka :

 Ä   
   3   Ä ˜
 


Yal ini berarti   Ä  3  memenuhi perkongruenan x2 + 1 0 (mod p)


 

Jadi perkongruenan itu mempunyai solusi.


V  
Selasaikan perkongruenan x2 + 1Ȅ 0 (mod 13)

 

Karena 13 adalah bilangan prima berbentuk 4k + 1, maka


perkongruenan tersebut, yaitu :

   
 3 ] ]  
 ˜
 
Kita dapat memeriksa kebenarannya dengan mensubstitusikan 5

pada x dari perkongrenan tersebut,

yaitu 52 + 1 = 26 Ȅ0 (mod 13)

Anda mungkin juga menyukai