Topik: Bioindikator Perairan Tujuan
Topik: Bioindikator Perairan Tujuan
TUJUAN:
1. Untuk mengetahui kualitas perairan yang ditinjau dari faktor biologi
2. Untuk mengiidentifikasi makrozoobentos perairan
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, ? Maret 2016 di Sungai FMIPA UM dan
Laboratorium Ekologi 05.109 Biologi UM
DASAR TEORI
Sungai merupakan salah satu sumber mata air yang keberadaannya penting bagi
kehidupan manusia. Berbagai macam aktivitas pemanfaatan sungai akhirnya memberikan
dampak terhadap sungai antara lain penurunan kualitas air, hal ini dikarenakan limbah
yang dihasilkan dari berbagai macam kegiatan tersebut kebanyakan dibuang ke sungai,
atau sebagian limbah tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Sungai
mempunyai kemampuan untuk membersihkan diri (self purification) dari berbagai
sumber masukkan, akan tetapi jika melebihi kemampuan daya dukung sungai (carrying
capacity) akan menimbulkan masalah yang serius bagi kesehatan lingkungan sungai
(Setiawan, 2008).
Suatu sungai dapat menggambarkan perubahan struktur dan fungsi komunitas
sepanjang sungai hingga terjadi perubahan gradien dari hulu sampai ke hilir. Variasi
tersebut antara lain berupa morfologi sungai, arus air dan tekstur substrat. Bahan
pencemar merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan kualitas air sungai.
Masuknya bahan pencemar ke sungai akan mengancam kelangsungan hidup berbagai
macam organisme yang terdapat di sungai yang pada akhirnya dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem sungai. Limbah yang terakumulasi baik berupa organik maupun
anorganik ke dalam perairan akan mengubah susunan kimia di dalam air dan akan
mempengaruhi sifat biologi perairan. Akibat perubahan tersebut organisme perairan akan
kesulitan melanjutkan hidupnya sehingga rantai makanan akan terganggu yang pada
gilirannya akan membuat potensi ekosistem yang dimiliki akan hilang akibat perubahan
tersebut (Setiawan, 2008).
Bentos adalah semua organisme air yang hidupnya terdapat pada substrat dasar sautu
perairan, baik yang bersifat sesil (melekat) maupun vagil (bergerak bebas) yang dapat
menjadi faktor biologi dalam meninjau kualitas air (Barus, 2004). Menurut Odum (1994)
bentos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar endapan. Bentos
yang relative mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan
adalah jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrate makro (makrozoobentos).
Menurut Fitriana (2006), pada umumnya makrozoobentos adalah makro invertebrata
yang meliputi insekta, mollusca, oligochaeta, crustacea dan nematoda. Sebaran vertikal
bentos terbagi menjadi epifauna yaitu organisme yang hidup di atas permukaan dasar
substrat perairan dan infauna yaitu organisme yang hidup di dalam dasar substrat
perairan. Berdasarkan cara makannya, makrozoobentos dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
1. Filter feeder adalah hewan bentos yang mengambil makanan dengan
menyaring makanan
2. Deposit feeder adalah yang mengambil makanan dalam substrat dasar kelompok
pemakan deposit banyak terdapat pada substrat berlumpur seperti jenis-jenis
cacing Polychaeta.
Sebagai organisme dasar perairan, makrozoobentos memiliki habitat yang relative
tetap sehingga perubahan kualitas air dan tempat hidupnya sangat mempengaruhi
komposisi maupun kelimpahannya. Komposisi maupun kelimpahannya tergantung
kepada kepekaan/toleransiya terhadap perubahan lingkungan. Setiap komunitas
memberikan respon terhadap perubahan kualitas habitat dengan cara penyesuaian diri
pada struktur komunitas. Komposisi dan kelimpahan makrozoobentos relative dalam
lingkungan yang relative stabil (APHA, 1992).
Makrozoobentos hidup relatif menetap sehingga baik digunakan sebagai petunjuk
kualitas lingkungan karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Pada
perairan yang masih bersih akan menunjukkan keseimbangan komunitas. Sedangkan
pada perairan yang tercemar sedang, organisme intoleran mulai berkurang jumlahnya.
Pada perairan tercemar dimana bahan organiknya tinggi tidak ditemukan lagi spesies
intoleran dan fakultatif, yang ditemukan hanyalah organisme toleran, bahkan pada
perairan yang tingkat pencemarannya sudah berat dapat menyebabkan hilangnya semua
spesies makrozoobentos kecuali cacing atau organisme yang mengambil oksigen dari
udara dan pada akhirnya tidak ditemukan lagi adanya kehidupan di perairan tersebut.
makrozoobentos
dapat
mencerminkan
adanya
perubahan
faktor
lingkungan dari waktu ke waktu. Keberadaan makrozoobentos pada suatu perairan sangat
dipengaruhi oleh berbagai fakor lingkungan, baik biotik maupun abiotic. Faktor biotik
yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber
makanan bagi makrozoobentos. Adapun faktor abiotic yang berpengaruh adalah suhu air,
arus air, oksigen yang terlarut dalam air (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan
kimia (COD), kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar perairan
(APHA, 1002).
ALAT DAN BAHAN
CARA KERJA (DALAM BENTUK DIAGRAM ALIR)
DATA DAN ANALISIS
Tabel 1. Pengukuran Faktor abiotic pada Stasiun 1 di sungai FMIPA UM
Stasiun
Indikator
Nilai
ph
7,7
DO
5,7 mg/L
1
Suhu
24,3C
Kekeruhan
14 mg/L
Berdasarkan hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa faktor abiotik yang diamati pada
stasiun 1 di sungai FMIPA UM meliputi ph, DO, suhu, dan kekeruhan. Alat yang digunakan
dalam pengukuran faktor abiotic yaitu turbidimeter, DO meter, dan multiparameter tester. Setelah
dilakukan pengukuran faktor abiotic dapat diketahui bahwa ph air yang didapatkan pada stasiun
1 di sungai FMIPA UM adalah 7,7; DO pada stasiun 1 adalah 5,7 mg/L; suhu pada stasiun 1
adalah 24,3C; dan kekeruhan pada stasiun 1 adalah 14 mg/L.
No
Taksa
Ciri-ciri
berwarna merah menyala
Skor
Rerata
bersihbersih
sehingga
pencemaran
dibagian dada
1
Chironomidae
sp.
cukup
8
rendah
di ujung tubuhnya
Kualitas air
Air agak
memiliki 9 segmen
tubuhnya berwarna coklat
Larva lalat
kerdil
berwarna merah
berwarna hitam
Dalam pengamatan bioindikator perairan alat yang digunakan adalah jaring surber. Dari
pengamatan yang telah dilakukan makrozoobentos yang ditemukan pada stasiun 1 berjumlah 2
yang meliputi Chironomidae sp. dan Larva lalat kerdil.
Tabel 3. Pengukuran Faktor abiotic pada Stasiun 2 di sungai FMIPA UM
2
ph
DO
Suhu
Kekeruhan
7,88
5,0 mg/L
24,1C
5 mg/L
Berdasarkan hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa faktor abiotik yang diamati pada
stasiun 1 di sungai FMIPA UM meliputi ph, DO, suhu, dan kekeruhan. Alat yang digunakan
dalam pengukuran faktor abiotic yaitu turbidimeter, DO meter, dan multiparameter tester. Setelah
dilakukan pengukuran faktor abiotic dapat diketahui bahwa ph air yang didapatkan pada stasiun
1 di sungai FMIPA UM adalah 7,88; DO pada stasiun 1 adalah 5,0 mg/L; suhu pada stasiun 1
adalah 24,1C; dan kekeruhan pada stasiun 1 adalah 5 mg/L.
Tabel 4. Jenis Organisme Bentos yang Terdapat pada Stasiun 2
No
Taksa
Ciri-ciri
berwarna merah menyala
Skor
bersihbersih
sehingga
pencemaran
dibagian dada
1
Chironomidae
sp.
cukup
8
di ujung tubuhnya
Larva lalat
memiliki 9 segmen
tubuhnya berwarna coklat
kerdil
rendah
Nimfa capung
6
biasa
4
Dryopidae
5
Dalam pengamatan bioindikator perairan alat yang digunakan adalah jaring surber. Dari
pengamatan yang telah dilakukan makrozoobentos yang ditemukan pada stasiun 2 berjumlah 4
yang meliputi Chironomidae sp.. Larva lalat kerdil, Nimfa capung biasa, dan Dryopidae.
Tabel 5. Pengukuran Faktor abiotic pada Stasiun 3 di sungai FMIPA UM
ph
7,94
DO
6,3 mg/L
3
Suhu
24,1C
Kekeruhan
7 mg/L
Berdasarkan hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa faktor abiotik yang diamati pada
stasiun 3 di sungai FMIPA UM meliputi ph, DO, suhu, dan kekeruhan. Alat yang digunakan
dalam pengukuran faktor abiotic yaitu turbidimeter, DO meter, dan multiparameter tester. Setelah
dilakukan pengukuran faktor abiotic dapat diketahui bahwa ph air yang didapatkan pada stasiun
3 di sungai FMIPA UM adalah 7,94; DO pada stasiun 3 adalah 6,3 mg/L; suhu pada stasiun 3
adalah 24,1C; dan kekeruhan pada stasiun 3 adalah 7 mg/L.
Tabel 2. Jenis Organisme Bentos yang Terdapat pada Stasiun 1
No
1
Taksa
Chironomidae
Ciri-ciri
berwarna merah menyala
sp.
memiliki 9 segmen
Skor
8
Rerata
6,5
Kualitas air
Air agak
bersihbersih
sehingga
pencemaran
cukup
rendah
Larva lalat
kerdil
berwarna merah
berwarna hitam
bentuk tubuh agak kotak
Sudathepgusida
e sp.
status trofik
collector/gatherer
Dalam pengamatan bioindikator perairan alat yang digunakan adalah jaring surber. Dari
pengamatan yang telah dilakukan makrozoobentos yang ditemukan pada stasiun 3 berjumlah 3
yang meliputi Chironomidae sp.. Larva lalat kerdil, dan Sudathepgusidae sp..