Halaman Judul
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang......................................................................................1
Rumusan Masalah.................................................................................3
Tujuan....................................................................................................3
Manfaat.................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu teknologi yang pesat pada abad ke-20 berdampak positif pada
perkembangan usaha bidang perasuransian. Kegiatan usaha tidak hanya bidang asuransi,
tetapi juga bidang penunjang asuransi. Pembangunan bidang sarana transportasi sampai
daerah pelosok mendorong perkembangan sarana transportasi darat, laut, dan udara serta
meningkatkan mobilitas penumpang dari suatu daerah ke daerah bahkan daerah lain.
Ancaman bahaya lalu lintas juga makin meningkat, sehingga kebutuhan perlindungan
terhadap barang muatan dan jiwa penumpang juga meningkat. Keadaan ini mendorong
perkembangan perusahaan asuransi kerugian dan asuransi jiwa serta asuransi sosial (sosial
security insurance). Pembangunan dibidang ekonomi ditandai oleh munculnya
perusahaan-perusahaan besar yang memerlukan banyak modal melalui kredit, bangunan
kanntor, tenaga kerja yang memerlukan jaminan perlindungan dari ancaman bahaya
kemacetan, kebakaran dan kecelakaan kerja. Hal ini mendorong perkembangan asuransi
kredit, asuransi kebakaran dan asuransi tenaga kerja.
Perkembangan
usaha
perasuransian
mengikuti
perkembangan
ekonomi
masyarakat. Makin tinggi pendapatan per kapita masyarakat, makin mampu masyarakat
memiliki harta kekayaan dan makin dibutuhkan pula perlindungan keselamatannya dari
ancaman bahaya. Karena pendapatan masyarakat terus meningkat, maka kemampuan
membayar premi asuransi juga meningkat. Dengan demikian usaha perasuransian juga
berkembang. Kini banyak sekali jenis asuransi yang berkembang dalam masyarakat yang
meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan asuransi sosial yang diatur dalam berbagai
undang-undang
Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam perundangundangan dan perusahaan perasuransian. Asuransi atau pertanggungan yang merupakan
terjemahan dari insurance atau verzekering atau assurantie, timbul karena kebutuhan
manusia. Seperti telah dimaklumi , bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini,
manusia
selalu
dihadapkan
kepada
sesuatu
yang
tidak
pasti
yang
mungkin
menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Apabila peristiwa tersebut terjadi dan
menguntungkan atau menyenangkan, akan merupakan suatu keberuntungan yang tentu
diharapkan. Akan tetapi, keadaannya tidakselalu demikian. Dapat saja terjadi suatu
1
peristiwa negatif yang merugikan baik bagi dirinya, keluarganya maupun kekayaannya.
Mereka yang memiliki rumah, kemungkinan mengalami suatu peristiwa yang tidak
diinginkannya.
Asuransi merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem,
atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa,
properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian
yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau
sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu
sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.
Dalam pengertian perasuransian selalu meliputi 2 (dua) jenis kegiatan usaha, yaitu
usaha asuransi (Pasal 2 huruf (a) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992) dan perusahaan
penunjang usaha asuransi.
Perjanjian asuransi sebagai lembaga pengalihan dan pembagian risiko mempunyai
kegunaan yang positif baik bagi masyarakat, perusahaan maupun bagi pembangunan
Negara. Mereka yang menutup perjanjian asuransi akan merasa tenteram sebab mendapat
perlindungan dari kemungkinan tertimpa suatu kerugian. Suatu perusahaan yang
mengalihkan risikonya melalui perjanjian asuransi akan dapat meningkatkan usahanya dan
berani menggalang tujuan yang lebih besar. Demikian pula premi-premi yang terkumpul
dalam suatu perusahaan asuransi dapat diusahakan dan digunakan sebagai dana untuk
usaha pembangunan.
Asuransi pada awalnya adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk arisan
untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan.
Secara umum konsep asuransi merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang
yang masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai suatu yang tidak dapat diduga.
Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang menjadi anggota
perkumpulan itu, maka kerugian akan ditanggung bersama oleh mereka.
Sebagaimana kita ketahui bahwa ada beberapa jenis asuransi, yaitu asuransi jiwa,
asuransi kerugian dan asuransi sosial. Dalam makalah ini kami hanya membahas
mengenai asuransi kredit.
Aasuransi kredit merupakan bagian dari asuransi varia. Asuransi kredit yaitu
proteksi yang diberikan oleh asuransi kepada bank umum/lembaga pembiayaan keuangan
atas risiko kegagalan debitur di dalam melunasi fasilitas kredit atau pinjaman tunai (cash
loan) seperti kredit modal kerja, kredit perdagangan, dan lain-lain yang diberikan oleh
bank umum/lembaga pembiayaan keuangan.
2
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan asuransi kredit?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat Mengetahui tentang asuransi kredit.
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca berupa Pengetahuan
mengenai seluk beluk asuransi.
BAB II
ASURANSI KREDIT
Asuransi yang dikaitkan dengan dunia perbankan lebih dititikberatkan pada asuransi
jaminan kredit merupakan bidang asuransi kerugian (general insurance) yang meliputi :
Asuransi kebakaran (fire insurance)
Asuransi pengangkutan laut (marine insurance)
Asuransi kendaraan bermotor (motor vehicle insurance)
Asuransi
kredit
adalah
proteksi
yang
diberikan
oleh
Asuransi
kepada
Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali kredit yang
diberikan kepada nasabahnya
Asuransi Kredit Indonesia yang berpusat di Jakarta, yang menjadi tertanggung adalah bankbank pemerintah, bank-bank swasta dan lembaga keuangan lainnya.
Pada asuransi kredit yang menjadi tertanggung adalah BankUmum/Lembaga
Pembiayaan Keuangan yang mengajukan permintaan asuransi kredit bukan debitur yang
meminjam dana dari BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan tersebut. Dengan
demikian asuransi kredit adalah merupakan bi-party agreement dimana hanya ada dua pihak
yang terlibat yaitu perusahaan asuransi sebagai penanggung dan bank umum atau lembaga
pembiayaan sebagai tertanggung.
Objek pertanggungan pada asuransi kredit adalah resiko timbulnya kerugian yang
dialami oleh BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan karena adanya kredit macet dari
debitur.
Asuransi yang dapat melakukan penjaminan adalah asuransi yang mempunyai
izin untuk melakukan penjaminan asuransi kredit dari Departemen Keuangan.
Kriteria kredit yang dapat dijamin pada asuransi kredit adalah kredit yang diberikan :
Ke debitur yang memiliki izin usaha yang ditentukan oleh pihak yang berwenang dan
tidak bertentangan dengan hukum.
Ke debitur yang tidak sedang dalam proses kepailitan atau telah dinyatakan pailit atau
bubar demi hukum
Ke debitur yang tidak memiliki tunggakan kredit yang digolongkan kualitas kredit
diragukan.
5
Dalam hal kredit massal (berkelompok), kriteria kredit yang dapat dijamin adalah
kredit yang:
Ditinjau dari aspek manajemen, pemasaran, pembelanjaan dan aspek teknis, usaha
tersebut memerlukan pengelolaan yang terkait satu dengan lainnya.
Dokumen yang harus dipenuhi oleh calon tertanggung dalam pengajuan asuransi kredit
BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan yang mengajukan asuransi kredit
harus menyerahkan dokumen-dokumen berikut ke calon penanggung:
Perjanjian Kerja Sama atau Surat Kesepakatan Bersama antara Perusahaan Asuransi
sebagai penanggung dan BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan sebagai
tertanggung.
Akte perusahaan debitur, company profile debitur, laporan keuangan debitur 3 tahun
terakhir
Resiko yang dapat dijamin pada asuransi kredit adalah resiko yang timbul
karena debitur tidak melunasi kredit pada saat kredit yang bersangkutan jatuh tempo dengan
ketentuan usaha debitur sudah tidak ada / tidak berjalan lagi.
Debitur dinyatakan dalam keadaan insolvent dan untuk itu harus memenuhi salah satu
dari hal-hal berikut :
Terjadinya penarikan kembali kredit sebelum jangka waktu kredit berakhir yaitu
khusus untuk kredit dengan jangka waktu lebih dari 2 (dua) tahun, dengan syarat bahwa
penarikan kembali kredit tersebut memenuhi salah satu ketentuan berikut:
Dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kerugian yang lebih besar
apabila kredit tersebut dilanjutkan
Resiko lain-lain yang disepakati antara tertanggung dan penanggung yang dituangkan
dalam Perjanjian Kerja Sama atau Surat Kesepakatan Bersama
Resiko yang tidak dijamin pada asuransi kredit adalah resiko yang timbul karena ;
Reaksi nuklir, sentuhan radio aktif, radiasi dan reaksi inti atom yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi dan mengakibatkan kegagalan usaha Debitur
Bank tanpa memandang bagaimana dan dimana terjadinya
Kerugian yang diderita Debitur yang disebabkan oleh resiko-resiko yang wajib
ditutup pertanggungannya dalam Asuransi Kerugian dengan nilai penuh (fully
insured) atau minimal sama dengan pokok kreditnya.
Terjadinya salah satu risiko politik yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi dan mengakibatkan kegagalan usaha Debitur untuk melunasi
Kreditnya
Tindakan hukum yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap Debitur dan atau usaha
Debitur yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi dan
mengakibatkan Debitur Bank tidak dapat/mampu melunasi kreditnya.
Kredit Usaha Kecil ( > Rp. 50 Juta s/d Rp. 500 Juta)
Kredit Usaha Menengah ( > Rp. 500 Juta s/d Rp. 5 Miliar)
Untuk sektor Pertanian dalam arti luas adalah kredit yang diberikan kepada lebih dari
100 debitur atau plafond kredit keseluruhan lebih dari Rp. 500 Juta
Untuk bidang non pertanian adalah kredit yang diberikan kepada lebih dari 50 debitur
atau plafond kredit keseluruhan lebih dari Rp. 1 M
Khusus untuk pengajuan klaim sebelum jatuh tempo, klaim mulai timbul pada saat
setelah kredit dikategorikan Macet sebagaimana ketentuan SE Bank Indonesia
Mengurangi risiko yang dihadapi Bank atas pemberian kredit kepada UMKM
Bank Syariah
Bank Syariah
kesempatan
berusaha,
pendapatan
masyarakat
dan
sekaligus
merangsang
pertumbuhan lapangan kerja. Dalam rangka mencapai sasaran ini pemerintah mengambil
langkah konkrit antara lain dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan cara
mengatasi salah satu aspek usaha yang penting yaitu aspek pembiayaan.
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkn diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung,
antara lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya
dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh
kredit, sebagai tabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta
dapat membantu meningkatkan kegiatan usaha.
B.
Saran
1.
2. Bagi masyarakat muslim, asuransi syariah dapat dijadikan alternatif pilihan proteksi
yang menawarkan program asuransi sesuai syariat Islam.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=1626
http://asuransisyariah.net/
http://praisyliagabriela.blogspot.co.id/2014/01/asuransi-kredit_9529.html
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta :
Salemba Empat.
13