Penerapan ASB pada dasarnya akan memberikan manfaat sebagai berikut
:
Dapat menentukan kewajaran belanja untuk melaksanakan suatu
kegiatan.
Meminimalisir terjadinya pengeluaran yang kurang jelas yang
menyebabkan inefisiensi anggaran.
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan Keuangan
Daerah.
Penentuan anggaran berdasarkan pada tolok ukur kinerja yang jelas.
Unit kerja mendapat keleluasaan yang lebih besar untuk menentukan
anggarannya sendiri.
Penetapan plafon anggaran pada saat Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) menjadi obyektif tidak lagi berdasarkan intuisi.
Untuk menghindari permasalahan yang timbul di atas dan agar
pengeluaran anggaran didasarkan pada kewajaran ekonomi, efisien, dan efektif, maka Anggaran Daerah harus disusun berdasarkan kinerja yang akan dicapai oleh Daerah. Dengan menggunakan Anggaran Kinerja tersebut, maka Anggaran Daerah akan lebih transparan, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu instrumen yang diperlukan untuk menyusun Anggaran Daerah dengan pendekatan kinerja adalah ASB. Pengeluaran anggaran daerah harus didasarkan pada kewajaran ekonomi, efisien, dan efektif dengan menggunakan kinerja yang akan dicapai oleh daerah, sehingga lebih transparan, adil dan dapat dipertanggungjawabkan. Analisis Standar Belanja (ASB) merupakan salah satu komponen yang harus dikembangkan sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan dalam penyusunan APBD dengan pendekatan kinerja. ASB adalah standar yang digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau biaya setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu Satuan Kerja dalam satu tahun anggaran. Yang dimaksud dengan kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya yang berupa personil, barang modal, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua objek sumber daya tersebut sebagai
masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang atau jasa. ASB berisikan analisis beban kerja dan analisis belanja. Analisis beban kerja merupakan analisis kebutuhan-kebutuhan jenis, kualitas, dan kuantitas sumber daya yang dibutuhkan dalam satu kegiatan tertentu. Harus dibedakan antara sumber daya mandiri dan sumber daya bersama. Untuk kepentingan penganggaran sumber daya bersama seharusnya diabaikan untuk menghindari double counting. Analisis belanja analah analisis mengenai jumlah belanja yang dibutuhkan untuk satu kegiatan tertentu merupakan hasil kali kuantitas sumber daya tertentu dengan kualitas tertentu dengan harga standar. Harga standar diperoleh dari hasil survey standar satuan harga ASB mendorong penetapan biaya dan pengalokasian anggaran kepada setiap aktivitas unit kerja menjadi lebih logis dan mendorong dicapainya efisiensi secara terus-menerus karena adanya pembandingan (benchmarking) biaya per unit setiap output dan diperoleh praktekpraktek terbaik (best practices) dalam desain aktivitas.