PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk dapat memberikan pelayanan radiologi sebagai penunjang diagnostik yang
memenuhi standar, maka diperlukan adanya standar pelayanan radiologi yang dibuat
dan dibukukan dalam menjamin kualitas pelayanan di rumah sakit.
Dengan tersusunnya pedoman ini, diharapakan dapat bermanfaat bagi upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan berguna pula untuk melindungi profesi
pelaksana pelayanan medis di radiologi serta masyarakat pengguna jasa kesehatan.
Prosedur-prosedur
yang
dikembangkan
sesuai
dengan
kemajuan
teknologi
perkembangan teknologi.
kinerja
karyawan
radiologi
4. Tujuan
melaui
peningkatan
a. Umum :
Terlaksananya pelayanan radiologi yang profesional.
b. Khusus :
1) Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional melalui pelatihan
dibidang radiologi.
2) Meningkatkan mutu cakupan efisiensi pelayanan radiologi.
3) Mengembangkan unit radiologi sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. STRUKTUR ORGANISASI RS SYAFIRA
operasional
sehari-hari
dan
melakukan
Kualifikasi
1) Pendidikan minimal D-III APRO/ATRO dan berpengalaman
menjadi radiografer di rumah sakit minimal 3 tahun
2) Mempunyai kemampuan dalam managemen Radiologi
3) Dapat bekerja dengan baik dibawah tekanan, sebagai tim
maupun perorangan.
4) Bersifat jujur, komunikatif, kreatif, inovatif, teliti, mau
mengembangkan diri, tegas, disiplin dan bertanggung jawab
5) Kompentensi / sertifikat oleh profesi
6) Mempunyai komitmen terhadap visi misi rumah sakit
tembusan
5) Memberikan
usulan
kebutuhan
peralatan/obat-obatan
fungsi
alat-alat
dan
mampu
menggoprasikan CT Scan.
2) Membantu Ka. Instalasi dan koordinator dalam membuat
laporan keadaan peralatan kesehatan radiologi
3) Memberikan usulan kebutuhan peralatan kepada Ka.
Instalasi atau koordinator radiologi
4) Mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
radiologi
5) Melakukan verifikasi dan melaporkan hasil foto
5. Penanggung jawab Pesawat Konvesional
a. Kualifikasi
1) Pendidikan minimal D-III APRO/ATRO
2) Mempunyai
kemampuan
dalam
manajemen
dan
bahan
kontras
serta
memahami
persiapan pasien.
2) Mengontrol/memeriksa fungsi alat-alat dan mampu
menggoprasikan pesawat konvesional.
3) Membantu Ka. Instalasi dan koordinator dalam membuat
laporan keadaan peralatan kesehatan radiologi
4) Memberikan usulan kebutuhan peralatan kepada Ka
Instalasi atau koordinator radiologi
kemampuan
dalam
manajemen
dan
kemampuan
dalam
manajemen
dan
1) Mencatat semua pengeluaran dan penggunaan alkes, obatobatan dan film di radiologi
2) Menjaga dan merawat semua peralatan yang ada di
radiologi
3) Menjaga kebersihan dan kerapihan tempat kerja
4) Menghidupkan
dan
mengoperasikan
alat
Computed
periodik
menurut
waktu
yang
ditentukan
9. Perawat Radiologi
a. Kualifikasi
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
1. Ruangan radiologi
R. ADM
DAN
PROGRES
R. PEMERIKSAAN
R
.
O
P
E
R
A
T
O
R
WC
R. USG
R. TUNGGU
R. OBSERVASI
R. BACA
dr. RADIOLOGI
R. PEMERIKSAAN
ADMI
NISTR
ASI
R. FILE
R. OPERATOR
R. UPS
RUANG CT SCAN
RUANG KONVENSIONAL
RUANG FILE
B. STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN
yang
menggunakan
peralatan
radiasi
telah
C. PERALATAN
Peralatan radiologi terdiri dari :
a) CT-Scan Ge Brivo 16 slice
b) X-ray Thosiba drx 1824b
c) CR Elite Kodak
d) USG Aloka
e)
f)
yang
setara
Radiolog.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN RADIOLOGI
A. KETENTUAN UMUM
1. Pendaftaran Buka : Untuk Pelayanan Umum dan emergency buka 24
jam.
2. Pelayanan di
penjadwalan
Penyimpanan formulir
permintaan
buku penjadwalan.
2. Penerimaan formulir pemeriksaan Radiologi
Pasien datang ke radiologi sudah melakukan pembayaran. Pasien
menunggu panggilan untuk dilakukan tindakan.
3.
Rawat Jalan
Rawat inap
Luar
MCU
Pengambilan Hasil
Membuat identitas pasien dan nomor foto pada amplop film dan
memasukkan filmnya.
pelunasan
dan
menandatangani
buku
expedisi
pengambilan hasil.
C. PROSEDUR PEMBAYARAN
Prosedur pembayaran terdiri dari :
1. Prosedur pembayaran untuk pemeriksaan radiologi untuk pasien
rawat jalan Umum, Asuransi , BPJS dan Perusahan.
2. Prosedur pembayaran untuk pemeriksaan radiologi untuk pasien
rawat inap Umum, Asuransi , BPJS dan Perusahan.
D. PELAYANAN YANG TERGANGGU
Apabila didalam pelayanan radiologi terganggu pihak Rumah Sakit
Syafira sudah bekerja sama dengan pihak ke tiga yang di tunjuk oleh Rumah
Sakit Syafira.
BAB V
JENIS PELAYANAN RADIOLOGI
A. PELAYANAN RADIOGRAFI KONVENSIONAL
3. Radiografi Konvensional Dengan Kontras
a.
adalah
pemeriksaan
untuk
mengetahui
Posisi PA (PosteroAnterior)
Posisi Lateral
Posisi AP (AnteroPosterior)
b. Foto Kepala
Posisi Waters
c. Foto Extremitas Atas
Humerus
Radius Ulna
Pergelangan Tangan
Tangan
Femur
Sendi Lutut
Tungkai Bawah
Ankle joint
Kaki
e. Foto Vertebrae
Cervical
Thoracal
Lumbal
f. Foto Abdomen
Abdomen AP
Abdomen lateral
B. PELAYANAN CT SCAN
BAB VI
SISTEM KESELAMATAN PASIEN
A. IDENTIFIKASI RESIKO
Resiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses
kegiatan saat sekarang atau kejadian di masa datang.
Resiko di Insatalasi Radiologi meliputi :
1. Resiko Keselamatan Pasien
a) Pasien jatuh
b) Salah pemberian obat (dosis, rute, obat, pasien)
c) Resiko pemberian obat / kontras media (alergi)
d) Terpapar radiasi
e) Tindakan yang salah / dilakukan pada pasien yang salah
f) Penanganan terlambat
2. Resiko Keselamatan Staf
a) Karyawan jatuh
b) Tertusuk Jarum suntik atau benda tajam lain.
c) Terpapar bahan kimia atau cairan tubuh pasien
d) Terpapar radiasi
e) Terpapar infeksi
f) Low back pain karena proses mengangkat yang tidak tepat
g) Security hazard dari pasien / pengunjung (apd : masker, hand
scone dll.)
B. MANAJEMEN RESIKO
Manajemen
resiko
adalah
pendekatan
proaktif
resiko
untuk
untuk
mengurangi resiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit,
pengunjung dan organisasi sendiri
Upaya mengurangi resiko tersebut diantaranya adalah dengan :
1. Prosedur identifikasi pasien, komunikasi dan prosedur
keselamatan lain
2. Prosedur penanganan needle stick injury dan cairan tubuh
lainnya
3. Penyediaan dan pemakaian alat pelindung diri termasuk apron
4. Pengkajian 4 tepat (tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat
rute) dalam pemberian obat.
5. Pembuatan tanda
6. Pelatihan teknik mengangkat pasien / barang yang aman.
7. Memastikan kecukupan tenaga.
8. Monitoring paparan radiasi baik personal monitoring mapun
device monitoring
9. Medical check-up berkala bagi karyawan
10. Pemberian extra fooding
11. Pengadaan, penyimpanan, pemakaian dan pembuangan B3
dengan sesuai prosedur.
12. Penanaman budaya safety.
C. INFECTION CONTROL
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit, infeksi
nosokomial dapat terjadi setiap saat dan di setiap tempat di rumah sakit.
Untuk mencegah dan mengurangi kejadian infeksi nosokomial serta menekan
angka
infeksi
ke
tingkat
serendah-rendahnya
perlu
adanya
upaya
tanggung jawab bersama dan melibatkan semua unsur / profesi yang ada di
rumah sakit.
Instalasi Radiologi menerapkan kebijakan dan prosedur pencegahan dan
pengendalian infeksi sesuai dengan kebijakan rumah sakit, dengan selalu
berkoordinasi dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
1. Sumber Infeksi
Yang merupakan sumber infeksi adalah :
a) Petugas rumah sakit (perilaku)
Tidak
mencuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
melakukan pekerjaan.
b) Alat-alat yang dipakai (alat kedokteran / kesehatan, linen dan
lainnya)
Dipakai berulang-ulang.
Kebersihan kurang.
Ruangan lembab.
Banyak serangga.
2. Faktor Yang Sering Menimbulkan Terjadinya Infeksi
a) Banyaknya pasien yang dirawat di rumah sakit yang dapat
menjadi sumber infeksi bagi lingkungan dan pasien lain.
b) Adanya kontak langsung antara pasien satu dengan pasien
lainnya.
c) Adanya kontak langsung antara pasien yang terinfeksi
dengan petugas rumah sakit
d) Penggunaan alat-alat yang terkontaminasi.
e) Kurangnya perhatian tindakan aseptik dan antiseptik.
f)
3. Pencegahan
a) Petugas
b) Peralatan
Perhatikan kebersihan .
c) Ruangan/Lingkungan
Penerangan cukup.
BAB VII
KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA
Dalam
menerapkan
kebijakan
dan
prosedur
kesehatan
dan
keselamatan kerja pada Unit Radiologi disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit,
dengan selalu berkoordinasi dengan Tim Kesehatan & Keselamatan Kerja dan unit
terkait lainnya.
1. Prinsip Dasar Usaha Kesehatan Kerja
Prinsip dasar usaha kesehatan kerja terdiri atas :
a) Ruang lingkup usaha kesehatan kerja
Kesehatan
penyerasian
antara
kerja
meliputi
pekerja
dengan
berbagai
pekerjaan
upaya
dan
Mencegah
timbulnya
gangguan
kesehatan
pada
modal
awal
seseorang
untuk
mencapai
lemah
dapat
mengakibatkan
seorang
pekerja
Lingkungan
kerja
dan
penyakit
kerja
yang
ditimbulkannya
Penyakit akibat kerja dan / atau berhubungan
dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan di
lingkungan kerja. Fakta di lapangan menunjukan terdapat
bahaya
yang
dapat
ditimbulkan
upaya
Perlengkapan
pemadam
dan
penanggulangan
b) Terpeleset / Terjatuh
Terpeleset / terjatuh pada lantai yang sama adalah
bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada Unit
Radiologi. Walaupun jarang terjadi kematian tetapi dapat
mengakibatkan cedera yang berat seperti fraktur, dislokasi
sendi dan cedera kepala.
Penanggulangan:
Pemeliharaan lantai:
Lantai harus selalu dibersihkan dari kotorankotoran
seperti
air,
debu,
minyak
yang
memudahkan terpeleset.
Lantai yang cacat misalnya banyak lubang atau
permukaannya miring harus segera diperbaiki.
c) Bahaya Mikrobiologi
Bahaya
mikrobiologi
adalah
penyakit
atau
Unit
Radiologi
yang
menangani
pasien
hidup
dan/atau
dapat
membahayakan
lingkungan
hidup,
kesehatan,
kelangsungan
hidup
BAB VIII
PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN
1. Dokter Spesialis radiologi.
2. Radiografer
3. Administrasi
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
A. MONITORING MUTU
1. Data Monitoring
Monitoring dilakukan untuk memantau performa dan mutu
pelayanan Radiologi. Untuk itu, maka ditetapkan beberapa indikator baik
klinis maupun manajemen sebagai berikut :
2. Process Monitoring
dilakukan
untuk
mencari
penyebab
dari
3. Insiden/Kejadian
Setiap insiden, terutama yang berhubungan dengan
pelayanan pasien di Instalasi Radiologi, baik yang terkait dengan
profesi medik maupun keperawatan, kepuasan pelanggan, maupun
keselamatan pasien / staf dikumpulkan dan dicatat kemudian
dilakukan analisa insiden. Untuk kejadian atau insiden keselamatan
baik pasien, pengunjung maupun staf, akan dilakukan grading oleh
tim K3RS atau KKP-MRK. Bila grading biru atau hijau, maka analisa
BAB X
PENUTUP
Semoga pedoman ini menjadi panduan dalam menjalankan Instalasi
Radiologi sebagai penunjang yang dapat memajukan Rumah Sakit Syafira. Dalam
penerapan Pedoman ini di evaluasi secara periodik.
Demikian pedoman ini di susun dan dapat bermanfaat.
Diketahui Oleh,
Nofrianto,AmR
Ko. Unit Radiologi
Menetapkan
Direktur RS.Syafira
dr.Irana Oktavia
DISUSUN OLEH :
UNIT RADIOLOGI
KATA PENGANTAR
Pelayanan radiologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pelayananan kesehatan RS.Syafira, melibatkan berbagai pihak yang mempunyai
tujuan yang sama yaitu diagnostik dan terapi.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
780/MENKES/PER/VIII/2008
Tentang
Penyelenggaraan
Pelayanan
Radiologi,Keputusan
Mentri
Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008,Tentang
Nomor
375/MENKES/SK/SK/III/2007
Tentang
Standar
Profesi
Radiografer.
Pedoman pelayanan radiologi dan diagnostik imajing adalah merupakan
panduan bagi petugas radiologi untuk melaksanakan tugas pelayanan radiologi
sehingga adanya kesatuan bahasa dalam bekerja dan mempermudah pelaksanaan
dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Kami sadari masih banyak kekurangan dalam pedoman ini.
Pedoman pelayanan radiologi dan diagnostik imajing ini merupakan hasil
kelompok kerja radiologi.
Kami berharap Pedoman pelayanan radiologi dan diagnostik imajing ini
dapat melancarkan pelaksanaan tugas diradiologi dan digunakan sebagai acuan
untuk menilai dan mengevaluasi pelayanan rumah sakit khususnya menyangkut
pelaksanaan pengelolaan pemeriksaan diagnostik yang pada akhirnya pasien dapat
menikmati hasil secara lebih baik,etis dan profesional sehingga Visi,Misi dan
Motto serta tujuan radiologi khususnya serta rumah sakit umumnya dapat
terealisasi.
Pekanbaru, 11 Januari 2015
ttd
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................
BAB
I.
PENDAHULUAN .....................................................................................
BAB II.
STANDAR KETENAGAAN................................................................
BAB III.
STANDAR FASILITAS ............................................................................
BAB
IV.
V.
IX.
X. PENUTUP.................................................................................