LABORATORIUMSISTEMTELEKOMUNIKASI
SEMESTERIIITH2014/2015
JUDUL
DELTA MODULATION (DM)
GRUP
4
3B
PROGRAMSTUDITEKNIKTELEKOMUNIKASI
JURUSANTEKNIKELEKTRO
POLITEKNIKNEGERIJAKARTA
2015
Politeknik Negeri Jakarta |1
PEMBUATLAPORAN
:NABILAMUTIARAANJANI
NAMAPRAKTIKAN
:1.LELISISKAMAGDALENAS
2.MARIAIMMACULATALISAP
3.M.YOGAARIES
4.NABILAMUTIARAANJANI
5.NURAMALIARAHMA
TGL.SELESAIPRAKTIKUM:12NOVEMBER2015
TGL.PENYERAHANLAPORAN:19NOVEMBER2015
NILAI:..........
KETERANGAN:.................................................
..................................................
..................................................
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ..........................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TUJUAN............................................................................................................. 4
DIAGRAM RANGKAIAN ............................................................................... 4
ALAT DAN KOMPONEN ............................................................................... 5
DASAR TEORI ................................................................................................. 5
HASIL DATA PERCOBAAN .......................................................................... 9
ANALISA DATA
6.1 ANALISA.................................................................................................... 12
6.2 TUGAS......................................................................................................... 13
7. KESIMPULAN ................................................................................................. 16
8. REVERENSI .................................................................................................... .16
9. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20
LAMPIRAN
DELTA MODULATION
1. TUJUAN
a. Mengerti prinsip Delta Modulation.
b. Menjelaskan fungsi Delta Modulation dan Demodulator.
c. Menjelaskan keuntumgan dan kerugian Delta Modulation.
d. Menggambarkan dan menjelaskan bentuk rangkaian dari LPF, Comparator,
Integrator, Sample dan Hold.
2. DIAGRAMRANGKAIAN
Gambar2.1
Gambar2.2
Gambar2.3
3. ALATDANKOMPONEN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
ALAT
DCpowersupply+15VSO35388D
Delta Modulator SO 3537-7A
Delta Demodulator SO 3537-7B
Universal Counter HP-5314 A
Function Generator GW-INSTEK GFG-9210
Oscilloscope GW-INSTEK GOS-653G
BNC to Banana Cable
Banana to Banana Cable
Jumper plug-in besar
JUMLAH
1
1
1
1
1
1
4
2
15
4. DASARTEORI
Delta Modulator merupakan salah satu A/D converter yang mudah dan sederhana.
Berbeda dengan Pulsa Code Modulation (PCM), dimana digunakan n-bit kode dalam
proses kuantisasinya. Sedangkan Delta Modulation menggunakan Kwantisasi sati bit.
Modulation adalah suatu teknik yang sederhana untuk mengkodekan sinyal analog ke
digital. Berbeda dengan PCM, Delta Moduation hanya mendeteksi tanda dari sinyal eror
yang nerupakan perbedaan antara sinyal input dan sinyal feedback.
Dasar Delta Moduation seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Rangkaian tersebut
terdiri dari suatu negatif feedback dari comparator, sebuah sampler dan sebuah local
decoder yang dalam hal ini merupakan rangkaian integrator. Sinyal analog a(t) pada input
dari encoder dikurangi dengan sinyal feedback b(t). Perbedaan antara a(t) - b(t) merupakan
sinyal error e(t). Sinyal error tersebut dapat menjadi positif atau negatif, tergantung pada
amplitudo dari kedua sinyal a(t) dan b(t).
Politeknik Negeri Jakarta |5
Comparator mendeteksi tanda sinyal error e(t) dan memberikan tegangan output +E
volt yang tetap amplitudonya. Bentuk gelombang yang tetap amplitudonya ini kemudian
disampler pada rete sampling feedback untuk memberikan output S(t) yang merupakan
deretan pulsa-pulsa. Pada local decoder S(t) diintegrasikan dan menghasilkan sebuah
sinyal step yang merupakan sinyal feedback b(t).
Prinsip kerja:
Encoder mengubah sinyal analog menjadi code biner. Sebaliknya, decoder
memperoleh kembali dari kode biner tersebut menjadi sinyal analog. Pada bagianpengirim
terdiri dari rangkaian pembanding (komparator), sampler dan integrator. Input dari
komparator merupakan perbedaan antara sinyal input a(t) dan sinyal feedback b(t) dan
tanda dari error tersebut yang akan dideteksi oleh komparator. Bila sinyal input a(t) > b(t),
maka a(t) b(t) = e(t) mempunyai tanda positif sehingga input encoder merupakan pulsa
positif.
Bila a(t) < b (t), maka e (t) mempunyai tanda negatif. Output dari encoder s(t)
merupakan input integrator yang merupakan local decoder. Output integrator digunakan
untuk mendekati input analog, dan output tersebut merupakan fungsi ramp (ramp function)
dengan slope yang positif atau negatif. Output encoder ini kemudian dikirimkan ke
penerima (decoder) yang letaknya jauh dai encoder dalam bentuk pulsa biner. Karena itu
integrator yang sama dengan local decoder pada bagian pengirim, yang diikuti dengan low
pass pada penerima diperlukan untuk memperoleh kembali input analog. Keadaan sinyal
yang dihasilkan kembali ke aslinya tidak akan sama dengan sinyal yang dikirimkan.
Perbedaan antara sinyal input decoder dengan sinyal input encoder menimbulkan noise
yang dikenal dengan noise kwantisasi dan akan berpengaruh terhadap S/N dari delta
modulation. Bentuk input dan output dari delta modulation dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
modulation berupa pulsa-pulsa positif dan negatif yang silih berganti, keadaan seperti ini
terlihat pada gambar di bawah ini.
Sedangkan untuk input yang variasi amplitudonya lebih kecil dari stepnya, tidak akan
terdeteksi oleh delta modulation, sehingga bila output tersebut diterima oleh penerima
akan dihasilkan sinyal sama dengan nol.
5. HASILDATAPERCOBAAN
5.1 Dari Function Generator masukkan ke input Low Pass Filter (1)
Gelombang sinus = 2 kHz
Amplitudo = 1,5 Vpp
Frekuensi clock generator (5) ke 30 KHz
TP1
Time/div : 0,2 ms/div
Volt/div : 1 V/div
A = 1,5 Vpp
F = 2 kHz
TP3
Time/div : 0,2 ms/div
Volt/div : 1 V/div
A = 2,5 Vpp
F = 2 kHz
5.2 Dari Function Generator masukkan ke input Low Pass Filter (1)
Gelombang sinus = 2 kHz
Amplitudo = 4 Vpp dan frekuensi clock generator (5) ke 25 kHz
TP3
Time/div : 0,2 ms/div
Volt/div : 1 V/div
A = 2,3 Vpp
F = 2 kHz
TP6
5.3 Dari Function Generator masukkan ke input Low Pass Filter (1)
Gelombang sinus = 60 Hz
Amplitudo = 4 Vpp
Frekuensi clock generator (5) ke minimum dan maksimum
TP1
Time/div : 5 ms/div
Volt/div : 1 V/div
A = 4 Vpp
F = 0,05 kHz
TP8
(Kondisi Minimum)
Time/div : 5 ms/div
Volt/div : 1 V/div
A = 5 Vpp
F = 0,05 kHz
a. Jelaskankualitastransmisinya
Politeknik Negeri Jakarta |10
Jawab:KualitastransmisipadaTP8tidakbaguskarenaterjadidistorsi,distorsi
disebabkanakibatfrekuensiclockgeneratoryangdiberikanpadaposisiminimum.
Namun,jikafrekuensiclockgeneratorpadaTP8diberikanpadaposisimaksimum
makakualitassinyalbagusdantidakterjadidistorsi.
b. Bilaterjadidistorsi,jelaskanpenyebabnya
Jawab : Distorsi disebabkan akibat frekuensi clock generator yang diberikan
rendah, agar tidak terjadi distorsi maka frekuensi clock generator harus besar,
sepertisaat TP8 frekuensiclockgeneratormaksimumyang diberikan sebesar
248kHz,sehinggakualitassinyalbagus.
6. ANALISADATA
6.1 Analisa
Percobaan pertama melihat sinyal input delta modulasi dan output pada integrator
dengan mengatur frekuensi clock delta modulasi sebesar 30 kHz dan function generator pada
gelombang sinus sebesar 2 kHz dengan 1.5 Vpp, Pada hasil percobaan terlihat bahwa sinyal
output integrator berbentuk gelombang segitiga dan terjadi kerusakan sinyal. Hal ini
disebabkan karena integrator pada rangkaian ini dipergunakan untuk mengubah gelombang
sinus menjadi gelombang segitiga dan mengubah gelombang segitiga menjadi gelombang
persegi.
Pada percobaan kedua, frekuensi clock diubah menjadi 25 kHz dan function generator
diatur 2 kHz dengan gelombang sinus 4 Vpp, output integrator menghasilkan gelombang
segitiga. Sedangkan output delta modulasi berbentuk gelombang persegi. Sinyal output delta
modulasi dipengaruhi oleh sinyal output integrator. Output integrator diperlukan untuk
mengurangi kerusakan sinyal atau disebut dengan noise dan untuk memperoleh sinyal analog
input yang sebelumnya sudah diubah kedalam bentuk sinyal digital.
Percobaan selanjutnya adalah dengan menambahkan rangkaian demodulator.
Frekuensi clock delta modulasi diatur pada keadaan minimum, dan fungtion generator diatur
pada keadaan 60 Hz dengan amplitudo sebesar 4 Vpp. Input rangkaian delta modulator ini
adalah gelombang sinus, sedangkan output yang diharapkan adalah sama dengan input, yaitu
gelombang sinus yang sempurna. Sinyal yang masuk diubah menjadi gelombang segitiga
oleh rangkaian integrator dan kemudian diubah lagi menjadi gelombang persegi oleh
rangkaian sampling dan hold. Sinyal output delta modulasi yang diperoleh adalah gelombang
persegi sesuai dengan sinyal output integrator, kemudian ditambahkan dengan rangkaian
delta demodulasi yang berfungsi untuk mengembalikan gelombang persegi menjadi
gelombang sinus.
Politeknik Negeri Jakarta |11
Terjadi distorsi pada outputnya karena perbedaan antara sinyal output decoder yaitu
frekuensi clock delta dengan sinyal input encoder yaitu sinyal dari function generator dimana
frekuensi output lebih besar dari pada frekuensi input sehingga menimbulkan kerusakan
sinyal atau disebut distorsi.
Pada praktek ini, encoder mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital (kode biner),
dan sebaliknya decoder memperoleh kembali sinyal analog dari kode biner yang diperoleh.
Pada bagian pengirim terdiri dari rangkaian pembanding yaitu komparator, sampler dan
integrator.
6.2 Tugas
1. Komparator
Rangkaian comparator yaitu sebuah rangkaian OP-AMP yang membandingkan
antara tegangan input dengan tegangan referensinya. Input ada 2, yaitu pada kutub
Inverting dan Non Inverting.
Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah
piranti (biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara
skematik dalam Gambar 3.4, secara sederhana membandingkan dua tegangan pada
kedua terminal inputnya. Bergantung pada tegangan mana yang lebih besar, outputnya
akan berupa sinyal digital 1 (high) atau 0 (low).
Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke komputer atau
sistem pemroses digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian dengan konverter
analog ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan nanti.
2. Integrator
Rangkaian integrator adalah sebuah rangkian OP-Amp dengan menggunakan
positif/negative feed back (umpan balik) Amplifier. Feed back dipasang pada
sebuah kapasitor. Rangkaian Integrator menghasilkan suatu tegangan output yang
merupakan integral waktu dari tegangan inputnya.
Sebuah integrator adalah rangakaian yang menyelenggarakan operasi integrasi
secara matematik karena dapat mengahasilkan tegangan keluaran yang sebanding
dengan integral masukan. Pemakaian yang umum ialah mengguanakan tegangan
masukan yang tetap untuk mengahasilkan tegangan keluaran berbentuk lereng
(ramp). Sebuah lereng adalah tegangan yang mendaki atau menurun secara linier.
Rangkaian op amp biasa yang terakhir yang menjadi pertimbangan adalah
integrator. Konfigurasi ini, diperlihatkan pada Gambar 6.2.2, terdiri dari sebuah
resistor input dan kapasitor umpan balik. Tegangan output berubah-ubah sebagai
integral dari tegangan input dengan faktor skala 1/RC. Rangkaian ini digunakan
dalam banyak kasus dimana dinginkan integrasi dari output transduser.
Fungsi-fungsi lain juga dapat diimplementasikan, seperti sebuah tegangan
ramp linier. Yang merupakan ramp linier, kemiringan negatif K/RC. Beberapa
mekanisme reset melalui pengosongan kapasitor harus diberikan karena jika tidak
Vout akat naik sampai nilai saturasi output dan tetap pada keadaan itu.
kapasitor dan karena itu merset rangkaian. Saklar-saklar yang digunakan biasanya
saklar-saklar elektronik yang diaktifkan oleh level logika digital.
7. KESIMPULAN
Rangkaian delta modulasi merupakan metode untuk mengubah sinyal analog menjadi
sinyal digital dengan cara mengkodekan sinyal analog dengan bit biner. Rangkaian ini
terdiri dari komparator, sample dan hold, integrator dan rangkaian encoder dan decoder.
Jika input delta modulator adalah nol dan komparator dalam keadaan setimbang,
maka output delta modulasi berupa pulsa-pulsa positif dan negatif.
Sedangkan delta demudolator adalah kebalikan dari delta modulator yaitu mengubah
sinyal digital menjadi sinyal analog.
8. REFERENSI
8.1.DELTA MODULATION (DM)
Modulasi Delta merupakan alternatif sederhana dari PCM yang hanya
menggunakan 1 bit untuk proses encoding. Dengan hanya 1 bit maka ada dua keadaan
yang dapat dikodekan. Pada DM hanya selisih antara nilai interval s(t) dan nilai
didekatnya yang dikodekan. Konsekuensinya DM merupakan salah satu metode
modulasi prediktif. Penjelasannya ada pada Gambar 1. sinyal pemodulasi s(t)
dimasukkan pada input positif komparator. Sinyal prediksi X dimasukkan ke input
pembalik komparator. Hasilnya sinyal prediksi membentuk suatu nilai ambang
variable komparator switch. Jika s(t) > X maka keluaran komparator akan
memberikan kondisi logika 1. Jika s(t) < X maka komparator memberikan kondisi
logika 0.
Ada dua solusi untuk mengatasi masalah ini: sedikit pengurangan pada
frekuensi sampling yang tinggi untuk output sinyal agak rendah dari sumber agak
Politeknik Negeri Jakarta |19
tinggi atau untuk meningkatkan nilai deltaV sehingga menurunkan jumlah bit
kuantisasi. Kasus pertama akan menurunkan berbagai dinamika suara di CD player
dan yang kedua akan membuat kebisingan kuantisasi lebih jelas karena distribusi
yang seragam dalam pita frekuensi dari dc ke setengah laju sampling. Modulasi delta
jelas tidak pantas dalam teknologi CD di mana kesetiaan yang tinggi, tingkat
sampling tinggi dan 16x oversampling diperlukan; pencarian tetap.
8.2.Spektrum DM
Clock sinyal output dari D-FF mewakili urutan biner acak. Spectrum
amplitude dari sinyal tersebut bersifat stokastik, dimana kedua nilai sinyal
mempunyai probabilitas yang sama membentuk white spectrum yang terdiri dari
semua frekuensi dengan amplitude yang sama. Demodulasi DM secara normal terjadi
sesuai dengan metode integrator double. Metode ini menggunaan 2 LPF-RC yang
diseri. Pada keluaran LPF-RC yang pertama, sinyal prediksi X akan muncul lagi.
Sedangkan LPF-RC yang kedua berfungsi memfilter ripple.
8.3. Penggunaan DM
Sesuai dengan metode encodingnya yang sederhana, DM digunakan untuk
pentransmisian pesan dengan bitrate rendah sekitar 10 49 kbps. Dalam teknologi
telepon sentral digital full-dupleks, DM dapat diaplikasikan dengan sangat baik.
Dengan frekuensi sampling yang tinggi maka filter dengan tingkat kecuraman yang
tinggi tidak diperlukan lagi untuk membatasi bandwidth. Dengan DM dimungkinkan
tidak terjadi aliasing. Kekurangan DM adalah keterbatasannya range dinamik.
Sehingga perubahan yang cepat dalam level sinyal input s(t) akan menyebabkan
kesalahan transmisi.
9. Daftar Pustaka
http://labsistel.blogspot.co.id/
https://www.scribd.com/doc/81655184/DM-Delta-Modulation
https://www.scribd.com/doc/216722640/Delta-Modulasi
http://dokumen.tips/documents/dm-delta-modulation.html