Anda di halaman 1dari 20

LAPORANPRAKTIKUM

LABORATORIUMSISTEMTELEKOMUNIKASI
SEMESTERIIITH2014/2015

JUDUL
DELTA MODULATION (DM)
GRUP
4

3B
PROGRAMSTUDITEKNIKTELEKOMUNIKASI

JURUSANTEKNIKELEKTRO

POLITEKNIKNEGERIJAKARTA
2015
Politeknik Negeri Jakarta |1

PEMBUATLAPORAN

:NABILAMUTIARAANJANI

NAMAPRAKTIKAN

:1.LELISISKAMAGDALENAS
2.MARIAIMMACULATALISAP
3.M.YOGAARIES
4.NABILAMUTIARAANJANI
5.NURAMALIARAHMA

TGL.SELESAIPRAKTIKUM:12NOVEMBER2015

TGL.PENYERAHANLAPORAN:19NOVEMBER2015

NILAI:..........

KETERANGAN:.................................................
..................................................
..................................................

Politeknik Negeri Jakarta |2

DAFTAR ISI
Halaman
COVER ..........................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.

TUJUAN............................................................................................................. 4
DIAGRAM RANGKAIAN ............................................................................... 4
ALAT DAN KOMPONEN ............................................................................... 5
DASAR TEORI ................................................................................................. 5
HASIL DATA PERCOBAAN .......................................................................... 9
ANALISA DATA
6.1 ANALISA.................................................................................................... 12
6.2 TUGAS......................................................................................................... 13
7. KESIMPULAN ................................................................................................. 16
8. REVERENSI .................................................................................................... .16
9. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20
LAMPIRAN

Politeknik Negeri Jakarta |3

DELTA MODULATION
1. TUJUAN
a. Mengerti prinsip Delta Modulation.
b. Menjelaskan fungsi Delta Modulation dan Demodulator.
c. Menjelaskan keuntumgan dan kerugian Delta Modulation.
d. Menggambarkan dan menjelaskan bentuk rangkaian dari LPF, Comparator,
Integrator, Sample dan Hold.
2. DIAGRAMRANGKAIAN

Gambar2.1

Gambar2.2

Politeknik Negeri Jakarta |4

Gambar2.3
3. ALATDANKOMPONEN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

ALAT
DCpowersupply+15VSO35388D
Delta Modulator SO 3537-7A
Delta Demodulator SO 3537-7B
Universal Counter HP-5314 A
Function Generator GW-INSTEK GFG-9210
Oscilloscope GW-INSTEK GOS-653G
BNC to Banana Cable
Banana to Banana Cable
Jumper plug-in besar

JUMLAH
1
1
1
1
1
1
4
2
15

4. DASARTEORI
Delta Modulator merupakan salah satu A/D converter yang mudah dan sederhana.
Berbeda dengan Pulsa Code Modulation (PCM), dimana digunakan n-bit kode dalam
proses kuantisasinya. Sedangkan Delta Modulation menggunakan Kwantisasi sati bit.
Modulation adalah suatu teknik yang sederhana untuk mengkodekan sinyal analog ke
digital. Berbeda dengan PCM, Delta Moduation hanya mendeteksi tanda dari sinyal eror
yang nerupakan perbedaan antara sinyal input dan sinyal feedback.
Dasar Delta Moduation seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Rangkaian tersebut
terdiri dari suatu negatif feedback dari comparator, sebuah sampler dan sebuah local
decoder yang dalam hal ini merupakan rangkaian integrator. Sinyal analog a(t) pada input
dari encoder dikurangi dengan sinyal feedback b(t). Perbedaan antara a(t) - b(t) merupakan
sinyal error e(t). Sinyal error tersebut dapat menjadi positif atau negatif, tergantung pada
amplitudo dari kedua sinyal a(t) dan b(t).
Politeknik Negeri Jakarta |5

Comparator mendeteksi tanda sinyal error e(t) dan memberikan tegangan output +E
volt yang tetap amplitudonya. Bentuk gelombang yang tetap amplitudonya ini kemudian
disampler pada rete sampling feedback untuk memberikan output S(t) yang merupakan
deretan pulsa-pulsa. Pada local decoder S(t) diintegrasikan dan menghasilkan sebuah
sinyal step yang merupakan sinyal feedback b(t).

Rangkaian negatif feedback ditunjukan untuk menghasilkan e(t) dan menstabilkan


encoder. Output delta modulation diambil dari rangkaian sampler yang berupa deretan
digital. Secara praktek hal ini diinginkan untuk mengirimkan pulsa-pulsa dengan lebar
yang terbatas, yang lebih baik dari pada pulsa yang sangat sempit. Dalam hal ini sampler
diganti dengan sebuah rangkaian sample dan hold, dan local decoder diganti dengan
sebuah rangkaian integrator RC (gambar 2).

Gambar 2. Rangkaian Delta Modulation encoder secara praktis


Delta modulation decoder di penerima yang merubah sinyal digital ke bentuk analog,
terdiri dari sebuah integrator yang sama dengan integrator dengan local decoder, yang
diikuti dengan sebuah low pass filter untuk mengeliminasi noise yang berasal dari
informasi diluar band tersebut.

Politeknik Negeri Jakarta |6

Prinsip kerja:
Encoder mengubah sinyal analog menjadi code biner. Sebaliknya, decoder
memperoleh kembali dari kode biner tersebut menjadi sinyal analog. Pada bagianpengirim
terdiri dari rangkaian pembanding (komparator), sampler dan integrator. Input dari
komparator merupakan perbedaan antara sinyal input a(t) dan sinyal feedback b(t) dan
tanda dari error tersebut yang akan dideteksi oleh komparator. Bila sinyal input a(t) > b(t),
maka a(t) b(t) = e(t) mempunyai tanda positif sehingga input encoder merupakan pulsa
positif.
Bila a(t) < b (t), maka e (t) mempunyai tanda negatif. Output dari encoder s(t)
merupakan input integrator yang merupakan local decoder. Output integrator digunakan
untuk mendekati input analog, dan output tersebut merupakan fungsi ramp (ramp function)
dengan slope yang positif atau negatif. Output encoder ini kemudian dikirimkan ke
penerima (decoder) yang letaknya jauh dai encoder dalam bentuk pulsa biner. Karena itu
integrator yang sama dengan local decoder pada bagian pengirim, yang diikuti dengan low
pass pada penerima diperlukan untuk memperoleh kembali input analog. Keadaan sinyal
yang dihasilkan kembali ke aslinya tidak akan sama dengan sinyal yang dikirimkan.
Perbedaan antara sinyal input decoder dengan sinyal input encoder menimbulkan noise
yang dikenal dengan noise kwantisasi dan akan berpengaruh terhadap S/N dari delta
modulation. Bentuk input dan output dari delta modulation dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 4. Bentuk output dan input dari delta modulation


a(t), sinyal input analog
b(t), output integrator pada decoder
s(t), output encoder yang dikirimkan
Keadaan output delta modulation jika input sama dengan nol.
Jika rangkaian pada kondisi sinyal input sama dengan nol (tanpa input) dan
komparator dalam keadaan setimbang, maka terlihat disini bahwa bentuk output delta
Politeknik Negeri Jakarta |7

modulation berupa pulsa-pulsa positif dan negatif yang silih berganti, keadaan seperti ini
terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Output delta modulation untuk input sama dengan nol


Output dari integrator mendekati gelombang segitiga dengan slope positif dan negatif
seperti gambar di bawah ini.

Sedangkan untuk input yang variasi amplitudonya lebih kecil dari stepnya, tidak akan
terdeteksi oleh delta modulation, sehingga bila output tersebut diterima oleh penerima
akan dihasilkan sinyal sama dengan nol.

Politeknik Negeri Jakarta |8

5. HASILDATAPERCOBAAN
5.1 Dari Function Generator masukkan ke input Low Pass Filter (1)
Gelombang sinus = 2 kHz
Amplitudo = 1,5 Vpp
Frekuensi clock generator (5) ke 30 KHz
TP1
Time/div : 0,2 ms/div
Volt/div : 1 V/div
A = 1,5 Vpp
F = 2 kHz

TP3
Time/div : 0,2 ms/div
Volt/div : 1 V/div
A = 2,5 Vpp
F = 2 kHz

5.2 Dari Function Generator masukkan ke input Low Pass Filter (1)
Gelombang sinus = 2 kHz
Amplitudo = 4 Vpp dan frekuensi clock generator (5) ke 25 kHz
TP3
Time/div : 0,2 ms/div
Volt/div : 1 V/div
A = 2,3 Vpp
F = 2 kHz

TP6

Politeknik Negeri Jakarta |9

Time/div : 0,2 ms/div


Volt/div : 5 V/div
A = 20 Vpp
F = 2 kHz

5.3 Dari Function Generator masukkan ke input Low Pass Filter (1)
Gelombang sinus = 60 Hz
Amplitudo = 4 Vpp
Frekuensi clock generator (5) ke minimum dan maksimum
TP1
Time/div : 5 ms/div
Volt/div : 1 V/div
A = 4 Vpp
F = 0,05 kHz

TP8
(Kondisi Minimum)
Time/div : 5 ms/div
Volt/div : 1 V/div
A = 5 Vpp
F = 0,05 kHz

a. Jelaskankualitastransmisinya
Politeknik Negeri Jakarta |10

Jawab:KualitastransmisipadaTP8tidakbaguskarenaterjadidistorsi,distorsi
disebabkanakibatfrekuensiclockgeneratoryangdiberikanpadaposisiminimum.
Namun,jikafrekuensiclockgeneratorpadaTP8diberikanpadaposisimaksimum
makakualitassinyalbagusdantidakterjadidistorsi.
b. Bilaterjadidistorsi,jelaskanpenyebabnya
Jawab : Distorsi disebabkan akibat frekuensi clock generator yang diberikan
rendah, agar tidak terjadi distorsi maka frekuensi clock generator harus besar,
sepertisaat TP8 frekuensiclockgeneratormaksimumyang diberikan sebesar
248kHz,sehinggakualitassinyalbagus.
6. ANALISADATA
6.1 Analisa
Percobaan pertama melihat sinyal input delta modulasi dan output pada integrator
dengan mengatur frekuensi clock delta modulasi sebesar 30 kHz dan function generator pada
gelombang sinus sebesar 2 kHz dengan 1.5 Vpp, Pada hasil percobaan terlihat bahwa sinyal
output integrator berbentuk gelombang segitiga dan terjadi kerusakan sinyal. Hal ini
disebabkan karena integrator pada rangkaian ini dipergunakan untuk mengubah gelombang
sinus menjadi gelombang segitiga dan mengubah gelombang segitiga menjadi gelombang
persegi.
Pada percobaan kedua, frekuensi clock diubah menjadi 25 kHz dan function generator
diatur 2 kHz dengan gelombang sinus 4 Vpp, output integrator menghasilkan gelombang
segitiga. Sedangkan output delta modulasi berbentuk gelombang persegi. Sinyal output delta
modulasi dipengaruhi oleh sinyal output integrator. Output integrator diperlukan untuk
mengurangi kerusakan sinyal atau disebut dengan noise dan untuk memperoleh sinyal analog
input yang sebelumnya sudah diubah kedalam bentuk sinyal digital.
Percobaan selanjutnya adalah dengan menambahkan rangkaian demodulator.
Frekuensi clock delta modulasi diatur pada keadaan minimum, dan fungtion generator diatur
pada keadaan 60 Hz dengan amplitudo sebesar 4 Vpp. Input rangkaian delta modulator ini
adalah gelombang sinus, sedangkan output yang diharapkan adalah sama dengan input, yaitu
gelombang sinus yang sempurna. Sinyal yang masuk diubah menjadi gelombang segitiga
oleh rangkaian integrator dan kemudian diubah lagi menjadi gelombang persegi oleh
rangkaian sampling dan hold. Sinyal output delta modulasi yang diperoleh adalah gelombang
persegi sesuai dengan sinyal output integrator, kemudian ditambahkan dengan rangkaian
delta demodulasi yang berfungsi untuk mengembalikan gelombang persegi menjadi
gelombang sinus.
Politeknik Negeri Jakarta |11

Terjadi distorsi pada outputnya karena perbedaan antara sinyal output decoder yaitu
frekuensi clock delta dengan sinyal input encoder yaitu sinyal dari function generator dimana
frekuensi output lebih besar dari pada frekuensi input sehingga menimbulkan kerusakan
sinyal atau disebut distorsi.
Pada praktek ini, encoder mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital (kode biner),
dan sebaliknya decoder memperoleh kembali sinyal analog dari kode biner yang diperoleh.
Pada bagian pengirim terdiri dari rangkaian pembanding yaitu komparator, sampler dan
integrator.

Politeknik Negeri Jakarta |12

6.2 Tugas
1. Komparator
Rangkaian comparator yaitu sebuah rangkaian OP-AMP yang membandingkan
antara tegangan input dengan tegangan referensinya. Input ada 2, yaitu pada kutub
Inverting dan Non Inverting.
Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah
piranti (biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara
skematik dalam Gambar 3.4, secara sederhana membandingkan dua tegangan pada
kedua terminal inputnya. Bergantung pada tegangan mana yang lebih besar, outputnya
akan berupa sinyal digital 1 (high) atau 0 (low).
Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke komputer atau
sistem pemroses digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian dengan konverter
analog ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan nanti.

Gambar 6.2.1 Sebuah komparator merubah keadaan


logika output sesuai fungsi tegangan input analog

Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah opamp yang memberikan


output terpotong untuk menghasilkan level yang diinginkan untuk kondisi logika
(+5 dan 0 untuk TTL 1 dan 0). Komparator komersil didesain untuk memiliki
level logika yang dperlukan pada bagian outputnya.
Hasil pada rangkaian ini adalah :

Politeknik Negeri Jakarta |13

- bila suatu tegangan inputnya berada diatas tegangan referensinya, maka


tegangan outputnya akan menyamai dengan tegangan saturasinya (negative)
- sebaliknya, jika suatu tegangan input berada dibawah tegangan referensinya,
maka tegangan outputnya menyamai tegangan saturasinya (positif)

2. Integrator
Rangkaian integrator adalah sebuah rangkian OP-Amp dengan menggunakan
positif/negative feed back (umpan balik) Amplifier. Feed back dipasang pada
sebuah kapasitor. Rangkaian Integrator menghasilkan suatu tegangan output yang
merupakan integral waktu dari tegangan inputnya.
Sebuah integrator adalah rangakaian yang menyelenggarakan operasi integrasi
secara matematik karena dapat mengahasilkan tegangan keluaran yang sebanding
dengan integral masukan. Pemakaian yang umum ialah mengguanakan tegangan
masukan yang tetap untuk mengahasilkan tegangan keluaran berbentuk lereng
(ramp). Sebuah lereng adalah tegangan yang mendaki atau menurun secara linier.
Rangkaian op amp biasa yang terakhir yang menjadi pertimbangan adalah
integrator. Konfigurasi ini, diperlihatkan pada Gambar 6.2.2, terdiri dari sebuah
resistor input dan kapasitor umpan balik. Tegangan output berubah-ubah sebagai
integral dari tegangan input dengan faktor skala 1/RC. Rangkaian ini digunakan
dalam banyak kasus dimana dinginkan integrasi dari output transduser.
Fungsi-fungsi lain juga dapat diimplementasikan, seperti sebuah tegangan
ramp linier. Yang merupakan ramp linier, kemiringan negatif K/RC. Beberapa
mekanisme reset melalui pengosongan kapasitor harus diberikan karena jika tidak
Vout akat naik sampai nilai saturasi output dan tetap pada keadaan itu.

Politeknik Negeri Jakarta |14

Gambar 6.2.2 Integrator


Input integrator dihubungkan pada pada function generator dengan frekuensi
400 Hz. Lalu input dan output dihubungkan ke osiloskop. Maka sinyal yang
dihasilkan berupa sinyal kotak. Sedangkan sinyal segitiganya adalah hasil dari
diferesiator.
3. Sample and Hold
Ketika pengukuran harus antarmuka dengan sebuah proses digital dalam
situasi kontrol atau pengukuran, seringkali perlu untuk menyediakan nilai tertentu
pada konverter analog ke digital (ADC). Jadi, jika suatu pengukuran dibuat pada
beberap waktu, bisa jadi selama prosedur konversi A/D nilai yang terukur
berubah. Variasi seperti ini dapat menyebabkan error dalam proses konversi.
Untuk mengurangi ini, sebuah op amp digunakan dalam konfigurasi sample-andhold.
Rangkaian ini, diperlihatkan pada Gambar 6.2.3, dapat mengambil sampel
yang sangat cepat dari sinyal tegangan input dan kemudian menahan nilai ini,
meskipun sinyal input mungkin berubah, sampai sampel yang lain diperlukan.
Metode ini memanfaatkan kemampuan mengisi-menyimpan (charge-storing
ability) dari kapasitor dan impedansi tinggi dari op amp yang menjadi sifatnya.
Serperti diperlihatkan pada contoh rangkaian sederhana Gambar 6.2.3, saat
saklar 1 ditutup, kapasitor dengan cepat berubah ke level tegangan input. Jika
sekarang saklar 1 dibuka, op amp tegangan pengikut mengijinkan ukuran
tegangan kapasitor diambil pada output tanpa megubah muatan kapasitor. Saat
sample baru harus diambil, pertama saklar 2 ditutup untuk mengosongkan

Politeknik Negeri Jakarta |15

kapasitor dan karena itu merset rangkaian. Saklar-saklar yang digunakan biasanya
saklar-saklar elektronik yang diaktifkan oleh level logika digital.

Gambar 3. Rangkaian Sample and Hold

7. KESIMPULAN
Rangkaian delta modulasi merupakan metode untuk mengubah sinyal analog menjadi
sinyal digital dengan cara mengkodekan sinyal analog dengan bit biner. Rangkaian ini
terdiri dari komparator, sample dan hold, integrator dan rangkaian encoder dan decoder.
Jika input delta modulator adalah nol dan komparator dalam keadaan setimbang,
maka output delta modulasi berupa pulsa-pulsa positif dan negatif.
Sedangkan delta demudolator adalah kebalikan dari delta modulator yaitu mengubah
sinyal digital menjadi sinyal analog.
8. REFERENSI
8.1.DELTA MODULATION (DM)
Modulasi Delta merupakan alternatif sederhana dari PCM yang hanya
menggunakan 1 bit untuk proses encoding. Dengan hanya 1 bit maka ada dua keadaan
yang dapat dikodekan. Pada DM hanya selisih antara nilai interval s(t) dan nilai
didekatnya yang dikodekan. Konsekuensinya DM merupakan salah satu metode
modulasi prediktif. Penjelasannya ada pada Gambar 1. sinyal pemodulasi s(t)
dimasukkan pada input positif komparator. Sinyal prediksi X dimasukkan ke input
pembalik komparator. Hasilnya sinyal prediksi membentuk suatu nilai ambang
variable komparator switch. Jika s(t) > X maka keluaran komparator akan
memberikan kondisi logika 1. Jika s(t) < X maka komparator memberikan kondisi
logika 0.

Politeknik Negeri Jakarta |16

Dalam DM dapat terjadi kesalahan berupa kecuraman beban lebih (slope


overload). Kesalahan ini terjadi karena sinyal prediksi hanya dapat dibentuk dengan
tepi terbatas (finite edge) atau lereng yang curam (slope steepness). Segera setelah
sinyal input s(t) melebihi amplitude sinyal ambang maka predictor tidak akan
membengkitkan sinyal karena X > s(t). Sinyal terprediksi secara konstan akan
melakukan pengejaran terhadap sinyal input s(t). Karena itu range dinamik DM
dibatasi. Slope overload dapat dikurangi dengan menggunakan metode nonlinier atau
adaptif.
Dalam hal ini tingkat variable disesuaikan dengan sinyal input s(t). Kesalahan
yang lain adalah granular noise. Jika diasumsikan sinyal input s(t) berupa tegangan
DC maka sinyal prediksi harus terus menerus berosilasi disekitar nilai tegangan input
s(t). Sehingga sinyal keluaran D-FF akan berbentuk ripple. Telah diketahui bahwa
pengukuran informasi dapat dilakukan dengan kuantitas pesan M dan aliran data C.
tanpa mentransformasi sinyal, kuantitas pesan dari sinyal dapat diubah.
Differential pulse-code modulation adalah teknik di mana turunan dari sinyal
terkuantisasi. Ketika sinyal perubahan antara periode sampel kecil, firman quantizer
panjang dapat dikurangi. Dengan tingkat oversampling sangat tinggi, perubahan
antara periode sampel dibuat sangat kecil, sehingga dapat dikurangi quantizer rendahbit. A 1-bit DPCM encoder dikenal sebagai modulasi delta (DM, delta). Dengan kata
lain, kode DM perbedaan amplitudo sinyal bukannya amplitudo sinyal itu sendiri.
Nama lain untuk DM adalah modulasi lebar pulsa (PWM).
Gambar 2 menunjukkan sebuah delta-modulasi encoder; itu dikenal sebagai
integrasi tunggal modulasi. Sinyal input dibandingkan dengan output terpadu kacangkacangan dan delta (perbedaan) sinyal diterapkan pada quantizer. The quantizer
menghasilkan pulsa positif ketika perbedaan sinyal negatif, dan negatif perbedaan
denyut nadi ketika sinyal positif. Perbedaan ini sinyal integrator bergerak selangkah
demi selangkah lebih dekat ke nilai sekarang masukan, pelacakan turunan dari sinyal
input.

Politeknik Negeri Jakarta |17

Menimbang 1,5 kHz sinyal input sinusoidal, sebagai contoh, dengan


amplitudo maksimum 1 dan deltaV untuk menjadi 0,0625, sampling setara dengan 4bit kuantisasi yaitu L = 16. Untuk mencapai kecepatan bit setara dengan 4-bit
kuantisasi dengan 4 kHz sampling rate yang oversampling rasio 16 adalah dibutuhkan
yaitu 64 kHz (16 x 4kHz). Gambar 3, memperlihatkan sebuah simulasi MATLAB
pada 32 kali oversampling. Seperti yang terlihat output dari trek integrator setuju
sinyal input.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, adalah penting dalam menyaring


oversampling untuk menghindari efek yang tidak diinginkan dan distorsi aliasing.
Setelah pikiran ini dalam output dari delta modulation (setelah integrator) harus
melewati pass filter yang rendah untuk melemahkan sinyal frekuensi tinggi yang tidak
diinginkan. Gambar 4 menunjukkan efek tidak menggunakan filter seperti di 16 kali
oversampling dari sinyal yang digunakan dalam Gambar 3. Seperti melihat sinyal
termodulasi hampir tidak melacak sinyal input yang sebenarnya dan sebagai sinyal
Politeknik Negeri Jakarta |18

terpadu dialihkan karena efek aliasing. Dengan demikian banyak distorsi


diperkenalkan dan direproduksi di demodulator sinyal tidak akan menyerupai sinyal
input asli (ada juga ada cara untuk memulihkan itu).

Gambar 5 memperlihatkan pentingnya oversampling memilih rasio yang tepat


atau ukuran DV (yang menentukan L, jumlah tingkat kuantisasi). Rasio yang
oversampling harus 32 (dua kali lipat dari sebelumnya Gambar 3 untuk mencapai
tingkat sampling 4KHz). Untuk menunjukkan efek oversampling menggunakan rasio
yang lebih rendah daripada yang sebenarnya dibutuhkan, Gambar 5 menunjukkan
rasio oversampling dari 32; kelebihan beban lereng (perubahan sinyal untuk berpuasa
untuk memodulasi sinyal untuk melacak) tidak dapat dihindari.

Ada dua solusi untuk mengatasi masalah ini: sedikit pengurangan pada
frekuensi sampling yang tinggi untuk output sinyal agak rendah dari sumber agak
Politeknik Negeri Jakarta |19

tinggi atau untuk meningkatkan nilai deltaV sehingga menurunkan jumlah bit
kuantisasi. Kasus pertama akan menurunkan berbagai dinamika suara di CD player
dan yang kedua akan membuat kebisingan kuantisasi lebih jelas karena distribusi
yang seragam dalam pita frekuensi dari dc ke setengah laju sampling. Modulasi delta
jelas tidak pantas dalam teknologi CD di mana kesetiaan yang tinggi, tingkat
sampling tinggi dan 16x oversampling diperlukan; pencarian tetap.
8.2.Spektrum DM
Clock sinyal output dari D-FF mewakili urutan biner acak. Spectrum
amplitude dari sinyal tersebut bersifat stokastik, dimana kedua nilai sinyal
mempunyai probabilitas yang sama membentuk white spectrum yang terdiri dari
semua frekuensi dengan amplitude yang sama. Demodulasi DM secara normal terjadi
sesuai dengan metode integrator double. Metode ini menggunaan 2 LPF-RC yang
diseri. Pada keluaran LPF-RC yang pertama, sinyal prediksi X akan muncul lagi.
Sedangkan LPF-RC yang kedua berfungsi memfilter ripple.
8.3. Penggunaan DM
Sesuai dengan metode encodingnya yang sederhana, DM digunakan untuk
pentransmisian pesan dengan bitrate rendah sekitar 10 49 kbps. Dalam teknologi
telepon sentral digital full-dupleks, DM dapat diaplikasikan dengan sangat baik.
Dengan frekuensi sampling yang tinggi maka filter dengan tingkat kecuraman yang
tinggi tidak diperlukan lagi untuk membatasi bandwidth. Dengan DM dimungkinkan
tidak terjadi aliasing. Kekurangan DM adalah keterbatasannya range dinamik.
Sehingga perubahan yang cepat dalam level sinyal input s(t) akan menyebabkan
kesalahan transmisi.
9. Daftar Pustaka
http://labsistel.blogspot.co.id/
https://www.scribd.com/doc/81655184/DM-Delta-Modulation
https://www.scribd.com/doc/216722640/Delta-Modulasi
http://dokumen.tips/documents/dm-delta-modulation.html

Politeknik Negeri Jakarta |20

Anda mungkin juga menyukai