Anda di halaman 1dari 17

PROSES EKSTRAKSI

MENGGUNAKAN METODE
MASERASI
KELOMPOK R-1

ANGGOTA KELOMPOK
Ayunda

Kinanthi

Putri

Rizki

122210101015
Marsalita

P.

132210101002
Qurnia

Wahyu

132210101004
Wirawan
132210101006
Fikriatul
132210101010
Zulfiah

Nur

132210101012

Dinda

N.

Rizkhaltum

I.

F.

132210101022
Wilda

Fajriani

Hasani

132210101020
Fergi

Hidayah

Faiqo

132210101018
Erlita

Deni

Rahmaniah

132210101016
Elok

Fatmasari

Hidayatingingsih

132210101014
Mia

Irine

Nur

Yuniar

132210101024
Meylani

Nur

132210101026

Riskiana

Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui cara
pembuatan ekstrak nabati dengan
maserasi.
Mahasiswa
dapat
melakukan
pembuatan
ekstrak
nabati
dengan maserasi.

PENDAHULUAN
Tumbuhan memiliki
banyak komponen
kimia yang dibutuhkan
oleh keperluan hidup
manusia, baik untuk
digunakan untuk
keperluan industri
maupun bahan obatobatan. Salah satu cara
untuk mengambil
komponen kimia yang
dibutuhkan adalah
ekstraksi. Ekstraksi
sendiri merupakan
proses penarikan suatu
zat dengan pelarut
sehingga zat tersebut
terpisah dari
serbuk/simpilisia dan
larut dalam pelarut
yang sesuai.

Esktraksi cara dingin

Ekstraksi cara panas

merupakan metode

merupakan ekstraksi

yang tidak melibatkan

yang melibatkan panas

proses pemanasan

dalam prosesnya,

selama proses

seperti :

ekstraksi, seperti :

- Refluks

- Maserasi.

- Soxhlet

- Perkolasi.

- Digesti
- Infudasi

TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Penggolong
an
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae

Psidium guajava L

Bangsa : Myrales
Suku : Mytaceae
Marga

: Psidium

Jenis : Psidium guajava


L.
Gambar Kuersetin

Kandungan
kimia

Khasiat dan
Manfaat

Menurut Sudarsono dkk


(2002), daun jambu biji
mengandung flavonoid,
tanin (17,7%), fenolat
(573,3 mg/g) dan minyak
atsiri. Daun jambu biji
(Psidium guajava L.),
mengandung flavonoid
yang dinyatakan sebagai
kuersetin.
Kuersetin memiliki
aktivitas menghambat
enzim reverse
transcriptase yang
berarti menghambat
pertumbuhan virus RNA
dan memiliki titik lebur
31oC, sehingga kuersetin

manfaatkan daun jambu


biji sebagai salah satu
sumber bahan obat.
khasiat daun jambu untuk
mengobati sariawan, diare
dan radang lambung.
Efek farmakologis daun
jambu biji yaitu
antiinflamasi, antidiare,
analgesik, antibakter,
antidiabetes, antihipertensi
dan penambah trombosit.
Indarini (2006)
menunjukkan bahwa
ekstrak daun jambu biji
yang mempunyai potensi
antioksidan adalah daun
jambu biji berdaging buah
putih yang diekstrak
dengan etanol 70 % secara

METODE KERJA
ALAT
- Maserator
- Corong Buchner
- Cawan Porselen
- Penangas Air
- Rotavapour (Penguap
berputar)
- Pipa Penghisap
- Seperangkat Alat gelas

BAHAN
-Simplisia Daun Jambu Biji
- Etanol

PROSEDUR
Dimasukkan 250 mg
serbuk kering ke dalam
maserator,
ditambahkan etanol
96 % sebanyak 7 kali
bobot serbuk dan
diaduk
Dibiarkan termaserasi
selama 5 hari dalam
maserator tertutup
dengan pengadukan
setiap hari

Disaring maserat dari


ampas dengan corong
buchner, lalu maserat di
endapkan selama 2 hari

Maserat dipisahkan dari


endapan dengan hatihati.Maserat di uapkan dalam
cawan porselen diatas
penangas air atau dengan
penguap berputar
(rotavapour) sehingga
diperoleh ekstrak kental
Ekstrak kental di endapkan
kembali dengan
ditambahkan etanol
berlebih dan didiamkan
selama 2 hari

Disari dengan bantuan


pipa penghisap

HASIL
PERCOBAAN

Data yang diperoleh pada pembuatan ekstrak dengan maserasi :


MEDIA

JUMLAH

Berat Cawan

51,97 gram

Berat Cawan + Ekstrak

65, 16 gram

Berat Ekstrak

12,19 gram

Perhitungan Rendemen :

PEMBAHASAN
Tujuan
ekstraksi
untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini
didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut
dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
berdifusi masuk ke dalam pelarut. Proses pengekstraksian komponen kimia
dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar
sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.

Prinsip
maserasi

penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk


simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama lima hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya cairan penyari akan masuk ke
dalam sel melewati dinding sel Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi).

Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi


antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi
dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari.

Tujuan cara
kerja
Pelarut yang digunakan adalah etanol 96% karena zat aktif yang akan
diambil larut dalam pelarut polar sehingga maserasi yang dilakukan
menggunakan pelarut polar.
Perendaman dilakukan selama 5 hari bertujuan agar pelarut dapat menarik
senyawa yang akan diambil ke luar dinding sel dan larut dalam pelarut
etanol 96%.
Perendaman dilakukan dengan cara pengadukan yang bertujuan untuk
memperbesar luas permukaan yang bersentuhan dengan serbuk sehingga
semua serbuk dapat terkena pelarut dan senyawa aktif dalam larut dalam
pelarut yang digunakan. Tujuan lain dari pengadukan adalah untuk
memperluas kontak antara serbuk simplisia dengan cairan penyari

Penyaringan dilakukan untuk memisahkan maserat dengan endapan


sehingga akan didapatkan maserat yang telah mengandung zat aktif.
Digunakan rotary evaporator karena proses pemisahan ekstrak dari cairan
penyarinya dengan pemanasan dapat dipercepat oleh putaran dari labu,
cairan penyari dapat menguap 5-10 C di bawah titik didih pelarutnya
disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan
pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan
mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang
ditampung dalam labu penampung.Prinsip ini membuat pelarut dapat
dipisahkan dari zat terlarut di dalamnya tanpa pemanasan yang tinggi.

Keuntungan
Maserasi

cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan


mudah diusahakan.
Kerugian
Maserasi

pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna.

TITIK KRITIS
Pengadukan
Pengadukan sebaiknya dilakukan dengan arah dan kecepatan yang konstan.

Suhu pemanasan
Suhu pada saat pemanasan harus sesuai dengan pedoman yaitu sekitar 60 0C agar
hasil yang didapatkan bisa optimal.

Pemerasan yang maksimal


Pemerasan yang maksimal mampu mendapatkan hasil ekstrak yang banyak dan
mengurangi penambahan air dari luar.

Ukuran serbuk simplisia


Apabila serbuk terlalu kecil maka proses penyaringan tidak maksimal sehingga
mempengaruhi hasil ekstrak.

Dalam pengerjaannya harus tetap dijaga


Agar dapat mencatat data yang akurat.

KESIMPULAN

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang


terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi
pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan prinsip pencapaian
kesetimbangan konsentrasi, menggunakan pelarut yang direndam pada
simplisia dalam suhu kamar, bila dibantu pengadukan secara konstan
maka disebut maserasi kinetik. Cairan penyari akan menembus dinding sel
dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan
larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang terpekat didesak
keluar, sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi.
Serbuk daun jambu biji sebelumdiekstraksi adalah100gram dan berat
ekstrak didapatkan 12,19 gramdengan persentase ekstrak (%) rendamen
adalah12,19%.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1999 : Senna siamea a widely used legume tree. Fact Sheet
J. B. Harbone. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung.
Senjaya, Y. A dan Surakusumah, W. 2008. Potensi Ekstrak Daun Pinus (Pinus
merkusii jungh. et de Vriese) Sebagai Bioherbisida Penghambat
Perkecambahan Echinochloa colonum l. dan Amaranthus viridis.Jurnal
Perennial. 4(1) : 1-5.
Tobo, Fachruddin, (2001),Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia,
LaboratoriumFitokimia
Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai