Anda di halaman 1dari 2

LUKMAN, MAE & KLAT

Dengan langkah gontai, Lukman melangkahkan kakinya menyusuri pematang sawah


disiang yang sedikit lembut. Masih teringat dalam benaknya, kejadian tadi pagi, saat ia, mae
dan klat main musik mengiringi tari penyambutan tamu penting daerah., ka kreuh bhan
likeu ngoen bhan likot, yoh watee na buet sang lagee jih yang po keureja, bak di boh atoe
tanyoe ka lagee jih yang paleng carong , gumamnya dalam hati. Sementara angin sepoi tak
memperlihatkan keberadaanya, hingga bulir keringat mulai muncul dari dahinya.
Tiba dirumah, tanpa basa - basi, langsung menuju ke dapur, dahaga berat menyerang
kerongkongannya, saking hausnya, 2 gelas besar ludes diteguknya dan langsung menuju
kamar.
Melihat perangai tak biasa anaknya, sang ibu keheranan dan mencoba mencari tahu,
man,...maann,... Lukman, sambil mengetuk pintu kamar. Melihat tak ada jawaban dari
dalam, sang ibu membuka pintu kamar, terlihat Lukman tengah bersandar dibibir tempat
tidur dengan muka yang masih terlihat kesal.
ada apa man, mak kaloen meuhop that muka uroenyoe, tanya sang ibu.
itu mak, si mae ngoen si klat, tadi waktu kami main musik Seurunee Kalee ngiring
tari, lagaknya sudah seperti mereka yang punya job, pake ngatur - ngatur penari pula,
dengan logat Aceh yang begitu kental.
Dengan lembut sang ibu menjawab, Man, nyoe ta bloe bajee, ta ukoe dilee bak badan
droeteuh, bek ta ukoe bak badan gob laju, ujar sang ibu. peu maksud jih nyan mak ?,
tanya Lukman.
itu bukan pantun atawa pepatah, meutapi Hadih Maja yaitu ungkapan - ungkapan
yang berisi nasehat - nasehat baik dalam hal agama maupun kehidupan sehari - hari, seperti
yang tadi mak sebutkan. Itu bermaksud, sebelum buru - buru menyalahkan orang lain atas
sesuatu pekerjaan, alangkah lebih baiknya kita lihat diri kita sendiri dulu, bisa jadi yang
seperti teman - temanmu lakukan tadi pagi, tidak seperti yang ada dalam benakmu, bisa saja
mereka merapikan barisan penari, agar terlihat lebih rapi dan apik dan tariannya kan

semakin indah, kalau barisannya rapi, ujar sang ibu. Lukman tersungut - sungut
mendengar penjelasan ibunya, sudah...sudah..., tak usah berlarut - larut, nanti malam usai
pengajian, pergi jumpai mereka dan minta maaf kalau kamu telah salah menduga,
pungkasnya lagi.
Lukman masih terus bergolek diatas kasur, hingga azan ashar membangunkannya, lalu
menuju kamar mandi untuk berwudhu, nanti malam aku harus segera menjumpai mae dan
klat, aku harus minta maaf telah menduga yang tidak - tidak kepada mereka, gumam
Lukman dalam hati, sambil menuju kamar mandi.

Islahuddin

Anda mungkin juga menyukai