Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN

Instructional Design: Model Dick & Carrey

Oleh
Carry de Fitri Danhas
Herry Eko Jaya Putra
Nidya Afrillina
Aswita Mardohar H

15177004
15177021
15177029
14177002

Dosen Mata Kuliah:


Prof. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah pendidikan telah ada sejak zaman dahulu, setua dengan
pendidikan dan manusia itu sendiri. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
memecahkan berbagai masalah pendidikan yang terjadi untuk menjadikan
pendidikan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Hal positif dari keadaan ini
adalah pendidikan merupakan sesuatu yang bersifat dinamis, sehingga
menuntut manusia untuk tetap kreatif dan tidak terbuai dengan keberhasilan
satu atau dua model atau metode saja.
Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan, dan merupakan bagian
proses yang langsung berkaitan dengan siswa. Upaya peningkatan proses
pembelajaran dilakukan dengan berbagai usaha, termasuk melalui desain
pembelajaran. Banyak ahli percaya bahwa desain pembelajaran yang baik
akan menghasilkan proses yang baik pula. Dengan pemikiran ini, maka kajian
tentang desain pembelajaran yang efektif, tidak kalah penting dengan kajian
konsep pendidikan lainnya.
Dari berbagai kajian tentang desain pembelajaran, para ahli telah
menawarkan beberapa model yang dapat digunakan untuk mendesain suatu
pembelajaran, diantaranya adalah model desain pembelajaran Dick and Carey.
Secara teoritis desain pembelajaran ini menawarkan sistematika berpikir
prosedural, yang akan menjadi dasar pengembangan desain lainnya, sehingga
pemahaman yang lengkap mengenai desain pembelajaran Dick and Carey
akan menjadi dasar pemahaman bagi model desain pembelajaran yang lain,
pemikiran inilah yang kemudian menjadikan model desain pembelajaran Dick
and Carey menarik untuk dikaji.

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memperjelas arah kajian dalam makalah ini, maka disusun
1.

rumusan masalah sebagai berikut:


Bagaimana langkah-langkah dalam model desain pembelajaran Dick dan
Carey?
1

2.

Apa kelebihan dan kekurangan dari model desain pembelajaran Dick dan
Carey?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui langkah-langkah dalam model desain pembelajaran Dick dan
Carey, serta mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model desain Dick
dan Carey.

BAB II
PEMBAHASAN
A. DESAIN PEMBELAJARAN DICK AND CAREY
Model Dick and Carey adalah model desain pembelajaran yang
dikembangkan oleh Walter Dick, Lou Carey dan James O Carey. Model ini
adalah salah satu dari model prosedural, yaitu model yang menyarankan agar
penerapan prinsip desain instruksional disesuaikan dengan langkah-langkah
yang harus di tempuh secara berurutan.
Model pembelajaran Dick dan Carey merupakan model desain
pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System
Approach). Terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem
pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi
dan evaluasi. Dick dan Carey memasukkan unsur kognitif dan behavioristik
yang menekankan pada respon siswa terhadap stimulus yang dihadirkan.
Implementasi model desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses
yang sistematis dan menyeluruh. Hal ini dipelukan untuk dapat menciptakan
desain sistem pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam
mengatasi masalah-masalah pembelajaran.

B. LANGKAH-LANGKAH MODEL DESAIN PEMBELAJARAN DICK


AND CAREY
Komponen-komponen sekaligus langkah-langkah utama dari model
desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dkk yang terdiri atas
sepuluh langkah desain. Setiap langkah dalam desain sistem pembelajaran ini
memiliki keterkaitan satu sama lain. Output yang dihasilkan dari suatu
langkah akan digunakan sebagai input bagi langkah-langkah selanjutnya.
Dalam bentuk bagan, model desain pembelajaran Dick dan Carey dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Model Desain Pembelajaran Dick dan Carey


Berikut jabaran kegiatan yag dilakukan pada setiap langkah desain
pembelajaran Model Dick and Carrey.
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
Dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran hal yang perlu
dilakukan dalam kegiatan ini adalah menentukan kemampuan atau
kompetensi yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menempuh program
pembelajaran. Hal ini diistilahkan dengan tujuan pembelajaran atau
instructional goal.
Rumusan tujuan pembelajaran dapat dikembangkan baik dari
rumusan tujuan pembelajaran yang sudah ada pada silabus maupun dari
hasil analisis kinerja atau performance analysis. Rumusan tujuan
pembelajaran dapat dihasilkan melalui proses anayisis kebutuhan atau
need analysis dan penglaman-pengalaman tentang kesulitan-kesulitan
yang diahadapi oleh siswa.
Selain itu tujuan pembelajaran dapat juga dirumuskan dengan
menggunakan analisyis tentang cara seseorang melakukan tugas atau
pekerjaan yang spesifik dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan

untuk melakukan tugas dan pekerjaan tersebut, atau istilah ini disebut
dengan istilah analysis tugas atau Task analysis.
2. Melakukan analisis instruksional
Setelah melakukan identifikasi tujuan pembelajaran, langkah
selanjutnya adalah analysisi instruksional, yaitu sebuah proses yang
digunakan untuk menentukan keterampilan dan pengetahuan relevan dan
diperlukan

oleh

siswa

untuk

mencapai

kompetensi

atas

tujuan

pembelajaran. Dalam melakukan analisis instruksional beberapa langkah


yang diperlukan untuk mengidentifikasi kompetensi berupa pengetahuan
(cognitive), keterampilan (Phsycomotor) dan sikap (attitudes) yang perlu
dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
3. Menganalisis karakteristik peserta didik dan konteks pembelajaran
Analisis karakteristik siswa meliputi analisis untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik, preferensi atau gaya belajar dan sikap
terhadap aktivitas pembelajaran. analisisi karakteristik peserta didik yang
tepat dan akurat akan sangat membantu dalam pemilihan dan penggunaan
strategi pembelajaran. Sedangkan analisis konteks pembelajaran meliputi
analisis situasi dan kondisi peserta didik, yang meliputi situasi yang terkait
dengan tugas yang dihadapi peserta didik dalam menerapkan pengetahuan
dan keterampilan serta kondisi yang terkait dengan keterampilan yang
dipelajari oleh peserta didik.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus
Berdasarkan analisis instruksional, seorang perancang desain sistem
pembelajaran perlu mengembangkan kompetensi atau tujuan pembelajaran
khusus (instructional objectives) yang perlu dikuasai oleh siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat umum (instructional goal).
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang bersifat khusus, ada
a.

beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian:


Menentukan pengetahuan keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa

b.

setelah menempuh proses pembelajaran.


Menentukan kondisi yang diperlukan agar siswa dapat melakukan
unjuk kemampuan dari pengetahuan yang telah dipelajari.

c.

Menetukan indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk


menentukan keberhasilan siswa dalam menempuh proses pembelajaran.

5. Mengembangkan instrument penelitian


Berdasarkan tujuan kompetensi khusus yang telah dirumuskan,
langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat atau instrumem penilaian
yang mampu mengukur pencapaian hasil belajar siswa, hal ini dikenal
dengan istilah evaluasi hasil belajar.
Hal yang penting dalam menentukan instrument evaluasi yang akan
digunakan adalah instrument harus dapat mengukur performance siswa
dalam mencapau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Strategi
pembelajaran
yang
mengimplementasikan

aktivitas

dapat

pembelajaran

digunakan
yaitu

aktifitas

dalam
pra-

pembelajaran, penyajian materi pembelajaran dan aktivitas tindak lanjut


dari kegiatan pembelajaran.
Penentu strategi pembelajaran harus didasarkan pada faktor-faktor
berikut:
a. Teori terbaru tentang aktifitas pembelajaran
b. Penelitian tentang hasil belajar
c. Karekteristik media pembelajaran yang akan digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran
d. Materi atau substansi yang perlu dipelajari oleh siswa
e. Karakterisitik siswa yang akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran
7. Menentukan Materi dan Penggunaan Bahan Ajar
Menentukan materi yang akan diajarkan dan memilih bahan ajar
yang akan digunakan untuk menyampaikan materi tersebut. Istilah bahan
ajar sama dengan media pembelajaran, yaitu sesuatu yang dapat membawa
informasi dan pesan dari sumber belajar kepada siswa, bahan ajar yang
dapat digunakan adalah buku teks, buku panduan, modul, program audio
video, bahan ajar berbasis computer, program multimedia, dan bahan ajar
yang digunakan pada sistem pendidikan jarak jauh.
8. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif

Evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengumpulkan data yang


terkait dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran sebelum
diaplikasikan pada pembelajaran sesungguhnya. Hasil dari proses evaluasi
formatif dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki draf
program.
Tiga jenis evaluasi formatif:
a. Evaluasi perorangan (one to one evaluation)
b. Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)
c. Evaluasi lapangan/field trial
Evaluasi perorangan merupakan tahap yang perlu dilakukan untuk
melakukan kontak langsung dengan satu atau tiga orang calon pengguna
program untuk memperoleh masukan tentang ketercenaan dan daya tarik
program. Evaluasi kelompok kecil dilakukan untuk mengujicobakan
program terhadap sekelompok kecil calon pengguna yang terdiri dari 1015 orang siswa.
Evaluasi ini dilakukan untuk memperoleh masukan yang dapat
digunakan untuk memperbaiki kualitas program. Evaluasi lapangan adalah
uji coba program sebelum program tersebut digunakan dalam situasi
pembelajaran yang sesungguhnya.
9. Melakukan revisi terhadap program pembelajaran
Langkah terakhir dari proses desain adalah melakukan revisi
terhadap draf program pembelajaran. Data yang diperoleh dari prosedur
evaluasi formatif dirangkum dan ditafsirkan untuk mengetahui kelemahankelemahan yang dimiliki oleh program pembelajaran, evaluasi tidak hanya
dilakukan pada draf program pembelajaran saja, tetapi juga pada aspekaspek desain sistem pembelajaran yang digunakan dalam program, seperti
analisis instruksional, entry behavior dan karakteristik siswa. Prosedur
evaluasi formatif perlu dilakukan pada semua aspek program pembelajaran
dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas program
tersebut.
10. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif merupakan jenis evaluasi yang berbeda dengan


evaluasi formatif. Evaluasi ini dianggap puncak dalam aktifitas desain
pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carrey. Evaluasi sumatif
dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif dan direvisi
sesuai dengan standar yan digunakan oleh perancang. Evaluasi sumatif
tidak

melibatkan

perancang

program,

tetapi

melibatkan

penilai

independen. Hal ini merupakan satu alasan untuk menyatakan bahwa


evaluasi sumatif tidak tergolong kedalam proses desain sistem
pembelajaran.
Langkah desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan
Carrey merupakan sebuah prosedur yang menggunakan pendekatan sistem
dalam mendesain sebuah program pembelajaran. Setiap langkah dalam
desain pembelajaran memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

C. KELEBIHAN

DAN

KELEMAHAN

MODEL

DESAIN

PEMBELAJARAN DICK DAN CAREY


Dengan melihat langkah-langkah yang telah disebutkan di atas, maka
dapat kita lihat bahwa model Dick and Carey ini merupakan tahapan
prosedural, artinya harus dilewati tiap langkah, kecuali pada langkah ke-2 dan
ke-3, yaitu analisis langkah pembelajaran dan analisis mengenai karakteristik
awal siswa. Selain itu dapat kita perhatikan bahwa model ini sangat
memperhatikan efektifitas desain. Dari tahapan prosedural semacam ini dapat
dilihat beberapa kelebihan dari model ini diantaranya:
1.

Setiap langkah jelas dan mudah diikuti. Tahapan-tahapan model ini


merupakan tahapan logis sederhana, artinya desain ini merupakan arah dan
cara berpikir dari kebanyakan orang untuk mencapai suatu tujuan atau

2.

program.
Teratur, efektif, dan efisien. Langkah-langkah yang dijelaskan tiap tahap
akan menghindarkan desainer dari multitafsir, sehingga setiap desainer
akan melewati urutan yang sama. Bandingkan dengan model sirkular, yang

memungkinkan desainer memilih langkah yang mungkin. Selain itu,


karena telah terperinci urutannya, model ini menjadi satu arah, jelas, dan
3.

efektif.
Walaupun secara tahapan, merupakan tahapan prosedur, akan tetapi pada
model ini masih menyediakan ruang perbaikan yaitu pada langkah ke-9.
Adanya revisi pada analisis pembelajaran, memungkinkan perbaikan
apabila terjadi kesalahan dan dapat segera dapat dilakukan perubahan pada
analisis instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut
mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya.
Walaupun model pembelajaran Dick and Carey ini terlihat sangat
sistematis, logis, dan sederhana, akan tetapi kita dapat melihat beberapa
kekurangan, diantaranya adalah:
1. Desain ini merupakan desain prosedural, artinya desainer harus melewati
tahapan-tahapan yang ditentukan, sehingga model desain pembelajaran
Dick dan Carey terkesan kaku, karena setiap langkah telah ditentukan.
2. Desain Model ini merupakan desain yang matang, artinya tidak
menyediakan ruang untuk uji coba dan kegiatan revisi baru dilaksanakan
setelah diadakan tes formatif.
3. Jika pembelajaran menggunakan basis internet dan model interaktif,
dimana guru tidak bertemu langsung dengan siswa-siswanya, kecuali
interaksi dengan satu atau dua orang siswa. Model ini akan mengalami
kesulitan, terutama ketika harus menganalisis karakteristik siswa.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan kajian yang dirumuskan dalam rumusan masalah,
maka kesimpulan kajian ini adalah :
1.

Langkah-langkah model desain pembelajaran Dick and Carey adalah:


a. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran (Identifying goals), identifikasi
tujuan yang dimaksud adalah arah kemana peserta didik akan dibawa
oleh pembelajaran.
b. Melakukan Analisis Pembelajaran (Conducting instructional analysis),
artinya desainer hendaknya menentukan pembelajaran yang tepat
untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.
c. Menganalisis Karakteristik Siswa dan Konteks

Pembelajaran

(Identifying entry behaviors and learner characteristics).


d. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (Writing performance
objective). Tujuan khusus yang dimaksud adalah tujuan setelah peserta
didik melewati tahapan pembelajaran.
e. Mengembangkan Instrumen Penilaian
(Developing criterion-referenced test items).
10

berdasarkan

patokan

f. Mengembangkan Strategi Pembelajaran (Developing instructional


strategy).
g. Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar (Developing and selecting
instructional materials).
h. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif (Designing and
conducting the formative evaluation of instruction). Hal ini
dimaksudkan untuk melihat perkembangan pembelajaran yang terjadi
pada peserta didik.
i. Melakukan Revisi

Terhadap

Program

Pembelajaran

(Revising

instruction). Revisi yang dimaksud adalah revisi untuk setiap tahapan


kegiatan dari kegiatan nomor 1 sampai dengan nomor 8.
j. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Sumatif (Conducting
summative evaluation), hal ini biasanya melibatkan pihak independen.
2.

Kelebihan dari model desain pembelajaran Dick and Carey adalah:


a. Setiap langkah jelas dan mudah diikuti.
b. Teratur, efektif dan efisien dalam pelaksanaan.
c. Memungkinkan perbaikan apabila terjadi kesalahan dan dapat segera
dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut.

3.

Kelemahan dari model desain pembelajaran Dick and Carey adalah:


a. Desain ini model desain pembelajaran Dick and Carey terkesan kaku,
karena setiap langkah telah ditentukan.
b. Desain Model ini tidak menyediakan ruang untuk uji coba dan kegiatan
revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif.
c. Sulit untuk pembelajaran berbasis e-learning.

B. SARAN
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam proses
pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis dengan terbuka menerima saran
atau kritikan dari rekan-rekan serta pembaca yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini dan menambah wawasan baru.

11

DAFTAR PUSTAKA
Diana,

Sartika.
2013.
Model
Pembelajaran
Dick
and
Carey.
http://sartikadiana.blogspot.co.id/2013/04/model-pembelajaran-dickand-carey.html, Diakses tanggal10 Maret 2016

Khotib,

Muhamad. Desain Sistem Instructional Model Dick Carey.


https://kuliahemka.wordpress.com. Diakses tanggal 13 Maret 2016.

Sujarwo. tanpa tahun.


Desain Sistem Pembelajaran. PLS FIP UNY.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Sujarwo,
%20M.Pd./Desain%20Pembelajaran-pekerti.pdf Diakses tanggal 10
Maret 2016.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

12

Anda mungkin juga menyukai