Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN PENGEMBANGAN LOKASI WISATA KOLAM RENANG

TIRTO MUDO KABUPATEN MAGETAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF


QUALITY DAN BENEFIT COST ANALYSIS
(Studi Kasus : Lokasi Wisata Kolam Renang Tirto Mudo Kabupaten Magetan, Jawa Timur)
Nanda Kiswanto, Lantip Trisunarno
Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
E-mail: kiswanto.nanda@gmail.com ; trisunarno@yahoo.com
ABSTRAK
Program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di desa Sumberdodol telah
menyelesaikan tahap awal. Hasil dari program ini adalah kolam renang Tirto Mudo. Pada tahap
selanjutnya, pemerintah berencana mengembangkan kolam renang ini menjadi Lokasi wisata baru.
Pengembangan akan dilakukan berdasarkan suara konsumen dan stakeholder. Selain itu, pemerintah
juga ingin mengetahui kemanfaatan dari kolam renang tersebut terhadap masyarakat desa. Untuk
mendapatkan konsep yang sesuai dengan dan Stakeholder, maka dilakukan penyusunan konsep
pengembangan menggunakan metode HOQ, FAST, PUGH. Sedangkan untuk mengukur tingkat
kemanfaatannya, dilakukan pendekatan menggunakan Benefit Cost Ratio (BCR). Setelah dilakukan
pendekatan dengan metode di atas, dihasilkan prioritas konsep pengembangan yaitu peningkatan
kelengkapan fasilitas penunjang di dalam area kolam renang. Hasil identifikasi manfaat menunjukkan
bahwa masyarakat mendapatkan manfaat berupa tambahan pendapatan dari aktifitas kolam renang ini.
Perhitungan rasio B/C didapatkan nilai lebih dari satu, ini menunjukkan bahwa proyek ini layak untuk
dilaksanakan.
Kata Kunci : VOC, HOQ, Stakeholder, Fast, PUGH, Benefit Cost Analysis
ABSTRACT
Community empowerment programs conducted in the village Sumberdodol has finished the
first stage. The result of this stage is Tirto Mudo swimming pool. At the next stage, the government
plans to expand the pool to become a new tourism site. The development to be undertaken should be
based on the voice of customer and stakeholders. In addition, the government also wanted to know the
benefit of this pool for the village community. In order to get the best concept that in accordance with
the VOC and stakeholders, then planning design is performed using HOQ, FAST, and PUGH Method.
While to measure the level of benefits, made the approach using the Benefit cost ratio. After the
approach using those methods above has conducted, the resulting priority concept of development is
increasing the completeness of the supporting facilities in the pool area. Benefit identification results
show that the village communities get the benefit in additional income from the activity of this pool.
The result of B/C ratio obtained a value of more than one, this indicates that this project is feasible.
Keywords: VOC, HOQ, Stakeholder, Fast, PUGH, Benefit Cost Analysis

dan dihormati dalam sistem Pemerintahan


Negara Kesatuan Republik Indonesia, demikian
menurut Pemerintah nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa.
Desa sebagai satuan
pemerintahan terkecil di Negara Indonesia
memiliki banyak potensi dan juga tentunya
permasalahan. Dalam proses berkembangannya,

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
1

konsumen. Disisi lain, pengembangan ini juga


harus bisa menjawab bagaimana meningkatkan
keterlibatan masyarakat khusunya rumah tangga
hampir miskin serta harus bisa menunjukkan
besaran manfaat yang bisa diterima oleh
masyarakat, karena tujuan awal kolam renang
ini adalah peningkatan kondisi perekonomian
masyarkat.
Secara keseluruhan, Penelitian Tugas
Akhir ini merupakan tahap yang penting untuk
menentukan langkah selanjutnya sehingga
proses penelitian harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Pengambilan data dilakukan
dengan menyebarkan kuisioner yang kemudian
hasil dari kuisioner tersebut divalidasi agar
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Hasil
yang telah valid akan diolah dengan pendekatan
HOQ (House of Quality). Dalam pemilihan
skenario pengembangan akan menggunakan
fast and pugh. Kemudian untuk mengetahui
seberapa besar dampak berupa kemanfaatan
(benefit) yang dihasilkan melalui pembangunan
tersebut akan dilakukan analisa rasio Benefit
dan cost atau yang lebih sering disebut Benefit
Cost Analysis. Dari rangkaian metodologi
diatas diharapkan dapat didapatkan skenario
pengembangan
terbaik
yang
mewakili
kepentingan berbagai Stakeholder dan memiliki
kemanfaatan
tertinggi
sehingga
dapat
meningkatkan
perekonomian
di
desa
Sumberdodol, Kabupaten Magetan.

desa sebaiknya dipandang sebagai sebuah


kesatuan yang bisa didekati menggunakan
konsep triple bottom line agar dapat
berkembang secara seimbang dan menyeluruh
(Trisunarno, dkk, 2009).
Konsep ini
memperlihatkan keseimbangan 3 unsur penting
yaitu People, Planet, dan Profit (Manusia,
Lingkungan dan Ekonomi) seperti digambarkan
dalam gambar 1.1 berikut.

Gambar 1: konsep triple bottom line (Septony,


2010)

Berbagai
progam
telah
dijalankan
pemerintah, baik pemerintah lokal, pemerintah
provinsi maupun pemerintah pusat
untuk
mencoba
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat desa berbasis potensi dan kearifan
local sesuai pendekatan konsep Tripple bottom
line diatas. Berbagai program diatas diantaranya
Bantuan Langsung Tunai, Kredit mikro, PNPM,
dan termasuk program Desa Model Gerdu
Taskin tahun 2009 yang dilaksanakan di desa
Sumberdodol, Kabupaten Magetan. Salah satu
produk riil dari program ini adalah fasilitas
Kolam Renang Tirto Mudo yang memanfaatkan
sumberdaya air yang sangat melimpah di desa
Sumberdodol.
Kolam renang berukuran 25x10 meter dan
kedalaman maksimal 120 cm ini memiliki
tingkat kedatangan pengunjung yang meningkat
dari awal dibuka, Dalam hal kualitas fasilitas,
kolam renang tirto mudo tergolong cukup baik,
akan tetapi ada beberapa hal yang perlu
dilengkapi, diantaranya adalah belum adanya
toilet yang representatif, tempat berteduh yang
cukup, tempat orang tua menemani anakanaknya, fasilitas bermain utuk anak-anak
(Survey UP3D, 2010). Fasilitas pendukung
yang sudah mulai dikembangkan adalah stand
pasar/toko untuk menunjang kolam renang yang
didanai oleh progam PNPM 2010.
Melihat potensi diatas Dinas Pariwisata
Kabupaten Magetan dan BAPEMAS Provinsi
Jatim bermaksud mengembangkan kolam
renang tersebut. Rencana pengembangan lokasi
wisata kolam renang ini harus bisa
mengakomodasi
kepentingan
seluruh
Stakeholder yang berkepentingan terutama

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian tugas akhir ini sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Voice of Customer
terhadap pengembangan lokasi wisata tirto
mudo.
2. Menyusun House of Quality (HOQ) untuk
mendapatkan rancangan pengembangan
lokasi wisata kolam renang yang sesuai
dengan harapan stakeholder dan customer.
3. Mengidentifikasi
biaya
pembangunan
proyek pengembangan lokasi wisata kolam
renang Tirto Mudo Magetan.
4. Menganalisa manfaat dan kerugian (Benefit
and disbenefit) yang ditimbulkan oleh
keberadaan kolam renang tirto mudo.
5. Melakukan analisa kelayakan proyek
pembangunan dan pengembangan kolam
renang Tirto Mudo menggunakan Benefit
Cost Ratio.

1.3 Manfaat

Start

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:


Membantu
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Provinsi Jawa Timur dalam
menentukan langkah pendanaan Tahap
Pemandirian program Gerdu Taskin dalam
hal pengembangan wisata kolam renang
Tirto Mudo
Menjadi referensi pendekatan program
pemberdayaan berbasis potensi alam berupa
air bersih untuk daerah-daerah lain di Jawa
Timur.
Membantu Dinas Pariwisata kab. Magetan
untuk menyusun pengembangan konsep
lokasi wisata baru berupa Kolam Renang di
Kab. Magetan.
Membantu Pemerintah desa untuk dapat
mengetahui
keterlibatan
RTM
dan
mengetahui pengelolaan kolam renang yang
lebih baik untuk meningkatkan pelayanan
bagi pengunjung.

Observasi Awal

Identifikasi dan
perumusan masalah

TAHAP
EKSPLORASI AWAL

Penetapan tujuan

Studi Pustaka
1. House of Quality, 2. FAST-PUGH, 3.
Benefit Cost Analysis, 4. Dimensi
Kualitas Jasa, 5. Time Value of
Money, 6. Depresiasi, 7.
Forecasting, 8. Sampling.

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Sekunder


Data monografi desa, data
jumlah pengunjung kolam
renang.

Pengumpulan Data Primer


Pembuatan dan Penyebaran
Kuisioner Unuk mendapatkan
VOC (Voice of Customer)

TAHAP
PENGUMPULAN DATA

A
Rekapitulasi
hasil kuesinoner

Uji Validitas
Uji Realibilitas

2. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian ini meliputi tahapantahapan proses penelitian atau urutan langkah
yang harus dilakukan dalam menjalankan
penelitian. Di awal dilakukan tahap observasi
awal yang terdiri dari tahap observasi awal,
identifikasi masalah, perumusan masalah,
penentuan tujuan, dan studi pustaka yang
mempelajari tentang House of Quality, dimensi
kualitas jasa, forecasting, dan Benefit Cost
Ratio.
Tahap kedua adalah tahap pengumpulan
danpengolahan data. Dalam tahap ini meliputi
tahap identifikasi kebutuhan pelanggan dengan
menggunakan
kuisioner.
Dengan
hasil
perhitungan VOC, disusun House of Quality.
Setelah itu masuk ke dalam tahap pemilihan
konsep pengembangan menggunakan metode
FAST dan PUGH. Setelah mendapatkan konsep
pengembangan wisata kolam renang dilakukan
penyusuan gambar teknis dan dilanjutkan
dengan mengidentifikasi manfaat dan kerugian
keberadaan objek tersebut menggunakan
metode Benefit Cost Ratio.
Tahap selanjutnya adalah tahap analisis dan
pembahasan yang berisi analisis hasil
perhitungan pada tahap sebelumnya, dan
kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dari
penelitian serta merumuskan saran untuk pihakpihak terkait dengan penelitian ini. Urutan
metodologi dapat dilihat pada gambar 2.1.

Menyusun House Of Quality


Menentukan konsep pengembangan
menggunakan metode FAST and PUGH

TAHAP
PERANCANGAN
PENGEMBANGAN LOKASI
WISATAKOLAM RENANG
SESUAI VOC

Gambar Teknis Pengembagan Kolam


Renang sesuai HOQ
Mengevaluasi kelayakan proyek
Pengembangan dengan metode
Benefit Cost Analysis

Analisa Dan Pembahasan


Analisis House Of Quality
Analisis Fast & Pugh
Analisis Hasil Rasio B/C
Menyusun Kesimpulan dan
Saran

TAHAP
PENGUKURAN MANFAAT
WISATA KOLAM RENANG

TAHAP ANALISA
DAN PEMBAHASAN

TAHAP KESIMPULAN
DAN SARAN

Selesai

Gambar 2: Flowchart Metodologi Penelitian

3. Pengumpulan dan Pengolahan Data


Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
data yang terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama
adalah mencari data-data yang dibutuhkan
untuk menusun HOQ. Tahap kedua adalah
pengumpulan data yang berhubungan dengan
analisa benefit cost ratio. Kedua tahap tersebut
terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer didapatkan
melalui penyebaran
kuesioner Voice of Customer dan wawancara
dengan pakar. Sedangkan data sekunder
diperoleh melalui pengumpulan berkas-berkas
laporan pelaksanaan kegiatan dan juga buku
monografi desa untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan. Pengumpulan data primer
diawali dari menyusun atribut voice of customer
tentang wisata kolam renang Tirto Mudo dan
3

persepsi-harapan pelanggan kolam renang Tirto


Mudo dilakukan untuk mengetahui apakah
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
kuesioner sudah valid atau belum. Dugaan yang
dipakai dalam uji validitas tersebut adalah
sebagai berikut:
H0
= Pertanyaan tidak valid
H1
= Pertanyaan valid
Dengan menggunakan = 5% dan nilai
df = 30-2 =28 maka didapatkan nilai R tabel =
0,37.Suatu atribut dapat dikatakan valid jika
nilainya lebih besar dari0,37.
Hasil uji dengan R tabel senilai 0,34 pada
kuesioner tingkat kepuasan menunjukkan ada
beberapa atribut yang tidak valid yaitu: X2, X4,
X8, X19, X22, X24, X26. Sedangkan pada
kuesioner tingkat kepentingan atribut yang
tidak valid yaitu: X7, X9, X13, X15, X19, X21.
Setelah di lakukan crosscheck, didapati hampir
keseluruhan dari atribut yang tidak valid di atas
sangat dibutuhkan untuk melanjutkan penelitian
tugas akhir ini. Atribut tersebut akan ikut
menentukan kelengkapan tinjauan aspek jasa
keseluruhan pada objek yang dianalisa.
Menurut Kusrini dan Rumiati (2006)
dalam bukunya yang berjudul Metode Riset
Sosial, tidak selamanya variable yang tidak
valid dalam uji validitas harus dihilangkan.
Variabel tidak valid harus dievaluasi ulang
dengan pertimbangan kemungkinan terjadi
kesalahan pelaksanaan pengambilan data, baik
pada pemilihan responden atau cara pengisian
kuesioner. Setelah melakukan diskusi terhadap
pengelola dan juga expert dalam statistika
dalam hal ini Dra. Agnes Tuti R, penulis
memutuskan untuk tetap menggunakan atribut
tidak valid tersebut dalam aktifitas penelitian
selanjutnya.

competitor yaitu kolam renang Banyu Biru.


Berikut ini hasil atribut yang didapatkan.
Tabel 1: Atribut Voice of Customer
Dimensi
jasa

Kode
Atribut
X1
X2
X3
X4
X5
X6

Tangible

X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14

assurance

realibility

Responsiveness

X15

Terdapat Tempat Tunggu yang nyaman


bagi pengunjung
Tedapat Kolam yang bisa digunakan
oleh anak-anak dan Dewasa
Kebersihan dan kerapian Sekitar Lokasi
Kolam Renang baik
Kebersihan Air Kolam sangat baik
terdapat Toilet yang bersih dan terpisah
laki-laki perempuan
Terdapat ruang ganti pakaian yang baik
Ada Tempat Penitipan barang bagi
pengunjung
Ada tempat bilas dengan air bersih yang
cukup
Terdapat tempat parkir yang memadahi
Akses jalan masuk ke lokasi kolam
renang mudah dijangkau
Terdapat Papan petunjuk menuju ke
kolam renang
Ada rambu-rambu peringatan atau
pembatas kedalaman air kolam renang
Terdapat Fasilitas Permainan Air
(sluncur, pancuran)
Terdapat Kantin/gerai jajanan dan
minuman di dalam area kolam renang
Kantin/gerai jajanan dan minuman di
Luar area kolam renang

X16

Penjaga tanggap terhadap pengunjung


yang datang

X17

Penjaga Tanggap ketika ada


permasalahan di kolam renang

X18
X19
X20
X21
X22
X23

empathy

Atribut Voice of Customer

X24
X25
X26

Jam buka kolam renang sudah sesuai


dengan yang tertulis di loket
Harga tiket masuk sudah sesuai dengan
yang tertulis di loket.
Adanya penjaga Keselamatan berenang
untuk menjamin keselamatan
Adanya jaminan Keamanan tempat
parkir
Tersedia Pelampung yang menjamin
keselamatan pengunjung
Kepedulian pengelola terhadap
pengunjung
Tersedia Kotak obat-obatan (P3K)
Keramahan penjaga terhadap
pengunjung
Penjaga mau membantu jika ada
pengunjung yang kesulitan

3.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas adalah suatu indeks yang
menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
berapa kalipun variabel-variabel pada kuesioner
tersebut ditanyakan kepada responden yang
berlainan
maka
hasilnya
tidak
akan
menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban
responden untuk variabel tersebut. Reliabilitas
dapat menunjukkan konsistensi suatu alat ukur
di dalam mengukur gejala yang sama. Dugaan
yang dipakai dalam uji reliabilitas tersebut
adalah sebagai berikut:
H0
= alat ukur tidak reliable
H1
= alat ukur reliable

Dari atribut diatas disusun kuesioner


persepsi harapan dan dilakukan penyebaran
kuesioner pendahuluan dengan jumlah sampel
pendahuluan sebanyak 30 orang.
3.1 Uji Validitas
Uji validitas dapat digunakan sebagai
ukuran seberapa kuat suatu alat tes melakukan
fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu
variabel maka tes tersebut semakin mengenahi
sasarannya dan menunjukkan apa yang harus
ditunjukkannya. Uji validitas dalam kuesioner
4

prosentase jumlah responden yang tidak puas


(q) sebesar 0.78%, tingkat signifikansi sebesar
0,05, nilai Z/2 yang digunakan adalah 1,96
dan toleransi kesalahan yang digunakan sebesar
10%, maka didapatkan jumlah responden (N)
minimum yang harus diambil adalah 34,57 (35
Responden).

Berikut ini adalah uji reliabilitas tingkat


manfaat masing-masing atribut dengan
menggunakan softwareSPSS 16.0:
Tabel 2: Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat
Kepuasan
Case Processing Summary
N
Cases

Valid
Excludeda
Total

%
30

100.0

.0

30

100.0

3.4 Rekap Kuesioner Sebenarnya


Kuesioner ini disebarkan kepada 40
responden yang pernah mengunjungi kolam
renang Tirto Mudo dan kolam renang Banyu
Biru Magetan. Dari rekapitulasi nilai rata-rata
tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan dari
kedua obyek yang diteliti di atas, dapat dilihat
ada perbedaan hasil survey pada tingkat
kepuasan dan tingkat kepentingan dari dua
obyek tersebut. Perbedaan terebut dapat dilihat
secara visual dalam histogram pada Gambar 2
dan gambar 3 berikut ini:

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items

.947

18

Tabel 3: Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat


Kepentingan
Case Processing Summary
Cases

Valid

30

100.0

Excludeda

.0

Total

30

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items

.961

20

Menurut Kusrini dan Rumiati (2006)


dalam bukunya yang berjudul Metode Riset
Sosial, variable-variabel dalam kuesioner yang
digunakan sebagai alat ukur dinyatakan reliabel
jika memiliki nilai Cronbachs Alpha lebih
besar dari 0,7. Dari hasil pengolahan
menggunakan software SPSS 16.0 terhadap
kuesioner tingkat kepuasan dan tingkat
kepentingan di atas, kedua kuesioner baik
tingkat kepuasan maupun tingkat kepentingan
dinyatakan reliabel karena masing-masing
memiliki nilai Cronbachs Alpha sebesar 0.947
dan 0.961> 0,7.

Gambar 3: Histogram perbandingan nilai ratarata tingkat kepuasan

3.3 Uji Kecukupan Data


Uji kecukupan data dilakukan dengan
persamaan
(Z/2)2. p.q
(1)
N
e2
N
: Jumlah Sampel Minimum

: Tingkat Signifikansi
Z/2 : Nilai Distribusi Normal (1,96)
e
: Toleransi kesalahan (digunakan 10%)
p
: prosentase jumlah responden yang
puas
q
: Prosentasi Jumlah Responden yang
tidak puas (1-p).
Dengan jumlah sampel pendahuluan 30
orang didapatkan prosentase jumlah responden
yang puas (p) adalah sebesar 0.92% dan nilai

Gambar 4: Histogram perbandingan nilai ratarata tingkat kepentingan


Dari dua gambar di atas, dapat dilihat
bahwa untuk tingkat kepuasan pengunjung,
kolam renang Banyu Biru masih lebih baik
daripada Tirto Mudo. Dari segi tingkat
kepentingan, terlihat bahwa masing-masing
atribut masih relatif sama untuk tiap objek.

masing-masing elemen kebutuhan pelanggan


dengan masing-masing respon teknis. Gambar 4
berikut ini menunjukkan respon teknis dan
hubungan antar respon teknisnya:

3.5 Menyusun House of Quality (HOQ)


Langkah selanjutnya adalah penentuan
raw weight. Raw weight adalah nilai
pembobotan pada masing-masing atribut.
Rawweight=
nilai
kepentingan
x
salespoint..(2)
Langkah
selanjutnya
adalah
menghitung normalized raw weight dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat bobot yang
diperoleh dari masing-masing atribut.
Normalized raw weight = raw weight / raw
weight.(2)
Setelah
dilakukan
tahapan
benchmarking, dilakukan penentuan Technical
Response. Technical response merupakan acuan
atau spesifikasi teknis yang akan dilakukan
untuk memenuhi setiap atribut (keinginan
konsumen). Setelah mendefinisikan Technical
Response dibentuk Relationship matrix yang
merupakan matriks berisi hubungan antara

Gambar 5: Respon Teknis dan hubungan antar


respon teknis

Setelah itu dilakukan penyusunan


HOQ, gambar 5 berikut ini menunjukkan HOQ
selanjutnya:

IMPORTANCE TO
CUSTOMER
CUSTOMER
SATISFACTION
Tirto Mudo Banyu Biru Tirto Mudo Banyu Biru
X1
X2

Tedapat Kolam yang bisa digunakan oleh anak-anak dan Dewasa

4,5

X3

Kebersihan dan kerapian Sekitar Lokasi Kolam Renang baik

4,7

X4

Kebersihan Air Kolam sangat baik 4,53

X5

terdapat Toilet yang bersih dan terpisah laki-laki perempuan 4,93

Tangible

X6

Ada Tempat Penitipan barang bagi pengunjung

X8

Ada tempat bilas dengan air bersih yang cukup 4,25

X9

realibility responsivene
assurance

Terdapat tempat parkir yang memadahi 4,45

4,7

X12

Ada rambu-rambu peringatan atau pembatas kedalaman air kolam


renang

4,5

Terdapat Fasilitas Permainan Air (sluncur, pancuran, dll)

4,6

X15
X16

Penjaga tanggap terhadap pengunjung yang datang 4,25


Penjaga Tanggap ketika ada permasalahan di kolam renang 4,25

X18

Jam buka kolam renang sudah sesuai dengan yang tertulis di loket

X19

Harga tiket masuk sudah sesuai dengan yang tertulis di loket. 4,35
Adanya penjaga Keselamatan berenang untuk menjamin keselamatan 4,25

X22
X23
X24

Adanya jaminan Keamanan tempat parkir

0,032
0,106

0,503

0,405
0,224
0,025

0,368
0,225

0,675
0,365

0,806
0,676
0,290
0,081
0,214
0,086

0,110

0,110

X25

Keramahan penjaga terhadap pengunjung

4,7

Penjaga mau membantu jika ada pengunjung yang kesulitan

4,1

Contribution
Normalized Contribution
Own Performance
Competitor Performance
Targetting

0,268
0,396

0,396

0,298

0,86
0,09
1,91
4,30
3,5

1,23
0,13
3,28
4,61
4,2

1,12
0,12
2,67
4,55
3,6

RW

NRW

4,58

4,5

1,10

1,5

7,00

0,03

0,03

4,5

4,84

3,625

4,85

1,10

1,5

7,45

0,03

0,06

4,7

4,32

3,4

4,35

1,47

1,2

8,29

0,04

0,10

4,525

4,50

4,6

3,15

4,8

1,04

1,5

7,08

0,03

0,13

4,925

4,50

1,8

4,50

2,22

1,2

13,13

0,06

0,18

0,70
0,08
3,32
5,00
4,3

0,37
0,04
3,46
4,13
3,8

0,99
0,11
3,24
4,16
3,7

0,067

1,84
0,20
4,11
4,97
4

1,15
0,12
2,52
4,52
3,7

0,27
0,03
4,60
4,50
4,7

4,58

2,125

4,58

1,2

9,60

4,9

4,45

2,225

4,48

1,80

1,2

10,57

0,04

0,27

4,47

3,925

4,48

4,5

1,15

1,2

5,85

0,02

0,29

4,58

4,5

1,88

1,10

1,2

5,86

0,04

CRW

4,25

0,02

0,22

4,58

4,1

4,25

4,29

2,125

4,30

1,88

1,2

9,60

0,04

0,36

4,7

4,76

1,8

4,75

4,5

2,50

1,5

17,63

0,08

0,43

4,5

4,47

2,125

4,48

4,5

2,12

9,53

0,04

0,47

0,32

4,6

4,50

1,475

4,50

4,5

3,05

1,5

21,05

0,09

0,56

4,25

4,30

1,625

4,30

4,5

2,77

1,5

17,65

0,08

0,64

4,6

4,49

4,1

4,50

4,5

1,10

1,5

7,57

0,03

0,67

4,25

4,46

3,625

4,48

4,5

1,24

1,2

6,33

0,03

4,25

4,49

4,1

4,50

4,5

1,10

1,2

5,60

0,02

0,72

4,5

4,46

3,625

4,48

4,5

1,24

1,2

6,70

0,03

0,75

4,53

4,54

4,4

1,14

4,49

2,525

4,50

1,58

1,2

8,08

0,03

0,81

4,5

4,30

2,35

4,30

4,5

1,91

8,62

0,04

0,84

4,50

4,5

4,94

6,51

0,02

0,70

4,25

4,25

0,249

4,7

Tersedia Kotak obat-obatan (P3K) 4,25

X26

Sales
Point

4,1

4,35

0,063
0,034

Tersedia Pelampung yang menjamin keselamatan pengunjung 4,25


Kepedulian pengelola terhadap pengunjung

IR

4,57

4,45

0,224

4,5

GOAL

4,25

4,25

0,368

4,5

X20
X21

0,285

0,271

4,6

X17

0,268

0,318

Terdapat Kantin/gerai jajanan dan minuman di dalam area kolam


4,25
renang
Kantin/gerai jajanan dan minuman di Luar area kolam renang

0,089

0,032

Akses jalan masuk ke lokasi kolam renang mudah dijangkau 4,25


Terdapat Papan petunjuk menuju ke kolam renang

X13

0,030

4,9

X11

X14

0,268

Terdapat ruang ganti pakaian yang baik 4,25

X7

X10

empathy

Terdapat Tempat Tunggu yang nyaman bagi pengunjung 4,25

0,03

0,77

4,49

3,525

1,28

1,2

4,7

4,57

3,625

4,58

4,5

1,24

1,2

7,00

0,03

0,90

4,25

4,49

1,85

4,50

4,5

2,43

10,34

0,04

0,94

0,87

4,7

4,49

3,625

4,50

1,38

1,2

7,78

0,03

0,98

4,1

4,30

4,25

4,30

4,5

1,06

1,2

5,21

0,02

1,00

0,68
0,07
1,80
4,48
3,5

Gambar 6: HOQ keseluruhan


dalam hal performa perusahaan dengan tingkat
kepentingan setiap atribut. Grafik ini terdiri
dari 4 kuadran. Kuadran-kuadran ini
dipisahkan oleh rata-rata kepuasan dan
kepentingan yang menunjukkan hubungan
antara tingkat kepentingan atribut dengan
tingkat kepuasan konsumen. Atribut yang
berada dalam kuadran pertama berarti atribut
tersebut sangat dipentingkan oleh konsumen

3.6 Konsep FAST (Functional Analysis


System Technique)
Input utama dari FAST adalah nilai
kontibusi dari beberapa respon teknis hasil
olahan HOQ. Untuk menentukan beberapa
respon teknis yang memiliki kontribusi
tertinggi digunakan pertimbangan grafik
PerformanceImportance
yang
menggambarkan atribut kebutuhan konsumen
6

dan sudah dipenuhi dengan baik oleh


perusahaan. Kuadran 2 berarti konsumen
menganggap atribut itu penting akan tetapi

belum terpenuhi oleh perusahaan. Berikut


gambar 6 menujukkan grafik performanceimportance.

Kuadran II

Kuadran I

Kuadran

Kuadran

Gambar 7: Grafik Performance Importance

Grafik IP menunjukkan atribut mana


yang harus segera diperbaiki oleh pengelola
berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan
pelanggan terhadap kolam renang. Kuadran II
adalah kuadran yang berisi atribut-atribut yang
dipentingkan oleh konsumen akan tetapi
performa manajemen masih dibawah rata-rata.
Oleh karena itu sebagai pertimbangan respon
teknis yang akan dipilih adalah respon teknis
yang dapat menjawab atribut VOC di kuadran
II. Pertimbangan selanjutnya, kuadran III.
respon teknis yang menjawab atributatribut di dalam kuadran I, II, III. Respon
teknis itu adalah R1, R2, R3, R4, R7, R8,
respon teknis ini yang akan dilakukan
pengolahan menggunakan metode FAST
(Functional Analysis System Technique).
Dalam proses penyusunan FAST ini ada
beberapa respon teknis yang bisa digabung
menjadi satu konsep berdasarkan hasil
brainstorming berikut ilustrasinya:

Melengkapi
fasilitas ruang
ganti dan toilet

Pengadaan fasilitas
permainan anak di
dalam area kolam
renang

Peningkatan
fasilitas di dalam
area kolam

Peningkatan
jaminan
keselamatan
berenang

Gambar 9: Skema penggabungan respon teknis


(R1, R3, dan R8)

Selanjutnya akan dilakukan analisis


FAST terhadap masing-masing konsep.
Pelatihan
Manajemen
Keuangan dan
Marketing
Meningkatan
Kapasitas SDM
Pengelola
Pelatihan
Manajemen
operasional kolam
renang

Gambar 10: FAST Konsep 1 Peningkatan SDM


pengelola Kolam Renang
Gerai Makanan
dan oleh-oleh
khas desa
(sosialisasi dan
operasional)

Infrastruktur jalan,
parkir dan jamininan
keamanan parkir

Perbaikan jalan
akses Masuk
Kolam renang

Peningkatan
fasilitas di luar
area kolam renang.
Gerai makanan dan
oleh-oleh khas desa
di luar ar ea kolam
renang

Meningkatkan
kelengkapan
fasilitas penunjang
di luar area Kolam
renang

Pavingisasi area
parkir

Gambar 11: FAST Konsep 2 Meningkatkan


kelengkapan Fasilitas penunjang di luar area kolam
renang

Gambar 8: Skema penggabungan respon teknis


(R4 dan R2)

5. Pengadaan fasilitas kemanaan berenang,


tediri dari pengadaan batas kedalaman
kolam
renang
dan
pengadaan
pelampung/ban
untuk
berenang.
Kegiatan ini diperkirana menelan dana
sebesar Rp. 5.000.000,-

Gerai Makanan di
dalam area kolam
renang

Perbaikan Ruang
ganti dan
pengadaan toilet

Meningkatkan
kelengkapan fasilitas
penunjang di dalam
area kolam renang

Setelah didapat estimasi biaya, maka


ditentukan baseline atau konsep acuan dalam

Perbaikan tempat
tunggu di dalam
area kolam renang

Gambar 12: FAST Konsep 3 Meningkatkan


kelengkapan Fasilitas penunjang di dalam area
kolam renang

3.7 Metode Pugh


Metode ini dikembangkan oleh
professor Stuart Pugh (Pugh,1991) untuk
mengevaluasi konsep desain. Karakteristik
keunggulan dari metode Pugh dibanding teknik
atau metode lain adalah karena metode ini
pemahanan kualitatif yang jelas, pertama yang
dilakukan adalah identifikasi biaya masingmasing kegiatan yang didapatkan dari metode
FAST, berikut estimasi biayannya:
Konsep 1 (Peningkatan SDM pengelola
Kolam Renang)
1. Pelatihan Manajemen Kuangan dan
marketing sebesar Rp. 3.000.000,2. Pelatihan
Manajemen
Operasional
Kolam Renang sebesar Rp. 4.000.000, Konsep 2 (Meningkatkan kelengkapan
fasilitas penunjang di luar area kolam
renang)
1. Pengadaan gerai makanan dan oleh-oleh
khas desa, sebesar Rp. 5.000.000,2. Perbaikan jalan masuk ke kolam renang,
sebesar Rp. 15.000.000,3. Pavingisasi
area
pakir,
sebesar
Rp.8.000.000, Konsep 3 (Meningkatkan kelengkapan
fasilitas penunjang di dalam area kolam
renang)
1. Pengadaan gerai makanan dan minuman
di area kolam renang, sebesar Rp.
8.000.000,2. Perbaikan ruang ganti dan pengadaan
toilet, sebesar Rp. 15.000.000,3. Pengadaan mini waterboom/sluncuran
air untuk anak-anak, sebesar Rp.
20.000.000,4. Perbaikan tempat tunggu di area kolam
renang, sebesar Rp. 10.000.000,-

Keterangan:
+ : Lebih baik
S : Sama baik
: Lebih buruk
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26

Terdapat Tempat Tunggu yang nyaman bagi pengunjung


Tedapat Kolam yang bisa digunakan oleh anak-anak dan Dewasa
Kebersihan dan kerapian Sekitar Lokasi Kolam Renang baik
Kebersihan Air Kolam sangat baik
terdapat Toilet yang bersih dan terpisah laki-laki perempuan
Terdapat ruang ganti pakaian yang baik
Ada Tempat Penitipan barang bagi pengunjung
Ada tempat bilas dengan air bersih yang cukup
Terdapat tempat parkir yang memadahi
Akses jalan masuk ke lokasi kolam renang mudah dijangkau
Terdapat Papan petunjuk menuju ke kolam renang
Ada rambu-rambu peringatan atau pembatas kedalaman air kolam
Terdapat Fasilitas Permainan Air (sluncur, pancuran, dll)
Terdapat Kantin/gerai jajanan dan minuman di dalam area kolam
Kantin/gerai jajanan dan minuman di Luar area kolam renang
Penjaga tanggap terhadap pengunjung yang datang
Penjaga Tanggap ketika ada permasalahan di kolam renang
Jam buka kolam renang sudah sesuai dengan yang tertulis di loket
Harga tiket masuk sudah sesuai dengan yang tertulis di loket.
Adanya penjaga Keselamatan berenang untuk menjamin
Adanya jaminan Keamanan tempat parkir
Tersedia Pelampung yang menjamin keselamatan pengunjung
Kepedulian pengelola terhadap pengunjung
Tersedia Kotak obat-obatan (P3K)
Keramahan penjaga terhadap pengunjung
Penjaga mau membantu jika ada pengunjung yang kesulitan
IMPLEMENTATION COST
OPERATIONAL COST
Jumlah Tanda (+)
Jumlah Tanda (-)
Jumlah Tanda (S)

Konsep III

Pengadaan
fasilitas keamanan
berenang

Konsep II

metode PUGH, dipilih konsep 1 (pelatihan


bagi pengelola) dengan pertimbangan konsep
ini memiliki nilai kontribusi tertinggi dalam
HOQ
yang
menunjukkan
kemampuan
menjawab pemintaan pelanggan.Hasil metode
Pugh dapat dilihat pada gambar 12 berikut ini.
Gambar 12 berikut, dapat diketahui bahwa
konsep ke-3 memiliki poin (+) lebih banyak
daripada konsep ke-2. Ini menunjukkan bahwa
konsep ke-3 memiliki kemampuan menjawab
kebutuhan konsumen.Maka kesimpulannya
adalah konsep dipilih untuk menjadi prioritas
implementasi adalah konsep ke-3 yaitu
Peningkatan fasilitas penunjang di dalam area
kolam renang.
Base Line

Pengadaan mini
waterboom/
sluncuran air
untuk anak di
kolam renang

S
S
S
S
+
+
+
S
S
S
S
S
+
S
4
14
10

+
S
S
S
+
+
+
+
S
S
S
+
+
+
S
S
S
S
S
+
+
10
7
11

Gambar 13: Seleksi konsep prioritas


menggunakan metode PUGH
3.8. Implementasi
Teknis
Rancangan
Konsep Pengembangan Lokasi Kolam
Renang
Untuk menngantisipasi keterbatasan dana,
maka perlu disusun prioritas langkah yang
8

akan dilaksanakan, berikut urutan langkah


implementasi konsep ke-3 sesuai dengan hasil
HOQ, IP diagram FAST dan PUGH :
1. Pengadaan fasilitas kemanaan berenang,
tediri dari pengadaan batas kedalaman
kolam
renang
dan
pengadaan
pelampung/ban untuk berenang.
2. Pengadaan miniwaterboom/ sluncuran air
untuk anak-anak,
3. Perbaikan tempat tunggu di area kolam
renang,
4. Perbaikan ruang ganti dan toilet.
5. Pengadaan gerai makanan dan minuman
di area kolam renang
Sedangkan untuk keseluruhan pengembangan
kolam renang, berikut urutan langkah sesuai
hasil HOQ, IP diagram FAST dan PUGH:
1. Peningkatan fasilitas penunjang di dalam
area kolam renang.
2. Pelatihan
bagi
pengelola
untuk
meningkatkan kapasitas SDM sehingga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap konsumen.
3. Peningkatan fasilitas penunjang di luar
area kolam renang.
4. Pembangunan kolam renang dewasa
untuk mewadahi keinginan konsumen
dewasa.
Selain urutan terebut diatas, implementasi juga
membutuhkan gambaran teknis yang jelas atas
rancangan pengembangan wisata kolam
renang.

Manfaat tidak terlihat (Intangible


Benefit)
1. Membantu proses belajar mengajar bagi
sekolah-sekolah di sekitar.
2. Mencetak 11 orang atlet renang junior
yang berprestasi di berbagai event tingkat
kabupaten.
3. Menjadi Sarana wisata baru di Magetan

3.9. Benefit Cost Ratio


Dalam subbab ini akan dijelaskan
mengenai
identifikasi
manfaat
dan
pengumpulan data biayanya serta perhitungan
rasio manfaat dibandingkan biayanya.

3.9.2.2 Biaya pengembangan kolam renang


Setelah
melakukan
identifikasi
kebutuhan konsumen dan stakeholder telah
dihasilkan desain pengembangan: Berikut
rekapitulasi rencana anggarannya.

Sementara itu ketika para ahli di atas


ditanya tentang kerugian (disbenefit) semua
menjawab belum menemukan unsur kerugian
baik dalam bidang ekonomi, sosial, dan
lingkungan.
3.9.2

Pengumpulan Data Biaya


Data biaya yang dijadikan bahan
perhitungan adalah sebagaik berikut.
3.9.2.1 Data
Biaya
Pembangunan
Infrastruktur Kolam Renang
Rekapitulasi
biaya
pembangunan
infrastruktur kolam renang dapat dilihat pada
Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4: Total Biaya Pembangunan infrastruktur
kolam renang (initial cost)
No
1
2

Uraian
Pekerjaan pembuatan kolam renang
anak
Pekerjaan Pembuatan Stand Pasar
PNPM

Biaya
Rp 101.872.500
Rp

TOTAL BIAYA

64.000.000

Rp 165.872.500

Tabel 5: Rekapitulasi Rencana anggaran


pengembangan kolam renang

3.9.1. Identifikasi Manfaat menurut Pakar


Hasil identifikasi manfaat menurut para
pakar adalah sebagai berikut:
Manfaat yang dapat dilihat (Tangible
Benefit)
1. Menambah Pendapatan Asli Desa (PAD)
melalui penjualan Tiket.
2. Menambah pendapatan rumah tangga
miskin yang terlibat dalam aktifitas
pengelolaan kolam renang.
3. Menambah
Penghasilan
usaha
pertokoan/warung disekitar kolam renang.
4. Mendapat pemasukan dari penyewaan
stand pasar PNPM

No
1
2
3
4

Uraian
Peningkatan Faslitias penunjang di dalam area
kolam renang
Peningkatan Fasilitas penunjang di luar area
kolam renang
Pelatihan bagi pengelola
Pembangunan Kolam renang dewasa
TOTAL BIAYA

Biaya
Rp

58.000.000

Rp

28.000.000

Rp
Rp
Rp

7.000.000
200.000.000
235.000.000

3.9.2.3 Biaya Maintenance dan Operasional


TiapTahun
Biaya maintenance dan operasional
tahunan didapatkan dari data historis
penggunaan dana operasioanal tahun 2010.
Setelah melakukan diskusi dengan pengelola
kolam renang diputuskan untuk menggunakan
asumsi peningkatan operasional 20% setiap
9

mencapai 30% setiap tahun. Setelah itu


dilakukan perhitungan perkiraan jumlah
pengunjung sebagai berikut:

tahun.Berikut ini tabel rekapitulasi perkiraan


biaya operasional proyek.
Tabel 6: Rekapitulasi perkiraan biaya operasional
kolam renang
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Tabel 8: Rekapitulasi hasil forecast Data Jumlah


Pengunjung tahun 2011-2020

Biaya Operasional
Rp
4.905.000
Rp
6.376.500
Rp
8.289.450
Rp
10.776.285
Rp
14.009.171
Rp
18.211.922
Rp
23.675.498
Rp
30.778.148
Rp
40.011.592
Rp
52.015.069
Rp
67.619.590
Rp
276.668.224

Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total

Identifikasi
Planning
Horizon
Proyek
Proyek pemerintah pada umumnya
membutuhkan investasi yang sangat besar dan
memiliki umur panjang, bahkan sampai di atas
50 tahun (Pujawan, 2003). Menurut UPKu
Tirto Mudo, sebagai pihak yang menangani
proyek ini umur ekonomis pembangunan
kolam renang ini dapat mencapai 10 tahun.
3.9.4

Ekivalensi manfaat ke dalam nilai


rupiah
3.9.4.1 Menambah Pendapatan Asli Desa
(PAD) melalui penjualan Tiket.
Dana hasil penjualan tiket merupakan
salah satu hal yang bisa disebut sebagai PAD
(Pendapatan Asli Desa) karena UPKu sebagai
pengelola kolam renang adalah lembaga yang
dibentuk atas peraturan desa. Data penjualan
tiket didapatkan dari forecast penjualan tiket
yang sudah terjual pada tahun 2010.
Perkiraan karakteristik pengunjung,
memperhatikan jumlah pengunjung kolam
renang banyu biru setiap tahun. Sedangkan
untuk tahun 2010, perkiraan karakteristik
pengunjung kolam renang Tirto Mudo sebagai
berikut:

3
4
5

Karakteristik asal
pengunjung
Siswa Pendidikan
Anak-anak luar desa
sekitar
Anak-anak
dari
dalam desa
Anak-anak dari luar
kecamatan (kota)
Dewasa (Pengantar)
Total Prosentase

Rata-rata
Jumlah
11
14
18
23
30
39
51
67
87
113
452

Tabel 9: Perkiraan pendapatan dari penjualan tiket


tahun 2011-2020
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Harga Tiket
2000
3000
3000
3000
4000
4000
4000
5000
5000
6000
Total

Jumlah Pedapatan/tahun
Rp
7.640.000
Rp
14.898.000
Rp
19.367.400
Rp
25.177.620
Rp
43.641.208
Rp
56.733.570
Rp
73.753.642
Rp
119.849.667
Rp
155.804.568
Rp
243.055.126
Rp
759.920.801

3.9.4.2 Menambah
Penghasilan
usaha
pertokoan/warung disekitar kolam
renang dan Rumah tangga miskin
yang terlibat di kolam renang.

Tabel 7: Perkiraan karakteristik pengunjung


1
2

Rata-Rata Jumlah
Pengunjung/Bulan
318
414
538
699
909
1182
1537
1997
2597
3376
13567

Dengan hasil forecast di atas, dapat


diketahui perkiraan pendapatan dari penjualan
tiket. Setelah melakukan diskusi terhadap
pengelola tentang pendapatan kolam renang
dari tiket, mereka berencana akan melakukan
kenaikan harga dengan skenarion berikut:
Tahun 2011harga tiket Rp. 2000, Tahun 2012-2014 harga tiket Rp. 3000, Tahun 2015-2017 harga tiket Rp. 4000, Tahun 2018-2019 harga tiket Rp. 5000, Tahun 2020 harga tiket Rp. 6000,Dengan skenario harga tiket di atas,
berikut tabel perhitungan perkiraan jumlah
pendapatan.

3.9.3

No

Jumlah
Pengunjung/Tahun
3820
4966
6456
8393
10910
14183
18438
23970
31161
40509
162806

Prosentase
(%)
30%
15%

Kolam renang ini merupakan hasil dari


program Gerdutaskin tahun 2009 Sesuai
rencana awal UPKu hasil musyawarah desa,
kolam renang ini akan meningkatan
pendapatan toko sekitar.

20%
20%
15%
100%

Setelah
melihat
dan
memmpertimbangkan berbagai data di atas,
pengelola
memperkirakan
pertumbuhan
optimis jumlah pengunjung per tahun dapat
10

Tabel 10: Data rata-rata pendapatan tambahan toko


selama bulan April-Desember 2010 (Sumber:
Survey TPM 2011)

April
mei
juni
juli
agustus
september
oktober
nopember
desember

Sego Iwak
Kali
Rp 100.000
Rp 240.000
Rp 180.000
Rp 120.000
Rp 80.000
Rp 350.000
Rp 200.000
Rp 325.000
Rp 565.000

Bakso Es
Degan
Rp 80.000
Rp 180.000
Rp 150.000
Rp 210.000
Rp 60.000
Rp 380.000
Rp 300.000
Rp 400.000
Rp 720.000

Mie Ayam
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

70.000
130.000
160.000
130.000
150.000
450.000
320.000
420.000
820.000

Toserba
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

25.000
120.000
120.000
170.000
90.000
250.000
280.000
240.000
450.000

terlibat dalam aktifitas perdagangan di area


kolam renang di tahun berikutnya.
Tabel 13: Jumlah Perkiraan rata-rata peningkatan
pendapatan warung yang sudah ada dan RTM yang
akan terlibat.

Warung kopi
dan jajanan
Rp 115.000
Rp 160.000
Rp 240.000
Rp 210.000
Rp 70.000
Rp 320.000
Rp 160.000
Rp 300.000
Rp 700.000

Data dalam Tabel 14 di atas merupakan


data yang dianggap sebagai jumlah uang yang
dibelanjakan oleh pengunjung kolam renang.
Untuk mengetahui rata-rata pengeluaran
belanja pengunjung per orang dapat dicari
dengan membagi total uang yang dibelanjakan
dibagi dengan jumlah pengunjung pada bulan
yang sama (Wahyuni, 2009). Berikut jumlah
pengunjung April-Desember 2010.

Rp 11.310.000
2239
Rp
5.051

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Tabel 12: Jumlah Pengunjung bulan AprilDesember 2010

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total

964.741
1.254.163
1.630.412
2.119.536
2.755.397
3.582.016
4.656.621
6.053.607
7.869.689
10.230.595
41.116.776

Tabel 14: Jumlah Perkiraan rata-rata pendapatan


sewa stand pasar

Rata-rata jumlah uang yang dibelanjakan


pengunjung per orang adalah:
Rp. 11.310.000 / 469= Rp. 5.051,- / Orang.
Pendapatan warung dan RTM
di tahun
selanjutnya di asumsikan linear dengan jumlah
pengunjung yang datang. Perkiraan jumlah
pendapatan tersebut bisa didapatkan dengan
cara mengalikan jumlah pengunjung dengan
rasio rata-rata uang yang dibelanjakan per
orang di tahun 2010.

Tahun

Jumlah perkiraan pendapatan


per kios/warung/RTM

Selain
dari
pendapatan
diatas,
diperkirakan ada juga pendapatan yang berasal
dari sewa stand pasar dari pengguna, dengan
asumsi besaran harga sewa per stand per bulan
sebesar Rp. 50.000,-. Dan jumlah pengguna
stand yang berjumlah 14 orang dengan sistem
pergantian pengguna tiap 2 bulan. Berikut
perkiraan pendapatan dari sewa stand PNPM
berikut:

Tabel 11: Jumlah Pengunjung bulan AprilDesember 2010

Total Uang Yang Dibelanjakan


Total Pengunjung
dibelanjakan per pengunjung

Tahun

Biaya Sewa/bulan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

50.000
50.000
50.000
50.000
50.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
Jumlah

Jumlah Pendapatan
Sewa
Rp
6.600.000
Rp
6.600.000
Rp
6.600.000
Rp
6.600.000
Rp
6.600.000
Rp
13.200.000
Rp
13.200.000
Rp
13.200.000
Rp
13.200.000
Rp
13.200.000
Rp
99.000.000

Harga sewa stand pasar direncanakan


oleh pengelola naik dari 50.000 menjadi
100.000 mulai tahun 2015 ke atas. Hal ini
dilakukan dengan anggapan tangun 2015
pedagang sudah mendapatkan pendapatan
yang lebih banyak dari pengunjung.

Jumlah Uang yang


dibelanjakan
Pengunjung/Tahun
19.294.820
25.083.266
32.608.246
42.390.720
55.107.935
71.640.316
93.132.411
121.072.134
157.393.774
204.611.907
822.335.529

3.9.5

Perhitungan Total Biaya


Total biaya adalah biaya yang
digunakan untuk investasi awal, operasional
dan perawatan. Adapun total biaya yang
digunakan adalah sebagai berikut:

Data dalam tabel diatas menjadi dasar


perhitungan jumlah penerimaan pertambahan
pendapatan warung dan pendapatan RTM yang

11

Tabel 15: Total Biaya proyek kolam renang


TAHUN
2009

Rp

165.872.500

2010

Rp

235.000.000

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
TOTAL BIAYA

Tabel 17 diatas menunjukkan hasil


perhitungan BCR dengan hasil rasio B/C
adalah 1,59. Nilai rasio ini lebih besar dari 1,
maka dapat disimpulkan bahwa proyek ini
layak.

Keterangan

Nilai

Rp
6.376.500
Rp
8.289.450
Rp
10.776.285
Rp
14.009.171
Rp
18.211.922
Rp
23.675.498
Rp
30.778.148
Rp
40.011.592
Rp
52.015.069
Rp
67.619.590
Rp 672.635.724,43

investasi awal
Infrastruktur+pembebasan lahan
biaya pengembangan infrastruktur+
operasional+ maintenance
operasional+maintenance
operasional+maintenance
operasional+maintenance
operasional+maintenance
operasional+maintenance
operasional+maintenance
operasional+maintenance
operasional+maintenance
operasional+maintenance
operasional+maintenance

4. Analisis dan Pembahasan


4.1 Analisis HOQ
Output dari HOQ adalah nilai
kontribusi masing-masing respon teknis dalam
memenuhi kebutuhan konsumen. Pemilihan
respon teknis yang akan diolah menggunakan
metode
selanjutnya
adalah
dengan
menggunakan
perspektif
grafik
IP
(Importance-Performance).
Grafik IP ini menunjukkan atributatribut mana yang dipentingkan oleh
responden akan tetapi performa kita masih
rendah. Atribut-atribut itulah yang harusnya
menjadi konsentrasi terbesar untuk segera
diperbaiki melalui respon teknis yang bisa
menjawab atribut-atribut tersebut. Setelah
dilakukan pemetaan atribut dan respon teknis
yang menjawabnya maka didapatkan ada
beberapa respon teknis yaitu R1, R2, R3, R4,
R7, R8, respon teknis ini yang akan dilakukan
pengolahan menggunakan metode FAST
(Functional Analysis System Technique).
Dalam proses penyusunan FAST ini ada
beberapa respon teknis yang bisa digabung
menjadi satu konsep berdasarkan hasil
brainstorming aatau komunikasi dengan
pengelola kolam renang dalam hal ini bapak
Sardjono, SE selaku ketua UPKu.
Keseluruhan respon teknis kemudian
dikelompokkan
menjadi
3
konsep
pengembangan, yaitu:
Pelatihan bagi
pengelola, Peningkatan fasilitas penunjang di
luar area kolam renang dan Peningkatan
fasilitas penunjang di dalam area kolam
renang. Ketiga konsep inilah yang akan diolah
menggunakan metode FAST-PUGH.

3.9.6

Perhitungan Cash Flow


Perhitungan cash flow didapatkan
dengan mengurangkan total manfaat dengan
total biaya.
Tabel 16 Perhitungan Cashflow proyek Kolam
renang Tirto Mudo
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Nett Cashflow
(165.872.500,00)
(400.872.500,00)
(373.714.180,00)
(335.422.364,00)
(287.623.003,20)
(227.463.834,16)
(140.326.612,41)
(22.428.224,13)
126.879.680,63
340.989.890,31
615.373.162,90
1.008.620.604,87

3.9.7

Perhitungan Ratio B/C


Perhitungan BCR dilakukan dengan
membandingkanNPV benefit dengan NPV
cost.
Adapun hasil perhitungan BCR proyek
pengembangan kolamTirto Mudo adalah
sebagai berikut.
Tabel 17: Perhitungan Benefit/cost Ratio Kolam
renang Tirto Mudo
TAHUN
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Bunga Bank
NPV COST
NPV Benfit
Rasio B/C
Kesimpulan

TOTAL BENEFIT
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

TOTAL COST

Rp
Rp
33.534.820 Rp
46.581.266 Rp
58.575.646 Rp
74.168.340 Rp
105.349.143 Rp
141.573.886 Rp
180.086.052 Rp
254.121.802 Rp
326.398.342 Rp
460.867.032 Rp
9%

Rp
Rp

165.872.500
235.000.000
6.376.500
8.289.450
10.776.285
14.009.171
18.211.922
23.675.498
30.778.148
40.011.592
52.015.069
67.619.590

4.2 Analisis FAST-PUGH


Input dari FAST ini adalah konsep
yang disusun atas respon teknis hasil
pemilihan menggunakan intepretasi dari IP
diagram. Konsep akan di breakdown menjadi
kegiatan-kegiatan operasional yang terukur.
Konsep yang di breakdown adalah Pelatihan
bagi
pengelola,
Peningkatan
fasilitas
penunjang di luar area kolam renang dan
Peningkatan fasilitas penunjang di dalam area
kolam renang. Penyusunan kegiatan-kegiatan
turunan dari konsep dilakukan melalui diskusi

473.240.326
750.474.164
1,59
LAYAK

12

dengan pengelola kolam renang karena mereka


dianggap paling mengerti tentang kondisi dan
perkembangan kolam renang sampai saat ini.
Pada metode PUGH, setiap konsep
akan diperkirakan besaran biaya yang
dibutuhkan untuk menjalankan konsep
tersebut. Biaya yang disusun disesuaikan
dengan asumsi lokal yang membuat anggaran
akan realistis untuk dilaksanakan di lokasi.
Setelah itu masing-masing konsep akan
dibandingkan dengan konsep baseline terkait
kemampuan konsep tersebut menjawab atribut
kebutuhan konsumen, biaya dan perawatan.
Dimana yang ditentukan sebagai konsep
baseline adalah konsep pelatihan bagi
pengelola. Konsep ini dipilih sebagai baseline
atas 2 pertimbangan yaitu nilai kontribusi yang
tertinggi dan biaya yang paling terjangkau.
Hasil dari PUGH ini adalah konsep ke 3 yang
dipilih prioritas untuk segera direalisasikan.

kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian.


Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menurut konsumen atribut kolam renang
yang penting dan harus segera diperbaiki
adalah ketersediaan fasilitas permainan
air, ketersediaan toilet dan ruang ganti
yang baik, petunjuk jalan menuju kolam
renang, jaminan keamanan parkir, dan
ketersediaan petugas penjaga keselamatan
bernenang.
2. Konsep yang terpilih sebagai prioritas
adalah peningkatan fasilitas penunjang di
dalam area kolam renang yang terdiri
dari;
Pengadaan gerai makanan di dalam
area kolam renang
Perbaikan ruang ganti dan toilet
Pengadaan mini waterboom
Perbaikan tempat tunggu
Pengadaan faslitas keamanan dan
keselamatan berenang
3. Biaya proyek meliputi:

Investasi
awal
pengadaan
infrastrukutur Rp. 165.872.500,

Maintenance dan operasional (20102020) Rp. 276.668.224

Biaya pengembangan lokasi kolam


renang tirto Mudo Rp. 235.000.000,-.
4. Manfaat Tangible dari proyek :

Menambah Pendapatan Asli Desa


(PAD) melalui penjualan Tiket

Menambah pendapatan rumah tangga


miskin yang terlibat dalam aktifitas
pengelolaan kolam renang,

Menambah
Penghasilan
usaha
pertokoan/warung disekitar kolam
renang.

Mendapat
pemasukan
dari
penyewaan stand pasar PNPM.
5. Manfaat tidak terlihat (Intangible Benefit)
dari proyek adalah membantu proses
belajar mengajar bagi sekolah-sekolah di
sekitar, mencetak 11 orang atlet renang
junior yang berprestasi di berbagai even
tingkat kabupaten dan menjadi sarana
wisata baru di Magetan.
6. Peningkatan pendapatan Rumah Tangga
Miskin (RTM) per bulan adalah sebesar
Rp. 941.741.
7. Rasio B/C adalah sebesar 1,59 yang
artinya proyek ini memiliki keuntungan
lebih besar daripada cost yang
dibutuhkan, maka dapat disimpulkan

4.3 Analisis Benefit Cost Ratio


Perhitungan BCR dilakukan dengan
membandingkan NPV benefit dengan NPV
cost. Nilai NPV benefit didapatkan dengan
menjumlahkan semua benefit pada setiap
tahun. Hasil penjumlahan benefit setiap tahun
kemudian dikonversikan dengan menggunakan
fungsi NPV yang ada di Microsoft Excell.
NPV cost didapatkan dengan menjumlahkan
semua total biaya setiap tahunnya. Hasil
tersebut kemudian dihitung dengan fungsi
NPV yang ada di Microsoft Excell pada
periode
tahun
2010-2020
kemudian
dijumlahkan dengan biaya pada nilai saat ini
(2010). Perhitungan NPV ini menggunakan
asumsi nilai bunga bank sebesar 9%. Nilai ini
adalah niai yang disesuaikan dengan interest
rate salah satu bank BUMN pada tahun 2010.
Dengan nilai bunga tersebut, maka total NPV
Total
benenefit
adalah
sebesar
Rp.
750.424.164 dan NPV dari total Cost adalah
Rp. 473.240.326,-. Rasio B/C dari angka
tersbut adalah 1,59. Nilai Rasio B/C Lebih
besar dari 1 maka bisa disimpulkan bahwa
proyek ini layak.

5. Kesimpulan dan Saran


Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan dan
saran yang diperoleh dari hasil penelitian tugas
akhir ini.

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan,
dapat
diambil
beberapa
13

bahwa
proyek
dilaksanakan.

ini

layak

Surabaya). Laporan Tugas Akhir S1


Teknik Industri ITS.
Ramasvamy, R. 1996. Design and
Management of Service Processes.
AT&T
Kusrini, E, dan Rumiati, A. 2006. Metode
Riset Sosial. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS.
Surabaya
Soeharto. A. 1995. Manajemen Proyek
dari Konseptual sampai Operasional.
Erlangga. Jakarta.
Septony, EW. 2010. Perancangan Program
CSR pada Klaster Industri Migas
Jawa Timur menggunakan metode
QFD, FAST, PUGH. Laporan Tugas
Akhir S1 Teknik Industri ITS.
Sumaroh, E. 2009. Studi Kelayakan
pengadaan BRT di Surabaya
menggunakan Benefit Cost Analysis.
Laporan Tugas Akhir S1 Teknik
Industri ITS.
Trisunarno, L, Sutikno, dan Soedjono, E.
2009. Pengembangan
Model
Pemberdayaan Masyarakat Untuk
Pengentasan Kemiskinan (Studi
Kasus Di Kabupaten Magetan Dan
Kabupaten
Gresik.
Laporan
Penelitian Hibah DIKTI.
UP3D ITS. 2009. Laporan Akhir Desa
Model 2009.
UP3D ITS. 2010. Laporan Survey Tahap
Penguatan Desa Model 2009.

untuk

5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis
sampaikan dalam rangka pengembangan
penelitian dan implementasi hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten Magetan dapat menggunakan
hasil dari penelitian ini untuk melakukan
investasi pengembangan kolam renang
Tirto Mudo.
Peningkatan fasilitas harus juga diikuti
dengan peningkatan kapasitas SDM
pengelola, karena SDM ikut mempengaruhi
perkembangan wisata kolam renang
kedepannya.
Pengembangan Lokasi Wisata Kolam
Renang Tirto Mudo adalah langkah awal
untuk menuju pengembangan desa wisata
Tirto Mudo Kabupaten Magetan. Oleh
karena itu perlu adanya penelitian lebih
lanjut tentang pengembangan desa wisata.

6. Referensi
Anggrahini, D. 2010. Perancangan Mesin
sizing Teri Nasi Berdasarkan
Prinsip Length Grader Dengan
Menggunakan Quality Function
Deployment (Studi Kasus: PT
Insan Citraprima Sejahtera JenuTuban). Laporan Tugas Akhir S1
Teknik Industri ITS.
Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi
Jawa Timur. 2009. Buku Petunjuk
Teknis Operasional Program Gerdu
Taskin 2009. BAPEMAS. Surabaya
Pemerintah Desa Sumberdodol. 2009.
Buku Monografi Desa.
Desa
Sumberdodol. Magetan.
Pemerintah Kabupaten Magetan. 2009.
Sumberdodol Sebagai Desa Wisata.
http://kotamagetan.com/mengunju
ngi-sumberdodol-yangdikembangkan-sebegai-desawisata.html. Diakses: 03 Oktober
2010.
Pujawan, IN. 2003. Ekonomi Teknik.
Guna Widya. Surabaya
Prayogi, D. 2010. Peningkatan pelayanan
nasabah pada proses pembiayaan
(Studi Kasus PT. Bank Jatim Syariah

UPKu Sumberdodol. 2010. Laporan


Tahunan
UPKu
Sumberdodol.
UPKu. Magetan
Wahyuni, R, dan Masyitah, I. 2009.
Aplikasi Benefit Cost Ratio pada
Studi
Alternatif
Investasi
Pembangunan Jalan MarabahanMargasari
Kalimantan
Selatan.
Laporan Penelitian Hibah.
Zeithaml, V, A. Parasuraman, A, dan
Leonard, L, B. (1990). Delivering
Quality Service: Balancing Customer
Perception and Expectation. The Free
Press. New York.

14

Anda mungkin juga menyukai