DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
FATMA CAHYANI
HERLIFIA
KELAS
: 2 EG.A
DOSEN PEMBIMBING
: Ir. FATRIA,M.T.
Peta Konsep
BAHAN
Deformasi
Sifat
elastis
plastis
Bentuk
tekan
tarik
Teganga
n tarik
Reganga
n tarik
Modulus
elastisitas
geser
Teganga
n geser
Teganga
n tekan
Reganga
n tekan
Modulus
elastisitas
Reganga
n geser
Modulus
geser
I.
Gambar 1.1. menunjukkan keadaan apabila beban yang diberikan kepada batang
uji. Daerah tegangan yang tidak meninggalkan deformasi apabila beban dihilangkan
disebut daerah elastik.
P
l
l0
Tanpa beban
Tegangan
Regangan
2. Mulur
Apabila diberikan tegangan melampui batas elastik, maka terjadi perpanjangan
permanen dan dinamakan deformasi plastis, dan tegangan terendah dimana deformasi
plastis terjadi tersebut dinamakan tegangan mulur. Dua unsur mulur yang utama dalam
kristal adalah pergeseran (slip) dan kembaran (twin).
3. Pengerasan Regangan
Kalau bahan dideformasikan pada temperature sangat rendah dibandingkan
dengan titik cairnya, maka pengerasan terjadi mengikuti deformasinya. Gejala ini
dinamakan pengerasan regangan atau pengerasan kerja. Sebagai contoh : kekuatan
mulur baja lunak sekitar 180 MPa, yang dapat ditingkatkan sampai sekitar 900 MPa
oleh pengerasan regangan.
4. Keliatan
Keliatan suatu bahan diinginkan lebih besar, karena makin besar berarti lebih
aman terhadap kemungkinan patah, dan lebih mudah untuk diolah melalui pengerolan,
penarikan dan seterusnya. Pada umumnya keliatan dinyatakan oleh regangan teknis
sampai titik patah dari suatu pengujian tarik.
5. Keuletan
Keuletan bahan menyatakan energi yang diabsorb oleh bahan tersebut sampai
titik patah, yaitu merupakan luas bidang dibawah kurva tegangan regangan.
1. Transisi liat-getas
Beberapa bahan tiba-tiba menjadi getas dan patah karena perubahan temperatur
dan regangan, walaupun pada dasarnya bahan tersebut liat. Gejala ini disebut dengan
transisi liat-getas. Bahan tersebut adalah logam bcc seperti : Fe, W, Mo, Ta dan logam
hcp seperti : Zn serta paduannya. Patah getas bersifat getas sempurna yaitu tanpa adanya
deformasi plastis sama sekali.
2. Keuletan patah
Seperti telah diketahui dari hasil pengujian patah getas terjadi pada pangkal
takikan batang uji, jadi bahan tiba-tiba patah tanpa deformasi plastis. Secara praktis
patahan seperti ini tidak akan terjadi pada peralatan, tetapi peralatan selalu mempunyai
bagian dimana terjadi konsentrasi tegangan dan mungkin terjadi cacat pada lasan, jadi
tidak bisa dihindari.
IV. PENGUJIAN KEKERASAN
Pada pengujian kekerasan yaitu diukur ketahanan terhadap deformasinya, tetapi
ukuran penekan, beban dan ukuran penekanan, derajat pengerasan, berbeda. Maka tidak
ada cara lain dengan melakukan eksperimen. Jadi kekerasan yang diperoleh dengan
berbagai cara. Tetapi perlu diketahui nilai kekerasan akan berbeda untuk setiap bahan
yang berlainan.
Pengujian yang banyak dipakai adalah :
Menekankan penekan tertentu kepada benda uji dengan beban tertentu dan dengan
mengukur ukuran bekas penekan yang terbentuk di atasnya, kekerasan ini dinamakan
cara kekerasan penekanan.
Menjatuhkan bola dengan ukuran tertentu dari ketinggian tertentu di atas benda uji dan
diperoleh tinggi pantulannya
Metoda mengujian kekerasan :
Kekerasan Brinell , merupakan pengujian secara standard industri, tetapi karena
penekanannya dibuat dari bola baja yang berukuran besar, maka bahan lunak atau keras
sekali tidak bisa diukur kekerasannya.
Kekerasan Rockwell, cocok untuk material yang lunak maupun yang keras,
penggunaannya sederhana dan penekannya dapat leluasa. Skala kekerasan B,C dan A
untuk bahan logam, skala A untuk bahan yang sangat keras seperti tungsten dan skala D
untuk batu gerinda dan plastik.
Rockwell superficial, menggunakan bahan yang ringan untuk memperbaiki ketelitian
sebelumnya.
Vickers
Kekerasan mikro
Shore
V.
Beberapa bagian dari struktur dapat berdeformasi secara kontinu dan perlahanlahan dalam waktu yang lama apabila dibebeni secara tetap. Deformasi macam ini
tergantung pada waktu dianamakn melar/creep.Kalau kekuatan lelah dihubungkan
dengan kekuatan melar, dimana kekuatan melar rendah pada temperatur rendah dan
kekuatan melar tinggi pada temperatur tinggi. Oleh karena itu pada perencanaan struktur
pada temperatur rendah didasarkan pada kekuatan lelah, sedangkan pada temperatur
tinggi didasarkan pada kekuatan melar. Laju melar yang diperbolehkan di industri
adalah 10-7-10-40/0/jam.
pada
tegangan kurang dari 1/3 kekuatan tarik statik pada bahan struktur tanpa konsentrasi
tegangan. Dalam keadaan dimana pemusatan tegangan diperhitungkan , mungkin bahan
akan putus pada tegangan yang lebih rendah.
Semua patahan yang disebabkan oleh patahan melalui tahapan proses :
Terjadinya retakan lelah
Perambatan retakan lelah
Patahan statik terhadap luas penampang sisa.
Menghindari patahan statik pada tahap akhir tidaklah effektif
didalam
proses
pencegahan, karena patahan pada tahap ini tidak stabil. Terjadinya retakan tidak dapat
dielakkan
memberikan induksi perubahan tegangan listrik oleh impedansi lilitan atau dalam lilitan
sendiri, jadi dihasilkan signal listrik.
Pengujian penyinaran
Dengan mempergunakan sinar X, sianr gamma dan netron yang memiliki daya tembus
melalui benda, memungkinkan untuk mengetahui adanya cacat dari bayangan pada film
yang ditempatkan dibelakang benda, yang menunjukkan variasi intensitas, karena
perbedaan absorbsi sinar oleh rongga dan kepadatan di dalam benda.
Pengujian ultrasonik
Gelombang ultrasonik 1-5 MHz merambat dalam bahan dan memantul ditempat cacat,
dari deteksi gelombang pantulan dapat diketahui adanya cacat.
Lamban
Definisi
SI
Satuan
Inggri
Pasca
Psi
Lb/in2
N/m2
Regangan
Besarnya
deformasi
persatuan
Regangan
panjang ( L/L)
regangan linier yang mampu balik
Elastik
Regangan
semula)/modulus young
Regangan tetap tak mampu balik
Plastik
Kekuatan
ke keadaan
Kekuatan
Luluh
Kekuatan
SY
vahan
Ketahanan terhadap deformasi plastik
Pasca
Psi
St
l
Kekuatan maksimum (berdasarkan Pasca
Psi
Tarik
Keuletan
semula
Besarnya deformasi plastik sampai
Ketangguha
patah
Energi yang diperlukan sehingga Youle
n
Kekerasan
perpatahan
Ketahanan bahan terhadap penetrasi
Modulus
pada permukaannya
Perbandingan tegangan
elastisitas
Ft-lb
terhadap
regangan elastik
Sifat-Sifat Thermal
Sifat Bahan
Lamban
g
Definisi
SI
Kapasitas
kalor
Panas Jenis
perubahan temperatur
Perbandingan kapasitas kalor suatu
Muai Panas
Koefisien
thermal atom-atomnya
Perbandingan
perubahan
muai
muai
panjang
Koefisien
perubahan temperatur
Perbandingan
perubahan
muai
muai volume
Daya hantar Q
perubahan temperatur
Kemampuan
bahan
panas
menyalurkan kalor
untuk
Satuan
Inggri
s
Sifat-sifat Kelistrikan
Sifat Bahan
Lamban
Definisi
bahan
SI
Daya hantar
Kemampuan
untuk
listrik
Sifat
dielektrik
Satuan
Inggri
s
Bagi pesawat terbang, mempunyai komponen struktur yang ringan adalah suatu
keharusan. Demikian juga pada beberapa penggunaan biasa seperti pada kapal laut,
kereta api dan lainnya. Tenaga dan bahan bakar dapat dihemat apabila mereka itu
ringan. Bahkan untuk yang hanya memerlukan ketahan terhadap beban, juga diinginkan
bahan ringan. Disamping memperbaiki efisiensi dan menghemat sumber melalui
berbagai cara, dalam banyak hal penggunaan praktis hanya dapat dilaksanakan apabila
bahan dibuat ringan.
Oleh karena itu salah satu objektif yang dituju dalam teknologi bahan adalah
memperbaiki kekuatannya.
2.1. Penguatan dengan Penghalusan Butir
Pada umumnya kekuatan bahan industri dapat ditingkatkan dengan memperkecil
unit strukturnya. Bagi bahan logam dilakukan pertama dengan memperhalus
butirstruktur mikronya. Bagi kebanyakan logam ukuran butir mempunyai hubungan
dengan tegangan mulur. Sebagai kekuatan mulur, apabila mulur terjadi secara tidak
kontinu maka pada umumnya dipakai kekuatan mulur yang terendah dan apabila mulur
terjadi kontinue maka dipakai tegangan uji 0,2 %. kalau konstanta bahan dperbesar tak
terhingga suku kedua menjadi nol jadi tegangan mulur dapat dikatakan kekuatan mulur
kristal tunggal dari bahan yang sama.
2.2. Pengerasan Larutan Padat
Pada pembahasan kristal tunggal, jelas bahwa logam murni mempunyai
kekuatan rendah. Oleh karena itu untuk memperkuat
menambahkan unsur paduan. Akan dikemukakan kemudian bahwa terdapat fasa padat
yang disebut larutan padat, yang dibuat dengan menambahkan berbagai unsur. Unsur
yang ditambahakan disebut unsur terlarut. Larutan padat jauh lebih kuat dari logam
murninya. Bagi atom terlarut diketahui mempunyai banyak faktor seperti : perubahan
dimensi, dimana diameter atom berbeda dengan diameter atom matriks, sesuai dengan
itu modulus kekuan yang disebabkan medan renggangan elastik mendorong
peningkatan modulus elastik dimedan antar aksi dengan atom terlarut, faktor lain
adalah faktor elektrokimia dan lainnya.
efektif. Bahan tersebut dinamakan bahan komposit, yang lebih banyak dilakukan bagi
bahan polimer dan keramik.
Untuk bahan logam, satu contoh dapat dikemukakan dalam bahan tahan panas.
Disarankan paling baik untuk memperkuat larutan padat yang berkekuatan super pada
temperatur tinggi dengan dispersi yang tidak bereaksi dengan matriks. Untuk maksud
tersebut fase terdispersi yang dipakai yang melebihi kekuatan pada temperatur tinggi
dan stabil berupa oksida seperti Al2O3 dan ThO2 yang dibuat dari teknik metalurgi
bubuk.
Menahan austenit dalam keadaan kurang stabil pada temperatur antara 400500oC
didinginkan tiba-tiba; maka akan menghasilkan martensit yang sangat halus dan
mempunyai sejumlah kisi sehingga memiliki kekuatan tinggi. Metode ini dinamakan
ausforming dan pada umumnya perlakuan yang serupa dinamakan perlakuan
termomekanik. Ausforming tidak dapat dilakukan terhadap baja karbon biasa, sehingga
baja harus dipadu dengan Cr, Ni, Si dan lainnya. dengan penemperan yang cocok
setelah proses ausforming maka baja akan mencapai kekuatan maksimum 3100 Mpa
dan masih mempunyai keuletan cukup.
Baja setelah diproses dengan metode diatas mendapat kekerasan yang ekstrim,
oleh karena itu keburukannya adalah tidak dapat dimesin atau dilas.
Baja maraging yang berkadar karbon minimum dapat dikeraskan melalui
presipitasi senyawa antar logam. Baja tersebut mempunyai kadar paduan antara Ni 1825% dan kadar karbon kurang dari 0,03 % an dipadu pula dengan unsur sekunder
lainnya. Martensit kubus memiliki kekuatan yang ekstrim dengan keuletan yang baik
pada atau sebelum tahap presipitasi senyawa antarlogam dilakukan. Kekuatan
maksimum diperoleh kira kira 3000 Mpa. Dalam pengelasan tidak mendapat kesukaran
karena tidak mengandung banyak karbon. Pesawat jumbo 747 dikembangkan dengan
mempergunakan bahan ini pada komponen struktur rodanya.
Gambar 1.39 menunjukkan dua macam dislokasi dalam kristal berkisikubus, yang
bererak dalam kisi kristal dan keluar. Pergerakan dislokasi menyebabkan satu tahap
karena ada pergeseran (slip) b. Arah danukuran b adalah tetap menurut geometri kristal,
b dinamakan vektor burgers. Seperti dijelaskan pada gambar (a), kalau pada dislokasi
tersebut garis dislokasinya tegak lurus pada b, dislokasi ini disebut dislokasi ujung.
Sedangkan pada gambar (b) garis dislokasi sejajar dengan b, dislokasi ini disebut
dislokasi sekerup. Jenis dislokasi lain ialah garis dislokasinya membentuk sudut tertentu
dengan b yang disebut dislokasi campuran. Seperti dijelaskan dalam gambar kadang
kadang dislokasi melintas kristal, tetapi pada umumnya umumnya merupakan suatu lup
dan garis dislokasi berbah sifatnya dari dislokasi sekerup ke dislokasi campuran ke
dislokais ujung dan seterusnya, atau vektor burgernya serupa disetiap bagian.
3.2 Medan Tegangan di sekitar Dislokasi
Kisi
keristal
disekitar
gars
dislokasi
mengalami
deformasi
sehingga
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah ini kami dapat emnimpulkan bahwa :
1. Pengujian dan evalusi bahan industri meliputi beberapa komponen yakni
pengujian tarik statik, pengujian statik untuk tekan, bengkok dan puntir, keuletan
dan patah ulet, pengujian kekerasan dan pengujian melar (Creep)
2. Beberapa faktor penguatan bahan industri yakni penguatan dengan penghalusan
butir, pengerasan larutan padat, penguatan presipitasi dan dispersi serta struktur
yang diperkuat.
3. Dislokasi adalah cacat kisi yang menentukan kekuatan bahan berkristal.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Pengujian Bengkok