PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Joseph Fourier adalah salah seorang yang mempelajari proses perpindahan
panas secara konduksi. Pada tahun 1822, Joseph Fourier telah merumuskan
hukumnya yang berkenaan dengan konduksi.
Tinjauan terhadap peristiwa konduktif dapat diambil dengan berbagai
macam cara (yang pada prinsipnya berakar dari hokum Fourier), mulai dari subjek
yang sederhana yaitu hanya sebatang logam (composite bar). Banyak factor yang
mempengaruhi peristiwa konduksi. Diantaranya pengaruh luas penampang yang
berbeda, pengaruh geometri, pengaruh permukaan kontak, pengaruh adanya
insulasi dan lain-lainnya.
Kesulitan dalam membuktikan penerapan hokum Fourier untuk berbagai
variasi kondisi percobaan ini. Oleh karena itu, pada percobaan ini diatur
sedemikian rupa, yakni dilakukan dalam empat tipe percobaan yang tentu saja
dengan menggunakan umus-rumus yang berbeda dan dengan asunsi-asumsi yang
sesuai.
1.2.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
1.3.
1.4.
Manfaat
Melalui percobaan ini kita diharapkan agar dapat mengetahui penerapan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Termal konduktivitas adalah proses untuk memindahkan energi dari bagian
yang panas kebagian yang dingin dari substansi oleh interaksi molekular. Dalam
fluida, pertukaran energi utamanya dengan tabrakan langsung. Pada solid,
mekanisme utama adalah vibrasi molecular. Konduktor listrik yang baik juga
merupakan konduktor panas yang baik pula.
2.1. Steady State Heat Transfer
Perpindahan panas dalam bentuk kalor dapat terjadi diberbagai tipe proses
baik secara kimia maupun fisika. Perpindahan panas sering terjadi dalam berbagai
unit operasi. Seperti lumber or foods, alkohol distillation, burning of fuel, dan
evaporasi. Perpindahan panas terjadi dikarenakan perbedaan temperatur driving
force dan aliran panas dari daerah temperatur panas ke temperatur yang rendah.
2.2. Sifat-sifat Perpindahan Kalor
Bila dua buah benda yang suhunya berbeda berada dalam kontak termal,
maka kalor akan mengalir dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya
lebih rendah. Aliran netto selalu berlangsung menurut arah penurunan suhu.
Perpindahan panas dapat terjadi oleh satu atau lebih dasar mekanisme
perpindahan panas, yaitu :
1. Konduksi
Dalam konduksi, panas dapat dikonduksi melalui solid, liquid, dan
gas. Panas dikonduksi oleh perpindahan energi gerak molekul-molekul
yang berdekatan. Dalam gas hotter molekul, yang mana memiliki energi
kinetik yang lebih besar memberi energinya ke molekul terdekat yang
berada pada level terendah. perpindahan jenis ini hadir dalam beberapa
tingkat pada semua solid, gas, atau liquid yang mana berada pada
temperatur gradien tertentu. Dalam konduksi, energi juga dapat
dipindahkan oleh elektron bebas, yang mana juga cukup penting pada
metalik solid. Contoh dari perpindahan panas secara konduksi yaitu
perpindahan panas melalui dinding heat exchangers atau sebuah
perbedaansuhu
tebaldindi ng
qx
dQ
dt
qx kA
dalam area x
...............................................................(1)
dT
dx ...............................................................(2)
atau
q"x
qx
dT
k
Ax
dx ..................................................................(3)
Hukum Fourier untuk heat konduksi ini sesuai untuk seluruh jenis solid,
liquid, dan gas. Koefisien k adalah sifat transport dari suatu material dan disebut
"
thermal conductivity, q q A sesuai untuk beberapa analisa. Kuantitas Ax
adalah luas permukaan normal untuk arah x. jika T (x,y,z) adalah suatu fungsi
multidimensi, hukum Fourier menjadi suatu vector :
T
T
T
q" iq "x jq"x kq"x k i
j
k
y
z
x
....................................(4)
atau
q" kT (5)
Bila bahan/material adalah isontropis maka konduktivitasnya tidak
bervariasi terhadap arah x. catatan bahwa tanda negatif pada persamaan Fourier
diatas diperoleh dari hukum II Termodinamika untuk meyakinkan bahwa laju
panas positif dalam arah penurunan temperatur (dari daerah panas kedaerah
dingin).
Gradien suhu (temperatur gradien) yang terdapat dalam suatu bahan
homogen akan menyebabkan perpindahan energi didalam medium itu, yang
lajunya dapat dihitung dengan :
q x kA
T
.................................................(6)
dimana T ialah gradien suhu dalam arah normal (tegak lurus) terhadap
bidang A. konduktivitas termal k ialah suatu konstanta (tetapan) yang ditentukan
dari eksperimen dengan medium itu. Satuan k adalah Btu/hr.ft.oF atau W/m.K.
Jika profil suhu didalam medium itu bersifat linier, maka gradien suhu itu
(merupakan turunan parsial) dapat diganti dengan :
T T2 T1
x x2 x1
.....................................................(7)
Sifat linier seperti ini selalu ditemukan pada medium homogen yang
mempunyai k tertentu dalam perpindahan kalor benda itu termasuk titik-titik pada
permukaan benda.
Jika suhu berubah terhadap waktu, tentulah ada energi yang menumpuk
atau dikeluarkan dari benda itu. Laju penumpukan energi itu adalah :
qmenumpuk mCp
T
x .........................................................................(8)
T2
x1
T1
q dx kA dT
..............................................................................(9)
atau
q kA
T2 T1
T
kA
x2 x1
x ...................................................................(10)
x
tahanan termal
kA
..................................................(11)
T1 T2
x kA ................................................................................(12)
dan
q
T1 T3
xb kbA ..................................................................................(13)
T1 T3
x xb
kA kbA .............................................................................(14)
adalah panjang silinder. Dengan menuliskan nilai ini kedalam persamaan fourier
dan mengintegrasikannya dengan q konstan, didapat :
T2 T1
q
r
ln 2
2kL r1
2kL T1 T2
T
ln 2
T1
........................................................................(16)
Q
U THS TCS
A
...........................................................................(18)
dimana :
1
X
X
X
H S C
U
kH
kS
kC .......................................................................(19)
U adalah koefisien heat transfer overall untuk composite wall dan I/U adalah
resistansi overall untuk aliran panas.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan.
a. Alat yang digunakan :
-
power supply
Stavolt
Radial module
Kabel
Cooling water
Material sample (kuningan besar (A), kuningan kecil (B), stainless steel
(C), dan sistem radial).
2.
3.
Atur watt meter sesuai yang dikehendaki (untuk linier dan radial).
4. Catat waktu temperatur masuk air pendingin seketika setelah power supply
dihidupkan.
5. Catatlah harga temperatur yang terbaca T1, T2, sampai T9 (untuk sistem
linier) dan T1, T2, T3, T7, T8, T9 (untuk sistem radial). Apabila harga watt
meter stabil seperti yang dikehendaki.
6. Lakukan langkah 1 5 terhadap masing-masing jenis logam A, B, C untuk
setiap variasi sistem.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA.
A.HASIL PENGAMATAN
SISTEM LINIER
Material
Kuningan
Besar
Tin
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
30
30
90
87.5
85
65.5
39
37.5
35
32.5
30
30
30
92.5
90
87.5
67.5
44
42.5
32.5
30
27.5
30
30
87.5
85
82.5
65
41.5
40
31.5
29
26.5
T7
T8
T9
Kuningan
kecil
Stainless
Steel
SISTEM RADIAL
Tin
30
T1
30
T2
42.5
40
T3
37.5
T4
T5
T6
: d = 25 mm = 25. 10-3
- x = 10 mm
Sistem Radial
-
Ro = 10 mm = 10-2
RL = 50 mm = 5.10-2 m
x = 30 mm = 3. 10-2 m
B. PENGOLAHAN DATA
1.
35
32.5
30
a.
Sistem linier
qx
AT
Untuk q = 30 W
T4 = 65.5 K
Til
75.25 K
2
2
(30W )(0,01m)
62.67W / m 2 K
4
2
(4,91x10 m )(75.25 65.5) K
k1
k2
(30W )(0,01m)
23.06W / m 2 K
(4,91x10 4 m 2 )(65.5 39) K
k3
(30W )(0,01m)
407.33W / m 2 K
4 2
(4,91x10 m )(39 37.5) K
Ti 2
36.25K
2
2
k4
(30W )(0,01m)
488.8W / m 2 K
(4,91x10 4 m 2 )(37.5 36.25) K
km k
245.47W / m 2 K
4
4
Untuk q = 30 W
T4 = 67.5 K
Til
77.5 K
2
2
(30W )(0,01m)
226.07W / m 2 K
(1,327 x10 4 m 2 )(77.5 67.5) K
k1
k2
(30W )(0,01m)
96.2W / m 2 K
4 2
(1,327 x10 m )(67.5 44) K
k3
(30W )(0,01m)
1507.16W / m 2 K
4
2
(1,327 x10 m )( 44 42.5) K
Ti 2
37.5 K
2
2
k4
(30W )( 0,01m)
452.15W / m 2 K
(1,327 x10 4 m 2 )( 44 37.5) K
km k
570.4W / m 2 K
4
4
Untuk q = 30 W
T4 = 65 K
Til
k1
73.75 K
2
2
(30W )( 0,01m)
69.831W / m 2 K
4 2
(4,91x10 m )( 73.75 65) K
k2
(30W )(0,01m)
26W / m 2 K
4
2
(4,91x10 m )(65 41.5) K
k3
(30W )(0,01m)
407.33W / m 2 K
4 2
(4,91x10 m )( 41.5 40) K
Ti 2
35.75 K
2
2
k4
(30W )(0,01m)
106.26W / m 2 K
4
2
(4,91x10 m )( 41.5 35.75) K
km k
152.34W / m 2 K
4
4
b. Sistem Radial
q
2LkT
R
ln t
Ro
Rt
Ro
q ln
2LT
Dimana : Ro = 10 mm = 0,01 m
Rt = 50 mm = 0,05 m
L = 10 mm = 0,01 m
- Untuk q = 30 W
T4 = 36.85 K diambil dari grafik plot T Vs x
Til
37.18 K
2
2
0,05
0,01
k1
2329.82W / m 2 K
2 (0,01)(37.18 36.85) K
(30W ) ln
0,05
0,01
k2
118.83W / m 2 K
2 (0,01)(36.85 36.2) K
(30W ) ln
0,05
0,01
k3
1281.4W / m 2 K
2 (0,01)(36.2 35.6) K
(30W ) ln
35.3K
2
2
0,05
(30W ) ln
0,01
k4
2562.8W / m 2 K
2 (0,01)(35.6 35.30 K
Ti 2
km k
1839.21W / m 2 K
4
4
Jenis Material
Q(W)
k (W/moK)
1. Sisten Linier
a.Kuningan Besar
(A=4,91 x 10-4 m2)
b.
Kuningan
Kecil
(A=1,327 x 10-4 m2)
c.Stainless Steel
(A=4,91 x 10-4 m2)
30
245.47
30
570.40
30
152.36
30
1839.21
2. Sistem Radial
Q
Dimana :
kAT
x
T = Ti1 Ti2
x = 10 mm = 0,01 m
B. Sistem Radial
Q
2 L k T
R
ln 1
Ro
Dimana : L = 10 mm = 0,01 m
Untuk k = 1839.21 W/moK dan T = 37.180 35.3 = 1,88 K
2 (0,01 m)(1839.21W / mo K )(1,88 K )
Q
134.92 W
0,05
ln
0,01
T = Til Ti2
k (W/moK)
Q (W)
39
245.47
470.05
40
570.4
303.45
38
152.36
284.27
1.88
1839.21
134.92
a. Kuningan besar
(A = 4,91 x 10-4m2)
b. Kuningan Kecil
(A = 1,33 x 10-4m2)
c. Stainless Steel
(A = 4,91 x 10-4m2)
2. Sistem Radial
3. Persen Kesalahan Harga Q
% Kesalahan
Kuningan Besar
- Q Praktek = 30 W
Q Teori Q Pr aktek
x 100%
QTeori
% Kesalahan
470.05 W 30 W
x 100 % 93.62 %
470.05 W
Kuningan Kecil
- Q Praktek = 30 W
% Kesalahan
303.45 W 30 W
x 100 % 90.11 %
303.45 W
Stainless Steel
- Q Praktek = 30 W
% Kesalahan
284.27 30W
x 100 % 89.45 %
284.27 W
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan heat conduction ini kita mempelajari tentang perpindahan
panas dari suatu material lain secara konduksi. Percobaan heat conduction ini
dilakukan dengan dua cara yaitu cara linear dan cara radial.
Pada percobaan linear yang dihitung adalah laju perpindahan panas secara
linear sepanjang batang logam. Material logam yang digunakan terdiri dari
kunngan besar, kuningan kecil dan stainless steel. Adanya faktor faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya laju perpindahan panas yaitu antara lain luas
penampang, panjang penampang dan juga jenis bahan.
Pada percobaan secara radial kita mengetahui profil temperatur secara
radial, sehingga kita bisa menghitung laju perpindahan panas. Harga T1 lebih
besar dari T2 dan seterusnya sampai T9 yang disebabkan oleh adanya aliran panas
dari heater ke arah cooler melalui material logam.
Untuk harga Q dihitung untuk tiap beda temperatur dari percobaan.
Ternyata harga Q yang didapatkan dari perhitungan jauh lebih besar dari harga Q
yang disupply.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan luas
penampang, tebal penampang dan jenis bahan terhadap profil temperatur
sepanjang konduktor panas. Ternyata semua hal tersebut memberi pengaruh yang
cukup besar dari perhitungan laju pepindahan panas, dimana pada teori, luas
penampang tidaklah mempengaruhi hasil perhitungan laju perpindahan panas.
Pada percobaan heat conduction ini tidak dilakukan percobaan dikarenakan
alatnya rusak, dan untuk datanya didapatkan dari perkiraan yang didasarkan pada
percobaan percobaan sebelumnya yang diperkirakan sesuai dengan teori yang
berlaku.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Faktor faktor yang mempengaruhi laju perpindahan panas yaitu luas
penampang, panjang penampang dan jenis bahan.
2. Semakin besar luas penampangnya maka semakin besar pula laju
perpindahan panas.
3. Semakin panjang penampangnya maka semakin kecil laju perpindahan
panas.
4. Perbedaan temperatur pada setiap bahan menunjukkan konduktivitas
masing masing bahan tersebut.
SARAN
Dikarenakan pada percobaan ini tidak dilakukannya percobaan dikarenakan
alat heat conductionnya rusak, maka diharapkan adanya perbaikan alat sehingga
dapat dilakukan percobaan sebagaimana mestinya, atau dapat juga dengan
mengganti percobaan lain yang ada alatnya yang kira-kira fungsinya sama dengan
alat heat conduction.