WAKTU
KEGIATAN
Perjalanan dari uin ke puslitbang
05.14 08.30
tekMIRA
Persiapan memasuki pusltbang
08.30 09.00
09.00 12.30
tekMIRA
a. presentasi seputar teknologi
- ruang proksimat
12.30 13.30
13.30 14.00
14.00 16.00
meliputi:
geologi
-ruang auditorium
16.00 17.00
17.00 05.00
Jumat, 27 November 2015
WAKTU
05.00 06.00
batuan
Perjalanan menuju wisma pusdiklat
istirahat
KEGIATAN
Persiapan checkout
Perjalanan ke taman batu
06.00 07.30
padalarang
Eksplorasi kawasan taman batu
07.30 09.30
padalarang
Perjalanan ke kawasan pengelolaan
09.30 14.00
sukabumi
Eksplorasi kawasan penglolaan
14.00 17.00
17.00 22.00
sukabumi
Perjalanan pulang
PUSLITBANG TEKMIRA
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara atau dikenal
dengan nama Puslitbang tekMIRA telah mengalami perjalanan yang cukup panjang
yang dimulai dari sebuah biro di bawah naungan Pusat Djawatan Geologi dengan nama
Balai Penyelidikan Mineral (1956).
Institusi tersebut kemudian berkembang dan mengalami beberapa kali perubahan
seperti yang terjadi pada 1976 menjadi Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM)
sebagai penggabungan dari Balai Penelitian Tambang dan Pengolahan Bahan Galian
dengan Akademi Geologi dan Pertambangan.
Pada 1992, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM) berubah menjadi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral (P3TM). Ketika Departemen
Pertambangan dan Energi berubah menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
pada 2001, organisasi ini berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Mineral dan Batubara yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi
dan Sumber Daya Mineral.
Dalam melaksanakan tugas Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral
dan Batubara, menyelenggarakan fungsi:
1.
2.
3.
4.
Ruang proksimat
Ruang ini digunakan untuk mencari tahu kadar silikat yang berada dalam abu batubara
serta berat bersih abu batubara tersebut dengan cara memanggang atau dimasukan kedalam
oven untuk menghilangkan zat cair yang masih bercampur.
Ruang ini digunakan untuk mengukur nilai kalor yang berada pada batu bara, diuji dengan
calorimeter. Nilai kalor yang baik untuk batu bara adalah sekitar 5000kkal. Semakin tinggi
nilai kalor suatu batubara maka semakin baik kualitasnya.
Ruang ini bertujuan untuk mencari kandungan mineral yang berada pada batubara dengan
cara melelehkan abu batubara, jika titik leleh tinggi maka unsur mineral yang terdapat
pada batu bara adalah Al2O3, jika titik leleh rendah maka termasuk Fe atau besi.
Lab. Ini berfungsi untuk uji daya tahan batuan tersebut atau uji titik hancur batuan tersebut
dengan cara memberi tekanan pada batuan tersebut dari segala arah.
MUSEUM GEOLOGI
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah
direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency).
Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil
Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu
monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan
peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi
yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja
lapangan di Indonesia sejak 1850. Terdapat sekitar 600.000 koleksi dalam museum ini.
terbentuk dari
organisme
ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian atas
mengandung
mikrofosil,
Batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan
batuan yang lainnya. Air hujan mengandung sejumlah kecil dari karbon dioksida selama
perjalanannya di udara, dan hal tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat
asam. Kalsit adalah sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goagoa bawah tanah cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung batu
gamping, dan juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan
batugamping rentan terhadap air hujan yang mengandung asam. Pada daerah daerah
tropis , batu gamping terbentuk menjadi batuan yang kuat membentuk sejumlah
pegunungan-pegunungan batu gamping yang indah.
Dibawah pengaruh pressure yang
menjadi batuan metamorf marble. Pada kondisi tertentu, kalsit yang terdapat di
batu gamping teralterasi menjadi dolomite, berubah menjadi
batuan dolomite.
dalam
Hasil Penelusuran
Kesimpulan
Dari kegiatan field trip ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Ilmu yang mempelajari tentang bumi penting untuk dipelajari dibawah permukaan
bumi sangatberaneka ragam yang dapat mempengaruhi bagian permukaan.
2. Batuan di setiap wilayah berbeda-beda walaupun masih satu jenis batuan, namun
ada unsur yang membedakanya.
3. Indonesia kaya akan sumber daya alam, hal tersebut terbukti indonesia memiliki
lebih dari 600 ribu jenis koleksi batuan dan fosil.
4. Pentingnya ada lembaga-lembaga yang bergerak di bidang kebumian karena itulah
wadah untuk tahu lebih dalam serta dapat mengembakan dan mengolah sumber
daya alam kita sendiri.
Penutup
Pertama penulis ucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan nikat
sehat walafiat, kemudian Terima kasih kepada FSDAL (Fakultas Sumber Daya Alam dan
Lingkungan) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan kami untuk
berpartisipasi dalam kegiatan field trip ini. Terima kasih juga kepada pengurus prodi Fisika
UIN Syahid yang mendelegasikan kami untuk berpartisipasi dalam kegiatan field trip ini.
Juga teman-teman seperjuangan dari Fisika dan FSDAL yang diharapkan kegiatan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua amin ya rabbal alamin. Terima kasih wassalamualaikum
wr wb.