Anda di halaman 1dari 17

Bab

1
Pendahuluan
Detail Desain Pengamanan Pantai Otokwa Distrik Mimika
Timur Jauh, Kabupaten Mimika
1.1

Latar Belakang

Provinsi Papua merupakan provinsi yang terluas wilayahnya di Indonesia, sehingga


untuk pengembangan wilayah baik di daerah pedesaan maupun daerah perkotaan,
telah dibangun berbagai sarana dan prasarana penunjang guna mencapai hasil
yang sempurna.
Namun hasil yang telah dicapai dan ditata dengan baik ini sering rusak, disebabkan
sering terjadinya kerusakan akibat dari pengaruh alam berupa pengikisan tanah
akibat adanya gelombang laut sehingga mengganggu sarana dan prasarana yang
sudah ada. Salah satunya di pantai Otokwa distrik Mimika timur jauh Kabupaten
Mimika.
Apabila hal ini tidak segera ditangani maka dikhawatirkan akan merusak daerah
pemukiman penduduk, fasilitas umum serta bangunan lainnya.

Untuk itu

diperlukan suatu Perencanaan Teknis Pengamanan Pantai yang baik serta sesuai
dengan kondisi lingkungan yang ada sehingga dapat mencegah terjadinya
pengikisan pantai lebih lanjut.
Oleh karenanya Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Air Balai
Wilayah Sungai Papua mengupayakan adanya suatu pembangunan yang saling
terkait yang tentunya harus didahului sebuah perencanaan yang matang. Untuk
mewujudkannya dibuatlah pekerjaan Detail Desain Pengamanan pantai Otokwa
distrik Mimika timur jauh Kabupaten Mimika.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka diperlukan suatu survey
investigasi dan detail desain yang tepat untuk menghasilkan detail desain antara
lain sebagai berikut:

Hard measures protection, yakni misalnya membuat bangunan pantai seperti:


terumbu karang buatan (artificial coral reef, berupa submerge breakwater),

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-1

BAB 1 Pendahuluan

detached breakwater, tembok laut (sea wall), pelindung tebing (revetment),


groin, krib sejajar pantai dan tanggul laut.

Soft measures protection, yakni misalnya membuat peremajaan pantai (beach


nourishment), pembentukan dune, rehabilitasi mangrove, dan rehabilitas coral.

1.2

Sasaran
Mendukung tercapainya tujuan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola
secara baik sumber daya air lebih khusus mengendalikan daya rusak air yang
akan sangat merugikan masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara.

Terlaksananya pembangunan struktur pengamanan pantai Otokwa dalam


rangka mencegah lebih jauh kerusakan pantai dan pesisir yang terjadi akibat
fenomena alam laut, menanggulangi kerusakan pantai yang telah terjadi serta
memulihkan keadaan lingkungan di pesisir, pantai dan wilayah laut dekat
pantai.

1.3

Maksud dan Tujuan

Maksud pekerjaan Perencanaan Teknis Pengamanan Pantai Otokwa distrik Mimika


timur

jauh

Kabupaten

Mimika

adalah

membuat

suatu

perencanaan

teknis

pengamanan pantai maupun bangunan penahan gelombang/pengamanan pantai


serta bangunan pelengkap lainnya, dan penataan kawasan pantai sehingga
memiliki nilai ekonomi yang tinggi khususnya di bidang pariwisata.
Tujuan pekerjaan ini adalah untuk mengatasi masalah secara teknis kikisan air laut
akibat hantaman gelombang yang mengakibatkan bibir pantai masuk ke daratan
yang berakibat terkikisnya daratan, serta penataan kawasan pantai sehingga
daratan di tepi pantai memiliki nilai estetika yang tinggi dan dapat difungsikan
sebagai kawasan wisata. Hasil dari perencanaan teknis ini diharapkan dapat
digunakan sebagai pedoman bagi pelaksanaan fisik konstruksi selanjutnya.

1.4

Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan berada di Kabupaten Mimika. Letak geografis Kabupaten Mimika


berada diantara 13431 - 13831 Bujur Timur dan 460' - 518' Lintang Selatan,
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Paniai, Kabupaten Nabire,


Kabupaten Tolikara, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak
Jaya.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafuru

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-2

BAB 1 Pendahuluan

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten


Yakuhimo.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kaimana

1.5

Jangka Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 150 HK (seratus lima puluh) hari kalender
sejak ditandatanganinya SPK (Surat Perjanjian Kerja).

1.6

Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi:


a. Inventarisasi

dan

identifikasi

kerusakan

pantai

di

lokasi

pekerjaan.

Pengumpulan data sekunder dan primer melalui survei topografi, batimetri,


hidro oceanografi dan mekanika tanah tanah.
b. Pengolahan dan analisa data.
c. Pemodelan matematik dan pembuatan system planning.
d. Membuat Detail Desain bangunan pelindung pantai dengan bentuk dan posisi
terbaik, seperti Breakwater (High/Low Crested atau Submerged Breakwater),
Groin, dan Seawall, serta green belt (vegetasi/mangrove).
e. Pembuatan dokumen laporan dan gambar-gambar desain.
Secara lengkap tahapan kegiatan-kegiatan secara garis besar dapat diuraikan
sebagai berikut:

1.6.1

Kegiatan Persiapan

Pengumpulan Data Sekunder :


Data sekunder yang harus dikumpulkan terdiri atas:
a. Klimatologi terdiri dari Data curah hujan, kecepatan angin, temperatur, dsb.
b. Hidro oceanografi terdiri dari Data arus, pasang surut, gelombang, dsb.
c. Topografi dan Batimetri yang tersedia
d. Geologi, Biomorfologi Pantai, dan Hidrooseanografi yang tersedia.

Peta Geologi

Data sedimen nearshore, erosi/akresi, longshore drift, dsb.

Data sumber daya pantai, ekosistim coral, hutan bakau, dsb.

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-3

BAB 1 Pendahuluan

Data rekaman tinggi dan periode gelombang, pola arus, dsb.

e. Informasi Kondisi Tata Guna Lahan Pantai dan Pesisir. Tata guna lahan,
kemiringan, status lahan, dsb.
f.

Informasi Kondisi bangunan pengaman pantai eksisting.


Kondisi struktur, posisi dan tata letak, status bangunan (dibangun oleh
siapa dan waktu pembangunan, dll).

g. Informasi Kondisi kerusakan pantai eksisting.


Tingkat

kerusakan

pantai,

penyebab

kerusakan

(bencana

alam,

penambangan karang, perusakan hutan bakau, dsb).


h. Data Sosial, Ekonomi, Lingkungan, RUTR, RDTR dan Peraturan/Kebijakan
Pemerintah (5 tahun terakhir untuk data Sosial Ekonomi dan lingkungan,
serta minimal perencanaan 10 tahun kedepan data rencana tata ruang
wilayah).
i.

Data-data pendukung lainnya.

Peta-peta, foto udara, peta citra digital, dsb.

Laporan studi terdahulu

Data dokumentasi sebelumnya, dll.

Mengadakan Persiapan Pengumpulan Data Primer:


a. Membuat program kerja dan peta kerja survey.
b. Penyiapan personil pelaksana survey.
c. Penyiapan peralatan dan fasilitas penunjang survey.

1.6.2

Pengumpulan Data Primer

Data primer dikumpulkan melalui survey lapangan yaitu :


a. Survey Pendahuluan
Maksud

dari

survey

ini

adalah

menginventarisasi

dan

mengidentifikasi

kerusakan pantai di lokasi pekerjaan serta menentukan referensi untuk


pengukuran, batas lokasi survey (survey topografi dan batimetri), dalam rangka
penyiapan pelaksanaan survey lapangan maka dilakukan kegiatan:

Menghubungi

instansi-instansi

terkait

di

daerah

sehubungan

dengan

pembangunan sektoral/regional dan perencanaan pengembangan wilayah.

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-4

BAB 1 Pendahuluan

Inventarisasi kondisi fisik dan permasalahan di lokasi studi serta penilaian


tingkat kerusakan pantai yang telah terjadi

Penentuan referensi pengukuran dan batas lokasi survey

b. Survey Topografi dan Hidro oceanografi


Pekerjaan survey topografi yaitu pekerjaan pengukuran situasi secara detail
dengan maksud untuk mendapatkan data planimetris di lapangan beserta
seluruh detail topografinya lengkap dengan data batas vegetasi dan batas
kondisi geomorfologi pantai. Selanjutnya peta ini akan digunakan sebagai dasar
pembuatan rencana detail rinci bangunan pengaman pantai dalam rangka
menunjang pengelolaan kawasan budidaya sekitar. Pengukuran juga dilakukan
untuk menggambarkan situasi tapak bangunan pengaman pantai.
Pekerjaan ini antara lain meliputi:

Pemasangan Bench Mark (BM) dan Patok-patok Kayu


Pemasangan Bench Mark (BM) harus bersamaan pada waktu pematokan
polygon, sehingga BM tersebut langsung terukur pada waktu pengukuran
sudut dan waterpass. Bench Mark harus dibuat dari bahan campuran beton
dengan ukuran 20 x 20 x 100 cm (memakai tulangan), yang di atas tanah
25 cm sedangkan tertanam 75 cm, bersamaan patok Control Point (CP).
Pengamatan matahari dilakukan disetiap BM ke CP. Bahan patok-patok kayu
harus dipilih yang berkualitas baik, ukuran 5 x 7 x 60 cm. Jumlah BM yang
terpasang dikonsultasikan dengan Direksi dan Pengawas dan diusahakan
dipasang

pada

daerah

yang

strategis

(aman

dan

mudah

dicari).

Pemasangannya sedemikian sehingga cukup kokoh atau tidak goyah selama


periode pelaksanaan berlangsung. Jarak antara dua patok untuk polygon
dan waterpass adalah 20-25 m.

Pengukuran Polygon
Pada pengukuran polygon utama maupun cabang semua BM yang dekat
dengan jalur pengukuran tersebut harus diukur.
Polygon cabang:
o

Alat ukur yang dipakai boleh jenis TM 20 atau yang sejenis.

Pengamatan sudut horizontal dilakukan 1 (satu) seri.

Jarak diukur dengan pita ukur baja dengan pergi pulang (2 kali bacaan
jarak). Jika kring polygon terlalu besar harus dibagi menjadi beberapa
kring tertutup. Titik 0 (nol) ditetapkan berdasarkan pengamatan pasang

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-5

BAB 1 Pendahuluan

surut setempat atau tinggi muka laut rata-rata (MSL).

Profil melintang ke arah laut sampai pada pasang terendah ( 100 m).

Awal dan akhir harus dipasang BM.

Pengukuran Waterpass
o

Pengukuran waterpass harus manggunakan alat ukur NAK atau alat yang
sederajat.

Sebelum memulai pekerjaan alat ukur ini pada setiap pagi harus
diadakan pengecekan garis bidiknya, sehingga bila mana ada kesalahan
harus dapat langsung dikalibrasi pada alat tersebut. Data pengecekan
harus ditulis pada buku ukur, setiap akan mengadakan pengkuran pada
hari itu. Pengukuran waterpass utama dilakukan dengan cara dobel
stand pergi-pulang, serta pembacaan tiga benang sehingga dapat
dikontrol langsung
2 PT = Ba + Bb

Pengukuran waterpass dimulai dan diakhiri pada patok yang sama.

Pengukuran waterpass cabang dengan cara pergi pulang, rambu diukur


dibaca 3 (tiga benang).

Pengukuran situasi dan pengukuran rincian batas vegetasi, dan batas


kondisi geomorfologi pantai seperti ruas pantai kritis, headland, dsb., secara
detail :
o

Alat ukur yang digunakan theodolite To atau yang sederajat.

Pengukuran situasi ini dilakukan dengan metode raai yang harus terikat
pada titik-titik polygon.

Polygon raai dibaca satu seri; pengukuran jarak raai dipakai pita ukur
baja dan dicek dengan jarak optis. Kerapatan pengambilan titik-titik
detail ketinggian (spot height) pada daerah datar maksimum 20 m dan
pada daerah tebing disesuaikan. agar garis kontur dapat tergambar
dengan teliti, serta hasil informasi ketinggian yang memadai.

Pengambilan data rincikan seperti batas-batas kondisi geomorfologi


kebun, lahan, nama kampung/desa, batas hutan, alang-alang, kebun
dan lain-lain, harus tercakup didalam kegiatan pekerjaan pengukuran
situasi ini.

Perhitungan/Evaluasi Data Ukur

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-6

BAB 1 Pendahuluan

Hasil pengukuran yang didapatkan dari lapangan harus segera dihitung


dengan demikian bila terjadi kesalahan dapat dengan segera diadakan
pengukuran ulang. Sebelum memulai pengukuran koordinat, harus diadakan
terlebih dahulu pengecekan-pengecekan hasil ukuran misalnya syarat-syarat
pengukuran polygon kring, ketelitian sudut yang diijinkan dan lain-lain,
sehingga sebelum memulai hitungan koordinat dan elevasi syarat-syarat
tersebut harus sudah terpenuhi.

Penggambaran
o

Setelah perhitungan-perhiitungan koordinat selesai, sambil menunggu


hasil perhitungan elevasi dan titik-titik detail, pengeplotan koordinat
dengan system grafis tidak diperbolehkan.

Seperti

pekerjaan-pekerjaan

pengukuran;

penggambaran ini harus dipimpin

perhitungan;

pekerjaan

oleh seorang koordinator

yang

berpengalaman, hal ini dimaksudkan agar dapat terkoordinir dengan


baik serta hasil survey yang maksimum dengan waktu yang tepat.
o

Ketentuan gambar sebagai berikut :


Garis silang grid dibuat setiap 10 cm arah x dan arah y.
Gambar konsep draft harus diperiksa terlebih dahulu kepada
Direksi sebelum digambar final pada drafting ukuran 80 / 90
gram /m2.
Semua BM baik yang lama maupun yang baru atau yang
digunakan sebagai BM referensi harus digambar pada peta
lengkap dengan ketinggiannya.
Pada tiap kelipatan 2,5 m, garis kontur dibuat tebal dan
dilengkapi dengan elevasinya.
Setiap lembar gambar dilengkapi dengan arah orientasi, daftar
legenda, nomor urut dan jumlah lembar gambar serta titik
referensi yang digunakan lengkap dengan data x, y dan z nya.
Pengukuran Elevasi Muka Air
Pengukuran ini dilakukan untuk:

Mendapatkan informasi elevasi muka air pada sungai, muara atau pun
laut (baik yang dipengaruhi pasang-surut ataupun yang tidak).

Untuk mendapatkan data yang akan dianalisis lebih lanjut untuk

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-7

BAB 1 Pendahuluan

peramalan dan model matematik.


o

Untuk menentukan bidang referensi misalnya MSL, LLWS, HHWS, dsb.

Untuk menentukan korelasi antara elevasi dan kecepatan air atau debit
(Rating Curve).
Dalam pengukuran ini dapat digunakan cara manual ataupun otomatis.
Untuk pengukuran secara manual dapat digunakan bak ukur yang
ditanamkan kedalam dasar laut (tepi pantai). Pembacaan elevasi muka
air (misalnya pasang surut) pada staff gauge dilakukan setiap interval 1
(satu) jam untuk 15 (lima belas) hari. Elevasi muka air yang akan diukur
harus diikat ke Bench Mark. BM tersebut harus diikatkan dengan
jaringan triangulasi yang ada disekitar daerah pengukuran. Pengukuran
cara otomatis dapat menggunakan Automatic Water Level Recorder
model Float Gauge atau Pneumatic Gauge, dll.

Pekerjaan survey bathimetri, adalah pekerjaan pengukuran kedalaman yang


antara lain bertujuan membuat hydrographic chart untuk keperluan
pemodelan

matematik,

atau

dipakai

sebagai

data

kedalaman

dalam

perhitungan refraksi dan difraksi, ataupun untuk mengetahui pendangkalan


ataupun erosi pada suatu tempat. Pekerjaan ini dapat dilakukan secara
manual atau automatic.Pengukuran kedalaman laut/pantai dilakukan sampai
kedalaman perairan 20 m dibawah muka air laut.
Pekerjaan ini antara lain meliputi:
o

Penentuan datum.

Melakukan

sounding.

Setiap

titik

kedalaman

harus

dicatat

posisi

koordinatnya (positioning) dengan menggunakan GPS.


o

Peralatan yang digunakan adalah GPS dan Echosounder. Echosounder


harus dikalibrasi dahulu sebelum digunakan.

Pengukuran Gelombang
Pengukuran

gelombang

dapat

dilakukan

secara

visual

atau

dengan

menggunakan video recorder pada saat-saat tertentu dimasa perencanaan


ketika

tinggi

gelombang

cukup

besar.

Pengukuran

dilakukan

untuk

mendapatkan tinggi gelombang, periode gelombang dan arah datangnya


gelombang.

Pengukuran Arus
Pengukuran arus dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran perilaku arus

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-8

BAB 1 Pendahuluan

perairan, seperti kecepatan arus yang dominant dan arah arusnya.


Pengukuran harus dilakukan setiap jam pada beberapa stasiun (sesuai
kebutuhan) pengukuran dan beberapa kedalaman air per stasiun, yaitu
0,2d; 0,6d dan 0,8d (d=kedalaman air). Pengukuran ini dilakukan selama 25
jam secara terus menerus. Alat yang digunakan dapat berupa CM-2 Toho
Dentan atau yang sejenis. Hasil pengukuran harus diberikan dalam grafik
pengamatan arus yang memplot hubungan antara pasang-surut muka air
laut dan arus yang diamati.

Program Pengukuran Hidro oceanografi


Agar

supaya

kegiatan

hidro

oceanografi

berjalan

lancar,

maka

pelaksanaannya perlu dilakukan menurut urut-urutan yang benar. Pedoman


urutan kegiatan hidrografi paling tidak memuat 4(empat) tahap, yaitu:
o

Pengikatan Vertikal (Vertical Control)


Untuk keperluan ini maka perlu dibuatkan titik tetap BM (Bench Mark)
yang

sudah

diketahui

elevasinya

(lihat

penjelasan

BM

di

atas).

Pemasangan water level recorder harus dilakukan pada saat paling


awal dari suatu kegiatan hidrografi.
o

Pengikatan Horizontal
Selama pelaksanaan hidrografi, lokasi kegiatan harus diikatkan atau
ditentukan dengan referensi tertentu misalnya dengan stasion yang telah
disiapkan.

Pelaksanaan kegiatan hidro oceonografi.


Menentukan bed profile, kecepatan arus, pengambilan contoh sedimen,
pengukuran

salinitas

atau

temperatur

dan

lain

sebagainya

(bila

diperlukan).

Hasil sounding perlu dikoreksi dengan data pasang surut

yang terjadi pada saat pengukuran (sounding) dilaksanakan. Pengukuran


kecepatan, sedimen, dan salinitas perlu dilakukan pada saat pasang dan
pada saat surut.
o

Situasi keadaan fisik daerah yang diukur


Situasi keadaan fisik daerah yang akan diukur perlu diketahui dengan
baik, keadaan fisik ini meliputi garis pantai, pulau, tebing sungai,
karang, bangunan pelabuhan/pelindung pantai, dsb.
Hal Penting dalam Pengukuran Hidro oceanografi Agar dalam kegiatan
hidrografi dapat dilaksanakan dengan baik dan mendapatkan data yang

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-9

BAB 1 Pendahuluan

akurat dengan resiko kesalahan kecil, maka perlu diperhatikan hal-hal


sebagai berikut:
o

Blanko

(format)

pengukuran

perlu

disiapkan,

sebelum

kegiatan

pengukuran dilaksanakan/sebelum menuju lokasi.


o

Peralatan (instrumen) yang akan dipergunakan perlu dicheck, dan


dikalibrasi sebelum digunakan.

Jenis perahu atau kapal yang akan dipergunakan perlu dipilih agar sesuai
dengan tujuan pengukuran. Syarat-sarat kapal atau perahu survey
antara lain:
Dilengkapi dengan peralatan keamanan
Cukup penerangan di kapal/perahu, baik yang berasal dari
battery ataupun dari generator set.
Cukup ruangan untuk istirahat dan ruangan untuk bekerja
Perahu/kapal perlu mempunyai sauh atau jangkar yang cukup
baik dan cukup berat.
Peralatan untuk keperluan hidrografi dan hidrometri harus dapat
dioperasikan dengan mudah dari kapal/perahu.

Perlengkapan keamanan perlu disiapkan selama survey, misalnya: PPPK,


Radio Komunikasi, Ijin Polisi, Baju Pelampung. Dukungan logistik selama
survey, terutama apabila survey yang dilakukan pada daerah terpencil;
agar dipersiapkan dengan baik suplai bahan makanan, bahan bakar,
obat-obatan, spare-part perlengkapan pengukuran dsb.

Hasil Pekerjaan Survey


o

Deskripsi Bench Mark dan Control Point

Peta situasi skala 1:2000 yang meliputi situasi topografi darat dan
kedalaman laut (bathymetry).

Peta tampang melintang pantai, dengan interval satu penampang


dengan penampang lain adalah 50 m. Panjang penampang minimal 200
m ke arah laut diukur dari daratan (sekitar 20 m dari garis pantai pada
MSL), atau sampai pada batas terumbu karang, atau sampai pada
kedalaman 20 m. Skala gambar H 1: 1000 dan V 1:100.

Peta ikhtisar dengan skala yang disesuaikan

Data pasang surut mencakup konstanta pasut, pola pasang surut,

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-10

BAB 1 Pendahuluan

elevasi MSL, LWL, HWL, LLWL, HHWL.


o

Data arus mencakup kecepatan dan arah arus, pola arus daerah
nearshore dan pola arus daerah littoral, dll.

Laporan tertulis survey hidrografi (dokumentasi, blangko yang sudah


diisi, laporan pelaksanaan, dll).

Survey Geotek dan Mekanika Tanah


Pekerjaan

penelitian

tanah

perlu

dilakukan

di

lapangan

dan

di

laboratorium.Data penelitian tanah harus dapat memberikan informasi yang


cukup tentang sifat dan karakteristik tanah.Jenis penelitian yang harus
dilakukan adalah hand boring (10 titik), pengambilan contoh tanah asli dan
penelitian laboratorium. Lokasi titik-titik bor dan pengambilan contoh tanah
akan ditentukan oleh Direksi sesuai dengan keperluan..
Hasil dari kegiatan ini adalah:
o

Data sifat fisik/mekanika tanah material pembentuk pantai yang dapat


digunakan dalam mengevaluasi kondisi geomorfologi pantai sehubungan
dengan

karakteristik

perairannya

dan

dalam

merancang

metode

pengamanan dan mendesain bangunan pengaman yang dibutuhkan di


lokasi pekerjaan.
o

Laporan survey lapangan Mekanika Tanah. (Dokumentasi, blanko yang


sudah terisi, ringkasan laporan pelaksanaan lapangan, resume hasil tes
laboratorium, dll).

Survey Sosial, Ekonomi dan Lingkungan


Survey sosial ekonomi dan lingkungan dimaksudkan guna mengidentifikasi
permasalahan lingungan yang ada yang mungkin timbul sebagai akibat
pembangunan bangunan pengaman pantai. Survey ini meliputi kegiatankegiatan:
o

Pengumpulan data kependudukan, sosial, ekonomi dan lingkungan di


lokasi pekerjaan dan sekitarnya.

Identifikasi permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan eksisting dan


yang

mungkin

timbul

akibat

dibangunnya

pengaman

pantai

dan

masalah-masalah lainnya.
o

Mengidentifikasi gangguan ekosistem yang mungkin terjadi akibat


dibangunannya bangunan pengaman pantai.

Hasil dari Kegiatan ini adalah:

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-11

BAB 1 Pendahuluan

Laporan survey lapangan dengan sebuah hipotesa munculnya masalah dan


konsep

awal

penanganan

masalah

sosial,

ekonomi

dan

lingkungan,

disesuaikan dengan batasan dan arahan KAK ini atau sesuai petunjuk.

1.6.3

Pengolahan dan Pengumpulan Data

a. Pasang Surut Laut


Data hasil pengamatan pasut yang dilakukan selama 30 hari dipergunakan
untuk menghitung komponen-komponen pasang surut (tidal constituents) yang
akan dipakai untuk meramalkan elevasi pasut di wilayah perencanaan. Analisa
pasang surut dilakukan untuk memperoleh elevasi muka air penting yang
menentukan

dalam

perencanaan.

Analisa

pasang

surut

yang

dilakukan

mengikuti urutan sebagai berikut:

Menguraikan komponen-komponen pasang surut.

Meramalkan fluktuasi muka air akibat pasang surut.

Menghitung elevasi muka air penting.

Menguraikan komponen-komponen pasang surut adalah menguraikan fluktuasi


muka

air

akibat

pasang

surut

menjadi

komponen-komponen

harmonik

penyusunnya. Besaran yang diperoleh adalah amplitudo dan fasa setiap


komponen. Dalam pengolahan data pasang surut, dapat digunakan metoda baik
metoda Admiralty atau Least Square.
Peramalan pasang surut dilakukan untuk kurun waktu yang cukup panjang yaitu
selama 20 tahun, di mana dalam kurun waktu tersebut diyakini semua variasi
harmonik yang ada telah tercakup seluruhnya. Hasil peramalan tersebut
kemudian dianalisa lebih lanjut untuk memperoleh beberapa elevasi penting
dalam perencanaan sebagai berikut:

HHWL : highest hight water level, muka air tertinggi.

MHWS : mean high water spring, rata-rata muka air tinggi saat purnama.

MHWL : mean high water level, rata-rata seluruh muka air tinggi.

MSL

MLWL : mean low water level, rata-rata seluruh muka air rendah.

MLWS : mean low water spring, rata-rata muka air rendah saat purnama.

LLWL : lowest low water level, muka air terendah.

: mean sea level, rata-rata seluruh muka air yang terjadi.

b. Angin

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-12

BAB 1 Pendahuluan

Pengetahuan

mengenai

sifat

angin

sangat

penting

dalam

perencanaan

perlindungan pantai karena angin menimbulkan gaya-gaya horisontal yang


perlu dipikul konstruksi bangunanan pantai. Angin membangkitkan gelombang
laut, gelombang ini menimbulkan gaya-gaya tambahan yang yang wajib dipikul
konstruksi bangunan pantai, serta perilaku gelombang mempengaruhi lay-out
bangunan pantai. Dan dari gelombang yang dibangkitkan oleh angin bila
membentuk sudut dengan garis pantai akan menimbulkan arus sejajar pantai
yang sangat penting pada perhitungan angkutan sedimen di pantai.
Data angin yang dianalisis adalah data magnitude kecepatan dan arah angin
maksimum harian dengan selang waktu data selama kurang lebih 15 tahun di
ambil dari stasion Klimatologi terdekat milik Badan Meteorologi dan Geofisika.
Metode pengolahan data yang dapat digunakan misalnya dengan cara statistik
untuk menghitung jumlah kejadian dan prosentase kejadian terhadap klasifikasi
arah dan kecepatan angin maksimum setiap bulan untuk seluruh data dalam
selang waktu minimal 10 tahun.
Data angin kemudian diklasifikasikan dalam arah dan kecepatan yang dibagi
dalam 8 (delapan) arah penjuru angin yaitu Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara,
Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut atau16 (enam belas) arah penjuru
angin.
Berdasarkan klasifikasi ini, distribusi frekuensi dari setiap kecepatan dan arah
angin dihitung kemudian ditabulasikan dalam tabel serta digambarkan berupa
mawar angin (windrose) untuk tiap bulan (Januari s.d. Desember) dan tahunan.
c. Gelombang
Angin mengakibatkan gelombang laut. Data angin yang diperlukan adalah data
angin setiap jam berikut informasi mengenai arahnya. Arah angin dinyatakan
dalam bentuk delapan penjuru arah angin (Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara,
Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut). Kecepatan angin disajikan dalam
satuan knot, dimana:
1 knot = 1 mil laut / jam
1 mil laut = 6080 kaki (feet) = 1853,18 meter
1 knot = 0,515 meter / detik
Angka-angka statistic kecepatan angin disajikan secara visual dalam bentuk
windrose. Dari

data

kecepatan

angin

tersebut

dapat

diprediksi

tinggi

gelombang rencana.
d. Satatistik dan Peramalan Gelombang

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-13

BAB 1 Pendahuluan

Metoda peramalan gelombang dibedakan atas metoda peramalan gelombang


laut dalam dan peramalan gelombang laut dangkal. Dengan menggunakan data
angin dan peta batimetri peramalan gelombang di suatu perairan dapat
dilakukan. Interaksi antara angin dan permukaan air menyebabkan timbulnya
gelombang (istilah lebih tepatnya adalah gelombang akibat angin atau wind
waves, untuk membedakan jenis gelombang yang ditimbulkan oleh angin ini
dengan misalnya, gelombang akibat kapal, dan sebagainya). Peta perairan
lokasi dan sekitarnya diperlukan untuk menentukan besarnya fetch atau
kawasan pembentukan gelombang. Adanya kenyataan bahwa angin bertiup
dalam arah yang bervariasi atau sembarang, maka panjang fetch dapat diukur
dari titik pengamatan dengan interval 50. Panjang fetch dihitung untuk 8 arah
mata angin.
e. Deformasi Gelombang
Konsultan harus melakukan kajian terhadap deformasi gelombang untuk
mendapatkan gambaran gelombang akibat terjadi perubahan bentuk yang
disebabkan oleh proses refraksi dan difraksi serta refleksi gelombang pecah.
f.

Proses Perubahan Garis Pantai


Simulasi

yang

harus

dilaksanakan

adalah

simulasi

dengan

pendekatan

transportasi. Terdapat berbagai rumus dan teori untuk transportasi sediment,


pola arus dan gelombang, longshore current dan perubahan garis pantai, dll.,
dengan berbagai pendekatan. Namun umumnya masalah erosi pantai dan
muara sulit diselesaikan secara analitis, sehingga diperlukan pendekatan
metoda numerik ataupun uji model fisik dalam memecahkan masalah tersebut.
Dalam pekerjaan ini, pendekatan yang diambil adalah dengan menggunakan
metode

numerik

untuk

memecahkan

masalah

yang

dimodelkan

secara

matematik. Pemodelan matematik dilakukan pada pantai yang dianggap paling


kritis dan cenderung memiliki persoalan interaksi masalah pantai dan muara.
Alat bantu simulasi model matematik yang dapat dipergunakan adalah software
hasil karya tenaga ahli sendiri yang sudah mendapat pengakuan professional
atau mengunakan commercial software seperti SMS versi 8,0 ke atas atau
MIKE3.
Hasil dari Pekerjaan ini adalah:

Hasil analisis berupa ploting gambar pola arus saat air pasang dan air surut,
perubahan dasar laut (perubahan bathymetry), baik eksisting maupun
setelah

diberikan

perlakuan

dengan

meletakkan

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

bangunan-bangunan

1-14

BAB 1 Pendahuluan

pengaman

pantai,

dsb

dalam

beberapa

alternatif

bentuk

dan

tata

letak/posisi bangunan.

Gambaran

flowrate

yang

mencakup

volume

sedimen

rata-rata,

pendangkalan per periode tertentu.

Hasil analisis simulasi berupa plotting gambar perubahan garis pantai mulai
dari kondisi eksisting hingga rencana (setelah diberi perlakuan).

Hasil analisis longshore current, littoral drift baik eksisting maupun setelah
diberi perlakuan.

Hasil perhitungan sedimen total dalam area pekerjaan.

g. Muara Sungai
Bilamana pada lokasi kegiatan ditemukan muara sungai maka harus dilakukan
pengkajian terhadap efek back water sehingga penutupan muara sungai dapat
dideteksi penyebabnya dan dapat ditentukan pola penanganannya.
h. Publik Consultation Meeting (PCM)
PCM ini dilakukan oleh konsultan dalam rangka mendapatkan persoalanpersoalan lapangan yang belum terakomodir sebelumnya, dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, BPD, tokoh-tokoh
adat/agama, LSM , dll. Hasil PCM dibuat dalam laporan tersendiri.

1.6.4

Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai

Sebelum memunculkan penentuan bangunan terpilih maka harus dilakukan


alternative bangunan sebagai konsep alternatif penanggulangan masalah. Untuk
mendapatkan bangunan terpilih dilakukan metode AHP (Analysys Hyrarchy Process)
pada alternatif tersebut di atas.
Kegiatan

perencanaan

dimaksudkan

guna

membuat

rencana

teknis

rinci

berdasarkan hasil pengolahan data seperti yang disebut di atas. Selain itu untuk
dapat memilih dan meletakkan suatu jenis konstruksi bangunan pengaman pantai
yang tepat, maka data-data kondisi sosial ekonomi dan daya dukung lingkungan
pantai dan perairan di lokasi pekerjaan harus pula menjadi dasar dalam
perencanaan/detail desain.
Kegiatan ini meliputi penyusunan system planning dan detail desain bangunan.
a. Penyusunan System Planning

Analisa dan evaluasi kondisi fisik dan sosial ekonomi termasuk di dalamnya
menggambarkan masalah dan penyebab masalah secara detail.

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-15

BAB 1 Pendahuluan

Perumusan rencana pengembangan lokasi survey dengan memperhatikan


aspek teknis, non teknis dan lingkungan.

Perencanaan System Planning mencakup:


o

Menyusun konsep pengamanan daerah pantai berdasarkan faktor fisik


yang dimodelkan secara matematik, dan sosial, ekonomi, lingkungan.;

Menyusun perbandingan dari beberapa alternative sistem pengaman


pantai menurut keuntungan dan kerugiannya dilihat dari faktor-faktor
seperti disebut dalam point 1).
Hasil dari kegiatan ini adalah : Laporan System Planning

b. Detail Desain Bangunan


Analisa dan perhitungan dalam struktur yang mencakup:

Jenis/tipe bangunan yang terpilih, yaitu meliputi ukuran/dimensi bangunan


yang diperlukan, pemilihan bahan/material yang digunakan, kekuatan dan
stabilitas bangunan bagian atas, dan stabilitas pondasi, dapat berupa:
o

Terumbu karang buatan.

Seawall, Breakwater, Groin, Jetty, Krib, dll.

Green Belt/mangrove, dll.

Penyusunan nota desain dan spesifikasi teknis pekerjaan.

Perhitungan volume kerja & rencana anggaran biaya (beberapa alternatif).

Penyusunan pedoman pemeliharaan bangunan pengaman pantai.

Hasil Kegiatan ini adalah laporan-laporan yang meliputi:

Nota Desain

Spesifikasi Teknis

Volume Kerja dan RAB

Gambar Desain

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Pedoman Pemeliharaan Bangunan

Konsep Laporan Akhir dan Laporan Akhir

Ringkasan Laporan Akhir

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa

1-16

BAB 1 Pendahuluan

(semua hasil kegiatan ini harus diasistensi dahulu kepada Direksi Pekerjaan/Ass.
Perencanaan)

OTOKWA
Pantai
OTOKWA

Gambar 1.1

Peta orientasi lokasi pekerjan di Propinsi Papua Kabupaten


Mimika.

LAPORAN INTERIM Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Otokwa


P. Salibabu

1-17

Anda mungkin juga menyukai