1
Pendahuluan
Detail Desain Pengamanan Pantai Otokwa Distrik Mimika
Timur Jauh, Kabupaten Mimika
1.1
Latar Belakang
Untuk itu
diperlukan suatu Perencanaan Teknis Pengamanan Pantai yang baik serta sesuai
dengan kondisi lingkungan yang ada sehingga dapat mencegah terjadinya
pengikisan pantai lebih lanjut.
Oleh karenanya Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Air Balai
Wilayah Sungai Papua mengupayakan adanya suatu pembangunan yang saling
terkait yang tentunya harus didahului sebuah perencanaan yang matang. Untuk
mewujudkannya dibuatlah pekerjaan Detail Desain Pengamanan pantai Otokwa
distrik Mimika timur jauh Kabupaten Mimika.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka diperlukan suatu survey
investigasi dan detail desain yang tepat untuk menghasilkan detail desain antara
lain sebagai berikut:
1-1
BAB 1 Pendahuluan
1.2
Sasaran
Mendukung tercapainya tujuan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola
secara baik sumber daya air lebih khusus mengendalikan daya rusak air yang
akan sangat merugikan masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara.
1.3
jauh
Kabupaten
Mimika
adalah
membuat
suatu
perencanaan
teknis
1.4
Lokasi Pekerjaan
1-2
BAB 1 Pendahuluan
1.5
Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 150 HK (seratus lima puluh) hari kalender
sejak ditandatanganinya SPK (Surat Perjanjian Kerja).
1.6
dan
identifikasi
kerusakan
pantai
di
lokasi
pekerjaan.
1.6.1
Kegiatan Persiapan
Peta Geologi
1-3
BAB 1 Pendahuluan
e. Informasi Kondisi Tata Guna Lahan Pantai dan Pesisir. Tata guna lahan,
kemiringan, status lahan, dsb.
f.
kerusakan
pantai,
penyebab
kerusakan
(bencana
alam,
1.6.2
dari
survey
ini
adalah
menginventarisasi
dan
mengidentifikasi
Menghubungi
instansi-instansi
terkait
di
daerah
sehubungan
dengan
1-4
BAB 1 Pendahuluan
pada
daerah
yang
strategis
(aman
dan
mudah
dicari).
Pengukuran Polygon
Pada pengukuran polygon utama maupun cabang semua BM yang dekat
dengan jalur pengukuran tersebut harus diukur.
Polygon cabang:
o
Jarak diukur dengan pita ukur baja dengan pergi pulang (2 kali bacaan
jarak). Jika kring polygon terlalu besar harus dibagi menjadi beberapa
kring tertutup. Titik 0 (nol) ditetapkan berdasarkan pengamatan pasang
1-5
BAB 1 Pendahuluan
Profil melintang ke arah laut sampai pada pasang terendah ( 100 m).
Pengukuran Waterpass
o
Pengukuran waterpass harus manggunakan alat ukur NAK atau alat yang
sederajat.
Sebelum memulai pekerjaan alat ukur ini pada setiap pagi harus
diadakan pengecekan garis bidiknya, sehingga bila mana ada kesalahan
harus dapat langsung dikalibrasi pada alat tersebut. Data pengecekan
harus ditulis pada buku ukur, setiap akan mengadakan pengkuran pada
hari itu. Pengukuran waterpass utama dilakukan dengan cara dobel
stand pergi-pulang, serta pembacaan tiga benang sehingga dapat
dikontrol langsung
2 PT = Ba + Bb
Pengukuran situasi ini dilakukan dengan metode raai yang harus terikat
pada titik-titik polygon.
Polygon raai dibaca satu seri; pengukuran jarak raai dipakai pita ukur
baja dan dicek dengan jarak optis. Kerapatan pengambilan titik-titik
detail ketinggian (spot height) pada daerah datar maksimum 20 m dan
pada daerah tebing disesuaikan. agar garis kontur dapat tergambar
dengan teliti, serta hasil informasi ketinggian yang memadai.
1-6
BAB 1 Pendahuluan
Penggambaran
o
Seperti
pekerjaan-pekerjaan
pengukuran;
perhitungan;
pekerjaan
yang
Mendapatkan informasi elevasi muka air pada sungai, muara atau pun
laut (baik yang dipengaruhi pasang-surut ataupun yang tidak).
1-7
BAB 1 Pendahuluan
Untuk menentukan korelasi antara elevasi dan kecepatan air atau debit
(Rating Curve).
Dalam pengukuran ini dapat digunakan cara manual ataupun otomatis.
Untuk pengukuran secara manual dapat digunakan bak ukur yang
ditanamkan kedalam dasar laut (tepi pantai). Pembacaan elevasi muka
air (misalnya pasang surut) pada staff gauge dilakukan setiap interval 1
(satu) jam untuk 15 (lima belas) hari. Elevasi muka air yang akan diukur
harus diikat ke Bench Mark. BM tersebut harus diikatkan dengan
jaringan triangulasi yang ada disekitar daerah pengukuran. Pengukuran
cara otomatis dapat menggunakan Automatic Water Level Recorder
model Float Gauge atau Pneumatic Gauge, dll.
matematik,
atau
dipakai
sebagai
data
kedalaman
dalam
Penentuan datum.
Melakukan
sounding.
Setiap
titik
kedalaman
harus
dicatat
posisi
Pengukuran Gelombang
Pengukuran
gelombang
dapat
dilakukan
secara
visual
atau
dengan
tinggi
gelombang
cukup
besar.
Pengukuran
dilakukan
untuk
Pengukuran Arus
Pengukuran arus dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran perilaku arus
1-8
BAB 1 Pendahuluan
supaya
kegiatan
hidro
oceanografi
berjalan
lancar,
maka
sudah
diketahui
elevasinya
(lihat
penjelasan
BM
di
atas).
Pengikatan Horizontal
Selama pelaksanaan hidrografi, lokasi kegiatan harus diikatkan atau
ditentukan dengan referensi tertentu misalnya dengan stasion yang telah
disiapkan.
salinitas
atau
temperatur
dan
lain
sebagainya
(bila
diperlukan).
1-9
BAB 1 Pendahuluan
Blanko
(format)
pengukuran
perlu
disiapkan,
sebelum
kegiatan
Jenis perahu atau kapal yang akan dipergunakan perlu dipilih agar sesuai
dengan tujuan pengukuran. Syarat-sarat kapal atau perahu survey
antara lain:
Dilengkapi dengan peralatan keamanan
Cukup penerangan di kapal/perahu, baik yang berasal dari
battery ataupun dari generator set.
Cukup ruangan untuk istirahat dan ruangan untuk bekerja
Perahu/kapal perlu mempunyai sauh atau jangkar yang cukup
baik dan cukup berat.
Peralatan untuk keperluan hidrografi dan hidrometri harus dapat
dioperasikan dengan mudah dari kapal/perahu.
Peta situasi skala 1:2000 yang meliputi situasi topografi darat dan
kedalaman laut (bathymetry).
1-10
BAB 1 Pendahuluan
Data arus mencakup kecepatan dan arah arus, pola arus daerah
nearshore dan pola arus daerah littoral, dll.
penelitian
tanah
perlu
dilakukan
di
lapangan
dan
di
karakteristik
perairannya
dan
dalam
merancang
metode
mungkin
timbul
akibat
dibangunnya
pengaman
pantai
dan
masalah-masalah lainnya.
o
1-11
BAB 1 Pendahuluan
awal
penanganan
masalah
sosial,
ekonomi
dan
lingkungan,
disesuaikan dengan batasan dan arahan KAK ini atau sesuai petunjuk.
1.6.3
dalam
perencanaan.
Analisa
pasang
surut
yang
dilakukan
air
akibat
pasang
surut
menjadi
komponen-komponen
harmonik
MHWS : mean high water spring, rata-rata muka air tinggi saat purnama.
MHWL : mean high water level, rata-rata seluruh muka air tinggi.
MSL
MLWL : mean low water level, rata-rata seluruh muka air rendah.
MLWS : mean low water spring, rata-rata muka air rendah saat purnama.
b. Angin
1-12
BAB 1 Pendahuluan
Pengetahuan
mengenai
sifat
angin
sangat
penting
dalam
perencanaan
data
kecepatan
angin
tersebut
dapat
diprediksi
tinggi
gelombang rencana.
d. Satatistik dan Peramalan Gelombang
1-13
BAB 1 Pendahuluan
yang
harus
dilaksanakan
adalah
simulasi
dengan
pendekatan
numerik
untuk
memecahkan
masalah
yang
dimodelkan
secara
Hasil analisis berupa ploting gambar pola arus saat air pasang dan air surut,
perubahan dasar laut (perubahan bathymetry), baik eksisting maupun
setelah
diberikan
perlakuan
dengan
meletakkan
bangunan-bangunan
1-14
BAB 1 Pendahuluan
pengaman
pantai,
dsb
dalam
beberapa
alternatif
bentuk
dan
tata
letak/posisi bangunan.
Gambaran
flowrate
yang
mencakup
volume
sedimen
rata-rata,
Hasil analisis simulasi berupa plotting gambar perubahan garis pantai mulai
dari kondisi eksisting hingga rencana (setelah diberi perlakuan).
Hasil analisis longshore current, littoral drift baik eksisting maupun setelah
diberi perlakuan.
g. Muara Sungai
Bilamana pada lokasi kegiatan ditemukan muara sungai maka harus dilakukan
pengkajian terhadap efek back water sehingga penutupan muara sungai dapat
dideteksi penyebabnya dan dapat ditentukan pola penanganannya.
h. Publik Consultation Meeting (PCM)
PCM ini dilakukan oleh konsultan dalam rangka mendapatkan persoalanpersoalan lapangan yang belum terakomodir sebelumnya, dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, BPD, tokoh-tokoh
adat/agama, LSM , dll. Hasil PCM dibuat dalam laporan tersendiri.
1.6.4
perencanaan
dimaksudkan
guna
membuat
rencana
teknis
rinci
berdasarkan hasil pengolahan data seperti yang disebut di atas. Selain itu untuk
dapat memilih dan meletakkan suatu jenis konstruksi bangunan pengaman pantai
yang tepat, maka data-data kondisi sosial ekonomi dan daya dukung lingkungan
pantai dan perairan di lokasi pekerjaan harus pula menjadi dasar dalam
perencanaan/detail desain.
Kegiatan ini meliputi penyusunan system planning dan detail desain bangunan.
a. Penyusunan System Planning
Analisa dan evaluasi kondisi fisik dan sosial ekonomi termasuk di dalamnya
menggambarkan masalah dan penyebab masalah secara detail.
1-15
BAB 1 Pendahuluan
Nota Desain
Spesifikasi Teknis
Gambar Desain
1-16
BAB 1 Pendahuluan
(semua hasil kegiatan ini harus diasistensi dahulu kepada Direksi Pekerjaan/Ass.
Perencanaan)
OTOKWA
Pantai
OTOKWA
Gambar 1.1
1-17