Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Mengapa bangun malam atau dinihari untuk sholat tahajud menyehatkan, baik
secara fisik ataupun psikish? Ada apa dengan sistem metabolisme tubuh ketika
kita memaksakan diri untuk bangun malam? Artikel berikut barangkali bisa
menjawab pertanyaan tersebut.
Seorang ilmuwan Muslim asal Mesir, Fadhlalla Haeri, menyatakan bahwa pada
saat matahari terbenam (jam 6 sore), kelenjar pineal dalam tubuh kita mulai
bekerja dan memproduksi hormon melatonin dalam jumlah besar dan mencapai
puncaknya pada pukul 02.00 hingga 03.00 dini hari. Hormon ini membentuk
sistem kekebalan dalam tubuh dan membatasi gerak pemicu tumor seperti
estrogen. Dengan melakukan sholat tahajud akan menjadi sarana untuk
mempertahankan melatonin dalam jumlah yang stabil.
Haeri mengungkapkan bahwa pada masa kanak-kanak melatonin yang ada di
dalam tubuh berjumlah 120 picogram. Namun jumlah tersebut akan semakin
menurun pada usia 20 30 tahun. Selain secara alamiah, pengurangan jumlah
melatonin di dalam tubuh juga diakibatkan adanya pengaruh eksternal, seperti:
tidur larut, medan elektromagnetik, dan polutan kimia yang pada akhirnya akan
menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh.
Selain itu kita mempunyai irama tubuh yang biasa disebut irama sirkadian tubuh.
Mulai jam 3 dini terjadi peningkatan adrenalin. Akibatnya tekanan darah manusia
juga meningkat. Padahal kita sedang tidur pulas. Biasanya adrenalin kita bekerja
saat kita beraktifitas atau dalam keadaan stress. Selain itu terjadi pula
penyempitan pembuluh darah otak yang menyebabkan oksigenasi otak berkurang
sehingga kita merasa berat kalo bangun pagi dan cenderung mengantuk.
Peningkatan adrenalin juga mengaktivasi sistem pembekuan darah yang
mengakibatkan sel-sel trombosit berangkulan membentuk suatu trombus.
Trombus inilah yang menyebabkan gangguan kardiovaskuler pada manusia.
Hasil penelitian Furchgott dan Ignarro serta Murad tentang suatu zat di dalam
dinding sel yang dapat melebarkan pembuluh darah menjawab pertanyaan di atas.
Zat yang ditemukan itu bernama NO (Nitrit Oksida). Yang luar biasa adalah
ternyata Nitrit Oksida ini diproduksi terus menerus selama istirahat termasuk
ketika manusia tidur. Zat ini juga mencegah terbentuknya trombus dengan
menghambat agregasi/penempelan trombosit. Hasil temuan ini mendapat hadiah
NOBEL tahun 1998.
Aktivitas sholat tahajud dapat meningkatkan kadar Nitrit oksida dalam pembuluh
darah sehingga oksigenasi ke otak juga bertambah akibat melebarnya pembuluh
darah otak dan yang pasti trombosit dicegah untuk saling menempel, jadinya
pembuluh darah tidak bertambah sempit. Aktivitas mengejan yang ditimbulkan
pada gerakan rukuk dalam sholat meningkatkan tonus syaraf parasimpatis yang
melawan efek dari syaraf simpatis seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Mohammad Sholeh, Seorang dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel
sholat tahajud (kira-kira jam 01.00 sampai masuknya waktu subuh) dan waktu itu
adalah waktu paling enak untuk tidur lagi. Banyak orang merasa berat untuk
menjalankan sholat tahajud, merasa mengantuk dan terpotong waktu tidurnya.
Idealnya masa tidur di malam hari adalah enam hingga delapan jam, tetapi
pendapat ini ditolak oleh ilmuan Barat Dr. Ray Meddis, seorang profesor di
Department of Human Sciences, England University of Technology yang
menyatakan bahwa masa tidur yang sempurna hanyalah tiga hingga empat jam
setiap harinya. Seseorang akan mengalami deep sleep sekitar tiga hingga empat
jam saja.
Kata Haeri yang harus menjadi perhatian adalah bukan kuantitas tidur seseorang
untuk memberikan kebugaran pada tubuh, tetapi justru kualitas tidur. Tiga jam
adalah waktu yang cukup untuk itu. Jadi bila merasa kurang tidur bila melakukan
sholat tahajud adalah pernyataan yang tidak beralasan.
Temuan ini juga sekaligus memberikan bahan renungan kepada mereka yang
berpendapat bahwa kebenaran agama mustahil dapat dibuktikan secara ilmiah.
Jadi, hadis nabi yang menyatakan Salat tahajud dapat menghapus dosa,
mendatangkan ketenangan dan menghindarkan dari penyakit, (HR. Tirmidzi)
adalah benar adanya. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tergerak untuk
melaksanakannya?