Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR

A.

Pengertian
Bayi lahir normal adalah Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu,
dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrautern. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu
menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses
vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan
proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat
aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dancepat berlangsung adalah pada
sistem pernapasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber glukosa.

B.

Adaptasi Fisiologi
Karakteristik Bayi Baru lahir
Pada kehamilan cukup bulan, bebagai sistem fisiologi dan anatomi mencapai tingkat
perkembangan dan fungsi yang memungkinkan janin memiliki eksistensi terpisah dari
ibunya. Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari,
merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramastis pada bayi baru lahir.
Karakteristik Biologis
a. Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang nencolok setelah bayi lahir. Foramen
ovale, duktus arteriosus dan duktus venosus menutup. Arteri umbulikalis, dan arteri
hapatika menjadi ligamen.
a) Bunyi dan Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/menit saat lahir, dengan variasi
berkisar antara 120 dan 160 kali/menit. Frekuensi saat bayi tidur berbeda dengan
frekuensi saat bayi baru bangun. Pada usia satu minggu, frekuensi denyut jantung bayi
rata-rata ialah 128 kali/menit saat tidur dan 163 kali/menit saat bangun (Lowrey,
1986). Bunyi "Lub" merupakan bunyi jantung pertama dan bunyi "Dub" merupakan
bunyi jantung kedua. Siklus normal jantung bermula dari sistol (Guyton, 1991). Bunyi
jantung selama periode neonatal bernada tinggi (high pitch), lebih cepat ( short in
duration), dan memiliki intensitas yang lebih besar dari bunyi jantung orang dewasa.
b) Volume dan Tekanan Darah
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekanan diastolik rata-rata ialah 42.
tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam
pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan
tekanan darah sistolik.
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110 ml/kg selama beberapa

hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Secar
proporsional, bayi baru lahir memiliki volume darah sekitar 10% lebih besar dan
memiliki jumlah sel darah merah hampir 20% labih banyak dari orang dewasa. Namun
bayi baru lahir mengandung volume plasma sekitar 20% lebih kecil bila dibanding kg
badan orang dewasa.
b. Sistem Hematopoeisis
Karakteristik hematopoesis bayi baru lahir mencakup hematopoesis orang dewasa dengan
variasi tertentu. Saat bayi lahir, nilai Hb berkisar antara 14,5 sampai 22,5 g/dl. Hematokrit
bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm.
Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Golongan darah bayi baru lahir
ditentukan pada awal kehidupan janin. Akan tetapi selama periode neonatal terjadi
peningkatan kemampuan aglutinogen membran SDM secara bertahab.
c. Sistem Pernapasan
Penyesuaian paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah penyesuaian sistem
pernapasan. Paru-paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg
(Blackburn, Loper, 1992). Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi traktus
respiratoris samapi alveoli. Pada kelahiran pervaginam normal, sejumlah kecil cairan
keluar dari trakea dan paru-paru bayi.
Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur,
bervariasi dari 30 sampai 60 kali/menit, disertai apnea singkat (kurang dari 15 detik).
Bayi baru lahir biasanya bernapas melalui hidung.
c. Sistem Ginjal
Pada bayi baru lahir, hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal.
Perbedaan keseimbangan cairan dan elektrolit bayi baru lahir dari respon fisiologis orang
dewasa ialah sebagai berikut:
1. Distribusi cairan ektrasel (sekitar 40% berta badan bayi baru lahir) dan intrasel bayi
berbeda dari cairan ektrasel (hanya 20%) dan itrasel orang dewasa.
2. Kecepatan pertukaran ektrasel berbeda. Pemasukan dan pengeluaran BBL 600-700
ml air yang ekivalen dengan 20% total cairan tubuh atau 50% cairan ektrasel.. Pada
orang dewasa menukar 2000 ml air yang ekuivalen dengan 55 total cairan tubuh dan
14% cairan ektrasel.
3. Terdapat variasi komposisi cairan tubuh. Konsentrasi natrium, fosfat, klorida dan
asam organik lebih tinggi dan konsentrasi ion lebih rendah pada BBL.
4. Kecepatan laju glomerulus ialah 30% pada bayi, pada orang dewasa 50%.
5. Reabsorbsi natrium menurun akibat aktivitas ATP-ase rendah
6. BBL memiliki ambang glukosa yang lebih tinggi.
e. Sistem Cerna
BBL cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme, dan mengabsorbsi protein
dan karbohidrat sederhana, serta dapat mengemulsi lemak. Kecuali amilase pankreas,
karakteristik enzim dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan pada bayi yang berat
badannya rendah.
Pencernaan
Keasaman lambung bayi saat lahir umumnya sama dengan keasaman lambung orang

dewasa., tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama 2 sampai 3
bulan. Penurunan asam lambung ini dapat menimbulkan "kolik".
Tinja
Saat lahir, usus bayi bagian bawah penuh dengan mekonium. Jumlah feses pada bayi baru
lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara
hari ketiga dan hari keenam. Feses transisi (kecil-kecil, bewarna coklat sampai hijau
akibat mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai keenam.
Bayi mulai memiliki pola defekasi pada minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan
makanan padat, tinja bayi secara bertahap mulai menyerupai tinja orang dewasa.
Perilaku Pemberian Makan
Selera makan, gejala lapar, dan jumlah makanan yang dikonsumsi bayi setiap kali makan
berbeda-beda. Jumlah yang dapat dimakan pada saat pemberian makan tentunya
teergantung pada ukuran bayi, tetapi ada faktor lain yang juga menentukan.
f. Sistem Hepatika
Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah batas kanan iga karena hati
besar dan menempati sekitar 40% rongga abdomen.
Hati mengatur jumlah bilirubin tidak terikat dalam darah. Hiperbilirubinea fisiologis atau
ikterik neonatal merupakan kondisi yang normal pada 50% bayi cukup bulan dan pada
80% bayi prematur
g. Sistem Imun
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin. Bayi mulai
menyintesis IgG dan mencapai sekitar 40% kadar IgG orang dewasa pada satu tahun,
sedangkan kadar orang dewasa dicapai pada usia 9 bulan. IgA, IgD, dan IgE diproduksi
secara bertahab. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolustrum dan ASI.
Tingkat proteksi bervariasi tergantung pada usia dan kematangan bayi serta sistem
imunitas yang dimiliki ibu.
h. Sistem Integumen
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk sat lahir, tetapi masih belum matang. Kulit bayi
sangat sensitif dan mudah rusak.
Kaput Suksedaneum
Ialah edema pada kulit kepala yang ditemukan dini tonjolan edema, yang terlihat saat bayi
lahir, memanjang sesuai garis sutura tulang tengkorak dan lenyap secara spontan dalan
tiga sampai empat hari.
Sefalhematoma
Ialah kumpulandarah diantara tulang tengkorakdan periosteumnya. Dengan demikian,
sefalhematoma tidak pernah melewati garis satura kepela.
Deskuamasi
Deskuamasi (pengelupasan kulit) pada kulit bayi tidak terjadi sampai beberapa hari
setelah lahir. Deskuamasi saat bayi lahir merupakan indikasi pascamaturitas.
Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat sudah ada sejak bayi lahir, tetapi ini berespon terhadap peningkatan
suhu tubuh. Terjadi sedikit hiperplasia kelenjar lemak (sebasea) dan sekresi sebum akibat
penngaruh hormon saat hamil.
Bintik Mongolia

Bintik mongolia, daerah pimentasi biru-kehitaman. Dapat terlihat pada semua permukaan
tubuh, termaksud pada ekstremitas terytama dipunggung dan bokong.
Nevi
Dikenal sebagai "gigitan burung bangau", nevi telangietaksis berwarna merah muda dan
mudah memutih, terlihat pada mata bagian atas, hidung, tulang oksipital bawah, dan
tengkuk. Tanda ini tidak memiliki makna klinis yang berarti dan akan lenyap antara tahun
pertama dan kedua.
Eritoma Toksikum
Suatu ruam sementara, eritema toksikum, juga disebut eritema neonatorum atau dermatitis
gigitan kutu.
i. Sistem Reproduksi
Wanita
Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitif. Pada bayi baru lahir
cukup bulan, labia mayora dan labia minora menutupi vestibulum.
Pria
Testis turun ke dalam skotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki.
Pembengkakan Jaringan Payudara
Pembengkakan jaringan payudara pada kedua jenis kelamin bayi baru lahir disebabkan
oleh peningkatan estrogen selama masa hamil.
j. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalocaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.
Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempa panjang tubuh. Lengan sedikit lebih
panjang daripada tungkai.
Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak. Ukuran dan bentuk kranium dapat
mengalami distorsi akibat molase (pembentukan kepala janin akibat tumpang tindih
tulang-tulang kepala.
Ada dua kurvatura pada kolumna vertebrali; toraks dan sakrum. Pada bayi baru lahir, lutut
saling berjauhan sat kaki diluruskan dan tumit disatukan, sehingga tungkai bawah terlihat
agak melengkung.
Ekstremitas harus simetris. Harus terdapat kuku jari tangan dan kuku jari kaki. Garis-garis
telapak tangan dan kakki sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
k. Sistem Neuromuskuler
Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan cepat, yang dapat diprediksi
selama periode bayi sampai awal masa kanak-kanak.
Otak memerlukan glukosa sebagai sumber energi dan suplai oksigen dalam jumlah besar
untuk proses metabolisme yang adekuat.
Kontrol neuromuskuler pada bayi baru lahir, walaupun masih terbatas dapat ditemukan.
Apabila bayi baru lahir diletakkan di atas permukaan yang keras dengan wajah
menghadap ke bawah, bayi kan memutar kepalanya kesamping untuk mempertahankan
jalan napas.
Refleks pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir memiliki banyak refleks primitif. Waktu, saat refleks bayi lahir ini muncul
dan menghilang, menunjukkan kematangan dan perkembangan sistem saraf yang baik.

l. Sistem Termogenik
Termogenesis berarti produksi panas (termo=panas, genesis=asal-usul). Perawatan
neonatus yang efektif didasarkan pada upaya mempertahankan suhu optimum udara di
dalam ruangan.
Produksi Panas
Mekanisme produksi panas dengan cara menggigil jarang terjadi pada bayi. Termognesis
tampa menggigil dapat dicapai, terutama akibat adanya lemak coklat yang unik pada bayi
baru lahir (Blackburn, Loper, 1992; Fanarolff, Martin, 1992) dan kemudian dibentuk
akibat metabolisme diotak, di jantung, dan di hati.
Pengaturan Suhu
Perbedaan anatomi dan fisiologis antara bayi baru lahir dan orang dewasa ialah:
1. Insulasi suhu pada bayi baru lahir kurang, jika dibandingkan insulasi pada orang
dewasa.
2. Rasio permukaan tubuh bayi baru lahir lebih besar terhadap berat badan.
3. Kontrol vasomotor bayi baru lahir belum berkembang dengan baik, kemampuan untuk
mengontriksi pembuluh darah subkutan dan kulit sama baik pada bayi prematur dan
pada orang dewasa.
4. Bayi baru lahir memproduksi panas terutama melalui upaya termogenesis tampa
menggigil.
5. Kelenjar keringat bayi baru lahir hampir tidak berfungsi sampai minggu keempat
setelah bayi lahir.
Stres Dingin
Stres dingin (cold stres) menimbulkan masalah fisiologis dan metabolisme pada semua
bayi baru lahir tampa memandang usia kehamilan dan kondisi lain.
Potensial komplikasi
1. Berat badn lahir rendah.
2. Aspirasi air ketuban
3. Aspiksia
4. Infeksi
5. Hipoglikemia
6. Hiperbilirubinemi

C.

Penatalaksanaan
1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat
untuk mencegah hipotermia.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima

(masukan sambungan APGAR)


6.

Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan
gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai
enam jan setelah lahir)
9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.

D.

Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks hisap tidak adekuat.
2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan
luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
3. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali
pusat) tali pusat masih basah.
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL),
keterbatasan masukan cairan.
5. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.
6. Perencanaan Keperawatan
Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-10 menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberian makanan (tersedak,
menolak makanan, produksi mukosa meningkat).

Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan
luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan: perubahan suhu tidak terjadi.
Kriteria:
1) Suhu tubuh normal 36-370 C.
2) Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.
Rencana tindakan:
1) Pertahankan suhu lingkungan.
2) Ukur suhu tubuh setiap 4 jam.
3) Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat untuk menjaga air bayi tidak
kedinginan.
4) Perhatikan tanda-tanda strees dingin dan distress pernapasan( tremor, pucat, kulit dingin).
Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali
pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1) Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2) TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR: 40-60x/menit
3) Tali pusat mengering
Rencana tindakan :
1) Pertahankan teknik septic dan aseptic.
2) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari.
3) Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
4) Infeksi kulit setiap hati terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit.
5) Ukur TTV setiap 4 jam.
6) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL),
keterbatasan masukan cairan.
Tujuan: kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan output kurang dari 13ml/kg/jam.
2) Membran mukosa normal.
3) Ubun-ubun tidak cekung.
4) Temperature dalam batas normal.

Rencana tindakan :
1) Pertahankan intake sesuai jadwal
2) Berikan minum sesuai jadwal
3) Monitor intake dan output
4) Berikan infuse sesuai program
5) Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun, turgor kulit, mata
6) Monitor temperatur setiap 2 jam
Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi.
Tujuan : orang tua mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi
Kriteria hasil:
1) Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi.
2) Oaring tua berpartisipasi dalam perawatan bayi.
Rencana tindakan:
1) Ajarkan orang tua untuk diskusi dengan diskusi fisiologi, alasan perawatan dan
pengobatan.
2) Diskusikan perilaku bayi baru lahir setelah periode pertama.
3) Lakukan pemeriksaaan bayi baru lahir saat orang tua ada.
4) Berikan informasi tentang kemampuan interaksi bayi baru lahir.
5) Libatkan dan ajarkan orang tua dalam perawatan bayi.
6) Jelaskan komplikasi dengan mengenai tanda-tanda hiperbilirubin
Pelaksanaan Keperawatan
Tahap pelaksanaan merupakan langkah keempat melaksanakan berbagai strategi keperawatan
(tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan
(Hidayat 2004). Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahayabahaya fisik dan perlindungan pada klien. Teknik komunikasi kemampuan dalam prosedur
klien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan jenis
mandiri dan kolaborasi. Sebagai profesi perawat mempunyai kewenangan dalam tanggung
jawab dalam menentukan komponan pada tahap asuhan keperawatan.
Komponen pada tahap implementasi adalah :
Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan keperawatan
mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek American Nurses Associatioin (1973) dan
kebijakan institusi perawatan kesehatan.
Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila perawat bekerja dengan anggota
tim perawat kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk

mengatasi masalah klien.


Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan keperawatan
Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian/identitas yang otentik dengan
mempertahankan catatan-catatan yang tertulis. Dokumentasi merupakan wahana untuk
komunikasi dan suatu profesional ke profesional lainnya tentang kasus klien. Dokumen klien
merupakan bukti tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi yang diimplementasikan oleh
perawat dan perubahan-perubahan pada kondisi klien. Frekuensi dokumentasi tergantung
pada kondisi klien dan terapi yang diberikan idealnya therapi dilakukan setiap shift. Rekam
medis klien merupakan dokumentasi yang legal, rekam medis tersebut diterima di
pengadilan. Pada tuntutan mal praktik, catatan perawatan memberikan bukti tindakan
perawat. Perawat harus melindungi catatan tersebut dari pembaca yang tidak berhak seperti
pengunjung. Tanda tangan perawat di akhiri catatan perawat merupakan akuntabilitas
terhadap isi catatan. Mengubah dokumen legal tersebut merupakan suatu kejahatan adalah
tidak bisa di teruma untuk menghapus tulisan pada catatan menggunakan tipe x, penghapusan
tinta atau lainnya.
Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap ini
adalah memahami respon terhadap intervensi keperawatan. Kemampuan mengembalikan
kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakantindakan keperawatan pada kriteria hasil.
Pada tahap evaluasi ini terdiri 2 kegiatan yaitu:
Evaluasi formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi
dengan respon segera.
Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status klien pada
waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan. Disamping
itu, evaluasi juga sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tettentu yang
membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapai sebagian.
1) Tujuan Tercapai
Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan perubahan kemajuan yang sesuai
dengan keiteria yang telah ditetapkan
2) Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai secara keseluruhan
sehingga masih perlu dicari berbagai masalah atau penyebabnya, seperti klien dapat
makan sendiri tetapi masih merasa mual, setelah makan bahkan kadang-kadang muntah.
3) Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya perubahan kearah kemajuan
sebagaimana kriteria yang diharapkan.
Evaluasi sumatif masing-masing diagnosa keperawatan secara teori adalah :
Resiko tinggi perubahan nutrisi tidak terjadi.

Resiko tinggi perubahan suhu tubuh tidak terjadi.


Resiko tinggi infeksi tidak terjadi.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan tidak terjadi.
Kurangnya pengetahuan orang tua teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. EGC. Jakarta
Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances Mary, 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Edisi
2. EGC. Jakarta.
(http://www.bloddokter.net/2008/03/31/merawat-kulit-bayi/).
(http://www.indonesiaindonesia.com/f/12808-bayi-baru-lahir-and-bayi-normal).
(http://www.foxitsoftware.com)

Anda mungkin juga menyukai