Anda di halaman 1dari 21

Batubara terbagi menjadi 2 macam :

1. Batubara muda / sub-bituminus / lignite, yaitu batubara kalori rendah


(bermutu rendah). Ciri-cirinya :

Fisiknya lebih lembut dengan materi yang rapuh

Berwarna suram seperti tanah

tingkat kelembaban (moisture) yang tinggi

Kadar karbon rendah

Kandungan energinya rendah

2. Batubara tua / bituminus / antrasit, yaitu batubara kalori tinggi (bermutu


baik). Ciri-cirinya :

Fisiknya keras dan kompak

Warnanya hitam dan mengkilat

Tingkat kelembaban (moisture) yang rendah

Kadar karbon tinggi

Kandungan energinya besar

Pembentukan Batubara
Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar. Terbentuk dari sisa
tumbuhan purba yang mengendap di dalam tanah selama jutaan tahun.
Endapan tersebut selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia
yang berlansung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk
dalam katagori bahan bakar fosil.
Keunggulan Batubara

Memiliki cadangan yang besar +/- 160 tahun

Dapat diperoleh dari banyak sumber dengan harga stabil

Harganya lebih murah dari minyak dan gas

Aman untuk ditransportasikan dan disimpan

Dapat ditumpuk di lokasi sementara

Tidak banyak terpengaruh oleh cuaca dan hujan

Dapat dikembangkan dengan teknologi batubara bersih

Bahan Campuran dan Fungsi


A. Batubara, sebagai bahan utama pembuatan briket batubara.

Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin


tinggi

Semakin tinggi nilai kalorinya, pembakaran akan semakin lama karena


unsur zat yang mudah terbakar (volatile matter) yang dikandungnya
akan semakin sedikit

Semakin banyak komposisi batubaranya, pembakaran yang dihasilkan


akan semakin panas dan semakin lama

Semakin tinggi nilai kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar


volatile matternya akan semakin sedikit

Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin


berkurang dan lama pembakaran akan semakin cepat. Batubara
dengan nilai kalori rendah juga mengandung banyak air sehingga
menyulitkan dalam penyalaan, berasap dan panas yang berkurang.
Solusinya dengan cara pengeringan (mengurangi kadar air) dan
dengan cara karbonisasi (menaikkan kadar kalori batubara)

B. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan


memudahkan proses pembakaran

Semakin banyak komposisi biomassa maka briket akan semakin


mudah terbakar dan pencapaian suhu maksimalnya akan semakin
cepat

Kelemahannya semakin banyak komposisi biomassanya, lama


pembakaran menjadi semakin berkurang

Biomassa dapat diubah / diolah menjadi bio arang, yang merupakan


bahan bakar dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari

Semakin besar komposisi biomassa, maka kandungan emisi polutan


CO dan polusi HC akan semakin berkurang

C. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus perekat

Jenis tanah liat yang dipilih, harus mengandung unsur Kaulinik yaitu
unsur yang mempengaruhi kerekatan, kekerasan dan kekeringan

Semakin banyak komposisinya, briket yang dihasilkan akan semakin


keras

Semakin banyak komposisinya, gas CO yang dihasilkan akan semakin


sedikit

Dari hasil uji coba untuk ketahanan dan lama pembakaran, komposisi
yang terbaik untuk tanah liat adalah 10%

D. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama

Pemilihan tepung tapioka yang baik juga diperlukan untuk


mendapatkan daya rekat yang kuat dan tidak mudah hancur

Pembuatan "adonan perekat" dari tepung tapioka dengan air juga


harus diperhatikan sehingga benar-benar matang dan kental. Setelah
adonan jadi sebaiknya didinginkan terlebih dahulu sehingga adonan
tersebut benar-benar kental dan rekat

E. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat


racun dan mengurangi bau belerang

Dari hasil uji coba, komposisi yang terbaik untuk kapur adalah 1%

Komposisi kapur juga perlu diperhatikan, karena apabila terlalu banyak


akan membuat panas pembakaran briket menjadi berkurang

Kelemahan Briket Batubara dan Solusinya


1. Sulit dalam penyalaan, solusinya :

Bahan baku batubara dan tanah liat dalam keadaan kering (dijemur
terlebih dahulu), sehingga kadar airnya rendah.

Bahan baku batubara dan tanah liat "di-crusher" dan "di-screen"


terlebih dahulu dengan menggunakan lubang saringan yang kecil dari
3 mm2

Memperbesar komposisi biomassa (serbuk kayu keras), karena


biomassa dapat membantu mempercepat proses penyalaan

Briket batubara yang sudah dicetak harus dikeringkan terlebih dahulu


dengan cara dijemur atau dipanaskan dengan "oven" sebelum dikemas
dalam karung. Hal ini untuk menghindari briket lembab saat digunakan
nantinya

2. Berasap dan berbau, solusinya :

Semua bahan diusahakan dalam keadaan kering, karena kelembaban


dan kadar air yang banyak menyebabkan asap yang banyak dan
berbau

Pemberian angin atau menggunakan cerobong pada saat penyalaan


awal akan membantu briket cepat menjadi bara sehingga asap dan
bau yang dihasilkan dari pembakaran briket tersebut juga akan
berkurang

Penambahan unsur kapur dalam komposisi briket. komposisi terbaik


untuk kapur 1%. Hal ini juga akan mengurangi kadar asap dan bau

Pemberian biomassa juga akan membantu mempercepat batubara


menjadi bara sehingga asap dan bau akan cepat berkurang

Dengan cara batubara dikarbonisasi terlebih dahulu, karena dengan


proses karbonisasi, telah membuang sebagian zat terbang dan gas-gas
sisa pembakaran

3. Panas dan lama pembakaran, solusinya :

Pemilihan batubara dengan kalori tinggi atau dengan cara


dikarbonisasi

Dengan memperbesar komposisi batubara. Karena semakin banyak


komposisi batubaranya maka akan semakin lama dan semakin panas
hasil pembakarannya

Penentuan komposisi tanah liat dan jenis tanah liat juga berpengaruh
terhadap lama pembakaran. Pemilihan tanah liat yang baik akan
membuat briket lebih rekat, padat dan keras yang akhirnya juga
memperlama proses pembakaran

Pengeringan hasil briket. Karena briket yang lembab dan basah akan
berpengaruh besar terhadap panas yang dihasilkan

4. Kepadatan dan kekerasan, solusinya :

Pemilihan tanah liat yang baik yang mengandung unsur kaulinik


sehingga mempunyai daya rekat dan kekerasan yang tinggi serta
cepat kering

Penghancuran (crusher) dan penyaringan (screen) bahan baku juga


berpengaruh terhadap kekerasan hasil cetak. Semakin kecil partikel
bahan baku akan membuat partikel tercampur (mixer) lebih merata
dan padat serta tidak mudah hancur

Pemilihan tepung tapioka dan pembuatan "adonan tapioka" yang baik


sehingga didapatkan campuran adonan tapioka yang kental dan
mempunyai daya rekat yang baik

Penjemuran atau peng-oven-an hasil briket sampai benar-benar kering


sebelum dikemas dalam karung. Untuk mengurangi briket yang hancur
dan mutu yang buruk saat pengiriman dan pemakaian

5. Harga jual produk, solusinya :

Pemilihan lokasi pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku dan
konsumen. Hal ini akan mempengaruhi harga jual sehingga lebih
mudah bersaing di pasar

Proses produksi yang baik dan benar, untuk mengurangi kegagalan


produksi atau "complain" dari konsumen

"Quantity" produksi yang besar akan menurunkan biaya produksi

macam-macam briket
macam-macam briket
1. Briket batu bara

Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun dari
butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu,
agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah dalam
pemanfaatanny.Manfaat briket batu bara

Pemasok Bahan Bakar Yang Potensial dan Dapat Dihandalkan Untuk Rumah Tangga dan
Industri Kecil

Sumberdaya Energi Yang Mampu Menyuplai Dalam Jangka Panjang

Pengganti BBM/Kayu Bakar Dalam Industri Kecil dan Rumah Tangga

Merupakan tempat penyerapan tenaga kerja yang cukup berarti baik di pabrik briketnya,
distributor, industri tungku, dan mesin briket dsbnya.

Merupakan bahan bakar yang harganya terjangkau bagi masyarakat pada daerah-daerah
terpencil.

Memberikan sumber pendapatan kepada penyuplai bahan baku briket seperti batubara,
tanah liat, kapur, serbuk biomas, dsbnya.

Sebagai wadah pengalihan teknologi dan keterampilan bagi tenaga kerja Indonesia baik
langsung maupun tidak langsung.

Menghasilkan briket batubara yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat berpenghasilan


rendah dan UKM dalam kebutuhan energinya yang akan terus meningkat setiap tahunnya

prose pembuatan

Terdapat dua cara pembuatan briket batubara :

Teknologi tanpa karbonisasi


Batubara halus ( -3 mm) dicampur bahan pengikat ( dapat berupa tepung tapioca, serbuk
tanah liat, molase atau pengikat lainnya) lalu dicetak pada tekanan pembriket 200 400
kg/cm2, selanjutnya dikeringkan.

Teknologi dengan karbonisasi


Batubara dipanaskan pada temperatur 700 C selama 3 - 4 jam, didinginkan, digerus
sampai -3 mm. Selanjutnya dilakukan pekerjaan seperti no. 1 di atas.

Teknologi biobatubara (biocoal)


Batubara halus - 3 mm dikeringkan sampai kadar air 10 %, ditambahkan biomasa
(berupa bagas, serbuk gergaji) kemudian dicetak pada tekanan pembriketan 2-3 ton/cm2.

Jenis briket yang sekarang sudah populer di masyarakat :

Menurut bahan bakunya :


Briket batubara, briket arang batok, briket arang kayu, briket sawdust, briket
jerami padi, briket sisa sabut kelapa, dll tergantung bahan baku apa saja
yang bisa dipadatkan.

Menurut proses adonannya/ cara cetaknya:


Proses kering (dry) biasanya langsung cetak tanpa lem/perekat biasanya
menggunakan mesin dengan presure tinggi, proses adonan basah (wet)
biasanya di cetak pakai perekat ditambah bahan lain untuk menambah kuat
tekan/kekerasan

Menurut jenisnya (perlakuannya):


Briket non karbonisasi ( tanpa di arangkan dahulu ), briket karbonisasi
( diarangkan ) briket karbonisasi harganya lebih mahal di pasar lebih panas,
smoke less dan kalorinya lebi tingi

Menurut bentuknya:
Briket bentuk telur, bentuk bantal, bentuk dom, bentuk elipse, bentuk kenari,
bentuk biji jengkol, bentuk biji kenari,bentuk sarang tawon ( honey comp)
bentuk hexagonal/segi enam, bentuk kubus, bentuk bulat silindris,
etc...briket di cetak dengan bentuk tertentu hanya untuk memeprmudah
penyalaan/mempermudah supply oksigen pas waktu proses pembakaran,
selebihnya hanya mengikuti tren pasar dan mengikuti produsen mesin yang
tersedia di suatu negara supaya variatif. Bentuk briket tidak mencerminkan
kualiats secara khusus.
Mesin briket yang sekarang beredar dipasaran antara lain : roller/moulding,
skrewder, mesin impact, dan mesin hidrolik. Pemilihan Mesin untuk produksi
tersebut sangat menentukan dalam hasil output, jenis bahan briketnya,
sama proses adonan, dan bentuknya
Kita produsen briket yang berlokasi di Cirebon Jawa Barat :
Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar. Terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang
mengendap di dalam tanah selama jutaan tahun. Endapan tersebut selanjutnya berubah bentuk
akibat proses fisika dan kimia yang berlansung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara
termasuk dalam katagori bahan bakar fosil.

Keunggulan Batubara

Memiliki cadangan yang besar +/- 160 tahun

Dapat diperoleh dari banyak sumber dengan harga stabil

Harganya lebih murah dari minyak dan gas

Aman untuk ditransportasikan dan disimpan

Dapat ditumpuk di lokasi sementara

Tidak banyak terpengaruh oleh cuaca dan hujan

Dapat dikembangkan dengan teknologi batubara bersih

Briket batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan sedikit campuran
seperti tanah liat dan tapioka. Briket batubara mampu menggantikan sebagian dari kegunaan
Minyak tanah sepeti untuk : Pengolahan makanan, pengeringan, pembakaran dan pemanasan.
Bahan baku utama Briket batubara adalah batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan
mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun.
Bahan Campuran dan Fungsi
A. Batubara, sebagai bahan utama pembuatan briket batubara.
Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin tinggi Semakin tinggi nilai
kalorinya, pembakaran akan semakin lama karena unsur zat yang mudah terbakar (volatile
matter) yang dikandungnya akan semakin sedikit Semakin banyak komposisi batubaranya,
pembakaran yang dihasilkan akan semakin panas dan semakin lama. Semakin tinggi nilai
kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar volatile matternya akan semakin sedikit Semakin
rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin berkurang dan lama pembakaran
akan semakin cepat. Batubara dengan nilai kalori rendah juga mengandung banyak air sehingga
menyulitkan dalam penyalaan, berasap dan panas yang berkurang. Solusinya dengan cara
pengeringan (mengurangi kadar air) dan dengan cara karbonisasi (menaikkan kadar kalori
batubara)
Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama
Pemilihan tepung tapioka yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan daya rekat yang kuat
dan tidak mudah hancur. Pembuatan adonan perekat dari tepung tapioka dengan air juga harus

diperhatikan sehingga benar-benar matang dan kental. Setelah adonan jadi sebaiknya didinginkan
terlebih dahulu sehingga adonan tersebut benar-benar kental dan rekat
Kelemahan Briket Batubara dan Solusinya
1. Sulit dalam penyalaan, solusinya :
Bahan baku batubara dan tanah liat dalam keadaan kering (dijemur terlebih dahulu), sehingga
kadar airnya rendah.
Bahan baku batubara dan tanah liat di-crusher dan di-screen terlebih dahulu dengan
menggunakan lubang saringan yang kecil dari 3 mm2
Memperbesar komposisi biomassa (serbuk kayu keras), karena biomassa dapat membantu
mempercepat proses penyalaan
Briket batubara yang sudah dicetak harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur atau
dipanaskan dengan oven sebelum dikemas dalam karung. Hal ini untuk menghindari briket
lembab saat digunakan nantinya
2. Berasap dan berbau, solusinya :
Semua bahan diusahakan dalam keadaan kering, karena kelembaban dan kadar air yang banyak
menyebabkan asap yang banyak dan berbau
Pemberian angin atau menggunakan cerobong pada saat penyalaan awal akan membantu briket
cepat menjadi bara sehingga asap dan bau yang dihasilkan dari pembakaran briket tersebut juga
akan berkurang
Penambahan unsur kapur dalam komposisi briket. komposisi terbaik untuk kapur 1%. Hal ini
juga akan mengurangi kadar asap dan bau
Pemberian biomassa juga akan membantu mempercepat batubara menjadi bara sehingga asap
dan bau akan cepat berkurang
Dengan cara batubara dikarbonisasi terlebih dahulu, karena dengan proses karbonisasi, telah
membuang sebagian zat terbang dan gas-gas sisa pembakaran
3. Panas dan lama pembakaran, solusinya :
Pemilihan batubara dengan kalori tinggi atau dengan cara dikarbonisasi

Dengan memperbesar komposisi batubara. Karena semakin banyak komposisi batubaranya


maka akan semakin lama dan semakin panas hasil pembakarannya
Penentuan komposisi tanah liat dan jenis tanah liat juga berpengaruh terhadap lama
pembakaran. Pemilihan tanah liat yang baik akan membuat briket lebih rekat, padat dan keras
yang akhirnya juga memperlama proses pembakaran
Pengeringan hasil briket. Karena briket yang lembab dan basah akan berpengaruh besar
terhadap panas yang dihasilkan
4. Kepadatan dan kekerasan, solusinya :
Pemilihan tanah liat yang baik yang mengandung unsur kaulinik sehingga mempunyai daya
rekat dan kekerasan yang tinggi serta cepat kering
Penghancuran (crusher) dan penyaringan (screen) bahan baku juga berpengaruh terhadap
kekerasan hasil cetak. Semakin kecil partikel bahan baku akan membuat partikel tercampur
(mixer) lebih merata dan padat serta tidak mudah hancur
Pemilihan tepung tapioka dan pembuatan adonan tapioka yang baik sehingga didapatkan
campuran adonan tapioka yang kental dan mempunyai daya rekat yang baik
Penjemuran atau peng-oven-an hasil briket sampai benar-benar kering sebelum dikemas dalam
karung. Untuk mengurangi briket yang hancur dan mutu yang buruk saat pengiriman dan
pemakaian
Jenis Briket Batubara
1. Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih dahulu proses karbonisasi sebelum
menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat zat yang terkandung dalam Briket Batubara
tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau dan berasap,
namun biaya produksi menjadi meningkat karena pada Batubara tersebut terjadi rendemen
sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga serta lebih aman
dalam penggunaannya.
2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses
menjadi Briket dan harganyapun lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam
Briket Batubara maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku (bukan kompor)
sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat terbang yang
muncul dari Briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku. Briket ini umumnya
digunakan untuk industri kecil.
Bahan Baku Briket Batu Bara .
1. Briket Batubara Tanpa Karbonisasi

Bahan baku utama briket batubara tanpa karbonisasi adalah batubara yang tidak melalui proses
karbonisasi. Komposisi campurannya adalah batubara 80% 95%, bahan pengikat 5% 20%,
bahan imbuh 0% -5 %.
2. Briket Batubara Terkarbonisasi
Bahan baku utama briket batubara terkarbonisasi adalah batubara dengan persentase antara 80
90%, sisanya 5 15% merupakan bahan pengikat dan bahan imbuh. Bahan imbuh yang biasa
digunakan adalah kapur dengan kadar maksimum 5% yang berfungsi sebagai adsorban untuk
menangkap SO2.
3. Briket Bio-Batubara
Bahan baku briket bio-batubara terdiri dari : batubara, biomas, bahan pengikat dan kapur.
Komposisi campurannya adalah batubara 50% 80%, biomas 10% 40%, bahan pengikat 5%
l0%, bahan imbuh (kapur) 0% 5%.
4. Light Coal
Light coal tidak digolongkan pada jenis dan tipe briket batubara karena tidak melalui proses
pembriketan sehingga tidak punya komposisi campuran. Namun karena dalam prosesnya melalui
pemanasan, maka spesifikasinya disamakan dengan bahan baku briket batubara terkarbonisasi
Prosedur Pembuatan Briket Batu Bara
1. Briket Batubara Tanpa Karbonisasi
Dalam proses pembuatan briket batubara tanpa karbonisasi, bahan baku utamanya adalah
batubara mentah (raw coal) dan menggunakan bahan pengikat organik atau pengikat anorganik.
2. Briket Batubara Terkarbonisasi
Pada proses pembuatan briket batubara terkarbonisasi, bahan baku utarnanya adalah batubara
yang telah dikurangi kadar zat terbangnya menjadi maksimum 15%.
3. Briket Bio-Batubara
Mengingat biomas bersifat mudah meregang (plastisitas tinggi), maka pada proses
pembriketannya tidak eukup hanya dengan menambahkan bahan pengikat, namun juga
memerlukan tekanan yang tinggi, sekitar 2 ton/cm2. Pemakaian biomas bertujuan selain untuk
menurunkan temperatur penyalaan briket, juga untuk mempercepat proses pembakaran yang
sempurna dari briket sehingga dapat mengurangi emisi gas buang.
4. Light Coal
Jenis bahan bakar ini merupakan produk terbaru bahan bakar padat berbasis batubara. Proses
pembuatannya melalui proses thermal upgrading pada suhu minimal 200 C, bahan bakar
tersebut sudah dapat langsung digunakan. Namun, karena porositasnya kecil, maka alat
pembakarnya harus dilengkapi dengan blower.

Contoh Mesin Briket Batubara


Mesin briket batubara dengan konveyor
Keunggulan Briket Batubara
1. Lebih murah,
2. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama,
3. Tidak beresiko meledak/terbakar,
4. Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga,
5. Sumber Batubara berlimpah.
Tipe briket batubara dan bahan bakar padat berbasis batubara adalah:
1. Briket Batubara Tipe TelurIBantallKenari
2. Briket Batubara Tipe Sarang Tawon (Kubus dan Silinder)
3. Bahan Bakar Berbentuk Butiran
Jenis dan Ukuran Briket Batubara
1. Bentuk telur : sebesar telur ayam
2. Bentuk kubus : 12,5 x 12,5 x 5 cm
3. Bentuk selinder : 7 cm (tinggi) x 12 cm garis tengah
Adapun standar ukuran briket batubara tipe sarang tawon (Kubus dan Silinder)
NO BENTUK PENAMPANG TINGGI
1 kubus Lebar x panjang = 125 x 125 mm 75 I00 mm
(3 4 inc.)
2 silinder Diameter = 125 mm 75 I00 mm
(3 4 inc.)
Kandungan pada batubara
Heating Value (HV) (calorific value/Nilai kalori) : Banyaknya jumlah kalori yang dihasilkan
oleh batubara tiap satuan berat dinyatakan dalam kkal/kg.
Moisture Content (kelembabpan) : Kelembabpan batubara ditentukan oleh jumlah kandungan air
yang terdapat dalam batubara. Kandungan air dalam batubara dapat berbentuk air internal(air
senyawa/unsur), yaitu air yang terikat secara kimiawi. Jenis air ini sulit dihilangkan tetapi dapat
dikurangi dengan cara memperkecil ukuran butir batubara. Jenis air yang kedua adalah
aireksternal, yaitu air yang menempel pada permukaan butir batubara. Batubara mempunyai sifat
hidrofobik yaitu ketika batubara dikeringkan, maka batubara tersebut sulit menyerap air,
sehingga tidak akan menambah jumlah air internal.
Ash content (kandungan abu) : Komposisi batubara bersifat heterogen, terdiri dari unsur organik
dan senyawa anorgani, yang merupakan hasil rombakan batuan yang ada di sekitarnya,
bercampur selama proses transportasi, sedimentasi dan proses pembatubaraan. Abu hasil dari

pembakaran batubara ini, yang dikenal sebagai ash content. Abu ini merupakan kumpulan dari
bahan-bahan pembentuk batubara yang tidak dapat terbaka atau yang dioksidasi oleh oksigen.
Bahan sisa dalam bentuk padatan ini antara lain senyawa SiO2, Al2O3, TiO3, Mn3O4, CaO, Fe2O3,
MgO, K2O, Na2O, P2O, SO3, dan oksida unsur lain.
Sulfur Content (Kandungan Sulfur) : Belerang yang terdapat dalam batubara dibedakan menjadi
2 yaitu dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Beleranga dalam bentuk anorganik dapat
dijumpai dalam bentuk pirit (FeS2), markasit (FeS2), atau dalam bentuk sulfat. Mineral pirit dan
makasit sangat umum terbentuk pada kondisi sedimentasi rawa (reduktif). Belerang organik
terbentuk selama terjadinya proses coalification. Adanya kandungan sulfur, baik dalam bentuk
organik maupun anorganik di atmosfer dipicu oleh keberadaan air hujan, mengakibatkan
terbentuk air asam. Air asam ini dapat merusak bangunan, tumbuhan dan biota lainnya.
Hasil pembakaran batubara
Pembakaran batubara menghasilkan limbah yang lebih banyak dibandingkan bahan bakar
minyak dan gas. Limbah batubara dapat berupa limbah padat batubara (bottom ash), abu terbang
(fly ash) maupun lumpur flue gas desulfurization. Pembakaran batubara akan menghasilkan abu,
gas-gas oksida belerang (SOX), oksida nitrogen (NOX), gas hidrokarbon, karbon monoksida (CO)
dan karbon dioksida (CO2).
Abu
Abu batubara adalah bagian dari sisa pembakaran batubara pada boiler berbentuk partikel halus
amorf dan bersifat Pozzolan, berarti abu tersebut dapat bereaksi dengan kapur pada suhu kamar
dengan media air membentuk senyawa yang bersifat mengikat. Dengan adanya sifat pozzolan
tersebut abu terbang mempunyai prospek untuk digunakan berbagai keperluan bangunan.
Abu terbentuk dari perubahan bahan mineral (miniral matter) karena proses pembakaran. Pada
pembakaran batubara dalam pembangkit tenaga listrik terbentuk dua jenis abu yakni abu terbang
(fly ash) dan abu dasar (bottom ash). Komposisi antara abu terbang dan abu dasar tergantung
sistem pembakarannya. Dalam tungku pulverized coal sistem basah antara 45-55 %, dan
tungkuunderfeed stoker 30-80 % dari total abu batubara.
Oksida Belerang
Belerang terdapat pada batubara dengan kadar bervariasi, jauh di bawah 1% sampai lebih dari
4%. Unsur ini terdapat dalam batubara dalam 3 bentuk yakni belerang organik, pirit dan sulfat,
belerang organik dan belerang pirit merupakan sumber utama emisi oksida belerang. Dalam
pembakaran batubara, semua belerang organik dan sebagian belerang pirit menjadi SO2. Oksida
belerang ini selanjutnya dapat teroksidasi menjadi SO3. Sedangkan belerang sulfat disamping

stabil dan sulit menjadi oksida belerang, kadar relatifnya sangat rendah dibanding belerang
bentuk lainnya.
Oksida-oksida belerang yang terbawa gas buang dapat bereaksi dengan lelehan abu yang
menempel dinding tungku maupun pipa boiler sehingga menyebabkan korosi. Sebagian
SO2 yang diemisikan ke udara dapat teroksidasi menjadi SO3 yang apabila bereaksi dengan uap
air menjadi kabut asam sehingga menimbulkan turunnya hujan asam.
Oksida Nitrogen
Nitrogen umumnya terikat dengan material organik dalam batubara dan kadarnya kurang dari
2%. Pada pembakaran, nitrogen akan dirubah menjadi oksida nitrogen dan disebut NOx. Selain
nitrogen dari batubara, NOx juga dapat terbentuk dari nitrogen dalam udara pembakaran. Zat
nitrogen oksida ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi di atmosfer, zat ini
membentuk partikel-partikel nitrat amat halus yang menembus bagian terdalam paru-paru.
Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida (CO) terbentuk pada pembakaran tidak sempurna. Gas ini dihasilkan dari
proses oksidasi bahan bakar yang tidak sempurna. Gas ini bersifat tidak berwarna, tidak berbau,
tidak menyebabkan iritasi. Reaksi yang tidak sempurna antara karbon dan oksigen adalah
sebagai berikut:
C + O2 CO
Selain menghasilkan energi lebih rendah, gas CO merupakan polutan yang dapat mencemari
lingkungan terutama untuk para pekerja di lingkungan tertutup. Untuk pembakaran batubara
dalam pembangkit listik yang modern, pembentukan CO biasanya kecil sehingga tidak perlu
dikhawatirkan karena jumlah oksigen (udara) yang dipasok biasanya sudah dihitung dan dipasok
berlebih.
Asap dan Gas Hidrokarbon
Asap dan gas hidrokarbon terbentuk pada pembakaran yang sangat tidak sempurna. Asap
terutama terdiri dari partikel-partikel karbon yang tidak terbakar. Sedangkan gas-gas hidrokarbon
adalah senyawa-senyawa karbon dan hidrogen hasil pemecahan bahan organik batubara yang
belum mengalami oksida oksigen lebih lanjut. Seperti karbon monoksida, pembentukan asap dan
gas-gas hidrokarbon menyebabkan rendahnya efisiensi pembakaran bahkan jauh lebih rendah
dari yang diakibatkan oleh pembentukan karbon monoksida.
Karbon Dioksida

Dalam pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, tujuan utamanya adalah semaksimal
mungkin mengkonversikan unsur utama dalam batubara yakni C (karbon) menjadi CO2 sehingga
dihasilkan energi yang tinggi. Dikarenakan batubara mengandung kadar karbon paling tinggi
dibanding bahan bakar fosil lainnya seperti minyak dan gas, maka pembakaran batubara
dianggap merupakan sumber emisi CO2 terbesar.
Teknologi penanganan abu
Sisa pembakaran batubara berupa abu, baik itu fly ash dan bottom ash harus dikelola dengan baik
agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Teknologi yang saat ini umum digunakan untuk
menggelola abu sisa pembakaran yaitu:
1.

Mechanical collection

2.

Sidestream Separator

3.
Baghouse : udara yang mengandung abu dihisap kedalam tas-tas penyimpanan (seperti
prinsip kerja vacuum cleaner).
4.
Wet Scrubber : alat ini menyebabkan abu terbang bercampur dengan air dengan laju aliran
yang tinggi, lalu air yang telah tercemar abu akan dilirkan menuju tempat pembuangan dan
pengolahan air.
5.
Electrostatic Precipitator : metode untuk menangkap abu sebelum udara hasil pembakaran
batubara dibuang be cerobang asap. ESP terdiri dari electrode positif dan negative untuk
menangkap abu terbang.

Briket Batubara
Briket batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan
sedikit. Campuran seperti tanah liat dan tapioka. Briket batubara mampu menggantikan
sebagian dari kegunaan minyak tanah seperti untuk pengeringan, pembakaran dan
pemanasan. Bahan baku utama briket adalah batubara yang melimpah dan mempunyai
cadangan untuk waktu yang masih lama. Teknologi pembuatan briket tidak terlalu
rumit dan dapat dikembangkan dalam waktu singkat.
Teknologi pembuatan briket batubara dari batubara bubuk yang dapat
menimbulkan kesulitan pada waktu pengangkutan ternyata sudah banyak dilakukan di

beberapa negara. Hal yang mendorong pemanfaatan briket untuk masyarakat dan
industri kecil di Indonesia antara lain :
-

Potensi batubara di Indonesia yang sangat besar.

Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana, dengan investasi sedikit.

Batubara yang ada di Indonesia mudah pecah dan berkalori tinggi.

Memanfaatkan batubara bubuk yang tidak dipakai, sehingga menjadi lebih bermanfaat.

Keunggulan briket batubara antara lain :


-

Lebih murah

Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama

Tidak berisiko meledak

Tidak mengeluarkan udara bising serta tidak berjelaga

Sumber batubara melimpah


Namun demikian briket memiliki keterbatasan yaitu antara lain waktu penyalaan
awal memakan waktu 5-10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak tanah.
Briket batubara yang baik hanya efisien jika digunakan untuk jangka waktu diatas 2
jam.
Jenis-jenis briket barubara yaitu

1. Dari proses produksi, briket terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

Briket karbonisasi

Briket non-karbonisasi

2. Dari segi bentuk, briket terbagi menjadi dua, yaitu :


Briket tipe yontan (silinder) dangan garis tengah 150 mm, tinggi 142 mm, berat 3,5 kg dan
mempunyai lubang-lubang sebanyak 25 lubang.
Briket tipe egg (telor) yang dipergunakan untuk bahan bakar industri kecil seperti untuk
pembakaran kapur, bata, genteng, gerabah dan lain sebagainya. Jenis ini mempunyai
lebar 32-39 mm, panjang 46-58 mm dan tebal 20-24 mm.
Briket batubara tanpa karbonisasi untuk menghasilkan produk yang lebih murah
namun tetap aman. Bahan baku batubara untuk briket jenis ini tidak dikarbonisasi
sebelum diproses menjadi briket. Untuk mengurangi atau menghilangkan zat terbang
yang masih terkandung dalam briket batubara maka pada penggunaannya harus

menggunakan tungku yang benar sehingga menghasilkan pembakaran sempurna


dimana seluruh zat terbang yang muncul dari briket akan habis terbakar oleh lidah api
dipermukaan tungku. Briket ini dianjurkan untuk industri kecil.
Briket batubara non karbonisasi atau briket batubara biasa merupakan jenis
briket yang pembuatannya sangat sederhana dan biasanya berkualitas rendah. Dari
proses sederhana tersebut, terlihat bahwa makin baik bahan baku yang digunakan,
makin baik pula kualitas briket batubara yang dihasilkan. Batubara dengan pengotor
yang rendah akan menghasilkan emisi yang rendah pula. Sementara bahan imbuhan
yang digunakan biasanya berupa kapur yang dapat mengikat senyawa beracun, biomasa
untuk memudahkan proses pembakaran dan menyerap emisi, serta lempung dan kanji
sebagai zat perekat

Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk
memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu
bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa.
Antara tahun 2008-2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor.[1]
Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat pertanian karena biomassa limbah hasil
pertanian dapat dijadikan briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari
biomassa, dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.

Bahan penyusun briket dapat mencakup:[2][3]

Bahan bakar utama:

o Arang kayu
o Batu bara
o Biomassa:
o Gambut

Bahan pendukung:
o Batu kapur (pewarna)
o Pati (pengikat)
o Boraks (bahan pelepas, release agent)
o Natrium nitrat (akselerator)
o Malam (wax, sebagai pengikat, akselerator, dan penyala (igniter))

Briket dibuat dengan menekan dan mengeringkan campuran bahan menjadi blok yang keras.
Metode ini umum digunakan untuk batu bara yang memiliki nilai kalori rendah atau serpihan
batu bara agar memiliki tambahan nilai jual dan manfaat. Briket digunakan di industri dan rumah
tangga.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan briket sebaiknya yang memiliki kadar air rendah untuk
mencapair nilai kalor yang tinggi. Keberadaan bahan volatil juga mempengaruhi seberapa cepat
laju pembakaran briket; bahan yang memiliki bahan volatil tinggi akan lebih cepat habis terbakar

Mesin pembuat briket adalah mesin yang digunakan untuk memproses limbah dan residu usaha
kehutanan dan pertanian menjadi briket. Sebelum dijadikan briket, bahan mentah harus diberikan
perlakuan tertentu seperti pemurnian dan pengecilan ukuran partikel.
Mesin press briket bekerja dengan tiga mekanisme dasar:

Tipe ulir (screw type). Briket ditekan dengan memanfaatkan mekanisme ulir archimedes.
Umumnya digerakkan oleh motor.

Tipe stamping, yaitu mekanisme menekan dengan tuas sehingga seolah bahan baku briket
"terinjak" dan membentuk briket yang padat. Tipe ini memungkinkan briket dibuat dalam
berbagai bentuk dan ukuran.

Tipe hidrolik yang bekerja dengan mekanisme hidrolik.

Fasilitas pembuatan briket harus memiliki berbagai langkah dalam pembuatan bahan baku
hingga selesai menjadi briket. Perlakuan awal yang biasanya diberikan dalam pembuatan briket
adalah debarking (penghilangan kulit kayu, bark), pengecilan ukuran partikel, pengeringan, dan
pengayakan. Kadar air harus rendah untuk mendapatkan nilai kalori tertinggi, namun
pengeringan lebih lanjut umumnya menjadi tidak efisien. Kadar air antara 12-15% diperkirakan
angka yang ideal, tergantung bahan baku yang digunakan.[5]
Pemanfaatan bahan bakar padat seperti briket batu bara umumnya tidak disarankan untuk
digunakan di rumah tangga karena asapnya yang pekat. Diperlukan tungku khusus yang
mengatasi masalah tersebut.[6]
Briket memiliki harga yang murah dibandingkan bahan bakar jenis lainnya sehingga
penggunaannya dalam dunia industri dapat memberikan penghematan biaya. Di daerah Ketahun,
Bengkulu Utara, briket telah digunakan sebagai pengganti kayu bakar yang harganya semakin
naik. Penggunaan briket diketahui memberikan manfaat dari sisi pengeluaran usaha

Galeri

Blok briket gambut

Briket batu bara

Briket batu bara

Briket jerami

Briket biomassa dari jerami hijau

Yeontan, briket batu bara Jepang

Mametan (), briket batu bara Jepang

Ogatan (), briket arang Jepang yang terbuat dari serbuk gergaji

Anda mungkin juga menyukai