RANCANGAN PEDOMAN
Penilaian Kinerja Operasi dan Pemeliharaan
(Sungai, Pantai, Lahar, dan Sedimen)
Oktober 2015
Daftar Isi
Bagian 1
Lingkup Pedoman........................................................................
Bagian 2
Dasar Hukum..............................................................................
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Pelaporan.................................................................................
Pengantar
Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OP) memegang peran penting dalam rangka
mendukung terwujudnya kemanfaatan prasarana sumber daya air (SDA) yang
berkelanjutan. Pun dalam rangka penanganan darurat akibat bencana yang akhirakhir ini semakin sering terjadi, seperti kejadian banjir, kekeringan, tanah longsor,
abrasi pantai, dan banjir lahar sedimen. Kegiatan OP yang dilaksanakan dengan
baik tentu dapat mengantisipasi dan meminimalkan dampak dari kejadian
tersebut. Oleh karena itu, penting bagi keberlangsungan kegiatan OP untuk
dipantau dan dievaluasi.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan terhadap kemampuan organisasi pelaksana dalam
mengelola dana OP, mengendalikan kegiatan OP sesuai rencana, dan menilai
tingkat kepuasan masyarakat yang berhak memperoleh layanan. Hasil evaluasi
dapat digunakan oleh pimpinan organisasi dalam menilai dan mengupayakan
peningkatan kinerja bagi unit pelaksana OP yang dipimpinnya. Bagi negara,
evaluasi ini bermanfaat dalam hal peningkatan ke-efektif-an penggunaan APBN.
Seperti yang telah disampaikan dalam Pedoman OP SDA, efektivitas pelaksanaan
OP SDA akan berpengaruh langsung terhadap hasil penerimaan Biaya Jasa
Pengelolaan (BJP) SDA yang lebih baik. Penerimaaan BJP SDA yang lebih baik
berarti merupakan penguatan kemampuan pendanaan OP setidaknya dapat
mencegah terjadinya kenaikan tarif BJP SDA, serta meringankan penggunaan
dana APBN untuk menutup biaya perbaikan preventif dan rehabilitatif sebagai
kewajiban pemerintah (government obligation). Dengan kemampuan penyediaan
dana yang meningkat berarti ketepatan jadwal pelaksanaan pemeliharaan rutin
serta peningkatan kemampuan mobilitas inspeksi prasarana SDA akan semakin
membaik.
Bagian 1
Lingkup Pedoman
Bagian 2
Dasar Hukum
Rakyat Nomor
Bagian 3
Penilaian kinerja adalah kegiatan evaluasi yang dilaksanakan menerus dari tahun
ke tahun di dalam unit pelaksana OP, dengan tujuan sebagai berikut:
1. Sebagai instrumen pertanggungjawaban dalam penggunaan dana dan
anggaran OP.
2. Sebagai instrumen kendali kontrol bagi Direktorat Pembina terkait dana
dan anggaran OP yang telah diserahkan kepada Unit Pelaksana OP.
3. Sebagai instrumen evaluasi bagi unit pelaksana OP agar tercipta kinerja
yang semakin baik dari tahun ke tahun.
4. Sebagai instrumen penilai sejauhmana unit OP telah berhasil menyediakan
layanan yang semakin baik bagi masyarakat.
Penilaian kinerja dilakukan dengan metode pelaporan per periodik tertentu. Isi
laporan memuat informasi pencapaian tujuan dan sasaran strategis OP SDA,
pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan, penjelasan yang memadai
atas pencapaian kinerja atau kegagalan.
Bagian 4
Bagian 5
Tabel 1
No
Parameter Penilaian
Kinerja
Kapasitas organisasi
Kemacetan atau
tertundanya pelaksanaan
pemeliharaan korektif
4
5
Penggunaan sumber
daya
Pengendalian barang
sediaan (stok bahan,
suku cadang peralatan)
Dinamika perkembangan
kondisi lingkungan
terkait SDA
dinilai 80 90. Nilai 100 hanya untuk peralatan baru. Apabila suatu
unit pelaksana OP sama sekali tidak memiliki peralatan
pemantauan, maka nilai indikator ini adalah 0.
g. Ketersediaan peralatan komunikasi dan mobilisasi.
Ketersediaan peralatan komunikasi dan mobilisasi mutlak diperlukan
bagi unit pelaksana OP. Penilaian didasarkan pada kualitas dan
kuantitasnya. Apabila kondisi fisik fungsi peralatan memadai, maka
indikator ini dinilai 80 90. Nilai 100 hanya untuk peralatan baru.
Apabila suatu unit pelaksana OP tidak memiliki satu pun peralatan
komunikasi dan mobilisasi, maka nilai indikator ini adalah 0.
h. Tertundanya pemeliharaan rutin.
Rencana pemeliharaan rutin di suatu unit pelaksana OP telah
ditentukan sejak satu tahun anggaran sebelumnya. Ketepatan
pelaksanaan pemeliharaan merupakan tanda bahwa penyerapan
dana dan anggaran OP berjalan dengan baik. Kepala Unit Pelaksana
OP dapat menilai indikator ini berdasarkan jadwal rencana di awal
tahun anggaran dan menyesuaikannya dengan realisasi di lapangan.
2. Kemacetan atau Tertundanya Pelaksanaan Pemeliharaan Korektif
Parameter kemacetan atau tertundanya pelaksanaan pemeliharaan korektif
dapat dilihat dari indikator:
a. Besarnya beban kebutuhan pemeliharaan korektif yang belum
tertangani.
Rencana pemeliharaan korektif di suatu unit pelaksana OP telah
ditentukan sejak satu tahun anggaran sebelumnya. Ketepatan
pelaksanaan pemeliharaan merupakan tanda bahwa penyerapan
dana dan anggaran OP berjalan dengan baik. Kepala Unit Pelaksana
OP dapat menilai indikator ini berdasarkan jadwal rencana di awal
tahun anggaran dan menyesuaikannya dengan realisasi di lapangan.
b. Efektivitas pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan preventif.
Apabila pemeliharaan preventif berjalan dengan baik, seharusnya
kebutuhan akan pemeliharaan korektif tidak terlalu besar. Indikator
ini dinilai berdasarkan frekuensi pemeliharaan korektif di satu lokasi
unit pelaksana OP. Semakin sering dilaksanakan pemeliharaan
korektif di satu lokasi yang sama, maka pemeliharaan preventif di
lokasi tersebut semakin tidak efektif.
c. Magnituda kerusakan prasarana OP SDA.
Semakin kecil magnituda kerusakan prasarana per tahun, maka
semakin efektif kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif yang
selama ini dijalankan. Kepala Unit Pelaksana OP dapat memberi nilai
sesuai kebijakan dan situasi di wilayahnya.
10
11
Bagian 6
12
Tabel 3
Nilai
Kinerja OP
Status
Kinerja OP
> 70
Baik
Penghargaan terhadap
parameter yang sesuai
target kinerja.
50 70
Cukup
< 50
Buruk
13
Bagian 7
Pelaporan
Jenis
laporan
Kegunaan laporan
Tengah
bulanan
Ka Unit Pelaksana
OP SDA kepada
Kepala Balai
Bulanan
Kepala Balai
kepada Direktorat
Pembina
Triwulan
Kepala Balai
kepada Direktorat
Pembina
Tengah
tahunan
Kepala Balai
kepada Direktorat
Pembina
Tahunan
Kepala Balai
kepada Direktorat
Pembina
14
perawatan air, sumber air, dan prasarana SDA, serta koordinasi pengelolaan SDA,
dan pemberdayaan masyarakat.
Laporan tengah tahun dibuat oleh unit organisasi pelaksana OP sebagai bagian
dari sistem pertanggungjawaban atas kemajuan program OP SDA. Laporan ini
selanjutnya akan diolah menjadi Laporan Kepala Balai untuk disampaikan kepada
Direktorat Pembina.
Laporan tahunan dibuat oleh unit organisasi pelaksana OP sebagai bagian dari
sistem pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dan pencapaian target kinerja
Balai. Informasi yang berkaitan dengan pencpaian target kinerja OP sekurangkurangnya mencakup penjelasan mengenai: (i) pencapaian tujuan dan sasaran
strategis OP SDA sampai dengan akhir tahun laporan; (ii) realisasi pencapaian
indikator kinerja yang telah ditetapkan pada tahun laporan; dan (iii) penjelasan
yang memadai atas pencapaian kinerja termasuk penjelasan mengenai alasan
terjadinya kegagalan dalam pencapaian target kinerja tahunan (jika ada).
15